1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seper..ti risiko kematian atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. Walaupun banyak metode untuk menangani risiko, namun asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai, asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun perusahaan.1 Dalam sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung denganp penanggung, penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. 2 Begitu beragam pengertian mengenai asuransi, yang pada pokoknya adalah menyangkut mengenai pengalihan dan atau manajemen risiko. Dalam hal ini UU No.2 Tahun 1992 tentang Perasuransian mendefinisikan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
1 2
Herman Darmawi, 2001, Manajemen Asuransi, Jakarta : Bumi Aksara, hlm 1. Ibid, hlm 2.
2 tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Bahwa dilihat dari definisi asuransi tersebut diatas, maka dapat ditarik sebuah benang merah tentang adanya hubungan hukum yang berbentuk hubungan kontraktual antara pihak penanggung yang dalam hal ini adalah perusahaan asuransi dengan pihak tertanggung atau nasabah asuransi. Dengan adanya hubungan hukum dalam bentuk perjanjian tersebut maka salah satu pihak dipastikan untuk tidak saling merugikan dan atau dirugikan oleh pihak lain, serta dalam hal ini masing-masing pihak mendapat perlindungan hukum untuk dapat melaksanakan kepentingan serta mendapat perlindungan atas haknya masing-masing. Perkembangan industri asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam kehidupan manusia, dimana dengan semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan manusia dalam usaha untuk meningkatkan kemakmurannya maka bertambah besar pula usaha manusia untuk mendayagunakan sumbersumber yang ada serta usaha untuk mengamankan baik atas diri atau keluarga mereka serta harta miliknya dari peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau menyebabkan timbulnya suatu hambatan dalam mencapai tujuan hidup mereka. Pada era yang semakin maju ini berbagai produk baru dalam usaha perasuransian memberikan suatu kebebasan tersendiri bagi calon konsumen atau calon nasabah untuk memilih produk asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa bentuk produk baru tersebut tentunya diharapkan mampu untuk memberikan jalan keluar yang terbaik bagi tertanggung asuransi manakala terjadi suatu risiko baik yang membahayakan jiwa, harta
3 maupun kehidupannya. Dengan adanya suatu sistem baru dalam dunia usaha tentu saja memerlukan suatu aturan baru pula untuk memberikan kepastian pemenuhan hak dan kepentingan dari masing-masing pihak, seperti sistem baru dalam produk asuransi tentunya menimbulkan masalah baru dalam hal memberikan perlindungan hukum bagi konsumen asuransi, sebagai contoh dalam produk unit link dalam asuransi. Unit link dalam asuransi sekilas merupakan produk asuransi yang sangat menarik untuk mengatasi beragam masalah dalam kehidupan tertanggung asuransi. Hal ini dikarenakan selain membayar premi asuransi, tertanggung asuransi juga diwajibkan untuk membayar investasi dalam asuransi. Dengan demikian dalam dalam sistem unit link, selain mendapatkan proteksi dan atau perlindungan untuk jiwanya, nasabah asuransi juga mendapatkan investasi dari pembayaran premi yang disetorkan kepada perusahaan asuransi. Sistem baru dalam produk asuransi ini membuat pola pikir nasabah menjadi terpaku bahwa jumlah premi asuransi yang telah di setorkan atau dibayarkan pada perusahaan asuransi pada waktunya nanti akan kembali sepenuhnya bahkan mendapat return lebih besar karena nilai yang dibayarkan akan meningkat dengan adanya pengelolaan investasi yang diambil dari pembayaran premi itu sendiri. Dalam sistem manajemen pemasaran asuransi PT Prudential Life Assurance, sebelum menjadi tertanggung asuransi, maka calon tertanggung diberikan penjelasan mengenai ilustrasi asuransi atas diri calon nasabah terlebih dahulu. Apabila calon nasabah atau dalam hal ini calon tertanggung asuransi menyatakan persetujuan / bersedia untuk menjadi calon tertanggung asuransi PT Prudential Life Assurance, maka calon tertanggung asuransi menandatangani ilustrasi asuransi sebagai bukti bahwa calon tertanggung asuransi menyatakan setuju atas isi dari ilustrasi asuransi tersebut.
4 Secara faktual, ringkasan ilustrasi asuransi PT Prudential Life Assurance berisi mengenai ilustrasi investasi, ilustrasi kesehatan & jiwa, serta manfaat asuransi dari tertanggung manakala terjadi suatu risiko. Namun, implementasinya dalam polis asuransi PT Prudential Life Assurance, hanya ilustrasi kesehatan & jiwa serta manfaat asuransi dari tertanggung yang dicantumkan dalam polis asuransi secara rinci, sedangkan mengenai ilustrasi investasi tidak dimasukkan secara rinci dalam polis asuransi. Hal ini sangat ironis mengingat salah satu faktor calon tertanggung asuransi menyatakan persetujuan untuk menjadi nasabah PT Prudential Life Assurance adalah adanya ilustrasi asuransi yang secara lengkap menguraikan tentang ilustrasi investasi dari tertanggung manakala terjadi suatu risiko. Hal tersebut di atas memberikan suatu kekhawatiran khususnya dalam lingkup perlindungan konsumen, bahwa menimbulkan suatu pertanyaan apakah investasi yang telah diberikan oleh tertanggung atau konsumen asuransi akan dijamin pemenuhannya oleh perusahaan asuransi. Dalam unit link ini, investasi yang dibayarkan oleh tertanggung asuransi akan dikelola oleh perusahaan pengelola dana investasi dan ditempatkan dalam instrumentinstrumen
investasi seperti obligasi, saham dan instrumen pasar uang.3 Sehingga
berkembangnya nilai investasi sangat bergantung pada kondisi ekonomi serta dimana dana tersebut ditempatkan, investasi dengan kondisi seperti ini adalah merupakan investasi yang diragukan (Impaired Investment) karena tidak pasti dalam pemenuhan jadwal pembayaran pokok investasi maupun hasil investasinya.
3
Laporan Tahunan Prulink PT Prudential Life Assurance 2009, hlm 3.
5 Asuransi dengan sistem unit link pada dasarnya adalah suatu bentuk asuransi yang menggabungkan perlindungan asuransi dengan investasi reksadana, jadi dalam hal ini nilai investasi yang dibayarkan oleh tertanggung asuransi tidak dapat dipastikan pengembalian. Besarnya nilai investasi dari tertanggung asuransi sangat bergantung pada kondisi perekonomian dari negara tempat perusahaan asuransi memasarkan produknya atau sangat bergantung pada keuntungan dari penempatan dan investasi tersebut. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengapa ilustrasi investasi yang secara faktual merupakan sumber data perjanjian asuransi tidak dicantumkan dalam polis asuransi unit link oleh PT. Prudential Life Assurance? 2. Bagaimana akibat hukum terhadap tidak dicantumkannya ilustrasi investasi dalam polis asuransi unit link? C. Keaslian Penelitian Penelitian dengan tema “Ilustrasi Investasi Pada Unit link Dalam Asuransi”, belum pernah menjadi bahan penelitian yang dilakukan oleh orang lain. Hal ini dapat disimpulkan dari hasil penelusuran dan pengamatan secara seksama oleh peneliti di dalam lingkup perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Namun, penelitian yang menyangkut mengenai PT. Prudential Life Assurance pernah dilakukan oleh Anita Cahyaningrum dengan judul : Implementasi Perjanjian Asuransi Antara Agent Dengan
6 Pemegang Polis Pada PT. Prudential Life Assurance. Penelitian tersebut membahas mengenai perjanjian asuransi antara agent dengan pemegang polis pada PT. Prudential Life Assurance. Meskipun mengambil objek penelitian yang sama tentang PT. Prudential Life Assurance, perbedaan tesis yang disusun oleh penulis adalah bahwa tesis yang penulis susun mengkaji tentang tidak dicantumkannya ilustrasi investasi dalam perjanjian polis asuransi. Keaslian penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dipertanggungjawabkan. Namun, bilamana di kemudian hari ditemukan bahwa penelitian ini pernah diteliti oleh peneliti lainnya sebelum dilakukannya penelitian ini, yang menitikberatkan pada perlindungan hukum konsumen asuransi terhadap tidak dicantumkannya ilustrasi investasi dalam perjanjian asuransi, maka penulis mengharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi dengan penelitian lainnya. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi (tujuan obyektif). Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui mengapa ilustrasi investasi yang secara faktual merupakan sumber data perjanjian asuransi tidak dicantumkan dalam polis asuransi unit link oleh PT. Prudential Life Assurance. b. Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum terhadap tidak dicantumkannya ilustrasi investasi dalam polis asuransi unit link tersebut.
7 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mendapatkan masukan yang diharapkan dapat digunakan almamater dalam mengembangkan bahan perkuliahan yang ada. b. Bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya terutama Hukum Perlindungan Konsumen dan Hukum Asuransi. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti. b. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait langsung dengan judul penelitian ini.