BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang berharga bagi sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Fokus sumber daya manusia adalah memberikan kontribusi atas suksesnya perusahaan, agar produktifitas perusahaan berjalan lancar diperlukan tenaga kerja atau karyawan yang sesuai dengan prinsip ” the right man in the right place ”. Sejalan dengan itu maka langkah awal yang menjadi kunci utama yaitu proses rekrutmen untuk mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Sumber daya manusia bagi perusahaan sangat vital tentunya dalam proses produksi, buruh bekerja mengoperasikan mesin-mesin produksi setiap harinya tanpa henti yang terbagi dalam beberapa jam kerja. Banyaknya mesin produksi di pabrik berpengaruh terhadap banyaknya kebutuhan sumber daya manusia yang digunakan untuk mengoperasikannya. HRD (Human Resources Development) merupakan bagian personalia yang dipercaya perusahaan untuk mencari tenaga kerja, SDM tersebut nantinya ditempatkan di beberapa bagian seperti produksi, staf atau department lain seperti supervisior. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting, krusial, dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung pada bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan.
1
Sebagian perusahaan berdiri di kawasan yang telah disiapkan. East Java Industrial Park merupakan salah satu kawasan industri yang berdiri di wilayah Cikarang sejak dilakukan pembebasan tanah pada tahun 1992. Wilayah ini dikembangkan oleh pengembang dengan perencanaan yang cukup matang. Pengembang mengubah lahan kosong menjadi satu kawasan industri dengan harapan menjadikan wilayah ini sebagai salah satu sarana tempat yang cukup strategis dalam menjalankan bisnis. Komposisi antara perumahan dan industri 70:30 dengan rincian 70 persen untuk residential dan 30 persen untuk industri. Fasilitas lain seperti mall, rumah sakit, sekolah, tempat wisata dikembangkan untuk menunjang terciptanya Cikarang sebagai wilayah yang strategis. Langkah ini bertujuan untuk memberikan daya tarik tersendiri kepada investor agar menanamkan modal di wilayah yang telah disiapkan1. Tahun 2011 merupakan kali pertama saya masuk ke dunia kerja disamping masih mempunyai kewajiban sebagai mahasiswa. Saya bekerja di Yayasan Citra Andika, sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang ketenagakerjaan. Lembaga tersebut menyelenggarakan pelatihan dan rekrutmen tenaga kerja ke beberapa perusahaan. Pendiri yayasan ini adalah LS, kedekatan dengan beliau membuat lebih mengenal tentang dunia kerja khususnya di bidang perekrutan. Dari sini terbesit keingintahuan bagaimana pemilik lembaga dapat mendirikan dan mengembangkan yayasan di daerah yang jauh dari pabrik. Pernah saya menanyakan kepada beliau
1
http://cikarang.biz/sejarah-kota-industri-cikarang.html
2
“pak nopo kok njenengan ndamel yayasan niki teng Magelang mboten teng Jakarta sik katah pabrik? Kan ben gampang akses e le nyalurke. Asline kan bocah daftar langsung teng PT lak saget to mbotensah lewat yayasan. “ (…Pak kenapa yayasan ini berdiri di Magelang tidak di Jakarta yang banyak pabrik? Kan biar mudah akses rekrutmen. Sebenarnya pencari kerja daftar langsung keperusahaan langsung bisa kan tidak usah melalui yayasan?...) LS menjelaskan sedikit mengenai sejarah beliau memperoleh akses ke pabrik. Dari cerita yang saya dapat ada kaitan antara perusahaan dan pencari kerja yang mengakibatkan beliau mendirikan yayasan. Adanya yayasan sebagai pihak ketiga diantara pencari kerja dan pabrik akhirnya membuat saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran yayasan terhadap rekrutmen tenaga kerja. Tentu saja untuk mendapatkan data, saya harus mencari tahu sejarah berdirinya yayasan, sistem yang dijalankan dan kerja sama yang terbentuk didalamnya. Untuk itu pada awal tahun 2012 saya mulai mengumpulkan data dari beberapa informan dan data arsip yang dimiliki yayasan. Fase ini tidak dapat saya lalui dengan mudah. Berawal dari bagian administrasi yang mengurus data anak yang mendaftar, anak yang aktif, dan anak yang telah disalurkan serta mengikuti rapat dengan beberapa rekan kerja sama yayasan baik sekolah-sekolah atau pabrik. B. Permasalahan Sehubung dengan latar belakang yang sudah disampaikan di atas, pertanyaan utama yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Apa peran yayasan dalam proses rekrutmen tenaga kerja? 2. Bagaimana bentuk relasi kerja sama yang terjalin dan strategi yang digunakan untuk mendapatkan kepercayaan dari perusahaan.
3
3. Mengapa perusahaan lebih memilih menggunakan jasa yayasan dibanding dengan mekanisme lain? C. Tinjauan Pustaka Penelitian yang hampir serupa dilakukan oleh Daryanto (2001) tentang analisis struktural kesempatan kerja di Indonesia sebelum dan setelah krisis moneter. Beberapa hal yang merupakan kesimpulan penelitiannya menyebutkan bahwa sektor informal tetap mampu bertahan pada masa krisis ekonomi, bahkan sub sektor informal masih mampu menciptakan tambahan lapangan pekerjaan, dengan kata lain sektor informal ternyata lebih mampu bertahan dalam masa krisis ketimbang sektor konstruksi, jasa, transportasi dan komunikasi. Hal lain yang juga sangat penting dikemukakan dalam penelitiannya, bahwa negara harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya, maka menjadi kewajiban negara untuk memberikan kesempatan kerja pada rakyatnya. Kesempatan kerja selain mempunyai dimensi keuangan juga mempunyai dimensi non keuangan, dan dibuktikan sangat erat kaitannya dimisalkan dengan kondisi sosial. Pengangguran identik dengan penyakit sosial. Secara berbeda Wajedi (2003), melakukan penelitian tentang peranan pendidikan luar sekolah terhadap penyerapan tenaga kerja kaitannya dengan pengembangan wilayah kota medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pendidikan luar sekolah / lembaga pelatihan memiliki peran sangat besar dalam meningkatkan kualitas daya manusia sehingga mempengaruhi penyerapan jumlah tenaga kerja.
4
D. Tujuan Penelitian Penelitian sebelumnya oleh Wajedi (2003) telah dilakukan mengenai lembaga luar sekolah yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di kota Medan. Dalam penelitiannya ia hanya menjelaskan proses pelatihan dan tidak menyentuh mengenai penempatan tenaga kerja yang dilatih sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai peran lembaga di luar sekolah yang fokus ke proses rekrutmen dan penempatan tenaga kerja ke perusahaan. Tujuan penulisan ini pertama memahami sejarah terbentuknya Yayasan Citra Andika hingga menjadi lembaga resmi penyalur tenaga kerja. Kedua melihat bagaimana strategi yang digunakan oleh pengelola untuk menarik masyarakat dan perusahaan dalam menggunakan jasa yang disediakan. Yang ketiga melihat peran lembaga tenaga kerja dalam pasar kerja. Keempat memahami alasan perusahaan menggunakan mekanisme yayasan dalam sistem rekrutmen. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas ke dalam bab selanjutnya. E. Kerangka Pemikiran Teori peran (role theory) mendefinisikan “peran” atau “role” sebagai “the boundaries and sets of expectations applied to role incumbents of a particular position, which are determined by the role incumbent and the role senders within and beyond the organization’s boundaries” (Banton, 1965; Katz &Kahn, 1966, dalam Bauer, 2003: 54). Robbins (2001: 227) mendefinisikan peran sebagai “a set of expected behavior patterns attributed to someone occupying a given position in a social unit”. Menurut Dougherty & Pritchard (1985) dalam Bauer (2003: 55), teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa peran itu “melibatkan pola penciptaan
5
produk sebagai lawan dari perilaku atau tindakan” (h. 143). Lebih lanjut, Dougherty & Pritchard (1985) dalam Bauer (2003: 56) mengemukakan bahwa relevansi suatu peran itu akan bergantung pada penekanan peran tersebut oleh para penilai dan pengamat (biasanya supervisor dan kepala sekolah) terhadap produk atau outcome yang dihasilkan. Dalam hal ini, strategi dan struktur organisasi juga terbukti mempengaruhi peran dan persepsi peran atau role perception (Kahn, 1964; Oswald, Mossholder, & Harris, 1997 dalam Bauer, 2003: 58). Ditinjau dari perilaku organisasi, peran ini merupakan salah satu komponen dari sistem sosial organisasi, selain norma dan budaya organisasi. Di sini secara umum „peran‟ dapat didefinisikan sebagai “expectations about appropriate behavior in a job position (leader, subordinate)”. Ada dua jenis perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, yaitu (1) role perception: yaitu persepsi seseorang mengenai cara orang itu diharapkan berperilaku; atau dengan kata lain adalah pemahaman atau kesadaran mengenai pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari orang tersebut, dan (2) role expectation: yaitu cara orang lain menerima perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Dengan peran yang dimainkan seseorang dalam organisasi, akan terbentuk suatu komponen penting dalam hal identitas dan kemampuan orang itu untuk bekerja. Dalam hal ini, suatu organisasi harus memastikan bahwa peran-peran tersebut telah didefinisikan dengan jelas. Scott (1981) dalam Kanfer (1987: 197) menyebutkan aspek penting dari peran, yaitu: 6
1. Peran itu bersifat impersonal: posisi peran itu sendiri akan menentukan harapannya, bukan individunya. 2. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja (task behavior) – yaitu, perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu. 3. Peran itu sulit dikendalikan – (role clarity dan role ambiguity) 4. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku utama. Berdasarkan hal di atas, maka dalam peran perlu adanya fasilitas-fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk dapat menjalankan perannya. Lembagalembaga kemasyarakatan yang ada merupakan bagian dari masyarakat yang dapat memberikan peluang untuk pelaksanaan peran seseorang atau kelompok. Peran bersifat impersonal dalam pengaplikasiannya di lembaga ketenagakerjaan adalah peran yayasan sendiri yang menentukan keberhasilannya dalam dunia industri. Kemajuan yayasan tergantung dari eksistensi perekrutan dan kualitas SDM yang dihasilkan. Pengaplikasian aspek peran dapat dipelajari dan menimbulkan perubahan pelaku atau fungsi dalam yayasan adalah seiring berkembangnya yayasan dari waktu ke waktu yang saat awal berdiri berfungsi sebagai lembaga pelatihan dan magang menjadi lembaga yang mempunyai kewenangan dalam menempatkan calon tenaga kerja ke beberapa perusahaan.
7
E. Metode Penelitian E.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian untuk tulisan ini dilakukan selama kurang lebih 1 tahun pada tahun 2012-2013 di Yayasan Citra Andika yang bertempat di Kelurahan Mungkid, Kabupaten Magelang. Untuk mengetahui apa saja aktivitas yang terjadi di dalamnya saya mengikuti segala proses yang telah terkemas dalam sistem yayasan yang telah berjalan. Alasan saya mengambil lokasi penelitian di lembaga ini karena pertama yayasan ini berdiri sejak tahun 1996 dan sampai sekarang masih aktif dalam pelatihan dan rekrutmen. Kedua lembaga ini telah menyalurkan tenaga kerja ke beberapa perusahaan besar yang berada di kawasan EJIP Cikarang, kawasan ini merupakan incaran para pencari kerja karena pabrik yang bertempat di kawasan tersebut terjamin dalam hal penggajian dan lain sebagainya. Selain itu kawasan industri ini dihuni oleh perusahaan perusahaan besar ternama seperti PT Sanyo Indonesia, PT SMT Indonesia, PT Indonesia Chemi-con, PT Haier, PT Hitachi dan masih banyak perusahaan besar yang bertempat di kawasan industri tersebut. Ketiga karena saya bekerja di lembaga ini sehingga memberikan kemudahan penulis dalam mencari data yang dibutuhkan. E.2 Informan Data mengenai sejarah yayasan dan sejarah pabrik saya peroleh dari beberapa informan kunci. Pemilihan informan merupakan hasil identifikasi selama melakukan penelitian. Dalam tulisannya, Spradley memberikan kriteria tentang informan yang baik dalam penelitiannya, yaitu : informan harus berasal dari kebudayaan yang menjadi fokus; pada saat penelitian informan harus sedang
8
terlibat langsung dalam kebudayaan yang diteliti; informan sebaiknya mempunyai latar belakang budaya yang berbeda dengan peneliti; dan informan mempunyai waktu yang cukup untuk wawancara. Informan tersebut dibagi kedalam beberapa katagori sesuai dengan keahlian masing-masing. Perlindungan terhadap privasi informan dapat dilakukan lebih dari sekedar mengubah nama, tempat, dan tanda lain didalam laporan aktif (Spradley, 1979). Tabel 1 Katagorisasi Informan Jumlah No
Katagorisasi
Inisial Informan
1
Pendiri Yayasan
2
LS, JS
2
Pengelola Yayasan
2
JB, GPU
3
Calon Tenaga Kerja
15
SF, TI, DP, AE, AR, ST, AL, TS, ANP, BFD, TH, TH, TWS, ANA, NW
4
Tenaga Kerja yang Sudah di Tempatkan
10
EN, END, NY, AY, DN, ENI, LP, RWS, AKS, AM
5
HRD Perusahaan
2
EP, SS
6
Pegawai Klinik
1
ST
7
BKK Sekolah
3
MR, AS, RD
9
Penulis memilih informan yang mempunyai hubungan dengan yayasan seperti pendiri yayasan, pengelola yayasan, calon tenaga kerja, tenaga kerja yang sudah disalurkan, pihak perusahaan yang diwakilkan oleh HRD, klinik dan pihak sekolah. Melalui pendiri yayasan penulis dapat mengetahui sejarah dan tindakan yang dilakukan selama ini, kontribusi yang diberikan untuk kemajuan dan pengembangan yayasan dan mengenai hubungan kerja sama dengan yayasan. Pengelola saya pilih untuk mendapatkan informasi mengenai aktifitas yang terjadi di dalam lembaga penyalur. Calon tenaga kerja dan tenaga kerja yang telah disalurkan dipilih untuk mengetahui respon pengguna jasa yayasan dalam hal pelatihan dan rekrutmen. Klinik, perusahaan dan sekolah saya pilih untuk mengetahui bentuk kerja sama yang terjalin dalam hal rekrutmen tenaga kerja. E.3 Pengumpulan Data Tulisan ini dibuat dengan menggunakan beberapa metode. Dalam pengumpulan data saya menggunakan metode observasi partisipasi dengan sasaran profil yayasan, aktivitas yang terjadi didalamnya, dan realitas yang terjadi antara yayasan dan perusahaan. Jika diposisikan sebagai satu bagian dalam spectrum metodologis yang mencakup teknik dan strategi pengumpulan data seperti teknik wawancara mendalam (depth-interview) dan observasi partisipan, maka metode observasi memiliki dasar validasi yang sangat kuat (Adler dan Adler, 2009:540). Selama melakukan observasi partisipasi di lapangan, juga dilakukan pengumpulan informasi dengan mengajukan pertanyaan melalui wawancara baik
10
itu wawancara terstruktur maupun wawancara secara bebas. Diharapkan dengan penerapan kombinasi metode penelitian tersebut akan menghasilkan data yang cukup mendalam. Wawancara bebas dengan para pendiri yayasan, relasi yayasan, dan perusahaan secara tidak terstruktur dengan tidak mengesampingkan fokus pertanyaan riset. Dalam penulisan digunakan juga data arsip yayasan sebagai pelengkap data sekunder. E.4 Analisa Data Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam proses analisis data. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kedalaman dan keutuhan informasi mengenai peran yayasan dalam penyediaan tenaga kerja sektor industri yang menjadi fokus perhatiannya. Secara konkret, sebagaimana studi kualitatif pada umumnya, analisis data dalam studi ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses pengumpulan data di sepanjang aktivitas empirik lapangan. Analisis data dalam studi ini juga tidak mengabaikan sama sekali perolehan informasi atau data yang berwujud angka, khususnya berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang telah dibina dan disalurkan oleh yayasan sebagai objek penelitian.
Sikap
semacam
ini
diambil
dengan
pertimbangan
bahwa
kecenderungan-kecenderungan dimaksud merupakan suatu hal yang boleh jadi tidak dapat terdeskripsikan secara tuntas jika semata-mata mengandalkan dukungan verbal dalam wujud kata-kata.
11
F. Sistematika Penulisan Agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis maka dalam penulisannya terbagi dalam 5 bab dimana setiap bab terdiri dari sub-sub bab sebagai perinciannya. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut : Bab I mengenai latar belakang, tinjauan pustaka, permasalahan, kerangka pemikiran, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab ini pemaparan masih diberikan secara umum karena pembahasan yang lebih mendalam akan diberikan pada bab-bab selanjutnya. Bab II akan memberi gambaran mengenai latar belakang historis Yayasan Citra Andika dan segala aktivitas yang terjadi didalamnya. Melalui bab ini diharapkan pembaca mampu membayangkan kondisi lapangan dimana penelitian ini dilaksanakan beserta interaksi interaksi yang terjadi. Bab III Pemaparan mengenai peran dan strategi pengelola dalam mengembangkan yayasan. Dalam bab ini diharapkan pembaca mampu memahami peran yayasan dalam rekrutmen tenaga kerja dan usaha pengelola dalam menarik minat pencari kerja. Pada Bab IV akan memberikan penjelasan bentuk relasi antara yayasan dalam proses rekrutmen dengan perusahaan sebagai pemakai jasa lembaga ini serta alasan perusahaan menggunakan jasa yayasan dari pada mekanisme lain, Kemudian akan ditarik kesimpulan pada bab V
12