BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini Public Relations (PR) atau yang sering
disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Dimana PR merupakan suatu organisasi dengan informasi manajemen yang diharapkan, pendapat-pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat ini, dan menerangkan serta memberi nasehat tentang suatu tindakan yang konsekuen. Dalam perannya ini, PR benar-benar merupakan fungsi manajemen, bertugas dengan tanggungjawab menjaga reputasi suatu organisasi membentuk, melindungi dan memperkenalkannya. Aktivitas atau kegiatan profesi Humas (Public Relations Profesional) yang berkaitan dengan fungsi dan peranan kehumasan tersebut tidak lepas dari etika kehumasan sebagai patokan atau rambu rambu yang penting dan mendasar, serta harus di taati dan di patuhi oleh setiap praktisi Humas. (Ruslan, 2006:8). Untuk implementasi PR secara konkrit di organisasi di masa mendatang, menurut Hubeis (2001) perlu diikuti dengan kegiatan seperti personal development, dan leadership building (konsep pengembangan diri, teknik presentasi yang menarik dan efektif, meningkatkan percaya diri, dan mentalitas sukses); pendirian maupun pemberdayaan pusat data dan informasi untuk mendukung pengembangan program unggulan, yang dimulai dari tahapan mengumpulkan, menyaring, mengolah dan menyebarluaskan informasi; temu aksi (demo, diskusi dan gelar produksi), dalam rangka mengembangkan tingkat komunikasi yang sesuai (intraindividual, interpersonal, intraorganizational dan extraorganizational); pengenalan sikap mitra kerja (teliti, 1
2
konservatif, berkepala dingin, sensitif, keras dan berpandangan sempit); dan permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat, dengan memperhatikan jangkauan media massa yang semakin luas, semakin tinggi tingkat kesadaran pengguna akan haknya terhadap barang atau jasa yang ditawarkan, tingginya mobilitas masyarakat desa ke kota, perubahan iklim politik yang sulit diduga, semakin kritis LSM dalam menyampaikan keluhan konsumen dan adanya produsen pesaing. Dalam lingkungan bisnis yang berubah, PR ditempatkan pada platform yang lebih tinggi. Kebutuhan perusahaan yang berkembang tidak hanya mengembangkan produk atau jasa, tetapi harus berbuat lebih yakni membina hubungan positif dan konsisten dengan pihak-pihak yang terlibat dengan organisasi. Oleh karena itu, agar berkembang dan berfungsi optimal. PR harus didukung oleh berbagai pihak. Dalam suatu perusahaan, humas (Hubungan Masyarakat) adalah profesi yang memegang kendali agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Humas dianggap menjadikan perusahaan menjadi lebih baik karena dalam kinerjanya, ia harus bisa membangun citra perusahaan tersebut agar penilaian orang terhadap perusahaan tersebut positif. Begitu juga dalam suatu perusahaan, peran humas sangat penting karena dengan strategi humas yang baik memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan, seperti meningkatkan kepercayaan akan produk yang kemudian diharapkan akan meningkatkan penjualan suatu perusahaan akan barang/jasa. Begitu pula halnya dengan pembangunan sektor pariwisata merupakan bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan.Adanya dorongan dari pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata seiring dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhan jasa
3
perhotelan meningkat dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya didirikan hotel-hotel baru. Industri pariwisata berkembang pesat pada tahun 1990-an dengan dicanangkannya tahun 1991 sebagai tahun kunjungan Indonesia (Visit Indonesia Year 1991). Perkembangan industri pariwisata ini tidak terlepas dari apek-aspek yang mendukungnya. Salah satunya adalah usaha perhotelan. Hotel sebagai salah satu sarana akomodasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam perkembangan industri pariwisata, karena berfungsi sebagai tempat menginap para wisatawan yang datang selama mereka melakukan perjalanan wisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat telah mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat. Apalagi mengingat akan berlakunya perdagangan bebas, maka akan banyak hotel- hotel mewah dibawah manajemen asing memasuki industri perhotelan di Indonesia dalam menarik tamu untuk menginap, maupun untuk memanfaatkan fasilitas lainnya yang tersedia di hotel. Ditengah kompetisi yang cukup tajam, setiap perusahaan termasuk perhotelan yang ingin memperoleh persepsi positif ataupun citra yang baik di mata masyarakat maka perusahaan itu harus bisa meyakinkan konsumen bahwa perusahaannya memang lebih unggul dibandingkan dengan yang lain. Agar perusahaan bisa mempertahankan dan melindungi citra tersebut maka perusahaan hasur lebih
bisa memberikan dan
memperhatikan segala keinginan konsumen, hal ini bisa mempengaruhi konsumen lama agar tetap setia menjadi pelanggan perusahaan tersebut. Hotel Jayakarta Jakarta sebagai salah satu hotel bintang empat di kota Jakarta yang dihadapi oleh dunia persaingan, antar hotel merasa perlu untuk menyediakan
4
fasilitas dan pelayanan jasa yang spesifik dan juga inovatif agar dapat lebih unggul dari para pesaingnya seperti Hotel Mercure dan beberapa hotel bintang empat lainnya. Persaingan yang sangat kompetitif di dunia perhotelan pada saat ini mendorong Hotel Jayakarta untuk membuat strategi pemasarannya dengan melakukan kegiatan public relations yang tujuannya untuk meningkatkan citra Hotel Jayakarta karena konsumen akan mengambil keputusan memilih suatu hotel jika hotel tesebut memiliki reputasi yang baik dan mempunyai citra yang positif. Jika citra Hotel Jayakarta dihadapan konsumen sangat positif maka diharapkan dalam jangka waktu mendatang dapat mengarah kepada kesetian pelanggan Hotel Jayakarta dengan rekomendasi yang positif kepada pihak lain dan mungkin diwaktu mendatang ia berminat untuk melakukan penginapan ulang. Berdasarkan informasi dari Hotel Jayakarta Jakarta bahwa persentase peningkatan terhadap jumlah konsumen yang menginap mengalami naik turun. Hal ini diduga karena brand Hotel Jayakarta kurang dikenal oleh konsumen bahkan kurangnya hubungan emosional antar brand hotel dengan konsumen diasumsikan fasilitas dan pelayanan jasa yang diberikan kurang memuaskan konsumen, sehingga persepsi konsumen tentang nilainya Hotel Jayakarta kurang melekat di hati konsumen. Hotel Jayakarta dalam upaya meningkatkan citra perusahaan salah satu yang digunakan adalah melaksanakan kegiatan Public Relations diantaranya membuat lambang atau logo dan tagline (well located and friendly hotel) yang akan menjadi ciri khas dari Hotel & Spa Jayakarta, memberikan brosur yang tujuannya untuk meningkatkan persepsi konsumen agar lebih mengenal lebih jauh tentang Hotel Jayakarta, sosok gedung yang nyaman, pelayanan yang ramah, seragam dan etika
5
berpakaian yang digunakan karyawan berbeda dari hotel lainnya dan akan mengingatkan konsumen untuk kembali menginap di Hotel Jayakarta. Hotel Jayakarta menyadari dengan adanya public relations, masyarakat secara luas akan lebih mengetahui tentang citra Hotel Jayakarta dengan positif. Public relations berfungsi tidak hanya memperkenalkan produk dan mendorong konsumen baru untuk menggunakan jasa hotel tetapi juga memelihara citra hotel untuk tetap digunakan atau dipercaya oleh masyarakat atau konsumen lama. Dengan semakin positifnya citra sebuah hotel dimata masyarakat, maka akan semakin menumbuhkan kepercayaan terhadap hotel Jayakarta-Jakarta tersebut. Dilatar belakangi oleh uruaian diatas penyusun tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “STRATEGI PUBLIC RELATION DALAM MENINGKATKAN CITRA HOTEL & SPA JAYAKARTA JAKARTA”.
1.2
Ruang Lingkup Ruang lingkup yang akan ditulis adalah stategi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam upaya meningkatkan citra baik secara internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dimulai dengan meneliti apa yang telah dilakukan perusahaan sebelumnya dalam upaya meningkatkan citra, kemudian menganalis apakah stategi tersebut dapat berjalan efektif. Dengan melihat citra dari aspek internal perusahaan kemudian dilanjutkan dengan eksternal perusahaan. Penulis lebih khusus membahas peran, fungsi serta bentuk praktek konkret dari public relations dalam membentuk sebuah citra atau nama baik sebuah lembaga. Baik itu nama baik lembaganya ataupun
6
citra output yang dikeluarkan dari lembaga atau instansi tersebut. Oleh karena itu, peran public relations sangat dibutuhkan dalam pencapaian itu semua.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Tujuan penyusun mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi, atau suatu gambaran mengenai pengaruh pelaksanaan public relations terhadap citra Hotel & Spa Jayakarta Jakarta. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai penyusun dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis peran/kegiatan public relations dalam upaya meningkatkan citra dilakukan Hotel & Spa Jayakarta Jakarta. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis stategi yang efektif dalam meningkatkan citra Hotel & Spa Jayakarta Jakarta.
1.3.2 Manfaat Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan informasi-informasi yang bermanfaat tentang pengaruh pelaksanaan public relations terhadap citra Hotel & Spa Jayakarta Jakarta. Adapun kegunaan penelitian ini, penulis bagi menjadi dua yaitu : 1. Kegunaan Operasional Keguanaan operasional ini diharapkan dapat berguna bagi :
7
a. Perusahaan Mampu meningkatkan citra perusahaan kearah yang lebih baik lagi dalam mencapai tujuan perusahaan dimasa yang akan datang. b. Pihak terkait Penelitian mengenai strategi dan peran public relataions terhadap citra hotel diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan referensi bagi pihak-pihak yang terkait.
2. Kegunaan Pengembangan Ilmu Kegunaan ilmu ini dapat diharapkan berguna bagi : a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan antara teori yang telah didapat dari bangku kuliah dengan kenyataaan yang dihadapi dilapanagan mengenai public relations dan pengaruhnya dalam pembentukan citra perusahan di Hotel & Spa Jayakarta Jakarta. b. Bagi Pihak Lain Dengan adanya informasi tentang pelaksanaan public relations terhadap citra hotel ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan referensi bagi peneliti lain. c. Bagi Pengembangan Ilmu Komunikasi Dari hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu-ilmu komunikasi (secara teori) dengan keadaan yang terjadi langsung dilapangan (praktek) sehingga dengan adanya perbandingan tersebut dapat lebih
8
memajukan ilmu komuikasi yang sudah ada untuk diterapkan pada dunia usaha secara nyata serta dapat menguntungkan semua pihak.
1.4 Metode Peneliatian Metode Penelitian dengan metode kulitatif. Menurut wikipedia, penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas. Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penulisan skripsi ini, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1. Penelitian lapangan Data yang diperoleh penulis secara langsung di lapangan dengan cara : a) Pengamatan (observasi) Pengamatan langsung ke objek penelitian. Memperhatikan kegiatan Public Relations Hotel & Spa Jayakarta Jakarta sehingga penulis dapat mengetahui dengan jelas bagaimana kegiatan pelaksanaan strategi meningkatkan citra pada Hotel &Spa Jayakarta Jakarta.
9
b) Wawancara (Interview) Dalam hal ini penulis menanyakan hal-hal yang di anggap perlu guna dijadikan sebagai bahan tulisan.
2. Teknik analisis data Penulis melakukan analisa data dengan menggunakan tahap-tahap komunikasi : 1. Fact Finding, mencari, mengumpulkan fakta-fakta dan data-data sebelum seseorang melakukan suatu tindakan atau kegiatan 2. Planning, berdasarkan fakta atau data tadi humas membuat rencana tentang apa yang akan atau harus dilakukan dalam menghadapi problem-problem tersebut. 3. Communicating, setelah rencana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang telah dikumpulkan, humas kemudian melakukan operasinya. 4. Evaluation, mengadakan evaluasi tentang suatu cara kegiatan adalah perlu untuk menilai apakah perlu mengadakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
1.5 Sistematika Penulisan Berdasarkan uraian singkat diatas dan untuk mempermudah pemahaman alur pikir, maka penyusun membuat sistematika penulisan kedalam beberapa bab dan tiap bab dibagi kedalam sub bab dengan susunan berikut : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini merupakan langkah awal dari peyusunan skripsi ini. Dalam bab satu ini diuraikan tentang latar belakang, ruang
10
lingkup, tujuan dan manfaat penelitian serta metedeologi penelitian yang digunakan.
BAB II
LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan tentang beberapa teori-teori yang berhubungan dengan topik penyusunan skripsi. Teori-teori tersebut mencakup pengertian komunikasi, pengertian humas, serta pengertian citra secara lebih mendalam.
BAB III
PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan secara garis besar kerangka analisis obyek yang diteliti. Bab ini terdiri dari subbab dengan judul, uraian dan alat bantu (diagram, chart, blok schema) sesuai masalah yang dibahas
BAB IV
HASIL PENELITIAN Inti penelitian skripsi tertuang dalam bab ini. Penyusun melakukan analis dengan data-data Hotel & Spa Jayakarta Jakarta dengan perangkat teori komunikasi, yaitu strategi yang dilakukan untuk peningkatan citra hotel Jayakarta.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini merupakan analisis terahkir yang dilakukan pada penyusunan skripsi ini. Penulis mencoba untuk merangkum suatu kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan kemudian memberikan beberapa saran yang dianggap perlu.