BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Emas dapat menjadi pilihan investasi karena sifatnya yang mudah diuangkan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Meskipun ada yang mengatakan investasi emas masih kurang menggairahkan dibandingkan investasi properti atau saham, tetapi investasi saham dan properti memiliki risiko yang sangat tinggi terutama jika tidak memahami karakter bisnis ini. Emas
menarik
dijadikan
sarana
investasi.
Beberapa
literatur
mengungkapkan kelebihan berinvestasi emas, baik dalam bentuk emas batangan, koin, maupun emas perhiasan karena nilainya yang cenderung stabil. Sudah menjadi rahasia umum bahwa harga emas setiap tahun selalu naik dan jarang sekali harga emas turun. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah cara penyimpanan emas dan cara mengelolanya sehingga dapat dijadikan sarana investasi yang aman dan menguntungkan setiap saat. Emas yang sering dijadikan sarana investasi biasanya berbentuk batangan, menyerupai lempengan emas persegi dengan kadar 22 karat (95%) atau 24 karat (99%). Emas dalam bentuk perhiasan kurang tepat dijadikan sarana investasi karena ada biaya pembuatan, tetapi dapat dijadikan aset yang nilainya terus meningkat setiap waktu terutama bagi para wanita. Beberapa perusahaan seperti PT. Pegadaian (Persero), PT. Aneka Tambang, dan beberapa perbankan syariah banyak yang menjual emas batangan ini sebagai sarana investasi bagi masyarakat.
1
2
Cara membeli dan menguangkan emas juga mudah. Masyarakat dapat membeli emas, baik dalam bentuk batangan maupun koin di unit-unit penjualan emas yang ada di gerai perbankan atau PT. Pegadaian (Persero), demikian juga saat masyarakat menjualnya kembali. Emas yang tersedia berbentuk koin atau batangan 5 gram hingga 1000 gram. Emas yang dijual di gerai penjualan emas tersebut selalu disertai dengan dokumen berupa sertifikat (kertas kecil berhologram) dan kwitansi. Emas pada umumnya memiliki kode seperti 9999 atau 24 karat, nomor seri dan berat logam dengan cetakan tenggelam, dan logo pembuatnya. Perkembangan teknologi saat ini memberi berbagai dampak pada kegiatan jual beli tersebut, di antaranya bahwa jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara konvensional, dalam arti penjual dan pembeli bertatap muka secara langsung, melainkan juga dapat juga dilakukan melalui media internet atau dikenal dengan Electronic Commerce. Jual beli secara elektronik menggunakan sistem hukum yang mengacu kepada norma atau kaidah yang berlaku di suatu negara, termasuk Indonesia. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses jual beli antara lain hak dan kewajiban para pelaku jual beli yang ditegaskan pada saat terjadi kesepakatan jual beli termasuk dalam jual beli secara elektronik. Jual beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), sedangkan jual beli melalui internet pada dasarnya merupakan model transaksi jual beli modern yang mengaplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi.
3
Ketentuan umum tentang perikatan dan jual beli yang diatur dalam Buku III KUHPerdata berlaku sebagai dasar hukum aktifitas jual beli melalui internet di Indonesia. Masalah yang muncul dalam aktivitas jual beli melalui internet adalah saat perjanjian berlaku, kekuatan hukum perjanjian jual beli tersebut, mekanisme peralihan hak, hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat, legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti, perlindungan hukum bagi para pihak dan mekanisme penyelesaian sengketa dalam hal terjadi ketidaktepatan pembayaran. Kegiatan jual beli emas melalui internet yang disediakan oleh PT. Pegadaian (Persero) berupa fasilitas bernama e-Pegadaian Mulia Galeri 24 membuat proses pembelian emas secara elektronik dapat terjadi secara otomatis. Nasabah dapat membuat akun terlebih dahulu melalui sistem jaringan internet yang telah disediakan oleh PT. Pegadaian (Persero). Nasabah lantas dapat melakukan transaksi jual beli dengan menentukan ukuran emas yang ditawarkan oleh PT. Pegadaian (Persero) antara 5 gram hingga 1000 gram yang hendak dibeli dan memilih salah satu dari 13 cabang Galeri 24 dari PT. Pegadaian (Persero) yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia sebagai lokasi pengambilan emas berikut kelengkapan dokumennya yang telah dipesan dalam transaksi jual beli emas melalui media internet. Nasabah kemudian melakukan pembayaran sesuai harga yang ditentukan oleh PT. Pegadaian (Persero) berdasarkan berat emas yang dipilih berikut biaya lainnya melalui sistem internet banking dari Bank Mandiri bernama ClickPay Bank Mandiri. Konfirmasi kesuksesan transaksi tersebut akan dilaporkan melalui jaringan
4
internet berikut persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah sebagai bukti transaksi jual beli untuk mengambil emas di Galeri 24 PT. Pegadaian (Persero). Penulis akan mengkaji dan menganalisis penerapan hukum perdata dan perlindungan hukum preventif dalam perjanjian jual beli emas melalui media internet antara PT. Pegadaian (Persero) dengan nasabah dengan judul “Analisis Yuridis Perjanjian Jual Beli Emas melalui Media Internet antara Nasabah dengan PT. Pegadaian (Persero) berdasarkan Hukum Perdata Indonesia”.
B. Rumusan Masalah Pokok permasalahan berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah perjanjian jual beli emas melalui media internet antara nasabah dengan PT. Pegadaian (Persero) telah sesuai dengan Hukum Perdata Indonesia? 2. Bagaimana perlindungan hukum bagi nasabah dalam transaksi jual beli emas melalui media internet dengan PT. Pegadaian (Persero)?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Obyektif a. Mengetahui kesesuaian perjanjian jual beli emas melalui media internet antara nasabah dengan PT. Pegadaian (Persero) ditinjau berdasarkan Hukum Perdata Indonesia. b. Mengetahui perlindungan hukum bagi nasabah dalam transaksi jual beli emas melalui media internet dengan PT. Pegadaian (Persero).
5
2. Tujuan Subyektif Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dengan menerapkan ilmu hukum yang telah diperoleh dari bangku kuliah serta untuk memenuhi persyaratan dalam penuntasan Program Studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
D. Keaslian Penelitian “Analisis Yuridis Perjanjian Jual Beli Emas melalui Media Internet antara Nasabah dengan PT. Pegadaian (Persero) berdasarkan Hukum Perdata Indonesia” yang diangkat menjadi judul penelitian ini memiliki tema serupa dengan skripsi yang berjudul “Perjanjian Jual Beli melalui Internet ditinjau dari Aspek Hukum Perjanjian Perdata” yang disusun oleh Chandra Yadi Simatupang pada tahun 2011 untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan. Perbedaan antara penelitian ini yang berjudul “Analisis Yuridis Perjanjian Jual Beli Emas melalui Media Internet antara Nasabah dengan PT. Pegadaian (Persero) berdasarkan Hukum Perdata Indonesia” dengan skripsi yang berjudul “Perjanjian Jual Beli melalui Internet ditinjau dari Aspek Hukum Perjanjian Perdata” yang disusun oleh Chandra Yadi Simatupang adalah penelitian ini secara khusus membahas pelaksanaan jual beli emas melalui internet di PT. Pegadaian (Persero), sedangkan skripsi yang berjudul “Perjanjian Jual Beli melalui Internet ditinjau dari Aspek Hukum Perjanjian Perdata” yang disusun
6
oleh Chandra Yadi Simatupang di tahun 2011 membahas jual beli melalui internet pada umumnya yang ada di masyarakat tanpa membahas obyek jual beli secara khusus dan spesifik.
E. Manfaat Penelitian Merujuk pada tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memiliki tiga manfaat, yaitu: 1. Bagi penulis, penelitian ini selain untuk memenuhi persyaratan dalam penuntasan Program Studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, juga untuk mengetahui kesesuaian perjanjian jual beli emas melalui media internet antara nasabah dengan PT. Pegadaian (Persero) ditinjau berdasarkan Hukum Perdata Indonesia. 2. Bagi pelaku usaha, penelitian ini dapat memberikan dan menambah pengetahuan sehingga menjadi bahan pertimbangan sebelum menyetujui perjanjian mengenai jual beli emas melalui media internet khususnya di PT. Pegadaian (Persero) dan mengetahui akibat hukumnya. 3. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum dan dapat digunakan bagi peneliti di masa mendatang yang akan meneliti peristiwa hukum di masyarakat dengan tema serupa dalam penelitian ini sebagai data awal dalam penelitiannya.