BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Menurut Hartono (2014) individu-individu yang berpengalaman di dalam dunia
ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi yaitu penundaan konsumsi masa ini untuk dimasukkan ke dalam aset yang produktif selama periode waktu tertentu. Pasar modal di Indonesia merupakan salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Menurut Tandelilin (2010) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan
dana
dengan
pihak
yang
membutuhkan
dana
dengan
cara
memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga dapat berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Asumsinya, investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Banyaknya
saham
yang terdaftar dalam bursa
sering membuat investor
bingung dalam memilih saham yang baik untuk dimasukan ke dalam portofolionya. Oleh sebab itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat indeks yang berisi sahamsaham dari berbagai perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, kemampuan kapitalisasi pasar besar, kondisi keuangan perusahaan baik serta kondisi fundamental yang juga baik yaitu Indeks Likuid 45 (LQ45).
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2
Menurrut Hartonoo (2014) inndeks LQ 45 merupaakan indeks yang seriing d digunakan sebagai dassar pembenttukan portoofolio saham m. Saham-saham LQ 45 m merupakan saham likuuid kapitalisasi pasar yang y tinggi, yang mem miliki transakksi p perdagangan n tinggi, baik dari segi frekuensi f m maupun volum me, dan mem miliki prosppek p pertumbuhan n serta konddisi keuangan yang cukkup baik, tiidak fluktuaatif dan secaara o objektif telaah diseleksi oleh BEI. Selain itu, LQ 45 jikaa dilihat daari segi risikko, k kelompok saham LQ 45 4 memiliki risiko terenndah dibanddingkan sahaam-saham laain k karena fund damental kinnerja saham ini bagus dan d fluktuattif. Harga pada kelompok s saham LQ 45 4 cenderungg smooth seehingga mennjadikan retuurn dari capital gain tiddak s setinggi kelo ompok saham m yang menngalami flukttuasi harga signifikan. s Beriku ut ini adalahh fluktuasi return r saham m indeks LQ Q 45 periodde tahun 2011 h hingga tahun n 2015.
Retu urn Sahaam LQ 45 0.300 00 0.200 00 0.100 00 0.000 00 ‐0.100 00
2011
2012
2013
201 14
‐0.200 00 Return Saaham LQ 45 Sumber: daata yang telah diolah d (2017)
G GAMBAR 1 1.1 RETU URN SAHAM M LQ 45
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2015
3
TABEL 1.1 DATA RETURN SAHAM LQ 45 TAHUN 2011-2015 Tahun
Return Saham LQ45
2011
0,0183
Return Saham LQ45 (dalam %) 1,83%
2012
0,0914
9,14%
2013
-0,0460
-4,60%
2014
0,2641
26,41%
2015
-0,1065
-10,65%
Sumber: data yang telah diolah (2017)
Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa return pasar yang dilihat dari return saham LQ 45 mengalami fluktuatif dan sempat mengalami penurunan nilai pada tahun 2013 dan 2015 sebesar -4,60% dan -10,65%. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut. Meskipun saham-saham LQ 45 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu mempertimbangkan
berbagai
ketidakpastian
yang
mungkin
terjadi
dan
mengantisipasinya. Dalam kurun waktu 5 tahun tersebut terjadi fluktuasi return saham LQ 45, dengan kata lain ada masa di mana nilai LQ 45 naik dan ada kalanya nilai LQ 45 turun dari nilai periode sebelumnya. Fluktuasi harga saham pasar menggambarkan kondisi pasar, yaitu ketika pasar sedang baik dan investor optimis bahwa investasi di
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4
pasar modal akan menguntungkan, maka akan diikuti oleh meningkatnya harga saham-saham dan kondisi tersebut sering disebut pasar bullish, dan sebaliknya ketika pasar tidak baik akan diikuti menurunnya hargasaham dan kondisi tersebut dinamakan pasar bearish. Menurut Tandelilin (2010) untuk menggambarkan pola pergerakan harga-harga saham dalam primary trend, dalam The Dow Theory dikenal adanya dua istilah utama yaitu pasar dalam kondisi bergairah (bull market) dan pasar yang lesu (bear market). Pada saat pasar dalam kondisi bullish hampir semua saham mengalami peningkatan harga yang artinya memberikan keuntungan pada investor dan sebaliknya pada saat pasar dalam kondisi bearish hampir semua saham mengalami penurunan harga yang menyebabkan kerugian bagi investor. Untuk dapat meminimalkan risiko investasi saham di pasar modal, investor dapat melakukan portofolio (diversifikasi) saham dengan melakukan investasi pada banyak saham sehingga risiko kerugian pada satu saham dapat ditutup dengan keuntungan pada saham yang lainnya. Diversifikasi ditujukan meminimalisasi risiko tidak sistematis atau risiko yang tidak dapat dihilangkan. Risiko tidak sistematis berkaitan dengan risiko individual perusahaan masingmasing yang berbeda antara satu perusahaan dan perusahaan lain. Untuk mengetahui saham, yang memiliki tingkat keuntungan tinggi dengan risiko tertentu serta bagaimana meminimalkan risiko tersebut, perlu dilakukan analisis portofolio terlebih dahulu. Analisis portofolio akan membantu investor dalam mengambil keputusan untuk menentukan portofolio mana yang paling efisien mempunyai tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
keuntungan yang diharapkan terbesar dengan risiko tertentu atau yang mempunyai risiko terkecil. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian realisasi (realized return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan sebagai ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut adalah varian atau deviasi standar. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya (risikonya semakin tinggi). Model penentuan portofolio yang menekankan hubungan return dan risiko investasinya adalah model Markowitz. Model ini dapat mengatasi kelemahan diversifikasi random. Anggapan bahwa penambahan jumlah saham dalam satu portofolio secara terus-menerus akan memberikan manfaat yang semakin besar berbeda dengan model Markowitz. Model ini meyakini bahwa penambahan saham secara terus-menerus pada satu portofolio, pada suatu titik tertentu akan semakin mengurangi manfaat diversifikasi dan justru akan memperbesar tingkat risiko (Tandelilin,2010:116). Model
Markowitz
memperkenalkan
model
diversifikasi
portofolio.
Pengurangan risiko nonsistematis (firm-specific risk) dilakukan dengan cara diversifikasi sehingga hanya tertinggal systematic risk yang dikenal dengan istilah insurance principle.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai pengukuran kinerja portofolio menggunakan metode Markowitz. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Irma Yuana (2016) yang berjudul “Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Dengan Model Markowitz Sebagai Dasar Penetapan Investasi (Studi pada Saham yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia Periode Juni 2013 – November 2015)”. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat 7 saham yang termasuk dalam komposisi optimal yaitu saham Astra Agro Lestari Tbk, AKR Corporindo Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Kalbe Farma Tbk, United Tractors Tbk, UnileverIndonesia Tbk, dan Wijaya Karya (Persero) Tbk. Akan tetapi periode yang diambil pada penelitian ini terbilang singkat karena hanya mengambil data 2,5 tahun, hal ini dapat mengakibatkan kurang akuratnya data yang didapat untuk perhitungan portofolio optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Euginia Natalia, dkk (2014) yang berjudul Penentuan Portofolio Saham Yang Optimal Dengan Model Markowitz Sebagai Dasar Penetapan Investasi Saham (Studi Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012). Terdapat sembilan saham yang tergolong dalam portofolio optimal. Saham-saham tersebut adalah: PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), dengan proporsi sebesar 2,86%, PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA), dengan proporsi sebesar 16,20%, PT IndoFood CBP Sukses Makmur (ICBP), dengan proporsi sebesar 8,34%, PT. IndoFood Sukses Makmur, Tbk (INDF), dengan proporsi sebesar 14,21%, PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
proporsi sebesar 6,86%, PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan proporsi sebesar 8,10%, PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) dengan proporsi sebesar 5,72%, PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) dengan proporsi sebesar 31,33%, PT. Ultra Jaya Industri, Tbk (ULTJ) dengan proporsi sebesar 6,39%. Hasil penelitian ini adalah diperolehnya risiko yang minimal daripada sebelum diadakan perhitungan portofolio optimal. Investor dapat memilih sesuai dengan preferensinya saham mana diantara kesembilan saham tersebut yang akan dijadikan pilihan untuk berinvestasi. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ni Wayan Yuli Indrayanti (2013) yang berjudul “Penentuan Portofolio Optimal Dengan Model Markowitz Pada Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil pada penelitian ini adalah analisis dan perhitungan yang dilakukan memperlihatkan bahwa portofolio optimal yang dibentuk menggunakan model Markowitz terdiri dari lima buah saham, yaitu saham BSWD (Bank Of India Indonesia Tbk), BEKS (Bank Pundi Indonesia Tbk), MAYA (Bank Mayapada Internasional Tbk), BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk), dan BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk). Peneliti menilai bahwa saham sektor perbankan dapat dijadikan salah satu alternatif pilihan investasi. Investor yang tertarik untuk berinvestasi di sektor perbankan dapat menanamkan dananya pada portofolio optimal yang dibentuk oleh saham-saham berikut ini, yang terdiri dari saham Bank Of India Indonesia Tbk dengan proporsi dana 8,48 persen, Bank Pundi Indonesia Tbk sebesar 3,59 persen, Bank Mayapada Internasional Tbk sebesar 4,10 persen, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk sebesar 68,83 persen, dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 15,00 persen. Tingkat pengembalian yang ditawarkan oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
portofolio pada saham ini adalah 2,135 persen dengan tingkat penyimpangan risiko/varians portofolio sebesar 0,293 persen. Keterbatasan pada penelitian tersebut adalah sampel pada penelitian ini kurang bervariasi. Peneliti melakukan perhitungan portofolio optimal hanya pada satu sektor saham saja yaitu perbankan. Hal ini menyebabkan keterbatasan investor dalam memilih saham untuk berinvestasi. Seharusnya investor rmempunyai lebih banyak pilihan saham untuk berinvestasi karena hal ini dapat mengurangi risiko. Penelitian yang dilakukan Andi Muhammad Ayyub Rizal (2016) analisis portofolio menggunakan model Markowitz pada perusahaan pulp and paper di BEI menemukan bahwa terdapat 2 portofolio yang efisien yaitu PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk untuk proporsi sama dan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk untuk proporsi berbeda. Investor memilih portofolio yang efisien sesuai dengan preferensi keuntungan dan risiko yang ditanggungnya. Investor yang menyukai risiko lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi proporsi yang sama dan proporsi berbeda terdapat pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Investor yang tidak menyukai risiko biasanya cenderung mempertimbangkan keputusan investasi secara matang dan terencana pada proporsi sama dan proporsi berbeda terdapat pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dan PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Muhammad Ayyub Rizal (2016) terbatas pada pembentukan portofolio efisien. Jika dilakukan penelitian lebih lanjut, maka dapat membentuk sebuah portofolio optimal dimana investor yang tidak menyukai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
risiko (risk averse) dapat melakukan portofolio pada saham yang memberikan risiko terendah dengan tingkat imbal hasil tertentu. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penilitian yang telah dilakukan sebelumnya yang bertujuan untuk menjawab masalah dari ketidakpastian investasi tersebut. Perbedaannya terletak pada periode pengamatan, dasar pemilihan saham, dan model yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal tersebut. Model yang digunakan yaitu model Markowitz sebagai dasar pemilihan kandidat saham yang masuk dalam portofolio optimal. Portofolio optimal dengan model Markowitz yang dipilih dari sekian banyak alternatif portofolio efisien yang dapat memberikan tingkat return tertentu sesuai dengan risiko yang berani ditanggung oleh investor. Portofolio Markowitz juga memberikan hasil cukup efisien karena memiliki nilai return ekspektasi positif dari portofolio masing-masing. Faktor penentu dalam memilih anggota portofolio optimal terletak pada hasil bobot/proporsi untuk saham masing-masing. Maka untuk model Markowitz terutama dengan software yang ada saat ini menjadi daya tarik sendiri bagi para kaum investor awam. Selain mudah dimengerti, para investor tidak perlu menganalisis fundamental ataupun secara teknikal yang rumit untuk menentukan proporsi saham dalam setiap portofolio yang dapat memberikan mereka keuntungan optimal dengan returntertentu dan risiko yang minimal atau pada risiko yang sama dengan return terbesar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
Melihat kenyataan di atas, penulis akan melakukan penelitian berjudul “Analisis Risiko Portofolio Untuk Pemilihan Portofolio Optimal Pada Saham LQ-45 dengan Pendekatan Model Markowitz di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2015”. B.
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Saham-saham mana saja yang dapat membentuk portofolio saham yang optimal dengan menggunakan metode portofolio optimal Markowitz? 2) Bagaimana komposisi alokasi dana pada masing-masing kandidat saham yang tergabung dalam portofolio yang dibentuk metode Markowitz tersebut? 3) Bagaimana return dan risiko dari saham yang diteliti dengan menggunakan model Markowitz? C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.
Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a) Mengetahui mana saja yang dapat membentuk portofolio saham yang optimal dengan menggunakan metode portofolio optimal Markowitz. b) Untuk menguji kovarian dan kolerasi saham-saham yang membentuk portofolio. c) Untuk memberikan gambaran suatu pemilihan portofolio optimal dari portofolio-portofolio yangdibentuk dalam penelitian ini menurut model Markowitz.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
2.
Kontribusi penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya: a) Kontribusi praktik atau kebijakan Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal. b) Kontribusi akademik Bagi
peneliti
selanjutnya
hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakansebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan ke arah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z