BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Akhir-akhir ini di masyarakat banyak terdapat depot air minum isi ulang yang menawarkan jasa pada konsumen untuk mengisi air mineral dalam galon. Harga yang ditawarkan oleh depot air minum isi ulang ini relatif murah jika dibandingkan dengan membeli air isi ulang di agen-agen resmi perusahaan air minum dalam kemasan. Untuk satu galon harga yang harus dibayar berkisar antara Rp. 2.500,- sampai dengan Rp. 4.000,- saja. Suatu perbandingan yang cukup besar jika harus mengisi di agen resmi perusahaan air minum dalam kemasan yang harga rata-rata untuk satu galonnya adalah Rp. 8.000,- sampai Rp. 12.000,- tergantung pada merek air minum yang dibeli. Alasan ini yang mendorong masyarakat untuk lebih memilih mengisi ulang air minum di depotdepot isi ulang daripada harus membeli di agen resmi. Satu hal yang kurang mendapat perhatian dari konsumen pemakai air isi ulang adalah mengenai kesehatan dan kualitas mutu air minum isi ulang. Terutama mengenai kandungan air minum isi ulang dari agen resmi dengan air isi ulang dari depot air minum isi ulang, dan keamanan air isi ulang untuk dikonsumsi, serta dampaknya terhadap kesehatan. Selama ini konsumen tidak pernah tahu jenis air yang digunakan sebagai air minum isi ulang, apakah air berasal dari air sumur, ataukah air PDAM. Jika ternyata air tersebut diambil dari
1
2
air sumur ataupun PDAM, apakah mutu air isi ulang tersebut sama dengan air mineral yang merupakan produksi perusahaan resmi air minum dalam kemasan yang diambil dari mata air pegunungan. Padahal perlu diingat untuk menghasilkan air minum yang higienis dan steril diperlukan peralatan yang lengkap dan terjaga kebersihannya, karena nantinya air minum ini akan dikonsumsi oleh orang banyak. Pengetahuan konsumen hanya terbatas pada tulisan di spanduk yang terpasang di depot-depot air minum isi ulang, yang menyatakan bahwa air isi ulang di depot tersebut steril, terjamin mutunya dan bersertifikat. Hal ini kemudian didukung dengan peralatan yang digunakan di depot air minum isi ulang tersebut yang sengaja ditampakkan atau diperlihatkan pada konsumen, agar konsumen semakin yakin dengan mutu air isi ulang yang dibelinya. Dengan demikian hal ini menimbulkan permasalahan mengenai makna yang sebenarnya dari kata “bersertifikat” yang terdapat di setiap spanduk depot air minum isi ulang. Arti “bersertifikat” ini ditujukan untuk alat yang digunakan dalam proses penyeterilan air atau sebagai jaminan mutu air isi ulang. Kemudian pihak mana yang berwenang untuk mengeluarkan sertifikat tadi. Jika memang sertifikat tadi memang ditujukan untuk jaminan kualitas air isi ulang, tentunya air isi ulang tersebut harus melalui pemeriksaan di laboratorium penguji. Hal-hal seperti ini kurang diperhatikan dan dipahami oleh konsumen. Masyarakat kurang memahami secara baik arti dari standar mutu dan keamanan pangan. Dalam memilih suatu barang yang akan dikonsumsi mereka
3
cenderung lebih memperhatikan harga barang terlebih dahulu, baru kemudian memperhatikan mutu. Hal yang demikian itu memungkinkan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha di dalam memproduksi dan mengedarkan produk makanan dan minuman, yang meliputi penyalahgunaan bahan (bahan baku, bahan tambahan, dan bahan pembantu), peralatan dan teknologi di dalam proses produksi, di samping tidak memenuhi standar mutu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi konsumen dan atau keamanan lingkungan.1 Banyak kasus mengenai air minum dalam kemasan, seperti adanya benda asing, mikroba maupun adanya bakteri yang akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produsen air minum dalam kemasan. Padahal dalam proses produksi air minum dalam kemasan selalu dipantau dan diawasi, berbeda dengan air minum isi ulang yang tidak dapat dilakukan pemantauan setiap harinya. Keadaan seperti inilah yang dapat merugikan pelaku usaha di bidang produksi air minum dalam kemasan, hal ini terjadi manakala produsen air minum isi ulang menggunakan kemasan yang sama dengan produk air minum dalam kemasan yang sudah terjamin mutu dan kualitasnya. Dalam proses produksi air minum dalam kemasan telah melalui cara produksi makanan yang baik seperti telah diatur dalam Peraturan Menteri
1
Bambang Sudjito. 2001. Inventarisasi dan Perpu tentang Keamanan Produk Makanan dan Minuman. UM Press. Malang. Hal.5
4
Kesehatan RI No.23/Men.Kes/SK/I/1978 tanggal 24 Januari 1978 tentang Cara Produksi Makanan yang baik. Baik aspek-aspek yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.23/Men.Kes/SK/I/1978 tanggal 24 Januari 1978 tentang Cara Produksi Makanan yang Baik, maupun tiga tahap dalam proses air minum dalam kemasan seharusnya juga diterapkan dalam proses air minum isi ulang. Akan tetapi selama ini masyarakat sendiri belum mengetahui bagaimana proses produksi air minum isi ulang itu sendiri. Sekalipun usaha depot air minum isi ulang biasanya merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang modal dan produksinya lebih terbatas namun bukan berarti mereka dapat memproduksi air minum isi ulang tanpa harus memperhatikan keamanan pangan bagi konsumen. Selama ini belum ada aturan hukum yang mengatur tentang depot air minum isi ulang. Hal ini menyebabkan pemantauan air yang diperjualbelikan sulit dilakukan setiap saat. Karena tidak adanya aturan yang jelas mengenai hal ini maka belum diketahui secara pasti siapa yang paling bertanggung jawab atas kepemilikan depot air minum isi ulang dan keamanan produknya bagi konsumen. Berbeda dengan air minum dalam kemasan yang produksinya selalu terpantau setiap hari dan dapat dipertanggung jawabkan. Jika
nantinya
konsumen
menderita
kerugian
yang
diakibatkan
mengkonsumsi air minum isi ulang maka di sini hukum yang akan melindungi dan menjamin hak-hak konsumen adalah Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang No.7 tahun 1996 tentang
5
Pangan. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No. 8 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 7 tahun 1996, maka keberadaan produk hukum tersebut selain berfungsi sebagai sarana untuk mengubah perilaku masyarakat juga berfungsi sebagai sarana untuk mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat yang bersangkutan.2 Dengan latar belakang sebagaimana terurai di atas maka didalam penulisan skripsi ini penulis tertarik untuk mengambil judul: “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN PENERAPAN DAN PROSEDUR STANDAR MUTU PRODUK AIR MINUM ISI ULANG (STUDI DI DEPOT PENGISIAN AIR MINUM DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penulisan hukum ini akan diarahkan pada penerapan hukum perlindungan konsumen dan hukum tentang keamanan pangan. Oleh karena itu pertanyaan yang muncul dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur pendirian depot air minum isi ulang dan apakah dari prosedur tersebut sudah memberikan perlindungan terhadap konsumen berkaitan dengan penerapan standar mutu produk air minum isi ulang pada depot pengisian air minum Jalan Tirto Utomo Kel. Landungsari Kec. Dau di
2
Sacipto Rahardjo. 1979. Hukum dan Perubahan Sosial. Alumni. Bandung. hal.8
6
Depan Kampus Universitas Muhammadiyah Malang Kampus Universitas Muhammadiyah Malang? 2. Bagaimanakah upaya pengawasan terhadap pelaku usaha dalam kaitannya dengan perlindungan bagi konsumen terhadap penerapan standar mutu produk air minum isi ulang pada depot pengisian air minum Jalan Tirto Utomo Kel. Landungsari Kec. Dau di Depan Kampus Universitas Muhammadiyah Malang Kampus Universitas Muhammadiyah Malang?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan hukum ini adalah: 1. Memperoleh gambaran tentang penerapan hukum perlindungan konsumen dan keamanan pangan di dalam kerangka prosedur pendirian depo air minum isi ulang dan penerapan standar mutu produk air minum isi ulang di kawasan radius dua kilometer dari Kampus Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Mengetahui upaya pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha yang menjalankan usaha produk air minum isi ulang.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kepentingan ilmiah, yaitu bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi baik di dalam ilmu hukum ataupun dan beberapa ilmu terkait lainnya. 2. Kepentingan praktis
7
a. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang di dapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan khususnya berkaitan dengan masalah hukum khususnya tentang perlindungan konsumen. b. Bagi Pelaku Usaha Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
bahan
masukan
bagi
kelangsungan usahanya khususnya berkaitan dalam masalah prosedur pendirian depo air minum isi ulang dan penerapan standar mutu produk air minum isi ulang 3. Instansi terkait Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam membuat kebijakan berkaitan dengan pembuatan kebijakan peraturan perundang-undangan maupun pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha yang menjalankan usaha produk air minum isi ulang.
E. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Dalam penulisan hukum ini metode pendekatan yang digunakan adalah Yuridis Sosiologis. Metode pendekatan yuridis sosiologis3 yaitu dalam
3
Bambang Sunggono, 2002. Metodologi Peneliti Hukum. Cetakan Keempat. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2002. Hal.43.
8
menjawab permasalahan digunakan sudut pandang hukum berdasarkan peraturan hukum yang berlaku di bidang perlindungan konsumen dan keamanan pangan, untuk selanjutnya dihubungkan dengan kenyataan di lapangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas mengenai prosedur pendirian depo air minum isi ulang dan penerapan standar mutu produk air minum isi ulang dan upaya pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha yang menjalankan usaha produk air minum isi ulang yang dilakukan oleh pemerintah. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Malang (DINKES), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang (DISPERINDAG), Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) dan juga 3 (tiga) pelaku usaha depot air minum isi ulang di sampel lokasi Jalan Tirto kawasan Kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Pemelihan lokasi tersebut dikarenakan penulis ingin mengkaji mengenai prosedur pendirian dan penerapan pengawasan terhadap standar mutu produk air minum isi ulang. 3. Jenis Data dan Sumber Data Data yang dipakai dalam penelitian Yuridis Sosiologis ini adalah: a. Data primer 4, yaitu data asli yang diperoleh peneliti dari tangan pertama, dari sumber asalnya yang pertama yang belum diolah dan diuraikan oleh
4
H. Hilman Hadikusuma. 1995. Metode Pembuatan Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum. Mandar. Bandung. hal.65.
9
orang lain. Data yang digunakan sebagai data primer dalam penulisan ini berupa hasil wawancara, dan dokumen yang berasal dari objek yang diteliti. b. Data sekunder
5
, yaitu data yang diperoleh peneliti dari penelitian
kepustakaan dan dokumentasi, yang merupakan hasil dari penelitian dan pengolahan orang lain yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku dan dokumentasi. Data yang digunakan sebagai data sekunder dalam penulisan ini berupa kajian teori, Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen beserta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum juga Peraturan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No 65I/MPP lKepll0l2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan Perdaganganya yang berkaitan dengan objek yang diteliti. 4. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulisan hukum ini adalah yuridis sosiologis dengan memperhatikan jenis data yang ada, yaitu : a. Wawancara Penelitian ini menggunakan suatu model wawancara, yaitu tanya jawab dalam bentuk komunikasi verbal (berhubungan dan lisan), bertatap muka dengan responden dengan merangsang untuk menjawab dan 5
Ibid, hal.65
10
menggali jawaban lebih jauh. Bentuk wawancara yang dipilih penulis adalah wawancara tidak berstandar, yaitu teknik wawancara yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum wawancara dilaksanakan, dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan: 1) Bapak Hendra, bapak Yanto dan bapak Zaenal selaku Pelaku Usaha Depot Air Minum Isi Ulang yang berada di Jalan Tirto kawasan kampus Muhammadiyah Malang, dalam hal ini pemilik usaha keberatan apabila namanya disebutkan sehingga penulis menggunakan nama inisial untuk ketiga pelaku usaha. 2) Bapak Lugas dan bapak Kidung yekti selaku konsumen sekaligus warga yang tinggal di jalan tirto utomo yang mengkonsumsi hasil produk dari air minum isi ulang. 3) Dan juga dari dinas-dinas yang terkait dengan permasalahan depo air minum isi ulang yaitu: a) Bapak Eko Subagiyo selaku pegawai pada bagian pemberantasan dan Pencegahan Penyakit serta Penyehatan Lingkungan (P2PL) dari Dinas Kesehatan Kota Malang b) Bapak Soemito SA selaku Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Malang c)
- Ibu Tutik Mujiati selaku pegawai pada bagian perlindungan konsumen dari Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Malang
11
- Ibu Guni Leginingtyas selaku pegawai pada bagian Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang. - Bapak Soeherman selaku Kepala Bidang Perdagangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang. b. Studi Dokumentasi Selain melakukan wawancara serta Tanya jawab, penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi yaitu berupa pengumpulan datadata yang dimiliki oleh instansi yang terkait dengan proses penelitian ini. 5. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggabungkan semua data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan serta segala informasi yang diperoleh dari informan serta literatur-literatur yang ada, kemudian dilakukan analisa kualitatif berdasarkan penafsiranpenafsiran yuridis guna menjawab permasalahan yang ada.
F. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Diawali dengan uraian tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan kajian pustaka mengenai Pengertian Perlindungan Konsumen yang didalamnya mencakup Perlindungan konsumen di Indonesia, Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha, dan Peraturan Tentang Standarisasi Mutu yang didalamya berisi tentang Standarisasi Nasional, Tujuan Standarisasi Perumusan Standar dan Pedoman dan Penerapan Standar Nasional Indonesia serta peraturan lain yang berkaitan dengan prosedur pendirian serta penerapan pengawasan terhadap depo air minum isi ulang.
BAB III
PEMBAHASAN Berisi mengenai penerapan ketentuan hukum tentang prosedur pendirian depo produk air minum isi ulang berkaitan dengan penerapan standar mutu produk air minum isi ulang pada depot pengisian air minum di kawasan Kampus Universitas Muhammadiyah Malang, dan upaya pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha dalam kaitannya dengan perlindungan hukum bagi konsumen, yang menjalankan usaha produk air minum isi ulang pada depot pengisian air minum di kawasan Kampus Universitas Muhammadiyah Malang.
BAB IV
PENUTUP Pada bab empat ini berisi kesimpulan dari permasalahan yang diangkat oleh peneliti serta saran saran yang dapat diberikan guna kemanfaatannya dalam pengaturan hukum Indonesia.