BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh oleh sebuah fenomena bahwa masih banyaknya masyarakat di sekitar BMT yang masih belum sejahtera hal ini disebabkan masyarakat kekurangan modal atau dana untuk menjalankan usahanya. Pada penelitian ini kami meneliti tentang pembiayaan mudharabah karena selain untuk mengetahui atau memperdalam tentang bagaimana proses pembiayaan mudharabah di BMT UGT Sidogiri. Terntyata setelah kami melakukan penelitian mulai dari PPL sampai dengan melakukan penelitian kembali setelah PPL kami menemukan sebuah keunikan dari BMT yaitu untuk nasabahnya mayoritas dari pedagang yang ada di pasar. BMT UGT Sidogiri ini ketika memberikan pembiayaan terhadap nasabah juga menggunakan prosedur yang matang, yaitu ketika kami wawancara dengan bapak M. Ishom selaku kepala BMT UGT Sidogiri Blitar tersebut, kami menanyakan bagaimana pak tata cara mengajukan pembiayaan mudharabah di BMT ? Beliau menjawab kalau untuk masalah pengajuan pembiayaan di BMT yaitu nasabah datang ke BMT lalu kami wawancarai nasabah tersebut, kami tidak langsung memberikan pembiayaan tetapi kami melakukan survey terhadap
nasabah
tersebut
misalnya:
mengenai
bagaimna
perilaku
kesehariannya, bekerja apa tidak lalu berapa penghasilan yang diperolehnya.
1
2
Kalau untuk tahap-tahap yang kami berikan sudah memenuhi prosedur maka kami layak memberikan pembiayaan terhadap nasabah tersebut. Kemudian kami juga mewawancarai nasabah BMT UGT Sidogiri yaitu dengan Bapak Agus selaku nasabah pembiayaan mudharabah BMT UGT Sidogiri blitar, beliau kami tanya yaitu mengenai bagaimana ketika bapak sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT UGT Sidogiri ini? Beliau mengatakan bahwa sebelum mendapatkan pembiayaan dari BMT usahanya hanya sebatas seperti itu saja, untuk perkembangannya berjalan dengan lambat. Tetapi setelah mendapatkan pembiayaan tersebut bisa menambah barang jualannya maupun bisa mengembangkan usahanya sehingga kelancaran usahanya bisa menambah pendapatan. Selain itu juga melakukan wawancara dengan ibu Siti Halima nasabah BMT UGT Sidogiri, beliau kami wawancarai mengenai bagaimana pendapatan anda setelah menerima pembiayaan dari BMT, apakah kondisi kesehatan maupun pendidikan anaknya bisa terpenuhi? Beliau mengatakan syukur alhamdulilah mas kebutuhan ekonomi keluarga kami sedikit-sedikit bisa terpenuhi, untuk kesehatan anak maupun keluarga juga bisa terjaga dengan baik dan anak anak kami untuk pendidikannya sekolahnya selama ini ya lancar. Untuk itu dari hasil penelitian yang kami lakukan ini sebagian besar nasabah yang mendapatkan pembiayaan dapat terbantu terutama kebutuhan ekonominya kesejahteraan.
dan
menjadikan
keluarga
dari
nasabah
memperoleh
3
B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas dan agar penelitian ini dapat mencapai sasaran maka penulis mengambil fokus penelitian sebagai berikut : 1.
Bagaimana implementasi
pembiayaan mudharabah di
BMT UGT
SIDOGIRI? 2.
Bagaimana kontribusi pembiayaan
mudharabah dalam meningkatkan
pendapatan nasabah di BMT UGT SIDOGIRI? 3.
Bagaimana kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan pendidikan nasabah di BMT UGT SIDOGIRI?
4.
Bagaimana kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan kesehatan nasabah di BMT UGT SIDOGIRI?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari Peneitian ini adalah : 1.
Mengetahui implementasi
pembiayaan Mudharabah di BMT UGT
SIDOGIRI. 2.
Mengetahui kontribusi pembiayaan Mudharabah dalam meningkatkan pendapatan nasabah BMT UGT SIDOGIRI.
3.
Mengetahui kontribusi pembiayaan Mudharabah dalam meningkatkan pendidikan nasabah BMT UGT SIDOGIRI.
4
4.
Mengetahui
kontribusi
pembiayaan
Mudharabah
meningkatkan
kesehatan nasabah di BMT UGT SIDOGIRI.
D. Batasan Masalah Penelitian ini fokus pada permasalahan untuk mengetahui Implementasi Pembiayaan Mudharabah dan Kontribusinya terhadap Kesejahteraan Nasabah pada BMT UGT SIDOGIRI.
E. Kegunaan Penelitian 1.
Kegunaan secara teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia perbankan.
2.
Kegunaan penelitian secara praktis: a.
Bagi Lembaga BMT
Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan antara BMT dengan penyelenggara jurusan untuk kerja sama lebih lanjut.
Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam membuat kebijaksanaan atau keputusan dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah.
b.
Peneliti Selanjutnya Sebagai sarana pijakan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan memperluas penelitian dari sisi yang berbeda.
5
F. Definisi Istilah Definisi dalam penelitian ini antara lain : 1
Definisi istilah secara konseptual a.
Pembiayaan Pembiayaan adalah pendanaan mendukung
yang dikeluarkan
untuk
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Sedangkan, dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan. Namun, dalam perbankan
pembiayaan dikaitkan dengan bisnis
di mana pembiayaan
merupakan pendanaan baik aktif maupun pasif yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan kepada nasabah dan bisnis merupakan aktivitas berupa jasa, perdagangan dan industri guna memaksimalkan nilai keuntungan.1 b.
Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul mal), yang menyediakan seluruh kebutuhan modal, dan pihak pengelola usaha (mudharib) untuk melakukan suatu kegiatan usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati. Dalam hal terjadi kerugian, maka ditanggung oleh pemilik modal selama bukan diakibatkan kelalaian pengelola usaha. Sedangkan, kerugian yang timbul karena
1
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press,2000) hal. 260
6
kelalaian pengelola akan menjadi tanggung jawab pengelola itu sendiri. Pemilik modal tidak turut dalam pengelolaan usaha, tetapi mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.2 c.
Kesejahteraan Kesejahteraan merupakan suatu kondisi dimana masyarakat terpenuhi standar kebutuhan fisik minimum mereka, termasuk kebutuhan psikis dan social, sehingga masyarakat dapat merasakan aman dan baik.3
d.
Nasabah Nasabah adalah seseorang atau perusahaan yang mempunyai rekening Koran, depasito atau tabungan serupa lainnya pada sebuah bank.4
2
Definisi istilah secara operasional: Penelitian
ini
bermaksud
untuk
Mengetahui
Implementasi
Pembiayaan Mudharabah dan kontribusinya terhadap Kesejahteraan Nasabah pada BMT UGT SIDOGIRI.
G. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam mengarahkan penulisan skripsi ini untuk lebih sistematis dan sesuai dengan pokok permasalahan, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami kandungan dari karya ilmiah ini, penulis membagi dalam lima bab 2
H.Veithzal Rivai.Islamic Financial Management.(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008 ) hal. 123 3 Statistik Perbankan Syariah periode juni 2013 4 Komaruddin,Kamus Perbankan, (Jakarta:CV Rajawali.1994)
7
yang masing – masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I:
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini di dalamnya berisi uraian mengenai (a) konteks penelitian/latar belakang masalah, (b) fokus penelitian/rumusan masalah, (c) tujuan peneliti, (d) batasan masalah, (e) kegunaan/manfaat hasil penelitian, (f) definisi istilah, (g) sistematika penulisan skripsi.
BAB II:KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini memuat uraian tentang: (a) Pengertian BMT, (b) Landasan Hukum BMT, (c) Visi BMT, (d) Organisasi BMT, (e) Mekanisme operasional, (f) Penertian Mudharabah, (g) Landasan Syariah, (h) Rukun dan Syarat Pembiayaan, (i) Jenis Mudharabah, (j) Kesejahteraan Nasabah, (k) Penelitian Terdahulu, (l) Kerangka Penelitian.
BAB III:
METODE PENELITIAN
Pada bab ini didalamnya berisi tentang: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) lokasi penelitian, (c) kehadiran peneliti, (d) data dan sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, (g) pengecekan keabsahan temuan, dan (h) tahap-tahap penelitian.
8
BAB IV:
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi uraian tentang paparan data dan pembahasan masalah: (a) Implementasi Pembiayaan Mudharabah, (b) Kontribusi Pembiayaan Mudharabah dalam Meningkatkan Pendapatan Nasabah, (c) Kontribusi Pembiayaan Mudharabah dalam Meningkatkan Pendidikan Nasabah, (d) Kontribusi Pembiayaan Mudharabah dalam Meningkatkan Kesehatan Nasabah.
BAB V : PENUTUP Bab ini terdiri dari: (a) kesimpulan, (b) implikasi penelitian, dan (c) saran/rekomendasi.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembiayaan Mudharabah 1.
Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Dan secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak kedua menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Jika kerugian akibat dari kelalaian pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. H.Veithzal mengungkapkan bahwa mudharabah adalah kerja sama antar pemilik dana (shahibul mal), yang menyediakan seluruh kebutuhan modal
dan pihak pengelola usaha
(mudharib) untuk melakukan suatu kegiatan usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati.5 Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan 5
H.Veithzal Rivai, Islamic Financial Management...hal. 123
10
pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pengelola dana. Mudharabah yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua („amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. 2.
Landasan Syariah Landasan syariah dalam pembiayaan mudharabah terdiri dari: a.
Al-Qur‟an,
علَيْكُ ْن فَا ْق َسءُّا َ ب َ علِنَ أَىْ لَيْ حُحْصُْ ٍُ فَخَا َ َل َّال ٌََِاز َ ك حَقُْ ُم يُقَ َد اللَ ْي َ ًَ َك َي ْعلَنُ أ َ إِىَ زَ َّب ِّسسَ هِيَ الْ ُقسْآىِ عَلِنَ أَىْ سَ َيكُْىُ هِ ٌْكُنْ َهسْضَى َّآخَسًَُّيَضْسِّبُْىَ فِي ألزْض َ هَا حَ َي ََُخسُّىَ يُقَا ِحلُْىَ فِي أَدًَْى هِيْ ثُلُثَيِ اللَ ْيلِ ًَِّصْفََُ َّ ُثلُث َ ضلِ اللََِ َّآ ْ َيَبْ َخغُْىَ هِيْ ا ف ّسسَ هٌَُِْ َّأَقِيوُْا الصَال َة َ َّطَائِفَتٌ هِيَ الَرِييَ َه َعكَ َّاللََُ سَبِيلِ اللََِ فَا ْق َسءُّا هَا حَ َي حّسًٌَا َّهَخُقَدِّهُْا ألًْ ُفّسِكُنْ هِيْ خَ ْيسٍ حَجِدٍُُّ عٌِْ َد َ َّآحُْا ال َّزكَاةَ َّأَ ْقسِضُْا اللَََ َقسْضًا 6
6
)ٕٓ( جسًَّاسْ َخغْفِسُّا اللَََ اَّ إِىَ الَل َِغَفُْزٌ زَحِي ٌن ْ َاللََِ ُُ َْ خَ ْيسًا َّأَعْظَنَ أ
Kitab al-qur‟an terjemah, Lajnah Pentashih Mashaf, Kudus : 1974, hal. 20
11
Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu.Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktuwaktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur‟an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur‟an dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(alMuzzammil: 20). Dari isi surat al-Muzammil di atas kita diwajibkan untuk malaksananakan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, sehingga apabila yang kita perbuat baik maka akan memperoleh pahala yang baik pula. Selain landasan Al-qur‟an pembiayaan mudharabah diatas ada juga landasan yang lain sebagai berikut:
َََضلِ اللََِ َّا ْذ ُكسُّا الل ْ َشسُّا فِي األزْضِ َّاّبْ َخغُْ هِيْ ف ِ فَإِذَا الصَالةُ قُضِيَجِ فَاًْ َخ 7
َكَثِيسًا َل َعَلكُنْ ٓٔحُ ْفلِحُْى
Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (al-Jumuah: 10).
ُّحسَامِ َّا ْذ ُكس َ ْش َعسِ ال ْ عسَفَاثٍ ْذ ُكسُّاْ فَا اللََّ عٌِدَ ا ْل َو َ ْس أَفَضْخُن هِي َ ْفَإِذَا لَي ْعلَيْكُن َ
7
Ibid., hal. 20
12
8
.َال هِي زَّبِكُنْ الضَآلِيي ًض ْ ََكوَا ٍُ َُدَاكُنْ َّإِى كٌُخُن هٌِقَ ْبلَِِ َلوِيَ جٌَُاحٌ أَى حَبْ َخغُْ ا ف Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu” (al-Baqarah: 198)
b.
Al-Hadist
َ وَل ٌَىْسِل،ِإذَا دَفَعَ الْمَالَ ُمضَارَبَةً ِاشْتَرَطَ عَلَى صَاحِبًِِ َأنْ الَ ٌَسُْلكَ بًِِ َبحْرًا ِ فَبَلَغَ شَ ْرطًُُ ا َرسُىْلَ صَلَّى هلل،َ فَِإنْ َفعَلَ ذَلِكَ ضَ ِمه،ٍ كَ ِبدٍ رَطْبَة،بًِِ كَاوَىَادًٌِا ًِِعَلًٍَِْ اهللُ سَ ٍِّدُوَا ا ْلعَبَّاشُ ْبهُ عَ ْبدِ الْ ُمطَلِّبِ دَابَّةً ذَاتَ وَ ٌَشْتَرِيَ بِهِاَ َوسَّلَمَ وَآل 9
()عباش ابه عه الطبراوً رواي. ُفََأجَا َزي
Artinya: “Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas). 3.
Rukun Dan Syarat Pembiayaan Mudharabah Rukun Mudharabah / Qiradh ada enam, yaitu :10Pertama, Malik / Shahib al-mal( pemilik modal ). Kedua, Amil / Mudharib ( pengelola ). Ketiga, Mal ( Harta pokok, modal atau dana ). Keempat, Amal ( usaha ). Kelima, Ribh (laba / keuntungan ). Keenam, Shighat Ijab Qabul ( ucapan serah terima ). Contoh Sighat: “Saya serahkan (percayakan) uang ini
8
Ibid., hal. 20 Hadits, K.H Moenawar Chalil, Jakarta 1993 10 HM. Dumairi Nor,Ekonomi Syariah Versi Salaf,(Pasuruan:Pustaka Sidogiri,2007),hal. 71 9
13
kepada Anda untuk dikelola, keuntungannya kita bagi bersama. Contoh: 60% untuk saya, dan 40% untuk Anda. Dalam akad Mudharabah/Qiradh ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1)
Modal harus berupa uang emas atau perak.
2)
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembekuan rekening.
3)
Pemilik dana memberi kebebasan kepada pengelola. Maksudnya, pemilik dana tidak boleh mengikat pengelola didalam mengelola dananya pada satu, macam barang yang biasanya tidak ada di waktu itu. Misalnya perkataan rabb al-mal (pemilik modal) kepada mudharib (pengelola),”Anda harus mengelola modal saya ini untuk barang A,tidak boleh yang lainya”. Padalah pada saat itu barang Atersebut biasanya tidak ada. Kesimpulannya, rabb al-mal sebagai pemilik dana tidak boleh
mengikat mudharib sebagai pengelola di dalam mengelola dananya, ia harus memberi kebebasan sepenuhnya kepada mudharib, dan tidak boleh membatasi pada suatu macam barang, jika pada masa mudharabah barang tersebut mudah didapatkan (biasanya ada). Tidak memberi batasan waktu yang mengikat. (Maksudnya, pemilik dana tidak boleh mengikat pengelola didalam memberikan batasan waktu, pada satu waktu tetapi untuk waktu yang lain
14
dibolehkan).11Rukun dan syarat pembiayaan mudharabah dapat diakui dan disyahkan pada fatwa DSN syariah. Dibawah ini adalah beberapa rukun dan syarat dalam pembiayaan mudharabah yang dimuat dalam fatwa DSN no. 7 tentang mudharabah: 1.
Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum. a.
Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
b.
Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).
c.
Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
d.
Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
2.
Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut: a.
Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b.
Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.
11
Ibid., hal. 71
15
c.
Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
3.
Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi: a.
Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.
b.
Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk persentase (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
c.
Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
d.
Kegiatan
usaha
oleh
pengelola
(mudharib),
sebagai
perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal berikut: Pertama, Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.
16
Kedua, Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan. Ketiga, Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari‟ah Islam
dalam
tindakannya
yang
berhubungan
dengan
mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu. 4.
Jenis Mudharabah Secara umum mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu: a.
Mudharabah muthlaqah Mudharabah muthlaqah dalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
b.
Mudharabah muqayyadah Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi. Seiring dengan perkembangannya, ada satu jenis mudharabah lagi yaitu “Mudharabah Musyarakah”. Mudharabah musyarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi. Mekanisme Pembiayaan: pada sisi pembiayaan, akad mudharabah biasanya diterapkan pada dua hal, yaitu:
17
01) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa 02) Investasi khusus, yang disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.12 Jenis pembiayaan mudhrabah ini juga menggunakan prinsip kehati-hatian serta analisis 5C yaitu adalah analisis 5C (The Five C‟s of Credit Analysis), yaitu Character (watak), Capacity (kemampuan), Capital (modal), Collateral (jaminan), Condition of Economy (kondisi ekonomi).13
12
Muhammad,” Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syariah”, (Yogyakarta: UII Press, 2009), hlm. 4 13 Surya Margiyanto. Penerapan Prinsip 5C dan Prosedur Pemberian Kredit pada PD BPR BKK Karang malang Cabang Sidoharjo Sragen. ( Surakarta.2011) hal. 3 Dalam www. EprintsPenerapan prinsip 5C.ums.ac.id, diakses 21 juni 2015
18
Gambar 2.2 Skema Mudarabah
Perjanjian Bagi hasil
Keahlian/
Modal
Keterampilan
100%
Nasabah/
LKS/
Mudharib
Shahib alMal
Amal/ (Pengelola)
(Pemilik Modal
Usaha
Nisbah x %
Nisbah y % Pembagian Keuntungan n
Ra‟s al-Mal (Modal) Pengembalian Modal Pokok Sumber: H. Dumairi, Buku Ekonomi Versi Salaf, Pustaka Sidogiri), hal. 84
19
B. Kesejahteraan Nasabah Bank syariah dalam fungsi intermediasi bagi nasabah guna memperoleh pembiayaan
untuk
melangsungkan
kebutuhan
ekonomi
maka
akan
meningkatkan kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan suatu kajian yang melakukan telaah teoritis, metodologis maupun praktis guna meningkatkatkan kualitas derajat kehidupan masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah social, pemenuhan kebutuhan
manusia
dan
pemaksimalan
kesempatan
manusia
untuk
berkembang.14Dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah maka nasabah menjadi terpenuhi kebutuhan hidupnya. Hal-hal yang terkait dengan tercapainya kesejahteraan nasabah perlu memperhatikan: 1.
Aspek-Aspek Kesejahteraan Masyarakat Pengertian kesejahteraan masyarakat diatas bisa dikemukakan bahwa aspek-aspek kesejahteraan masyarakat itu setidaknya menyentuh dua dimensi yaitu dimensi jasmaniyah dan dimensi rohaniyah. Dibawah ini akan dikemukakan kesejahteraan masyarakat itu dari dua kategori tersebut. a)
Kesejahteraan Jasmaniyah (lahiriyah) Dimensi jasmaniyah (lahiriyah) dalam kehidupan ini sangat berarti bagi manusia, sehingga kebanyakan orang akan mengukur tingkat kehidupan seseorang itu dari jenis jasmaninya terlebih dahulu ukuran ini terfokus pada tiga hal yaitu sandang, pangan, papan.
14
Isbandi Rukminto Adi, “Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: FISP UI Press,2004), hal. 8
20
Pertama, cukup sandang, pada kehidupan ini permasalahan sandang cukup penting artinya bagi manusia sebab dengan sandang inilah seseorang menunjukkan identitasnya, oleh karena itu sandang merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Kedua, cukup pangan artinya kesejahteraan suatu masyarakat itu bisa diukur apabila dari sudut pangan (makanan) bisa terpenuhi dengan baik, tidak ada kekurangan makanan apalagi gizinya, bahkan perlu sekali terpenuhi empat sehat lima sempurna. Masalah pangan memang begitu penting bagi masyarakat, namun masalah pangan ini merupakan masalah klasik yang selalu mengancam manusia. Menurut Daljhoeni “disamping masalah perang sudah kita dapatkan kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat menjurus kepada kehancuran dunia, seperti ledakan penduduk, masalah pangan dan lain sebagainya”.15 Ketiga, terpenuhinya papan, yaitu terpenuhinya kebutuhan untuk hidup dan berteduh dalam suasana yang nyaman. Oleh karena itu pentingnya hal ini Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa: fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”16anak-anak terlantar
identik dengan anak-anak
(orang-
orang) yang terlunta-lunta akibat tidak terpenuhinya sandang,
15
N Daljhoni, “Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka”, (Bandung: Alumni, 1986), hal.
xxi 16
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang sudah diamandemenkan, (Surabaya: Apollo, ll), hal. 26
21
pangan,
papan
berdasarkan
dengan
masalah
ini
GBHN
mengamanatkan: “Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak terlantar (orang-orang terlantar), serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat).17 Ketiga unsur indicator kesejahteraan jasmaniyah diatas mempunyai arti penting apabila kesemuanya bisa terpenuhi, sehingga idealnya manusia itu cukup sandang, pangan, papan.Apabila suatu kelompok masyarakat secara jasmaniyah bisa terpenuhi ketiga hal diatas, maka bisa dikatakan masyarakat sejahtera. b)
Kesejahteraan Ruhaniyah (bathiniyah) Ukuran Kesejahteraan Ruhaniyah (bathiniyah) tentu luas sekali, namun yang dimaksud dengan Kesejahteraan Ruhaniyah (bathiniyah) adalah terpenuhinya kebutuhan rohani yang berkaitan dengan pendidikan dan agama serta terpenuhinya kebutuhan hiburan seperti rekreasi. Pertama, terpenuhinya kebutuhan pendidikan; masyarakat sangat membutuhkan pendidikan, bahkan hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat erat sekali, “Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam
17
Ketetapan MPR RI Nomor: IV/MPR/1999. Garis-garis besar haluan Negara1999-2004, (Surabaya: Apollo, II), hal. 25
22
masyarakat yang maju pula”.18 Pendidikan ini sangat penting sekali, sebab selain alas an diatas ketentraman dan ketenangan masyarakat juga harus didukung oleh adanya pendidikan yang mendukung. Bagaimana bisa hidup tenang dalam masyarakat yang bodoh dan tidak terdidik sehingga berlaku suatu tatanan yang jauh dari nilainilai moral. Kedua, Terpenuhinya kebutuhan agama, agama sangat penting bagi masyarakat kedamaian dan ketenangan, akan memperoleh nilai yang sebenarnya jika dilandasi oleh agama yang kuat, manusia (masyarakat)
yang tidak mengenal agama “akibatnya akan
mengalami spiritual vacuum (kekosongan atau kehampaan jiwa), arah atau tujuan hidupnya tidak menentu kecuali mengejar hawa nafsu duniawi”. Mengejar hawa nafsu duniawi tanpa landaan agama akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat, sebab akan terjadi penghalalan segala macam cara untuk mendapatkan sesuatu. Oleh karena itu secara individual bagi setiap orang dan secara kolektif bagi masyarakat terpenuhinya kebutuhan agama sangat penting sekali dan sangat menentukan bagi kesejahteraan atau tidaknya jiwa mereka. Ketiga, terpenuhinya hiburan atau rekreasi.Rekreasi ini sangat penting artinya bagi warga masyarakat untuk menghilangkan rasa jenuh setelah beraktifitas, tujuan rekreasi ini untuk “mengimbangi
18
Mohammad Noor Syam, “Filsafat Pendidikan …Hal. 199
23
kekakuan, kekesalan, kecapaian setelah mereka mempergunakan tenaganya (energinya) dalam kegiatan sehari-hari.19 Kegiatan rekeasi ini arti pentingnya ialah untuk menghilangkan stress akibat terlalu banyak beraktifitas, sekalipun kegiatan ini tidak bersifat primer namun kegiatan ini bagi masyarakat modern menjadi kebutuhan penting. 2.
Ukuran Kesejahteraan Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.Kegagalan yang dialami oleh suatu pemerintahan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sering disebabkan oleh banyak faktor, seperti kesalahan mengidentifikasi
penyebab
rendahnya
kesejahteraan
masyarakat,
penerapan kebijakan yang keliru, kesalahan dalam mendefinisikan kesejahteraan masyarakat. Untuk
mempermudah
pencapaian
usaha
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat diperlukan indikator tentang kesejahteraan masyarakat. Banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, akan tetapi pertumbuhan ekonomi menjadi
suatu
indikator
yang
sering
menjadi
pokok
sasaran
pembangunan. Karena pertumbuhan ekonomi akan dapat meningkatkan pendapatan
19
per
kapita.
Kenaikan
pendapatan
per
kapita
Melly Sri Sulastri Rifai, “suatu tujuan historis prospektif tentang perkembangan kehidupan dan pendidikan keluarga” dalam Jalaludin Rakhmat (eds), keluarga muslim dalam masyarakat modern, (Bandung: Remaja Rodakarya, 1993), hal. 12
24
akanmeningkatkan kemampuan (daya beli) masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. Pengukuran keberhasilan pembangunan telah berkembang dari waktu ke waktu.Tahun 1990 Perserikatan Bangsa Bangsa mulai memperkenalkan ukuran keberhasilan pembangungan melalui suatu indeks yang disebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan suatu ukuran yang meliputi gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia, yaitu (1) usia panjang yang diukur dari usia harapan hidup, (2) pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca dan rata-rata tahun sekolah, dan (3) penghasilan yang diukur dengan pendapatan per kapita riil yang telah disesuaikan menurut daya beli mata uang masing-masing negara.20 Ukuran lain tentang keberhasilan pembangunan adalah indeks kemakmuran (Prosperity Index) yang dikeluarkan oleh Legatum Institute. Legatum Institute melakukan perhitungan indeks kemakmuran terhadap 110 negara yang meliputi 90 persen penduduk dunia. Indiks ini diukur menggunakan 89 variabel yang dibagi ke dalam 8 kelompok, yaitu ekonomi, kewirausahaan dan peluang, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, keamanan, kebebasan personal, dan modal sosial. Berdasarkan indeks ini, negara yang memiliki indeks tertinggi pada tahun 2010 adalah Norwegia, disusul Denmark, Finlandia, Australia, dan Selandia Baru. 20
BudiriyantoEkoIndeks Pembangunan Manusia (IPM)”, dalam http//www. Formulasi DAUDitjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu RI 2011.com. diakses 3 mei 2015
25
Indonesia berada pada urutan ke 70 dan Malaysia pada urutan ke 43 dari 110 negara yang dilakukan pengukuran.21 Walaupun
terdapat
pembangunan suatu
banyak
negara,
akan
ukuran tetapi
mengenai
keberhasilan
banyak negara
masih
menggunakan IPM, termasuk Indonesia. IPM bukanlah suatu ukuran yang menyeluruh tentang pembangunan manusia, karena IPM hanya menggambarkan tiga dimensi kesejahteraan manusia, yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli dan tidak memasukkan indikator-indikator penting seperti misalnya ketidaksetaraan dan penghargaan terhadap hakhak asasi manusia dan kebebasan politik. Namun demikian IPM memberikan sudut pandang yang lebih luas untuk menilai kemajuan pembangunan manusia serta dapat menghubungkan antara pendapatan masyarakat dan kesejahteraan manusia. Ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi sampai saat ini masih menggunakan pendapatan per kapita penduduk. Kenaikan pendapatan per kapita yang dapat dicapai menunjukkan keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita mencerminkan daya beli masyarakat. Dengan demikian jika terjadi peningkatan pada pendapatan per kapita masyarakat, maka daya beli masyarakat meningkat. Peningkatan daya beli masyarakat berarti kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik untuk pendidikan maupun untuk kesehatan meningkat. 21
Algifari,”Hubungan antara Pendapatan Perkapita dan Indxeks Pembangunan Manusia” dalam, http/www.ipm.co.id, diakses 30 mei 2015
26
Peningkatan yang terjadi pada pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat menunjukkan terjadinya peningkatan kesejateraan masyarakat tersebut. Oleh karena itu pendapatan per kapita dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Akan tetapi pada kenyataannya kenaikkan pendapatan per kapita tidak selalu diikuti oleh kenaikan pemenuhan kebutuhan hidup yang lain, seperti kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. Hal ini sering terjadi di negara-negara sedang berkembang yang memiliki karakteristik distribusi pendapatan yang timpang. Oleh karena itu diperlukan ukuran keberhasilan pembangunan yang lain yang mencakup pemenuhan kebutuhan masyarakat yang lebih luas.22 3.
Dampak Pembiayaan Mudharabah terhadap Kesejahteraan Nasabah Dengan adanya pembiayaan mudharabah BMT Al-Falah Sumber Kabupaten Cirebon merupakan salah satu alternatif terhadap para pengusaha kecil di wilayah Sumber dan sekitarnya dalam menjalankan usahanya. Karena dengan implikasi penerapan sistem pembiayaan mudharabah. Sekurang-kurangnya dapat meringankan beban bunga. Prinsip pembiayaan mudharabah menggunakan prinsip bagi hasil dan dapat saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Jika pembiayaan mudharabah ini diterapkan sesuai dengan ketentuan syariat dan dijalankan oleh para pelaku usaha dengan benar maka pembiayaan tersebut berpotensi meningkatkan kegiatan usahanya 22
Manusia…
Algifari,”Hubungan antara Pendapatan Perkapita dan Indxeks Pembangunan
27
termasuk para pengusaha kecil di Sumber Kabupaten Cirebon dan sekitarnya. Karena salah satu tujuan BMT disamping memberdayakan perekonomian rakyat, industri lokal, juga membantu meningkatkan usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.23 Peningkatan IPM MDG‟s dalam Bidang Kesehatan
4.
Kesadaran peningkatan kesehatan ternyata sangat diperlukan. Salah satu contohnya adalah Desa Sarang Tiung. Masyarakat desa ini semakin menyadari bahwa pelayanan kesehatan warga harus terus dilaksanakan sebagai partisipasi aktif dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sesuai Millenium Development Goals (MDG‟s), sehingga turut serta menjaga kesejahteraan dan kesehatan.24 Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undangundang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa
23
M.Alif Iswanto,”Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah di BMT Al-Falah Sumber Kabupaten Cirebon” dalam Http://www.Kesejahteraan nasabah Pembiayaan Mudharabah.co.id, diakses 10 Mei 2015 24 Edy Wiranata, “Peningkatan IPM MDG‟s Sarang Tiung Gelar Pengobatan Massal, dalamhttp://www.p2kp.org/bestpracticedetil.asp?mid=362&catid=8&, diakses 23 Mei 2015
28
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.25 Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan yang harus dilakukan antara lain: Peningkatan kesahatan Pertama, olahraga secara teratur. Kedua, tarik (olah) napas. Ketiga, konsumsi makanan berpotasium.Keempat, batasi sodium. Kelima, mengonsumsi dark chocolate. Keenam, relaksasi. Ketujuh, konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kedelapan, kurangi minum-minuman atau makanan beralkohol. Kesembilan, makan sayur dan buah yang berserat tinggi, seperti sayuran hijau. Kesepuluh, berhenti merokok. Maka dengan hal tersebut diatas kesehatan bisa terjaga dengan baik.26 Paradigma sehat merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk semua sehat, dimana mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit dan produktif yang dikenal dengan upaya promotif dan
25
Peningkatan Kesehatan, dalam http://ilmukesmas.com/upaya-peningkatan-kesehatanmasyarakat, diakses 25 juni 2015 26 Edy Wiranata, “Peningkatan IPM MDG‟s Sarang Tiung Gelar Pengobatan Massal....Hal. 33
29
preventif ketimbang upaya kuratif yang hanya menekankan pada upaya penanganan orang-orang sakit. Dalam upaya kesehatan program yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:27 a)
Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.
b)
Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
c)
Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.
d)
Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
e)
Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
f)
Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
27
Peningkatan Kesehatan....hal. 33
30
g)
Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
h)
Penggerakan peran serta masyarakat.
i)
Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
j)
Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
k)
Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
l)
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit. Upaya kesehatan seperti tersebut di atas tidak lain merupakan bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan yang sesuai dengan konsep paradigma baru.
5.
Dampak Pembiayaan terhadap Pendidikan Pertama, masalah pendidikan dalam hubungannya dengan masalah kemiskinan secara khusus, belum menjadi isu utama pada dinas/instansi terkait dan juga di tingkat komunitas kelurahan. Untuk itu, tema pendidikan dapat dijadikan „common point‟ untuk mendinamisasi Komunitas Belajar Perkotatan (KBP) dan Komunitas Belajar Kelurahan (KBK). Kedua, masalah pendidikan dalam konteks kemiskinan, akan menumbuhkan kesadaran kritis di semua kalangan dan memberikan
31
kontribusi pada kegiatan pendidikan secara luas. Untuk membuat prosedur pengawasan dan pelaporan hasil kegiatan, sehingga menjamin terlaksananya prinsip dan nilai P2KP (transparansi, akuntabilitas, partisipasi, demokrasi dan desentralisasi).28 Selanjutnya, upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak dan pendekatan. Upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh.29Oleh karena itu dikuatkan dengan UU.No. 22 Tahun 1999. Lahirnya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, serta UU.No. 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah yang membawa konsekuensi terhadap bidang-bidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom termasuk dalam bidang pendidikan.Sehingga penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau sentralis berganti ke arah desentralisasi. Pengelolaan pendidikan yang diarahkan pada desentralisasi menuntut partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan 28
Common Point Pendidikan dalam Skala Luas, dalam http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=295&catid=1&, diakses 03 juni 2015 29 Peningkatan Pendidikan, dalam http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/mgve1363205702.pdf, diakses 25 juni 2015
32
otonomi daerah. Karena itu memerlukan kesiapan sekolah sebagai ujung tombak operasional pendidikan pada level bawah. Pendidikan yang selama ini dikelola terpusat (sentral) harus diubah sesuai dengan perkembangan sistem yang ada yaitu sistem desentraliasi.30 Otonomi daerah sebagai kebijakan politik makro akan memberi imbas terhadap otonomi sekolah sebagai sub sistem pendidikan. Dengan adanya kebijakan tersebut maka pengelolaan pendidikan dilakukan secara otonom yaitu dengan model manajemen berbasis sekolah atau school based management. Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.31
C. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang dilakukan Sarah,32 yang bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Pelaksanaan progam Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Medan”. Hasil analisis yang didapat bahwa uji koefisiensi korelasi dengan menggunakan rumus korelasi (r) 30
Tahap Peningkatan pendidikan, dalam, http//www. Paudni Kemdiknas.go.id, diakses 25 juni 2015 31 Peningkatan Pendidikan…hal. 33 32 Sarah, ”Pengaruh Pelaksanaan progam Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Medan (Studi Kasus Pada PT. Sinar Sosro Medan ), sumatera utara 2008, dalam http://repository.usu.ac.id/id/, diakses 08 agustus 2015
33
sebesar 0,828, kemudian uji signifikansi koefisiensi korelasi menggunakan uji t memperoleh T hitung = 8,22 dan T table = 2,040 karena T hitung > T table ini artinya terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan anatara pelaksana progam kesejahteraan terhadap semangat kerja karyawan. Selanjutnya koefisiensi determinasi diperoleh KP sebesar 68,58%, artinya kontribusi pelaksanaan progam kesejahteraan karyawan dalam menjelaskan valiabilitas semangat kerja karyawan sebesar 68,56% sisanya 31,44% adalah kontribusi factor-faktor lain, seperti: insentif, motivasi kerja, promosi jabatan dan lainlain yang mana dalam penelitian ini tidak ikut dibahas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara pelaksana
progam
kesejahteraan
karyawan
terhadap
semangat
kerja
karyawannya. Bedanya dengan penelitian ini yaitu kalau pada penelitian diatas menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan uji signifikansi koefisiensi korelasi memperoleh hasil pengaruh yang kuat dan signifikan antara pelaksana progam kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawannya. Kalau pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan memperoleh hasil kesejahteraan pada nasabah BMT. Penelitian
yang
dilakukan
Nuryanto,33
yang
bertujuan
untuk
mengetahui “Sistem Pembiayaan Mudharabah Sebagai Alternatif Kredit Konvensional (Studi Kasus Pada BPR Syariah Daya Arta Mentari Gempol
33
Nuryanto, ”Sistem Pembiayaan Mudharabah Sebagai Alternatif Kredit Konvensional (Studi Kasus Pada BPR Syariah Daya Arta Mentari Gempol Pasuruan), Malang 2004, dalam http://repo.iain-Tulungagung.ac.id/id/eprint, diakses 30 april 2015
34
Pasuruan)” menggunakan metode “Deskriptif Komparatif” memperoleh hasil “Dengan kalkulasi keuangan pembiayaan mudharabah tidak ada yang dirugikan antara debitur dan pihak bank, yang mana pihak bank dan debitur sama-sama mendapatkan keuntungan sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama”. Bedanya dengan penelitian ini yaitu kalau pada penelitian diatas sistem dan prosedur pembiayaan di BPR Syariah Daya Arta Mentari udah memadai tetapi pada penelitian ini untuk sistem sosialisasinya kepeda masyarakat masih kurang Penelitian yang dilakukan Pratiwi,34 yang bertujuan untuk mengetahui “Efektifitas progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri pedesaan terhadap tingkat kesejahteraan hidup masyarakat di desa kamung baru kecamatan kepung kabupaten Kediri”. Subyek penelitian ini adalah masyarakat miskin penerima bantuan (PNPM) Mandiri pedesaan, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Pendaping Lokal (PL), Fasilitator Kecamatan (FK) dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK). Metode Penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dari permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 34
Pratiwi, ”Efektifitas progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri pedesaan terhadap tingkat kesejahteraan hidup masyarakat di desa kamung baru kecamatan kepung kabupaten Kediri” (Studi Kasus pada (PNPM) Mandiri pedesaan desa kamung baru kecamatan kepung kabupaten Kediri ) Medan 2011, dalam http://repository.usu.ac.id/id/, diakses 08 agustus 2015
35
terdapat tiga tahap dalam pelaksanaan (PNPM) Mandiri Pedesaan yaitu perencanaan, pelaksanaan , pelestarian. Dilihat dari indicator efektivitas PNPM Mandiri Pedesaan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat menunjukkan bahwa, PNPM tidak secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bedanya dengan penelitian ini penelitian dilakukan pada masyarakat miskin dengan perolehan PNPM tidak secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada nasabah BMT yang hasil kesejahteraannya didapat setelah mendapat pembiayaan dari BMT Penelitian yang dilakukan Sholehah Hartoyo ,35 yang bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Kemampuan Karyawan dan Tunjangan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Wangsa Jatra Lestari”. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi Y= 49,565 + 0,576.X1 + 0,502.X2. Persamaan menunjukkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh kemampuan karyawan dan tunjangan kesejahteraan. Kesimpulan yang di ambil adalah 1.
Kemampuan karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Wangsa Jatra Lestari. Terbukti dari analisis data yang diperoleh t hitung X1 > t table (3,027>2,042) pada taraf signifikan 5%.
35
Hartoyo, ”Pengaruh Kemampuan Karyawan dan Tunjangan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Wangsa Jatra Lestari” Surabaya 2010, dalam http://diglib.uinsby.ac.id/id, diakses 10 agustus 2015
36
2.
Tunjangan kesejahteraan berpengaruh positif terhada kinerja karyawan PT. Wangsa Jatra Lestari. Terbukti dari hasil analisis data memperoleh t hitung X1 > t table (3,069>2,042) pada taraf signifikan 5%.
3.
Kemampuan karyawan dan tunjangan kesejahteraan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil analisis data yang memperoleh Fhitung>Ftabel (33,749>3,39) pada taraf signifikansi 5%.
4.
Variabel kemampuan karyawan memberikan sumbangan efektif 35,4% sedangkan variable tunjangan kesejahteraan memberikan sumbangan efektif 36,0% terhadap kinerja karyawan. Secara keseluruan variable kemampuan karyawan dan tunjangan
kesejahteraan memberikan sumbangan efektif sebesar 71,4% terhadap kinerja karyawan. Sementara sumbangan relative yang diberikan variable kemampuan karyawan sebesar 49,6% dan variable tunjungan kesejahteraan sebesar 50,4%. Diantara kedua variable tersebut dapat diketahui bahwa variable tunjangan kesejahteraan memberikan sumbangan terbesar terhadap kinerja karyawan. Bedanya dengan penelitian ini yaitu kalau pada penelitian diatas menggunakan metode kauntitatif yang hasil variabelnya dapat diketahui bahwa variable tunjangan kesejahteraan memberikan sumbangan terbesar terhadap kinerja karyawan. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode
kualitatif
dengan
hasil
meningkatkan kesejahteraan nasabah.
pemberian
pembiayaan
yang
dapat
37
D. Kerangka Penelitian
Y1 X
Y2
Y3
Keterangan: X: Pembiayaan Mudharabah Y 1: Pendapatan Y 2: Pendidikan Y 3: Kesehatan
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan metode pendekatan penelitian kualitatif yaitu menguraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitian. Menganalisis dengan kata-kata apa yang melatar belakangi responden berprilaku. Sedangkan pendapat lain mengatakan penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah untuk
mempertegas
hipotesa-hipotesa, agar dapat
membantu
memperkuat teori-teori lama, atau didalam kerangka menyusun teori-teori baru. Jadi dapat simpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang berusaha melukiskan keadaan obyek, suatu kondisi atau lingkungan tertentu untuk menggambarkan, melukiskan dan menganalisis secara umum permasalahan serta fenomena yang terjadi secara sistematis. Dengan kata lain penelitian ini hanya menggambarkan fenomena penelitian apa adanya dari sumber data berupa tulisan, prilaku atau lisan tanpa adanya suatu uji hubungan variabel. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara dan
39
akan berkembang setelah peneliti memasukii lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam,mendetail dan komprehensif.36 Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian Fenomenologi. Jenis penelitian fenomenologi menggunakan pengalaman langsung sebagai cara untuk memahami dunia. Orang mengetahui pengalaman atau peristiwa dengan cara mengujinya secara sadar melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki orang bersangkutan.37
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di BMT UGT SIDOGIRI BLITAR Jl.Raya Kanigoro Blitar.
C. Kehadiran Peneliti Kehadiran Peneliti ini dilaksanakan pada hari rabu 27 Mei 2015 dan kamis 28Mei 2015, mulai pukul 10.00 – 12.00 WIB.
36
Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif”,(Bandung : Alfabeta 2009), hal. 213 Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S .Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Gramedia. 2009), hal. 34 37
40
D. Data dan Sumber Data Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer. Sumber data primer adalah subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah
interview
(wawancara)dan dokumentasi.38Dalam hal ini sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan langsung dari BMT UGT SIDOGIRI BLITAR. Nasabah wawancara Bapak M. Ishom Kepala BMT UGT Sidogiri serta Nasabah BMT UGT Sidogiri antara lain, No
Nama/Jabatan
Alamat
1
M. Ishom ( Kepala BMT )
Kanigoro Blitar
2
Yanto ( Nasabah BMT )
Kanigoro Blitar
3
Agus ( Nasabah BMT )
Lodoyo Blitar
4
Naufal ( Nasabah BMT )
5
Siti Halimah ( Nasabah BMT )
Kanigoro Blitar Lodoyo Blitar
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu Indept Interview. Indept Interview merupakan cara untuk memperoleh data dengan mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan atau pihak yang terkait dengan topik
38
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII, 2007),
hal. 91
41
penelitian. Data yang diperoleh dari teknik wawancara dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung dari lapangan yang berkaitan dengan permasalahan di atas.39
F. Teknik Analisis Data Hasil dari pengumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. Yaitu Dengan Metode Analisis Deskriptif: Analisis
Deskriptif
dilakukan
dengan
cara
menuturkan
dan
menguraikan serta menjelaskan data yang terkumpul. Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.40
G. Keabsahan Temuan Dalam penelitian, setiap hal temuan harus dicek keabsahannya agar hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan keabsahannya. Untuk pengecekan keabsahan temuan ini teknik yang dipakai oleh peneliti adalah trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik 39
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D, (Bandung:ALFABETA,Cet. XIV,2011), hal. 240 40 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), hal. 63
42
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.41 Pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti antara lain dengan : 1.
Trianggulasi data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan data hasil pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh.
2.
Trianggulasi metode, yaitu dengan cara mencari data lain tentang sebuah fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan sehingga memperoleh data yang bisa dipercaya.
3.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi ada dua macam, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Dan triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.42
41
42
Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif… hal. 213 Prof.Sugiyono, Buku Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA,2009)
43
H. Tahap-Tahap Penelitian Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahaptahap yang akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini disusun secara sistematis agar diperoleh data secara sistematis pula. Ada tiga tahap yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu : 1
Tahap Pra-lapangan Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan. Ada lima langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu : a)
Menyusun rancangan penelitian Pada tahap ini, peneliti membuat usulan penelitian atau proposal penelitian yang sebelumnya didiskusikan dengan dosen pembimbing dan beberapa dosen lain serta mahasiswa. Pembuatan proposal ini berlangsung sekitar satu bulan melalui diskusi yang terus-menerus dengan beberapa dosen dan mahasiswa. Dan pada tanggal 20 januari 2015 disetujui dan baru diseminarkan.
b)
Memilih lapangan penelitian Peneliti memilih BMT UGT SIDOGIRI BLITAR karena merupakan lembaga/kuangan syariah yang berbasis pondok didirikan di Blitar pada tahun 2007 ini merupakan cabang dari BMT UGT SIDOGIRI
PASURUAN.
Sebagai
lembaga
membantu masyarakat. Mengurus Perizinan
keuangan
untuk
di kantor Dinas
44
Perizinan Blitar, pengurusan dilaksanakan pada bulan september 2007. c)
Mengurus Perizinan Pada tahap ini yang pertama yaitu mencari tempat penelitian (BMT UGT Sidogiri Blitar), yang kedua meminta surat pengantar dari fakultas untuk diserahkan kepada pihak lembaga yang berkaitan dan yang ketiga yaitu melakukan penelitian.
d)
Menjajaki dan Menilai Lapangan Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang BMT yang ada di Blitar. Agar peneliti lebih siap terjun ke lapangan serta untuk menilai keadaan, situasi, latar belakang dan konteksnya sehingga dapat ditemukan dengan apa yang dipikirkan oleh peneliti.
e)
Memilih dan Memanfaatkan Informan Tahap ini peneliti memilih seorang informan yang merupakan orang yang benar-benar tahu dan terlibat dalam BMT UGT SIDOGIRI BLITAR. Kemudian memanfaatkan informan tersebut untuk melancarkan penelitian.
f)
Menyiapkan Perlengkapan Penelitian Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau kebutuhan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.
g)
Persoalan Etika Penelitian
45
Dalam
menghadapi
persoalan
etika
tersebut,
peneliti
mepersiapkan diri baik secara fisik, psikologis maupun mental. Secara fisik memahami peraturan, norma, nilai sosial masyarakat melalui (a) kepustakaan, (b) orang, kenalan, teman dari latar belakang dan (c) orientasi latar penelitian. Seluruh peraturan, norma, nilai masyarakat, kebiasaan, kebudayaan dan semacamnya dicatat dalam salah satu buku catatan khusus yang dapat dinamakan buku tentang Etika Lembaga. 2
Tahap Pekerja Lapangan Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu : a)
Memahami latar penelitian dan persiapan diri tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar penelitian agar dapat menentukan model pengumpulan datanya.
b)
Memasuki Lapangan Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika pergulan dan norma-norma yang berlaku di dalam lapangan penelitian tersebut.
c)
Berperan serta sambil mengumpulkan data Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan atau menyaksikan sendiri kejadian tersebut.
46
3
Tahap Analisa Data Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan dalam menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan data. Pada tahap ini dibasan prinsip pokok, tetapi tidak akan dirinci bagaimana analisis data itu dilakukan karena ada bab khusus yang mempersoalkannya.43
43
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, 2008)
(Bandung: PT
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Hasil Penelitian 1.
Sejarah BMT UGT Sidogiri Capem Lodoyo Blitar Koperasi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri disingkat “BMT UGT Sidogiri” mulai beroperasi pada tanggal 5 Rabiul Awal 1421 H atau 6 Juni 2000 M. di Surabaya dan kemudian mendapatkan badan Hukum Koperasi dari Kanwil Dinas Koperasi PK dan M Propinsi Jawa Timur dengan SK Nomor: 09/BH/KWK.13/VII/2000 tertanggal 22 Juli 2000.44 Koperasi BMT UGT Sidogiri ini sudah berbadan hukum maka dapat diakui oleh Negara. BMT UGT Sidogiri didirikan oleh beberapa orang yang berada dalam satu kegiatan Urusan Guru Tugas Pondok Pesantren Sidogiri (Urusan GT PPS) yang di dalamnya terdapat orang-orang yang berprofesi sebagai guru dan pimpinan madrasah, alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan para simpatisan yang menyebar di wilayah Jawa Timur. Dalam setiap tahun BMT UGT Sidogiri membuka beberapa unit pelayanan
anggota
di
kabupaten/kota
yang
dinilai
potensial.
Alhamdulillah, pada saat ini BMT UGT Sidogiri telah berusia 13 tahun dan sudah memiliki 230 Unit Layanan Baitul Maal wat Tamwil/Jasa
44
Sejarah BMT UGT Sidogri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id, diakses 30 mei 2015
48
Keuangan Syariah dan 1 Unit Pelayanan Transfer. Pengurus
akan
terus
berusaha
melakukan
perbaikan
dan
pengembangan secara berkesinambungan pada semua bidang baik organisasi maupun usaha. Untuk menunjang hal tersebut maka anggota koperasi dan penerima amanat perlu memiliki karakter STAF, yaitu Shiddiq (jujur), Tabligh (Transparan), Amanah (dapat dipercaya) dan Fathanah (Profesional). 2.
Visi dan Misi BMT UGT Sidogiri Visi BMT Sidogiri antara lain: a)
Terbangunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengan landasan syariah Islam.
b)
Terwujudnya budaya ta‟awun dalam kebaikan dan ketakwaan di bidang sosial ekonomi.45
Misi BMT Sidogiri antara lain: a)
Menerapkan dan memasyarakatkan syariah Islam dalam aktivitas ekonomi.
b)
Menanamkan pemahaman bahwa sistem syariah di bidang ekonomi adalah adil, mudah, dan maslahah.
c)
Meningkatkan kesejahteraan umat dan anggota.
d)
Melakukan aktivitas ekonomi dengan budaya STAF (Shiddiq/Jujur, Tabligh/Komunikatif, Amanah/Dipercaya, Fatonah/Profesional).46
45 46
Sumber data, Dokumen BMT UGT Sidogiri Blitar Visi Misi BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id, diakses 30 mei 2015
49
3.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di BMT UGT Sidogiri cabang Lodoyo yang beralamatkan di Jl. Mastrip No. 11 Lingkungan Wonorejo RT/RW 03/02 Kel. Wonorejo Kec. Sutojayan Kab. Blitar.
4.
Susunan Pengurus BMT UGT Sidogiri Capem Lodoyo Blitar Bagan 4.1 Susunan Pengurus BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar Kasir (Teller) Sholikin
Kepala Cabang Mokh.Ishom
Account Officer
Eko Edy U
Deny
Customer Service
Mokh.Ishom
Sholikhin
Sumber: wawancara M.shom kepala cabang BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar.
50
B. Temuan Penelitian Temuan hasil penelitian ini disajikan oleh penulis sesuai dengan fokus penelitian.
1
Implementasi pembiayaan mudharabah di BMT UGT Sidogiri Blitar Kini masyarakat banyak yang menganggap bahwa BMT sama saja dengan koperasi konvensional. Tentunya BMT UGT Sidogiri ini berbeda. Hasil wawancara prosedur penerapan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri adalah “Pertama menjelaskan tentang masalah yang pernah dialaminya dalam menangani nasabah kemudian beliau menjelaskan prosedur dan penerapan pembiayaan mudharabah dari pihak BMT dalam penanganannya yaitu melakukan surve terhadap masyarakat yang mau membuka pembiayaan, setelah itu melakukan surve terhadap nasabah tersebut, untuk melakukan surve ini tidak semudah yang dibayangkan tetapi harus dengan penuh kehati-hatian dan selalu sabar”, karena pernah terjadi suatu kejadian yang tidak bahwa prosedur yang dilakukan sudah sesuai yang diterapkan tetapi masih ada kesalahan.47 Survai yang telah dilakukan oleh suatu lembaga tentunya berharap agar pembiayaan yangakan disalurkan tepat sasaran dan terhindar dari resiko gagal bayar nasabah. Selain survei, BMT UGT Sidogiri melakukan serangkai analisis diantaranya: Akad Pembiayaan, Surat Pengakuan Pembiayaan, Surat Kuasa, Bahan Wawancara Dengan Pemohon Pembiayaan, Slip Setoran Pembiayaan.48
47
M. Ishom, wawancara kepala BMT, (beralamatkan di Bmt ugt sidogiri Blitar), tanggal 27 mei 2015 48 Lampiran 3.Hal. 72
51
Setelah analisis pembiayaan dilakukan dan di setujui, maka prosedur yang diberikan dilakukan penandatanganan akad mudharabah.49Seperti halnya banyak masyarakat yang masih banyak menggunakan pembiayaan selain mudharabah. Hasil wawancara mengenai upaya yang dilakukan BMT dalam meningkatkan pembiayaan mudharabah. “Kalau untuk upaya yang kami lakukan yaitu kami selalu memberikan penjelasan pembiayaan mudharabah kepada masyarakat yang tiada bosan-bosannya, memberikan motivasi dan arahan agar masyarakat banyak yang memahami tentang pembiayaan mudharabah dan menggunakan pembiayaan ini.50 Dari berbagai motivasi dan arahan diharapkan masyarakat banyak yang menggunakan pembiayaan mudharabah. Upaya dan berbagai motivasi sudah terlaksanakan sehingga untuk jangka waktu kedepan masyarakat lebih banyak yang menggunakan pembiayaan mudharabah. Hasil wawancara mengenai minat nasabah terhadap pembiayaan mudharabah dan persentasenya. “Sebenarnya teorinya pembiayaan sudah banyak dipahami oleh nasabah dan juga banyak peminatnya tetapi kami heran dalam prakteknya nasabah masih sedikit yang menggunakan pembiayaan mudharabah, untuk hal ini masih kami carikan solusinya mas, kalau untuk perbandingannya dengan pembiayaan lain mungkin sekitar 30%”, karena ya itu tadi ketika nasabah datang mau mengajukan pembiayaan ya sudah saya tawarkan pembiayaan mudharabah tetapi masih menggunakan yang lain.51
49
Lampiran 4…hal. 76 M.Ishom, wawancara kepala bmt ugt sidogiri, (beralamatkan di lodoyo: Kantor BMT Ugt Sidogiri Lodoyo Blitar), Tanggal 27 mei 2015 51 M.Ishom, wawancara kepala bmt ugt sidogiri, (beralamatkan di lodoyo: Kantor BMT Ugt Sidogiri Lodoyo Blitar), Tanggal 27 mei 2015 50
52
Untuk minat pembiayaan Mudharabah ini perlu adanya sosialisasi untuk meningkatkan pembiayaan mudharabah terhadap nasabah atau masyarakat.
2
Kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan pendapatan nasabah di BMT UGT Sidogiri. Seiring dengan berkembang pesatnya perekonomian bangsa kita dengan demikian, Hasil wawancara pengelolaan dana pembiayaan mudharabah kepada nasabah ”Alhamdulilah mas untuk pengelolaan dalam usaha yang saya jalankan ini bisa berjalan lancar sehingga dapat saya kelola dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan yang lumayan pula.52Kemudian saya dilanjutkan wawancara dengan bapak Agus “ kalau pengelolaanya bagus mas, dari pihak BMT UGT Sidogiri juga sangat peduli kepada para nasabahnya selalu memberikan bimbingan maupun arahan-arahan dan begitupun dengan sistim pengelolaan yang tidak mempersulit proses pencairan pembiayaan, dengan sistem pengelolaan yang baik, saya sebagai pedangang bisa membeli barang dagangan yang saya perlukan tidak perlu menunggu barang dagangan habis baru membelinya, berkat pembiayaan mudharabah dari BMT UGT Sidogiri saya merasa terbantu, bahkan untuk sistem bagi hasilnya mudah dilakukan”.53 Dalam peningkatan pembiayaan mudharabah BMT UGT Sidogiri Blitar memberikan kepuasan tersendiri bagi para nasabah yakni untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah tidak dipersulit, jadi dipermudah saja asalkan memenuhi syarat dan mau melakukan usaha yang halal dan
52
wawancara dengan bapak naufal nasabah pembiayaan mudharabah, pada hari rabu 27
mei 2015 53
2015
wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei
53
sungguh-sungguh pihak BMT akan memberikan pembiayaan sesuai yang dibutuhkan oleh nasabah. Tahap pengelolaan sudah terlaksanakan sehingga pendapatan menjadi prioritasnya. Hasil wawancara pendapatan nasabah sebelum dan seudah mendapatkan pembiayaan. “Usaha saya sebelum mendapatkan pembiayan biasa saja mas, bahkan sering mengalami penurunan pendapatan karena tidak bisa memasok barang dagangan yang baru, bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari menjadi tidak terpenuhi, saya bersyukur setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah ini saya cukup membatu meskipun belum sepenuhnya. Dengan pembiayaan yang diberikan BMT inilah yang kebutuhan hidup kami dapat terpenuhi dan pendapatan saya bisa meningkat”.54Bapak Agus juga menjawab, “Pendapatan dari usaha yang saya jalankan ini sebelum mendapatkan pembiayaan hanya memperoleh hasil yang sedikit, kemudian setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah usaha saya semakin berkembang ini berkat pembiayaan yang telah diberikan oleh pihak BMT”.55 Setelah
mendapatkan
pembiayaan,
para
nasabah
mengaku
usahanya menjadi lebih berkembang dan pendapatan mereka meningkat dari sebelumnya standar kini setelah mendapatkan pembiayaan lebih berkembang bahkan usaha dadang banyak diminati pelanggan. Hasil wawancara mengenai perkembangan usaha nasabah setelah mendapat pembiayaan “Usaha saya berkembang setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT UGT Sidogiri, saya sangat berterima kasih pada pihak BMT karena dengan adanya pembiayaan ini saya menjadi terbantu”.56 Kemudian pendapat dari bapak Agus, ”Beliau mengatakan bahwa 54
wawancara dengan bapak naufal nasabah pembiayaan mudharabah, pada hari rabu 27
mei 2015 55
wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei
56
wawancara dengan bapak naufal nasabah pembiayaan mudharabah, pada hari rabu 27
2015 mei 2015
54
dengan adanya pembiayaan mudharabah dari BMT ini usahanya semakin maju dan berkembang, sehingga bisa memperluas jaringan pemasaran usahanya ”.57 Pembiayaan yang diberikan oleh BMT sebagian besar telah mengembangkan usaha para nasabah, karena setelah mendapatkan pembiayaan, para nasabah mendapatkan tambahan modal untuk meningkatkan produksi yang sebelumnya sedikit kini menjadi banyak. Dari hasil wawancara diatas sebagian besar setelah nasabah mendapatkan pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar memberikan kontribusi yang cukup membatu ekonomi nasabah, karena sebagian besar mereka gunakan pembiayaan tersebut untuk mengembangkan usahanya.
3
Kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan pendidikan nasabah BMT UGT Sidogiri. Sebagai dasar untuk meningkatkan pendidikan berbagai upaya yang tiada hentinya dilakukan. Hasil wawancara mengenai pembiayaan mudharabah memberikan motivasi nasabah agar selalu lebih baik. “Kalau untuk motivasi yang diberikan ya jelas memberikan arahan yang lebih baik terutama untuk saya pribadi guna untuk mendidik saya agar selalu berjuang berusaha dan tidak mudah putus asa”.58Ibu Siti Halimah mengatakan, “Pembiayaan mudharabah ini memberikan motivasi saya menjadi lebih tekun dalam menjalankan usaha yang saya punya, saya bisa mempelajari kesalahan-kesalahan
57
wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei
58
wawancara dengan bapak Yanto nasabah pembiayaan mudharabah pada hari kamis 28
2015 mei 2015
55
saya dalam berusaha dahulu dan menjadikan motivasi untuk menjalankan usaha saya kedepannya agar lebih baik”.59 Dengan demikian pembiayaan mudharabah tersebut memberikan arahan yang memberikan arahan yang positif dan tidak mudah putus asa. Arahan dari BMT menjadikan nasabah menjadi giat dalam berusaha. Hasil wawancara mengenai pembiayaan mudharabah dari BMT memberikan kesempatan belajar untuk meningkatkan kapasitas. “Dengan pembiayaan mudharabah saya mendapatkan kesempatan untuk belajar yang sebelumnya hanya dengan sepengetahuan saya saja yang cuma sedidkit tetapi kini setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah ini, saya lebih banyak mendapatkan kesempatan belajar yang bisa menambah pengetahuan, sehingga kapasitas kemampuan saya menjadi meningkat bisa memenuhi kebutuhan keluarga”.60 Pembiayaan
mudharabah
memberikan
sumber
penghidupan
nasabah dapat menyambukan hidupnya. Peminat pembiayaan menjadi hal prioritas BMT yang harus diperjuamgkan. Hasil wawancara dengan pembiayaan mudharabah mengenai kesempatan putra putri nasabah untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. “Iya mas, alhamdulilah setelah saya mendapatkan pembiayaan dari mudharabah keluarga saya menjadi terbantu untuk kebutuhan ekonomi, terutama untuk biaya menyekolahkan anak saya ini menjadi agak tidak terbebani, yang dulunya bingung mau menyekolahkan anak ke jenjang selanjutnya tidak ada biaya, kini ya alhamdulilah ini bisa terlaksanakan”.61“Syukur alhamdulilah dengan pembiayaan yang diberikan oleh pihak BMT kini anak saya 59
wawancara dengan Ibu Siti Halimah nasabah pembiayaan mudharabah pada hari kamis 28 mei 2015 60 wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei 2015 61 wawancara dengan bapak Naufal nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei 2015
56
yang sudah kelas 3 SMA ini mau melanjutkan ke perguruan tinggi untuk biayanya yang mahal kini sudah ada biaya, karena usaha saya semakin berkembang dan mendapatkan keuntungan yang baik”.62 Dengan adanya pembiayaan mudharabah yang diberikan BMT, Kesempatan nasabah untuk memperoleh pendidikan menjadi terpenuhi.
4.
Kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan kesehatan nasabah BMT UGT Sidogiri. Sebagai
bahan
dasar
untuk
peningkatan
kesehatan
maka
pembiayaan mudharabah dapat member pola makan sehat. Hasil wawancara
dengan
nasabah
pembiayaan
mudharabah,
mengenai
berkesempatan untuk menjaga pola makan sehat. “Kalau untuk kesempatan makan setiap hari tercukupi, tetapi kalau yang pola makanan sehat ya masih kadang kadang mas, belum sepenuhnya setiap hari bisa menjaga pola makan sehat, sebenarnya kami juga sadar bahwa menjaga pola makan sehat itu penting sekali, tetapi ya bagaimana lagi mas, kebutuhannya masih banyak yang belum terpenuhi”.63 “hampir sama dengan bapak Agus kalau untuk setiap harinya belum bisa , tetapi kami kurang lebih seminggu sekali masih ada kesempatan untuk menjaga makan sehat”.64 Setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah, para nasabah mengaku semakin ada kesempatan untuk menjaga pola makan sehatnya meskipun tidak dilaksanakan setiap harinya dan mereka sudah tau pentingnya menjaga pola makan sehat. 62
wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei
2015 63
wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei
2015 64
wawancara dengan bapak Yanto nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei
2015
57
Dengan pola makan sehat mestinya kesehatan bisa lebih terjaga. Hasil wawancara dengan nasabah pembiayaan mudharabah menganai kesadaran untuk menjaga kesehatan. “Iya mas, yang waktu anak saya sakit itu mau berobat belum ada biaya jadi susah, tapi sekarang setelah mendapatkan pembiayaan ini kalau anak saya mau sakit segera saya periksakan sehingga tidak jadi sakit, kesehatan ini betapa sangat pentingnya bagi kami, bahkan ini sesuatu hal yang kami nomer satukan. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas pembiayaan dari BMT yang diberikan kepada kami”.65 “Iya jelas mas keluarga saya menjadi terbantuetelah mendapatkan pembiayaan ini, setiap bulan Istri saya yang sudah hamil saya periksakan ke dokter rutin biar kesehatan kandungannya terjaga, alhamdulilah berkat adanya pembiayaaan yang diberikan kami bisa sadar pentingnya kesehatan”.66 Dengan pembiayaan mudharabah yang diberikan maka nasabah dapat terpenuhi dalam hal kesehatannya. Meskipun kesehatan sudah terpenuhi yang masih dibutuhkan yaitu anggaran dananya. Hasil wawancara dengan nasabah pembiayaan mudharabah yang diberikan BMT, dalam hal anggaran dana untuk kesehatan. “Sebagian besar anggaran dana buat kesehatan keluarga pasti ada mas, apalagi dengan pembiayaan yang telah diberikan oleh BMT ini untuk anggaran yang saya sisihkan agak lebih banyak”.67 “Untuk dana buat kesehatan ya sedikit-sedikit ada mas, buat jagajaga nantinya kalau ada keperluan dana banyak tidak bingung”.68
65
wawancara dengan Ibu Siti Halimah nasabah pembiayaan mudharabah pada hari kamis 28 mei 2015 66 wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari kamis 28 mei 2015 67 wawancara dengan bapak Naufal nasabah pembiayaan mudharabah pada hari kamis 28 mei 2015 68 wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari kamis 28 mei 2015
58
Anggaran dana untuk kesehatan nasabah dari hasil pemberian pembiayaan BMT ternyata berhasil untuk diperoleh nasabah.
C. Pembahasan Setelah melakukan observasi pengamatan kegiatan-kegiatan operasional yang sedang berlangsung di kantor BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar mulai dari pengajuan biaya, pensurvean, melakukan akad perjanjian, proses relialisasi sampai dengan
penggunaan hasil dari pembiayaan akad
mudharabah kemudian peneliti melakukan wawancara dengan ketua BMT dan para nasabah dan hasil wawancara diatas bahwa nasabah cukup terbantu kebutuhan ekonominya setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah dari BMT, ada yang buat kebutuhan sekolah anaknya maupun untuk kebutuhan menjaga kesehatannya. Dengan poin pembahasan sebagai berikut: 1
Implementasi pembiayaan mudharabah di BMT UGT SIDOGIRI. Implementasi pembiayaan di BMT, bentuk analisis prosedur pembiayaan yang sudah dilakukan di BMT diantaranya Pedoman wawancara, Akad Pembiayaan, Sosialisasi.69Meskipun dari pihak Nasabah belum banyak yang menggunakan pembiayaan mudharabah, akan tetapi pihak BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar terus memberikan sosialisasi
kemasyarakat
demi
membantu
masyarakat
untuk
meningkatkan usahanya maupun perekonomian nasabah sesuai dengan 69
Lampiran Hal. 72
59
kebutuhan nasabah dan juga sebelum memberikan pembiayaan pihak BMT juga melakukan analisis terhadap nasabah yang mana nasabah itu layak untuk dibiayai atau tidak. Oleh karena itu dengan adanya pembiayaan mudharabah dari BMT UGT Sidogiri yang sudah di sosialisasikan kepada nasabah, maka para nasabah yang sudah menggunakan pembiayaan mudharabah dapat menggunakan pembiayaan tersebut untuk mendanai usaha mereka, karena dengan sistim pembiayaan ini nasabah memberikan bagi hasil dari usahanya dengan pihak BMT dengan semua modal yang telah diberikan BMT. Seperti halnya dengan pengertian akad mudharabah yatu, Pembiayaan mudharabah adalah Penyerahan harta dari shahib al-mal (pemilik modal/dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha,
Sedangkan
keuntungannya
dibagi
sesuai
dengan
nisbah
(perbandingan laba rugi) yang disepakati. Jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba yang diperoleh.70Hal ini juga dikuatkan dengan dasar hukum BMT adalah koperasi, maka fungsi dan peranan koperasi yaitu sebagai:71 a)
Alat
untuk
membangun
dan
mengembangkan
potensi
dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi social. b)
Alat untuk mempertinggikan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
70 71
HM. Dumairi Nor, Ekonomi Versi.... hal. 70 Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2005), hal. 18
60
c)
Alat untuk memperkokoah perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, dan
d)
Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama bedasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2
Kontribusi pembiayaan Mudharabah dalam meningkatkan pendapatan nasabah BMT UGT SIDOGIRI. Kontribusi dari hasil penelitian terdahulu memperoleh hasil yang sama dalam peningkatan nasabah. Mayoritas para nasabah BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar khususnya nasabah pembiayaan mudharabah mengatakan bahwa, dengan adanya pembiayaan mudharabah yang diberikan sangatlah membantu meningkatkan pendapatan nasabah.Maka para nasabah BMT UGT Sidogiri Lodoyo pun sekarang sudah tahu apabila sedang kesulitan dana untuk keberlangsungan usaha mereka atau bahkan demi untuk mencukupi kebutuhan ekonomi, menambah pendapat usaha. Dari hasil penelitian nasabah pembiayaan mudharabah juga dapat meningkatkan pendapatan dengan memnggunakan metode dan sistem analisa yang sama.72Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Demikian juga dalam konteks binis, seberapa pun hebatnya kemampuan seseorang dia tidak mungkin bisa mengembangkan bisnisnya tanpa bantuan dan keterlibatan orang lain dalam perjalanan usahanya, misalnya 72
mei 2015
Wawancara dengan bapak naufal nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27
61
saja karyawan, konsumen, pemasok, perbankan dan pemerintah (dalam bentuk aturan). Menjadi pedagang retail misalnya dia tidak cukup hanya punya spece toko yang besar tanpa barang hasil produksi orang lain, demikian juga pabrikasi dia memerlukan distributor untuk menyalurkan produknya agar sampai kepada konsumen. Saling membutuhkan satu sama lain, inilah yang menjadi dasar terbentuknya kerja sama baik antar institutional maupun personal.73 3
Kontribusi pembiayaan Mudharabah dalam meningkatkan pendidikan nasabah BMT UGT SIDOGIRI. Pembiayaan mudharabah menumbuhkan kontribusi terhadap pendididkan. Hal ini sama seperti pada penelitian yang dilakukan Nuryanto dimana upaya pembiayaan mudharabah yang diberikan dapat meningkatkan pendidikan nasabah. Selanjutnya, upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak dan pendekatan. Upaya tersebut dilandasi suatukesadaran
betapa
pentingnya
peranan
pendidikan
dalam
pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsauntuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan
73
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 240
62
bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh.74 Dalam rangka peningkatan, mengupayakan kepada pokok tujuan yaitu peningkatan taraf pendididkan, serta akses kedalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, tekhnologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan sarana dan prasarana dasar baik fisisk
seperti irigasi, jalan, listrik,
maupun sarana sosial lainnya seperti sekolah dan fasilitas pelayan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat lapisn paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pendidikan keterampilan, bagi masyarakat yang banyak terkosentrasi di pedesaan sebagai penduduk yang kurang berdaya.75 4
Kontribusi pembiayaan Mudharabah meningkatkan kesehatan nasabah di BMT UGT SIDOGIRI Pembiayaan mudharabah dalam kontribusi kesehatan bagi nasabah. Setelah menerima pembiayaan dari BMT UGT Sidogiri Lodoyo, kini masyarakat banyak yang senang dengan adanya pembiayaan yang telah diberikan, karena para nasabah ini selain kebutuhan ekonominya terpenuhi yang kini kebutuhan kesehatan mereka sekarang menjadi terjamin dengan adanya pembiayaan mudharabah.76
74
Peningkatan Pendidikan… hal. 38 Nur Aini Latifah, Dampak Pemberian Pendididkan Dan Pelatihan UNtuk Peningkatan Kualitas SDM Dan Ketahanan Keluarga Tenaga Kerja Indonesia purna (Malang: Universitas Negeri Malang, 2012) 76 Wawancara dengan bapak Agus nasabah pembiayaan mudharabah pada hari rabu 27 mei 2015 75
63
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undangundang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.77 Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
Pembiayaan
Mudharabah BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian nasabah serta memberdayakan nasabah, karena nasabah BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah dari pihak BMT UGT Sidogiri Lodoyo Blitar mereka dapat memenuhi kebutuhan kesehatan maupun, sehingga kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.
77
Budiriyanto Eko, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)…
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahsan pada bab IV dari hasil penelitian yang penulis lakukan
memngenai
Implementasi
Pembiayaan
Mudharabah
dan
Kontribusinya Terhadap Kesejahteraan Nasabah pada BMT UGT Sidogiri Blitar, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1.
Implementasi
pembiayaan
mudharabah
di
BMT
UGT
Sidogiri
diantaranya dilakukan melalui: Survai, Akad pembiayaan, Pedoman wawancara. 2.
Kontribusi pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada para nasabah dipergunakan untuk usaha dan menambah modal. Dan pada akhirnya menambah pendapatan nasabah yang hasilnya usahanya maupun tambahan pendapatannya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3.
Kontribusi pembiayaan mudharabah dapat meningkatkan pendidikan. Kebutuhan para nasabahdalam bidang pendidikan dapat terpenuhi. Sehingga para nasabah bisa terbantu untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.
4.
Pemberian pembiayaan mudharabah nasabah ini ternyata dapat membantu meningkatkan kesehatan nasabah, sehingga kesehatan nasabah bisa terjaga setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah dari BMT.
65
Kesehatannya berupa pola makan sehat
terpenuhi dan biaya untuk
pengobatan nasabah terpenuhi sehingga terjaga kesehatannya.
B. Saran Dari hasil penelitian dan pengamatan penulis lakukan maka berikut beberapa saran yang dapat penulis berikan: 1.
Dilihat dari kepedulian BMT terhadap kesejahteraan nasabah dan cukup berhasilnya BMT dalam memberikan kontribusi bagi kesejahteraan nasabah pembiayaan mudharabah, maka pihak BMT perlu progam khusus pemasaran tentang produk pembiayaan mudharabah yang ada di BMT agar nasabah bisa merasakan kesejahteraan dari pembiayaan mudharabah.
2.
Bagi akademisi pendidikan diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menambah literature terkait kontribusi pembiayaan mudharabah bagi kesejahteraan nasabah.
3.
Bagi peneliti selanjutnya semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya terutama berkaitan dengan
pembiayaan mudharabah dalam hal
kesejahteraan nasabah. Sehingga penelitiannya dapat menjadi sempurna.
66
DAFTAR RUJUKAN Budiriyanto Eko, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)”, dalam http//www. Formulasi DAUDitjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu RI 2011.com. diakses 3 mei 2015 Common Point Pendidikan dalam Skala Luas, dalam http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=295&catid=1&, diakses 03 juni 2015. Edy Wiranata, “Peningkatan IPM MDG‟s Sarang Tiung Gelar Pengobatan Massal,dalam http://www.p2kp.org/bestpracticedetil.asp?mid=362&catid=8&, diakses 23 Mei 2015. H.Veithzal Rivai. 2008. Islamic RajaGrafindo Persada).
Financial
Management,
(Jakarta:
PT
Hartoyo, ”Pengaruh Kemampuan Karyawan dan Tunjangan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Wangsa Jatra Lestari” Surabaya 2010, dalam http://diglib.uinsby.ac.id/id, diakses 10 agustus 2015 Hendar dan Kusnadi.2005. Ekonomi Koperasi, (Jakarta: Universitas Indonesia). Isbandi Rukminto Adi. 2004. “Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: FISP UI Press). Ketetapan MPR RI Nomor: IV/MPR/1999. Garis-garis besar haluan Negara19992004, (Surabaya: Apollo, II). Kitab al-qur‟an terjemah, Lajnah Pentashih Mashaf, Kudus : 1974, hal. 20
M.Alif Iswanto,”Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah di BMT Al-Falah Sumber Kabupaten Cirebon” dalam Http://www.Kesejahteraan nasabah Pembiayaan Mudharabah.co.id, diakses 10 Mei 2015 Melly Sri Sulastri Rifai, “suatu tujuan historis prospektif tentang perkembangan kehidupan dan pendidikan keluarga” dalam Jalaludin Rakhmat (eds), keluarga muslim dalam masyarakat modern, (Bandung: Remaja Rodakarya, 1993). Metode Penelitian Kuantitatif, ALFABETA, Cet. XIV).
Kualitatif,dan
R&D.
2011.
(Bandung:
67
Moh Nazir, Metode Penelitian.2005. (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia). Muhammad. 2000. Lembaga-Lembaga (Yogyakarta: UII Press).
Keuangan
Umat
Kontemporer,
Muhammad. 2009. ”Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syariah”, (Yogyakarta: UII Press). N Daljhoni. 1986. “Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka”, (Bandung: Alumni). Nur Aini Latifah. 2012. Damapak Pemberian Pendididkan Dan Pelatihan Untuk Peningkatan Kualitas Sdm Dan Ketahanan Keluarga Tenaga Kerja Indonesia purna (Malang: Universitas Negeri Malang). Nuryanto, ” Sistem Pembiayaan Mudharabah Sebagai Alternatif Kredit Konvensional (Studi Kasus Pada BPR Syariah Daya Arta Mentari Gempol Pasuruan), Malang 2004, dalam http://repo.iainTulungagung.ac.id/id/eprint, diakses 30 april 2015. Pratiwi, ”Efektifitas progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri pedesaan terhadap tingkat kesejahteraan hidup masyarakat di desa kamung baru kecamatan kepung kabupaten Kediri” (Studi Kasus pada (PNPM) Mandiri pedesaan desa kamung baru kecamatan kepung kabupaten Kediri ) Medan 2011, dalam http://repository.usu.ac.id/id/, diakses 08 agustus 2015 Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S. 2009. Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Gramedia). Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Saifuddin Azwar. 2007. Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII). Sarah, ”Pengaruh Pelaksanaan progam Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Medan (Studi Kasus Pada PT. Sinar Sosro Medan ), sumatera utara 2008, dalam http://repository.usu.ac.id/id/, diakses 08 agustus 2015 Sugiyono. 2009. ”Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif”,(Bandung : Alfabeta). Surya Margiyanto. Penerapan Prinsip 5C dan Prosedur Pemberian Kredit pada PD BPR BKK Karang malang Cabang Sidoharjo Sragen.( Surakarta.2011) www. Eprints Penerapan prinsip 5C.ums.ac.id, diakses 21 juni 2015.
68
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang sudah diamandemenkan, (Surabaya: Apollo, ll).
69
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
1.
Implementasi Pembiayaan Mudharabah di BMT UGT Sidogiri. a.
Bagaimana prosedur dan penerapan pembiayaan mudharabah di BMT?
b.
Upaya apa yang dilakukan oleh BMT dalam meningkatkan pembiayaan mudharabah?
c.
Apakah pembiayaan mudharabah banyak diminati oleh nasabah? Berapa persen jika dibandingkan dengan pembiayaan lain?
2.
Kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan pendapatan nasabah di BMT UGT Sidogiri. a.
Bagaimana pengelolaan dana pembiayaan mudharabah dalam usaha anda?
b.
Bagaimana pendapatan anda sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan?
c.
Apakah
usaha
anda
semakin
berkembang
setelah
mendapat
pembiayaan? 3.
Kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan pendidikan nasabah BMT UGT Sidogiri. a.
Apakah dengan pembiayaan mudharabah memberikan motivasi anda untuk selalu lebih baik?
70
b.
Apakah dengan pembiayaan mudharabah dari BMT memberikan kesempatan belajar untuk meningkatkan kapasitas?
c.
Apakah pembiayaan mudharabah memberi kesempatan putra putri anda untuk melanjutkan pemdidikan kejenjang yang lebih tinggi?
4.
Kontribusi pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan kesehatan nasabah BMT UGT Sidogiri. a.
Apakah
dengan
pembiayaan
mudharabah,
anda
semakin
berkesempatan untuk menjaga pola makan sehat? b.
Apakah dengan pembiayaan mudharabah, semakin menyadarkan anda dan keluarga untuk menjaga kesehatan?
c.
Apakah dengan pembiayaan yang diberikan, anda semakin mudah untuk menyisishkan dana untuk anggaran kesehatan?
71
Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI BMT UGT SIDOGIRI BLITAR
Kasir (Teller) Sholikin
Kepala BMT M. Ishom
Account Officer Eko Edy U Deni
Customer Service M. Ishom Sholikim
72
Lampiran 3
SLIP PEMBAYARAN DAN KELENGKAPAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
73
74
75
76
Lampiran 4
AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH
77