BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi dalam bidang ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka konseptual Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. (Dhaniel, 2010) Dalam menyajikan Laporan Keuangan dibutuhkan pemilihan metode akuntansi yang tepat untuk memastikan setiap elemen dalam laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku. Perlakuan akuntansi mungkin berbeda pada tiap elemen laporan keuangan, juga mungkin berbeda pada bidang usaha tertentu yang memiliki karakteristik khusus. Salah satunya perusahaan yang bergerak dalam industri peternakan. Karena memiliki karakteristik yang unik, perusahaan jenis ini mempunyai kemungkinan untuk menyampaikan informasi yang lebih bias dibanding dengan perusahaan di bidang dagang, jasa maupun manufaktur. Terutama dalam hal pengakuan, pengukuran, serta penyajian mengenai aset biologis yang berupa tanaman maupun hewan. Oleh sebab itu, penelitian ini penting untuk dilakukan agar informasi yang dihasilkan akurat dan tidak bias.
1
2
Tumbuhan dan hewan mengalami transformasi biologis yang terdiri atas proses pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi yang menyebabkan perubahan secara kualitatif dan kuantitatif. Aset biologis dapat menghasilkan aset baru yang terwujud dalam agricultural produce atau berupa tambahan aset biologis dalam kelas yang sama. Oleh sebab itu, dalam penilaiannya diperlukan pengukuran yang dapat menunjukkan nilai aset tersebut wajar sesuai dengan kontribusinya dalam menghasilkan keuntungan ekonomis bagi perusahaan. Indonesia sampai saat ini belum memiliki standar khusus mengenai pengakuan, pengukuran, serta penyajian aset biologis. namun, terdapat beberapa pedoman yang bisa digunakan sebagai acuan perlakuan akuntansi aset biologis pada entitas yang bergerak di bidang peternakan, antara lain: Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik (P3LKEPP) Lampiran-12 Industri Peternakan, yang dikeluarkan Bapepam, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 tentang Aset Tetap, PSAK 16 tentang persediaan, serta International Accounting Standard (IAS) 41: agriculture. Pada 23 Desember 2008, IAI telah mendeklarasikan rencana Indonesia untuk melakukan konvergensi terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Sampai tahun 2012 hampir semua IFRS telah diadopsi, namun ada beberapa IFRS yang belum sepenuhnya diadopsi, termasuk IAS 41 agriculture yang belum sepenuhnya diadopsi karena masih menunggu revisi dari IASB. (Kartikahadi, et.al , 2012)
3
Penerapan IAS 41 umumnya sulit dilakukan karena terdapat kendala dalam penerapan nilai wajar (fair value). Seperti dalam perlakuan akuntansi atas Bearer Biological Asset (BBA) yang dianggap mendistorsi laporan keuangan dalam merefleksikan secara benar dan wajar pendapatan dari perusahaan agrikultur. Hal ini disebabkan karena BBA merupakan aset yang tidak diperjualbelikan sehingga sulit menentukan nilai pasar. sehingga penilaian akan didasarkan pada asumsi perusahaan yang mungkin berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Penerapan nilai wajar juga dianggap merugikan di sisi pajak karena tidak ada peraturan khusus mengenai pajak atas keuntungan dari valuasi aset biologis yang merupakan keuntungan belum direalisasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti lebih lanjut akan meneliti mengenai perlakuan akuntansi CV Milkindo Berka Abadi untuk menilai aset biologisnya, dengan judul “Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Biologis CV Milkindo Berka Abadi”. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti saat ini melakukan penelitian pada aset berupa hewan ternak, sementara peneliti terdahulu lebih banyak meneliti pada aset biologis berupa tanaman perkebunan.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana perlakuan akuntansi dalam menilai aset biologis CV Milkindo Berka Abadi? 2. Apakah perlakuan akuntansi aset biologis CV Milkindo Berka Abadi telah sesuai dengan IAS 41 agriculture? C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian pada pengakuan, pengukuran serta penyajian aset biologis dalam laporan keuangan CV Milkindo Berka Abadi pada tahun 2013 serta kesesuaiannya dengan IAS 41. Penelitian ini terbatas pada aset biologis berupa sapi yang dimiliki CV Milkindo Berka Abadi. D. Tujuan penelitian Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yaitu: 1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi aset biologis CV Milkindo Berka Abadi. 2. Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi aset biologis CV Milkindo Berka Abadi telah sesuai dengan IAS 41. E. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Pengetahuan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai aset biologis.
5
2. Memberi pengetahuan dan saran kepada perusahaan mengenai perlakuan akuntansi terhadap aset biologisnya. 3. Dapat memberi referensi kepada peneliti selanjutnya mengenai perlakuan akuntansi aset biologis.