BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lokakarya Nasional tentang keperawatan yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan januari 1983, telah ditetapkan pengertian keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospritual yang konprehensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Gaffar,1999). Kenyataannya pada saat ini, bentuk pelayanan di berbagai rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktek pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan klien melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas, hal ini banyak menimbulakan ketidakpuasan pada klien, keluarga dan masyarakat, akibatnya mutu asuhan keperawatan banyak dikeluhkan masyarakat (Siswono, 2002). Meningkatkan pelayanan keperawatan, dibutuhkan pendidikan yang strategis dan efisien untuk menunjang keterampilan dan skill perawat itu sendiri, maka dari itu dalam pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
Universitas Sumatera Utara
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20/2003). Pemerintah dalam hal ini menteri pendidikan nasional pada tanggal 2 mei 2002, mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” dalam rangka mengantisipasi era globalisasi pasar bebas dilingkungan negara-negara ASEAN, maupun di negara-negara APEC. Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia diharapkan pada perubahan perubahan yang tidak menentu, yaitu hubungan yang tidak linear antara pendidikan dan lapangan pekerjaan, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit didikuti dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi kesenjangan (Mulyasa, 2002). Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, kompetensi sebagai suatu pengetahuan keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, bertindak dan kebiasaan kebiasaan itu harus mampu dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus serta mampu untuk melakukan penyelesaian- penyelesaaian dengan berbagai perubahan yang terjadi didalam kehidupan baik profesi, keahlian maupun lainnya (Mapenda, 2003). Depdiknas (2003) mendefenisikan belajar sebagai proses membangun makna pemahaman terhnadap informasi dan pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh mahasiswa atau bersama orang lain, proses itu disaring dengan pikiran (pengetahuan awal), perasaan mahasiswa, dan persepsi.
Universitas Sumatera Utara
Persepsi adalah proses dimana seseorang mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra atau sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna kepada lingkungannya (Robbins, 2003). Sedangkan menurut Notoatmojo (2005) persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan kadang tidak kita sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima atau proses pertama yang harus kita lalui dalam mempersiapkan suatu objek. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses menurut Robbins (2003), yaitu faktor internal yang terdiri dari sikap, motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, pengharapan, emosi dan budaya. Selanjutnya adalah faktor eksternal yang terdiri dari target dan situasi. Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, dan mutu pendidikan dalam penyelenggarakan proses pembelajaran di perguruan tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan, namun dalam pelaksanaan perkuliahan ternyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Kecenderungan ini menjadi kendala bagi proses belajar mengajar karena menyebabkan tujuan mulia pendiddikan tidak tercapai. Dimana banyak ahli mengatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk perubahan tingkah laku, mencerdaskan manusia dan menyelesaikan masalah dikehidupan manusia (Mulyasa, 2002). Berbagai metode yang diberlakukan pada pembelajaran, banyak beragam persepsi antara mahasiswa yang berbeda-beda, Justru hal ini pulalah yang
Universitas Sumatera Utara
mengajak peneliti untuk tertarik meneliti persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji di dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa keperawatan
Program DIII Fakultas Keperawatan USU
tentang
metode
ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU. I.3. Tujuan Penelitian Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa program DIII keperawatan usu
tentang
proses metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas
Keperawatan USU. 1.4. Manfat Penelitian 1.Praktek keperawatan . Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui sejauh mana kesiapan mahasiswa keperawatan untuk melakukan praktek keperawatan profesional. 2. Pendidikan keperawatan. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan tentang gambaran pembelajaran di fakultas keperawatan sehingga dapat memotoivasi pendidikan keperawatan untuk menciptakan lulusan perawat yang siap menginplementasikan peraktek keperawatan profesional.
Universitas Sumatera Utara
3. penelitian keperawatan Hasil penelitian keperawatan ini dapat digunakan sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
Universitas Sumatera Utara