11
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari profesi
keperawatan yang berperan penting dalam menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi secara berkesinambungan yang melibatkan individu dalam program pengendalian pelayanan rumah sakit. Keperawatan sebagai pelayanan asuhan profesional bersifat humanistik menggunakan pendekatan holistik yang dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi kepada kebutuhan klien dengan mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama (Nursalam, 2002). Pelayanan komprehensif merupakan pelayanan klien secara total dan pelayanan kesehatan holistik. Kesehatan holistik melibatkan individu secara total baik keseluruhan status kehidupannya dan kualitas hidupnya dalam berespon terhadap perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya sehingga perawat dapat memberikan pelayanan secara tepat dan efektif untuk membantu klien dalam beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya (Gillies, 1998). Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) merupakan mata kuliah yang bertujuan untuk melakukan perawatan pasien secara profesional dan komprehensif, mengaplikasikan komunikasi efektif selama melakukan asuhan keperawatan kepada pasien, mengaplikasikan penelitian untuk mengatasi masalah yang dialami pasien, melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain selama melakukan asuhan keperawatan komprehensif, dan mendokumentasikan asuhan
11 Universitas Sumatera Utara
12
keperawatan. Kegiatan PBLK ini juga diharapkan secara langsung dapat memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan keperawatan pada tempat yang menjadi lahan praktik. PBLK dilaksanakan selama empat minggu dengan lima hari praktik dari hari Senin hingga Jumat di tempat kegiatan PBLK berdasarkan bidang kepeminatan dengan dibimbing oleh seorang dosen pembimbing. Berdasarkan hal ini praktikan memilih mata ajar Keperawatan Maternitas dan melakukan PBLK di Ruang Anyelir RS. Dr. G.L. Tobing Tanjung Morawa dengan kegiatan pertama yaitu penerapan asuhan keperawatan secara komprehensif dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi sesuai dengan penemuan fenomena kasus di ruangan. Kegiatan kedua yaitu melakukan manajemen pelayanan keperawatan melalui proses pengorganisasian kegiatan keperawatan secara efektif dan efisien dalam pelayanan keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan sesuai dengan kasus kelolaan. Berdasarkan hasil pengkajian di ruangan didapatkan bahwa kasus terbanyak adalah persalinan spontan dimana perawatan post partum yang diberikan belum optimal. Masa nifas (post partum ) adalah masa dimulai setelah kelahiran placenta berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2002). Asuhan keperawatan masa nifas diperlukan pada perode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayi. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 50% diantaranya terjadi dalam 24 jam
12 Universitas Sumatera Utara
13
pertama (Prawirardjo, 2006). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN (Assosiation South East Asia Nation) lainnya. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), pada 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 248/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, misalnya saja di Vietnam memiliki AKI 200 per 100.000 kelahiran hidup, di Singapura 5 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Malaysia 69 per 100.000 kelahiran hidup dan di Philipina 142 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan untuk Indonesia Sehat 2010, AKI menurun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2008). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 dan 2001 penyebab kematian ibu tertinggi tetap pada perdarahan post partum yakni 396 per 100.000 kelahiran hidup. Sehingga untuk menangani dan mencegah komplikasi yang timbul maka diperlukan pemantauan khusus dalam pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif pada ibu post persalinan spontan. Asuhan keperawatan masa nifas dilakukan untuk menemukan kondisi tidak normal dan masalah-masalah kegawatdaruratan pada ibu dan perlu tidaknya rujukan terhadap keadaan kritis yang terjadi (Saifuddin, 2001). Berdasarkan hal ini, penulis menyusun intervensi penatalaksanaan askep pada klien pada pasien nifas post persalinan spontan. Penulis berencana memberikan asuhan keperawatan lengkap sesuai standar pelayanan keperawatan dan diakhiri dengan pemberian edukasi sesuai dengan keluhan yang dirasakan
13 Universitas Sumatera Utara
14
oleh Ibu selama masa nifas dengan menggunakan media poster dan leaflet yang sudah dipersiapkan sebelumnya. B.
Tujuan Tujuan akhir kegiatan PBLK adalah untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam mensintesa imu pengetahuan, menerapkan proses asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan profesional, baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat. Selain itu, dapat melakukan pengelolaan manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan melalui proses pengorganisasian kegiatan keperawatan secara efektif dan efisien. C.
Manfaat
1.
Mahasiswa Keperawatan Sebagai latihan dan gambaran menjadi perawat professional yang dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien. Selain itu juga melatih mahasiswa mengelola manajemen pelayanan keperawatan secara efektif dan efisien.
2.
Institusi Pendidikan Untuk meningkatkan kompetensi lulusan institusi dan menghasilkan tugas akhir dalam bentuk karya tulis ilmiah.
3.
Lahan Praktik Sebagai sumber pengembangan ilmiah dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan penerapan intervensi kasus sesuai dengan kasus kelolaan mahasiswa
14 Universitas Sumatera Utara
15
dan menambah intervensi bagi perawat ruangan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien secara komprehensif. D. Metode Metode PBLK ini meliputi 2 pengelolaan yaitu: manajemen pelayanan keperawatan yaitu melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner, menganalisa masalah yang terdapat di ruangan sesuai dengan data yang didapat, membuat Planning of Action sesuai temuan masalah dan kemudian melakukan implementasi sesuai rencana yang telah disusun. Adapun pengelolaan selanjutnya mengenai pengelolaan asuhan keperawatan yang meliputi metode observasi, wawancara, pembuatan format pengkajian ibu nifas, merumuskan masalah sesuai dengan data hasil pengkajian, menentukan intervensi berdasarkan rumusan masalah, pemberian asuhan keperawatan sesuai kebutuhan pasien sesuai dengan standar pelayanan antenatal, pemberian pendkes sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh Ibu nifas dan persiapan rujukan apabila terdapat komplikasi.
15 Universitas Sumatera Utara