BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari surat merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis yang dipergunakan untuk menyampaikan berita. Meskipun saat ini sudah banyak sarana komunikasi yang lebih praktis seperti internet, faksimale, telepon, dan televisi tetapi surat memiliki keunikan tersendiri, dapat disimpan menjadi arsip. Surat merupakan alat interaksi antara sesama manusia dalam bentuk tulisan. Di dalam surat kita dapat melihat pesan yang dituangkan oleh si pengirim. Selain pesan rasa hormat, sopan santun juga tersampaikan melalui surat. Setiap bangsa memiliki bahasa resmi yang berbeda-beda. Masing-masing bahasa mempunyai ciri khas dan kosa kata yang berbeda baik secara tulisan maupun secara lisan. Sebaiknya dalam suatu komunikasi kita perlu mengetahui aturan-aturan tradisi, adat istiadat dan kebiasaan masing-masing bangsa agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, karena dalam kenyataannya ada perbedaannya. Misalnya di Jepang kalau ingin bertemu dengan orang lain untuk sesuatu keperluan ada hal-hal yang harus diperhatikan. Diantaranya, persiapan sebelum bertemu dan hubungan kelanjutan setelah bertemu. Hal yang harus dihindari adalah pertemuan secara mendadak. Kalau kita mendatangi orang Jepang secara langsung tanpa ada pemberitahuan sebelumnya akan dirasa kurang sopan, selain itu juga mudah mendatangkan kesalahpahaman. Semua ini dapat dihindari dengan mengirim pesan melalui surat dengan menuliskan bahwa kita
Universitas Sumatera Utara
akan menghubungi dalam waktu dekat dan menerangkan tujuan kedatangan kita. Bila teman – teman atau keluarga kita berada di tempat yang jauh, kita pun ingin tahu bagaimana kabar mereka. Oleh karena itu kita menulis surat. Secara umum bagian-bagian yang terdapat dalam surat yaitu pembuka (zenbun), isi (honbun), dan penutup (matsubun). 1. Zenbun, adalah kalimat pembuka dalam surat yang terdiri dari : a. Kepala surat (Tougo). b. Kalimat basa-basi yang
terdiri dari salam
musim, cuaca dan lain
sebagainya. c. Menanyakan ataupun mendoakan kesehatan dan kesejahteraan si penerima surat. 2. Honbun, adalah berita yang akan disampaikan kepada penerima surat. Dengan kata lain honbun adalah permasalahan yang diutarakan penulis kepada penerima surat. 3. Matsubun, adalah kata penutup surat. Bagian ini dapat juga disebut dengan istilah Shutketsu no aisatsu atau Tome gaki atau Ketsu – go.
Di Jepang ada keunikan dalam hal menulis surat ini dapat kita lihat dari pembuka surat (zenbun) terdapat salam yang digunakan berhubungan dengan musim yang sering di sebut dengan jikou no aisatsu, tapi tidak pada semua surat, sehingga dalam tulisan ini penulis akan menunjukkan surat-surat mana saja yang dipengaruhi oleh musim-musim yang ada. Misalnya kartu ucapan tahun baru, surat untuk orang yang dihormati atau yang ditujukan kepada orang yang lebih tua
Universitas Sumatera Utara
dari pengirim, misalnya : kakek nenek, ibu bapak, paman bibi. Melalui kartu ucapan tersebut dapat memelihara hubungan di antara mereka. Ketika menulis surat dengan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, dasar dalam gaya menulis surat sering menimbulkan kesan yang baik saja pada si alamat. Namun dalam bahasa Jepang sebaliknya, surat adalah benar atau kenyataan. Jika surat itu mengikuti gaya dan aturan-aturan yang benar akan menimbulkan kesan yang baik. Tetapi karena banyaknya aturan-aturan dalam menulis surat dan untuk menghindari kesalahan dalam penulisannya maka penulis tertarik untuk membahas pembuka yang terdapat pada surat berbahasa jepang dalam buku korespondensi bahasa Jepang. Salah satu aturan itu adalah melalui menulis surat dengan menggunakan salam sesuai dengan musim yang ada. Salam musim ini terletak pada pembuka surat. Pergantian musim bagi orang Jepang sangat dihormati, sehingga dalam menulis surat dalam bahasa Jepang haruslah menulis kata pendahuluan dengan salam yang sesuai dengan musim yang ada. Musim sangat berpengaruh pada aktivitas dan kehidupan manusia pada suatu wilayah tertentu, terutama pada wilayah atau negara yang mempunyai 4 musim. Memberitahukan keadaan musim sama dengan memberitahukan keadaan lingkungan sekitar hidup seseorang. Jepang mempunyai 4 musim, yaitu musim semi (haru), musim panas (natsu), musim gugur (aki), dan musim dingin (fuyu). Masyarakat Jepang sangat mementingkan kesopanan, budi bahasa dalam pergaulan sosial. Empat musim yang ada di Jepang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap masyarakat Jepang. Oleh sebab itu orang Jepang tidak dapat melupakan keistimewaan – keistimewaan setiap musimnya. Dalam surat Jepang pun orang –
Universitas Sumatera Utara
orang menggunakan salam yang berhubungan dengan musim untuk menandai surat – surat yang akan dikirimnya. Salam yang berhubungan dengan musim tidak
digunakan dalam surat formal tapi pada
surat
informal. Salam
ini biasanya digunakan kepada orang tua, sahabat, orang yang kita hormati atau orang – orang yang dekat dengan si pengirim surat. Salam musim juga bisa digunakan kepada orang yang baru kita kenal agar lebih mengakrabkan. Banyak surat yang diawali dengan beberapa kombinasi kalimat pendek, salam pembuka surat dalam bahasa Jepang tingkat variasinya lebih banyak, hal ini disebabkan oleh pemakaian salam yang berhubungan dengan musim. Memang bukan hanya negara Jepang saja yang menggunakan salam yang berhubungan dengan musim ini, tapi di Jepang salam yang berhubungan dengan musim ini sudah masuk ke dalam aturan menulis surat. Contoh salam musim yang terdapat dalam pembuka surat yang diambil dari musim yang sedang berlangsung pada saat menulis surat tersebut : 朝夕涼しくなってまいりました。その後、お変りなかくおげ んきでいらっしゃいますか。お か げ さ までわ た し もげ ん き で す。
Asayuu suzushiku nattemairimashita. Sono go, okawari naku ogenki de irasshaimasuka. Okegesama de watashi mo genki desu. Pagi sore hawa terus-menerus terasa sejuk, saya harap keadaan Bapak baik-baik saja. Berkat doa dari Bapak kondisi saya tidak ada masalah. Bagian di atas merupakan zenbun dari surat dan yang digarisbawahi di atas adalah salam yang berhubungan dengan musim. Salam musim di atas digunakan untuk memulai percakapan pada surat
Universitas Sumatera Utara
yang berfungsi untuk menjalin keakraban. Salam di atas biasanya digunakan kepada orang yang kita hormati, dari yang lebih muda kepada yang lebih tua. Persalaman di atas digunakan pada musim semi (’haru’) tepatnya pada awal musim semi pada awal bulan Februari . Isi persalaman pada musim semi biasanya adalah rasa dingin yang masih tersisa dari musim dingin, bunga sakura, tumbuh tunas baru pepohonan dan lain sebagainya. 東京 は 毎日 暑い 日 が つづいています が お変りなく お元気
でいっらしゃいますか。もっと早くごれんらくしようと思っ ておりましたが、遅くなり、もし訳ありません。
Kata yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim yaitu :
’Toukyou wa mainichi atsui hi ga tsuzuite imasuga’ artinya di Tokyo setiap hari cuaca terasa panas. Salam di atas digunakan untuk memulai percakapan pada surat yang berfungsi untuk menjalin keakraban dan memberitahukan kondisi yang terjadi. Salam di atas biasanya digunakan kepada orang yang kita hormati, dari yang lebih muda kepada yang lebih tua. Situasi yang terjadi pada persalaman di atas pada musim panas (natsu) tepatnya pada pertengahan musim panas. Kalau diawal musim panas dan diakhir musim panas suhu udara tidak terlalu panas. Isi persalaman pada musim panas biasanya adalah rasa panas yang terjadi. 九月に入って、朝夕はだいぶしのぎやすくなってまいりまし た。お元気でいらっさいますか。
Universitas Sumatera Utara
Kata yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim yaitu :
Kugatsu ni haitte, asayuu wa daibu shinogi yakusu nattemairimashita. Sekarang memasuki bulan September, pagi sore terasa indah. Salam di atas biasanya digunakan dalam surat ragam biasa. Salam tersebut juga kita gunakan kepada orang yang kita hormati. Situasi yang terjadi pada persalaman di atas pada musim gugur (aki), antara pertengahan sampai akhir musim gugur. Isi persalaman pada musim gugur, kalau di awal musim gugur biasanya adalah terbebasnya dari rasa panas, kalau di pertengahan dan akhir musim gugur biasanya daun – daun pepohonan yang berubah warna (ada merah , kuning, coklat) dan daun – daun yang berguguran. ま い に ち寒 いで すが、山 本さ んお元 気で す か。こ の間 は 娘さん の 誕 生 日のパ ー チにし ょう た い し てく だ さ っ て、あ り が と うご ざ い ま し た。
Mainichi samui desu ga Yamamoto san ogenki desuka. Kono aida wa musumesan no tanjoubi no paatii ni shoutai shite kudassate, arigatou gozaimashita. Karena tiap hari dingin sekali, saya harap bisa menjaga kesehatan. Dengan surat ini saya mengucapkan terima kasih banyak karena diundang di pesta ulang tahun putri Anda. Bagian di atas merupakan zenbun dari surat dan yang digarisbawahi di atas adalah salam yang berhubungan dengan musim. Salam di atas biasanya digunakan pada surat ragam biasa. Situasi yang terjadi pada persalaman di atas tepatnya pada musim dingin.
Universitas Sumatera Utara
Isi persalaman pada musim dingin adalah rasa dingin yang terjadi, acara melewati tahun atau rencana liburan dan tahun baru. Melihat adanya variasi pembuka surat dalam bahasa Jepang penulis tertarik dengan masalah ini, karena persalaman dalam surat Jepang sangatlah penting. Persalaman ini digunakan hanya pada surat informal kepada orang yang kita hormati dan dalam surat ragam biasa. Pembuka surat dalam bahasa Jepang disebut Zenbun. Dalam Zenbun ini kita harus melihat permasalahannya melalui kajian sosiolinguistik. Dedi Sutedi (2003;6) menyatakan, sosiolinguistik yaitu salah satu cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat pemakai bahasa tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Bila mempelajari atau meneliti bahasa, tentu tidak terlepas dari mempelajari atau meneliti linguistik bahasa seperti fonologi, semantik, sintaksis, sosiolinguistik dan lain-lain yang termasuk ke dalam bidang linguistik. Dalam menganalisa bahasa Jepang juga ada ketentuan dan kaidah yang harus diperhatihan karena bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat kompleks dan variatif penggunaannya baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam bahasa tulisannya sehingga menimbulkan kebingungan bagi orang yang sedang mempelajarinya. Kebiasaan orang Jepang berhubungan dengan alam dalam hal menulis surat pun terbawa. Ini dapat kita lihat dari setiap salam musim yang digunakan dalam surat yang terdapat pada pembuka surat.
Universitas Sumatera Utara
Bila mempelajari atau meneliti tentang surat Jepang sangat banyak variasinya, maka di sini penulis hanya akan membatasi pada pembuka surat yang di dalamnya terdapat salam musim dan tidak semua surat yang memakai salam musim hanya pada surat-surat tertentu. Dalam masalah ini akan dirumuskan : 1. Apa - apa saja bagian-bagian yang terdapat dalam surat. 2. Apa-apa saja kata salam musim dalam pembuka surat berbahasa Jepang yang terdapat dalam buku korespondensi bahasa Jepang dan pada situasi bagaimana salam tersebut dipakai.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini diperlukan ruang lingkup pembahasan agar nantinya tidak mengambang dan berkembang terlalu jauh, sehingga penulisan skripsi ini lebih terarah. Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu ”Analisis Pembuka Surat Berbahasa Jepang Dalam Buku Korespondensi Bahasa Jepang” maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan atau permasalahan yang berhubungan atau berkaitan dengan kata pembuka dalam surat sehubungan dengan musim yang biasa digunakan dalam surat bahasa Jepang .
1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerang Teori a) Tinjauan Pustaka Kalimat pembuka dalam surat dikenal dengan sebutan Zenbun yang terdiri dari : a. Kepala surat (Tougo).
Universitas Sumatera Utara
b. Kata-kata salam yang berkaitan dengan musim. c. Menanyakan ataupun mendoakan kesehatan dan kesejahteraan si penerima surat.
Kepala surat biasanya cukup dengan menuliskan kata ‘haikei’ (dengan hormat). Ucapan salam berarti aisatsu, contoh : ohayoogozaimasu. Dalam bahasa Inggris aisatsu disebut dengan greeting yang memiliki arti yaitu salam. Dalam www.wikipedia.org menyatakan greeting atau salam adalah cara manusia untuk sengaja mengkomunikasikan kepedulian/ kesadaran akan keberadaan orang lain untuk menunjukkan perhatian antara individu atau kelompok masyarakat yang menjalin hubungan komunikasi dengan sesamanya. Menurut Herpinus (2006 : 4) Aisatsu adalah ucapan salam yang diucapkan di awal pembicaraan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan jalan demikian tidak terjadi kekakuan. Kata – kata salam yang berhubungan dengan musim disebut dengan jikou no aisatsu.
Menurut Doni Judian (2005 : 1) surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu. Fungsi surat adalah untuk menyampaikan informasi yang berupa bahasa tertulis dari pihak satu kepada pihak kedua, yang mana kedua belah pihak dibatasi oleh jarak, ruang, tempat dan waktu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soedjito dan Solchan (1994 ; 1) ditinjau dari isinya, surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di dalam paparan pengarang mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Menurut Soedjito dan Solchan (1994 ; 1) ditinjau dari wujud peraturannya, surat adalah percakapan yang tertulis. Jadi sejenis dengan ragam percakapan (dialog) seperti yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Soedjito dan Solchan (1994 ; 1) ditinjau dari fungsinya, surat adalah suatu alat atau sarana komunikasi tulis. Surat dipandang sebagai alat komunikasi tulis yang paling efisien, efektif, ekonomis dan praktis. Dibandingkan dengan alat komunikasi lisan, surat mempunyai kelebihan – kelebihan, misalnya : alat bukti historis, alat pengingat dan lain sebagainya. secara umum surat dibagi menjadi tiga : a. Surat untuk orang yang dihormati (me ue no hito) Adalah surat yang ditujukan kepada orang yang dihormati atau yang dianggap yang lebih tua dari si penulis, misalnya surat untuk kakek nenek, paman bibi, ibu bapak dan lain-lain. Penulisan kalimat untuk jenis me ue no hito tegami ini menggunakan ragam bahasa hormat (keigo), yang artinya adalah pihak pertama/ penulis menaruh rasa hormat kepada pihak kedua, dengan merendahkan diri. Ragam surat ini merupakan golongan surat pribadi, dan bukan mewakili dari suatu institusi. b. Surat biasa/ dinas (ippan teki nabae) Yang dimaksud dengan surat biasa atau ippan teki nabae adalah surat yang ditujukan kepada orang yang belum dikenal dengan baik, misalnya surat edaran,
Universitas Sumatera Utara
pengumuman, surat undangan, surat tagihan dan lain – lain. Biasanya untuk isi surat ini menggunakan ragam biasa (desu, masu). Bisa juga merupakan wakil instansi dan ditujukan untuk orang maupun lembaga. c. Surat buat sahabat (Tomodachi ni) Surat ini biasanya ditujukan kepada sahabat/ orang yang sudah dikenal dekat. Untuk isi surat digunakan ragam biasa (tenei go) karena merupakan surat pribadi, orang-perorangan.
b) Kerangka Teori Penulis akan membahas tentang penggunaan persalaman dalam surat berbahasa Jepang. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir untuk memecahkan atau menyoroti masalah. Karena itu perlu disusun
kerangka
teori
yang
memuat
pokok
–
pokok
pikiran
yang
menggambarkan dari sudut mana masalah itu akan disoroti. Bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Kajian internal dilakukan dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur yang ada dalam disiplin linguistik saja. Sebaliknya, kajian secara eksternal, berarti kajian yang dilakukan terhadap hal-hal atau faktor yang berada di luar bahasa yang berkaitan dengan pemakaian bahasa tersebut
di dalam kelompok – kelompok sosial
kemasyarakatan. Pengkajian eksternal ini tidak hanya menggunakan teori dan prosedur linguistik saja, tetapi juga menggunakan teori dan prosedur disiplin lain yang berkaitan dengan penggunaan bahasa itu, misalnya disiplin sosiologi, disiplin psikologi. Jadi, penelitian atau kajian bahasa secara eksternal melibatkan dua disiplin ilmu atau lebih, sehingga wujudnya berupa ilmu antardisiplin yang
Universitas Sumatera Utara
namanya merupakan gabungan dari disiplin ilmu-ilmu yang bergabung. Sosiolinguistik merupakan gabungan antara disiplin sosiologi dan disiplin linguistik (Abdul Chaer, 1995 : 2). Menurut Dittmar (dalam Abdul Chaer, 1995 : 6) istilah sosiolinguistik muncul pada tahun 1952 dalam karya Haver C. Currie yang menyarankan perlu adanya penelitian mengenai hubungan antara perilaku ujaran dengan status sosial. Sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perician-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa/ dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa/ dialek tertentu yang dilakukan penutur dan latar pembicaraan. Tentang sosiologi telah banyak batasan yang dibuat para sosiolog, intinya kira – kira adalah bahwa sosiologi itu adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidanga ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat (Abdul Chaer 1995 : 2 – 3). Beberapa rumusan mengenai sosioliguistik dari beberapa pakar dalam Abdul Chaer (1995 : 4 – 5) adalah sebagai berikut : -
Sosioliguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana).
Universitas Sumatera Utara
-
Pengkajian
bahasa
dengan
dimensi
kemasyarakatan
...
disebut
sosiolinguistik (Nababan). -
Sociolinguistics is the study of the characteristics of language varieties, the characteristics of their speakers as these three constantly interact, chage chage another within a speech community (= sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi – fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lainnya dalam suatu masyarakat tutur (J.A. Fishman).
-
Sociolinguististyiek is de studie van taal en taalgebruik in de context van maatschapij en kultuur (= sosiolinguistik adalah kajian mengenai bahasa dan pemakainya dalam konteks sosial dan kebudayaan (Rene Appel, Gerad Hubert, Greus Meijer).
-
Sociolinguistiek is subdisiplin van de taalknde, die bestudert welke social factoren een rol spleen in het taalgebruik er welke taal spelt in het social verkeer (= sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor – faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial (G.E. Booij, J.G. Kersten, dan H.J. Verkuyl).
-
Sociolinguistics is the study of language in operation, its porpuse is to investigate how the convention of the language use relate to other aspects of social behavior (= sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaannya, dengan tujuan untuk meneliti bagaimana konvensi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah laku sosial (C. Criper dan H.G. Widdowson, S. Piet Corder).
Universitas Sumatera Utara
-
Sociolinguistics is a developing subfield of linguistics which takes speech variation as its focus, viewing variation or it social context. Socialinguistics is concerned with the correlation between such social factors and linguistics variation (= Sosiolinguistik adalah pengembangan subbidang linguistik yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti kolerasi antara faktor-faktor sosial itu dengan variasi bahasa (Nancy Parrot Hickerson).
Konferensi sosiolinguistik pertama yang berlangsung di University of california, Los Angeles, tahun 1964, telah merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosioliguistik. Ketujuh dimensi yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah : 1. Identitas sosial dari penutur adalah, antara lain, dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa pentutur tersebut dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya 2. Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi. 3. Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi. 4. Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial. 5. Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran. 6. Tingkatan variasi dan ragam linguistik. 7. Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik. Tiga dari ketujuh dimensi di atas yang merupakan masalah dalam penelitian sosiolinguistik yang terkait dalam penelitian ini adalah yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan identitas sosial dari penutur dan pendengar (dalam hal ini pengirim dan penerima surat) yang terlibat dalam proses komunikasi dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa tutur. Dalam menganalisa kata pembuka surat dalam buku korespondensi bahasa Jepang kita akan melihat ketiga aspek permasalahan dalam sosiolingustik yang telah disebutkan di atas. Itulah sebabnya penelitian ini termasuk ke dalam kajian sosiolingustik.
1.5 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu yang dapat memberi arah pelaksanaan penelitian. Hal ini sangat penting supaya tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagian-bagian dan aturan-aturan yang terdapat dalam penulisan surat. 2. Untuk mengetahui apa-apa saja salam musim yang digunakan dalam pembuka surat berbahasa Jepang dalam buku korespondensi bahasa Jepang.
Yang menjadi manfaat penulisan surat ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui salam musim yang digunakan dalam surat berbahasa Jepang. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi apabila ada penulis lain yang ingin menulis masalah yang berhubungan dengan judul skripsi ini. 3. Diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca skripsi ini yang ingin menulis surat dalam bahasa Jepang.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan (Winarno,1972) Hal ini dilakukan dengan cara memanfaatkan literatur yang ada di perpustakaan. Cara studi literatur yang digunakan yaitu mencari bahan teoritis yang ada kaitannya dengan masalah penelitian. Kemudian mempelajari literatur masalah penelitian dan membaca buku-buku sumber tersebut yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas untuk memperoleh sumber-sumber data atau informasi yang relevan dengan penelitian. Di samping itu juga penulis juga mendapatkan data-data dari catatan maupun artikel-artikel yang pernah penulis baca berkenaan dengan masalah ini, serta menyimpulkan informasi dengan sumber-sumber yang diperoleh. Sedangkan yang menjadi menjadi objek penelitian adalah buku korespondensi bahasa Jepang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian. 2. Membaca buku korespondensi bahasa Jepang. 3. Mencari, mengumpulkan dan mengklasifikasikan salam pembuka dalam surat bahasa Jepang dalam buku tersebut. 4. Melakukan analisis. 5. Setelah itu penelitian tersebut disusun dalam sebuah laporan.
Universitas Sumatera Utara