perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup berbelanja masyarakat Indonesia selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman. Para pengusaha dan investor asing dari semua belahan dunia menjadikan Indonesia menjadi pangsa pasar yang potensial untuk memasarkan produknya. Berbagai tren berbelanja diadaptasi oleh masyarakat Indonesia, mulai dari midnight shopping sampai yang sedang tren sekarang adalah berbelanja melalui internet atau yang biasa disebut online shopping. Perkembangan pesat online shopping membuat kompetensi internet sebagai media bertransaksi yang mudah dan cepat semakin berkembang. Beriklan di website dan media sosial menjadi pintu masuk bagi produk apapun dan dari manapun. Online shopping didasarkan pada sifatnya yang virtual, maka tidak ada lagi batas antara barang dan orang, produsen dan end-user, lokal dan international. Berbelanja via internet lebih mudah dan lebih cepat, dalam pengertian melewati proses tawar-menawar yang sudah mempunyai mekanisme masing-masing di setiap situs. Penjualan secara online pun mampu memangkas biaya marketing dan distribusi bahkan tidak harus membayar biaya human resources (www.qbheadlines.com).
commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengkomunikasikan produk dan jasa melalui online shop kini banyak dilakukan oleh pemasar. Salah satu media online yang efektif untuk beriklan adalah situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial yang beberapa tahun ini marak di Indonesia tidak hanya digunakan untuk sarana berkomunikasi maupun curhat, namun seiring perkembangannya situs media sosial ini banyak dimanfaatkan sebagai media berkampanye hingga mempromosikan sebuah produk maupun jasa. Berpromosi melalui media sosial lebih efektif, sebab media sosial menjangkau lebih luas audiences, sekaligus lebih cepat. Ada empat media sosial yang banyak diakses di Indonesia, yakni Facebook, Twitter, Instagram,
dan
Blog,
seperti
dilansir
dalam
suaramerdeka.com
(www.suaramerdeka.com) Melalui media sosial para pelaku bisnis dapat berhubungan langsung dengan konsumen atau calon konsumen dan mengikuti perkembangan pengalaman mereka dengan produk yang ditawarkan. Komentar konsumen yang merasa puas atau cenderung membandingkan dengan produk lain dapat dengan mudah diketahui oleh pelaku bisnis. Aktivitas pemasaran melalui jejaring sosial tidak hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil atau rumahan saja, tetapi perusahaan besar di berbagai bidang pun memanfaatkannya. Trend belanja online menjadi fenomena baru dalam paradigma berbelanja masyarakat Indonesia saat ini. Masyarakat lebih senang meluangkan waktu untuk berbelanja online daripada berkunjung ke toko commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
secara langsung untuk membeli barang yang mereka inginkan. Arnold Sebastian Egg yang merupakan pendiri situs jual beli tokobagus.com memprediksi bahwa nantinya semua orang akan berbelanja online, saat ini seluruh bisnis mulai mengusung tokonya ke online (BeritaBali.com, 2013). Pernyataan Arnold tersebut didukung dengan survey yang dilakukan perusahaan e-commerce asal Jepang, Rakuten, bahwa 80% pengguna internet di Indonesia mulai berbelanja online dalam dua tahun terakhir. Sedangkan survey lain yang dilakukan oleh VeriTrans dan DailySocial pada 584 pelanggan e-commerce di Indonesia mengenai tren belanja online, mengungkap sebanyak 37% responden menyebutkan produk yang mereka beli melalui internet adalah pakaian (fashion). Di posisi berikutnya adalah pemesanan layanan perjalanan (20%) dan media yang dikonsumsi secara elektronik seperti musik, video dan game (20%) dan lainnya (18%), elektronik (13%) dan buku (8%) (Rinaldi, 2013: 2). Pengguna internet diperkirakan akan terus bertambah menjadi 149 juta pengguna serta terdapat indikasi bahwa berbelanja online akan semakin populer di Indonesia, Jepang, dan Thailand pada 2015. Hal tersebut didukung dengan kemudahan akses internet yang semakin mobile menjadi salah satu pendorong bagi pebisnis Indonesia untuk terus menggeluti dunia ini (Rahayu, 2012: 2). Teknologi Informasi tidak dipungkiri membawa perubahan yang signifikan terhadap bisnis dan gaya hidup masyarakat sekarang ini dalam mendukung belanja online mereka. Berdasarkan survey dari Rakuten, commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
orang Indonesia dan Thailand 50% lebih suka berbelanja dengan perangkat bergerak mereka, dibandingkan orang Taiwan. Bila dibandingkan dengan orang Amerika dan Eropa, orang Indonesia dua kali lebih suka berbelanja dengan perangkat bergerak. Sejalan dengan itu, riset lain dari BuzzCity pada awal 2012 mendapati bahwa 27% pebelanja online dari Indonesia sudah memakai perangkat bergerak mereka untuk berbelanja. Survey itu juga mendapati bahwa orang Indonesia tiga kali lebih suka merekomendasikan suatu barang kepada teman-temannya di jejaring sosial, dari pada negara lain (Rahayu, 2012: 4). Hal
tersebut
diperkuat
dengan
pernyataan
sebuah
situs
femalekompas.com, bahwa sejumlah situs e-commerce mengungkapkan pelanggan mereka didominasi oleh kaum perempuan, terutama situs ecommerce produk fashion. Contoh lain pada tahun 2007, perusahaan Dell telah mengadopsi media jejaring ini untuk menjalankan aktivitas bisnisnya dan berhasil mendapat keuntungan sebesar $3 juta melalui akunnya di salah satu media jejaring sosial di internet. Beberapa perusahaan lain seperti Starbucks, AirAsia, dan lain-lain juga telah mengadopsi media jejaring sosial dan berhasil meraup keuntungan besar darinya baik secara materi maupun non materi (Warta Ekonomi, Desember 2009). Banyak perusahaan beranggapan bahwa mengaplikasikan internet marketing saja dapat memudahkan dan menambah value bagi produknya, commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih murah dan efisien. Dampaknya terhadap penjualan akan besar jika banyak konsumen dan pelanggan yang berkunjung ke situs tersebut dan mengetahui merek yang sedang ditawarkan. Salah satu tujuan dari pemasaran yang efektif adalah untuk mengenalkan keberadaan suatu produk kepada konsumennya secara luas dan bagaimana membuat merek produk tersebut menjadi top of mind dalam benak konsumen dan menjadikannya brand preferences bagi konsumen saat ketika ketika berencana melakukan sebuah pembelian (Haryanto dalam Andriyanto, 2010: 2). Dengan melihat kedudukan internet saat ini terjadi perubahan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi media. Jika dulu konsumen hanya menonton televisi, membaca majalah, surat kabar dan sebagainya kini mereka juga menjelajah internet. Online media sudah menjadi point of contact yang tidak dapat diabaikan, sehingga para pemilik brand harus masuk ke dalam point of contact tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat. Sementara itu, periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Periklanan tidak hanya berfungsi untuk memberikan informasi pada khalayak, tetapi lebih dari itu, harus bisa membujuk khalayak agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran dengan tujuan mencetak keuntungan (Jefkins dalam Qomalludin, 2010: 18). Iklan menggunakan berbagai bentuk media
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
massa untuk bisa diterima oleh khalayak, salah satunya adalah melalui media internet. Daya tarik iklan melalui media internet ternyata cukup efektif, dibuktikan dengan hasil hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa dari total 63 juta pengguna internet pada tahun 2012 (24,23% dari jumlah penduduk Indonesia), sekitar 36 juta melakukan belanja online. Sejalan dengan itu, iklan yang mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian konsumen adalah iklan yang kreatif dan bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja. Iklan tidak akan diterima oleh masyarakat jika pesan iklan yang disampaikan komunikator tidak menarik perhatian komunikan. Untuk menampilkan
pesan
iklan
yang
mampu
membujuk,
mampu
membangkitkan dan mempertahankan ingatan pemirsa, maka akan memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran (Sutisna, 2002: 278). Salah satu daya tarik iklan yang dikemukakan oleh Shimp yaitu daya tarik peran pendukung (endorser). Dukungan selebriti adalah strategi yang sering digunakan perusahaan sebagai alat promosi. Dukungan itu dapat berbentuk menjadi juru bicara produk (spokerperson) (Shimp, 2003: 462). Selebriti memiliki daya tarik dalam berbagi cara, yang menarik berbagai khalayak sasaran untuk melakukan pembelian (Shimp, 2003: 465). Daya tarik bukan hanya berarti daya tarik fisik, tetapi juga meliputi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri selebriti pendukung seperti kepribadian maupun gaya hidup. Beberapa jurnal internasional juga turut membahas penggunaan celebrity endorser dalam sebuah iklan untuk meningkatkan penjualan. Seperti yang dikemukakan oleh Chung-kue Hsu dan Daniella McDonald dalam Journal of Product and Brand yang berjudul “An examination on multiple celebrity endorsers in advertising”. Berdasarkan jurnal tersebut ditemukan fakta bahwa semakin banyak selebriti endorser yang digunakan, akan semakin efektif dalam menarik minat beli konsumen. Lebih lanjut, Chung-kue Hsu memaparkan bahwa kombinasi dari beberapa endorser juga sangat berpengaruh dalam menarik perhatian konsumen, seperti kombinasi kategori umur dan jenis kelamin serta kalangan yang berbeda-beda. Selain itu, dalam International Journal of Advertising yang berjudul “Exploring the Relationship Between Celebrity Endorser Effect and Advertising Effectivenes”, dipaparkan bahwa sebagai spokerperson atau juru bicara, seorang selebriti endorser memegang peranan penting dalam keberlangsungan suatu produk. Apabila endorser menyampaikan informasi negatif yang terkait dengan produk, maka akan menimbulkan merugikan besar bagi pihak pengiklan. Dan fakta lebih lanjut yang dipaparkan dalam penelitian tersebut adalah bahwa kredibilitas selebriti (kepercayaan, keahlian, dan daya tarik) merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam menarik minat beli konsumen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
Kemudian dalam Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 2, Agustus 2008, yang berjudul Pengaruh Pengunaan Selebriti dalam Iklan Terhadap Minat Beli Konsumen. Asmai Ishak memperlihatkan bahwa ada pengaruh yang positif antara penggunaan selebriti dalam iklan terhadap minat beli. Hasil penelitian tersebut menunjukkan fakta bahwa trustworthiness dan expertise merupakan faktor yang sangat penting dalam memilih selebriti sebagai bintang iklan produknya. Eni Heruwati dalam penelitian lain yang berjudul Analisis Pengaruh, Daya Tarik, Kredibilitas, dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Mio dipaparkan bahwa variabel daya tarik, kredibilitas dan keahlian mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian pada PT Harpindo Jaya Jl. Dr. Cipto No.61 Semarang. Eni memperkuat penemuan fakta bahwa adanya variasi pengaruh dari ketiga variabel tersebut terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 41%. Kaffah, adalah salah satu brand hijab yang menggunakan media internet (internet marketing) untuk mempromosikan dan menjual produknya. Kaffah memanfaatkan blog dan situs jejaring sosial yang mereka miliki untuk beriklan. Bentuk iklan Kaffah yaitu foto-foto produk Kaffah yang sengaja diupload pada blog maupun situs jejaring sosial dari Kaffah itu sendiri. Pada awal pemasaran, situs jejaring sosial yang digunakan oleh Kaffah adalah Facebook. Iklan Kaffah selalu mendapat feedback positif commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari follower-nya berupa komentar, testimony, maupun like. Kemudian akhir 2013, pemasaran Kaffah mulai merambah ke Instagram. Pada Instagram, Kaffah juga mendapat feedback yang positif dari pembeli maupun calon pembeli, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengikut akun @kaffahbysj.
Hingga
Agustus
2014,
pengikut
akun
Instagram
@kaffahbysj telah mencapai angka lebih dari 9000 follower. Penggunaan Instagram dapat dikatakan efektif bagi Kaffah karena memungkinkan
Kaffah
melakukan
promosi
dan
penjualan
yang
menjangkau calon pembeli secara luas, tidak terbatas jarak dan waktu. Selain itu, dengan menggunakan Instagram, Kaffah dapat berbagi foto lebih mudah karena pada dasarnya, Instagram merupakan aplikasi yang diperuntukkan untuk berbagi foto. Di samping menggunakan media internet sebagai wadah untuk promosi dan penjualan produk, Kaffah juga menggunakan endorser untuk menarik perhatian calon pembeli pada setiap iklannya. Pemilihan endorser yang tepat diharapkan mampu menarik perhatian konsumen dan meningkatkan pembelian. Siti Juwariyah, selain dikenal sebagai fashion blogger, ia juga diketahui berbakat di bidang design. Perawakan yang bagus, penampilan yang menarik dan cantik, serta gaya berbusana yang simple dan trendy, membuat para calon pembeli yang mem-follow akun Instagram @kaffahbysj cenderung membentuk stereotypes atau meniru penampilan Siti. Dari banyaknya komentar dari follower, baik follower akun pribadi commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Siti maupun akun @kaffahbysj, terlihat bagaimana pengikutnya selalu ingin mengetahui brand apa saja yang Siti pakai dan di mana ia membelinya. Dengan pertimbangan tadi, Kaffah menggunakan Siti Juwariyah sebagai endorser-nya, karena sosok Siti memiliki pengaruh besar dan mewakili ciri produk Kaffah yang berslogan “simplicity beauty”. Melihat
tingginya
animo
para
follower
akun
Instagram
@kaffahbysj, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli follower akun @kaffahbysj. Penelitian ini menarik dilakukan karena di Indonesia sendiri penelitian tentang new media seperti Instagram belum banyak dilakukan. Seperti yang telah dipaparkan, bahwa Instagram adalah aplikasi baru yang diperuntukkan untuk berbagi foto dan telah menjadi gaya baru dalam melakukan periklanan. Penelitian ini akan memaparkan lebih dalam lagi bagaimana kalangan follower akun @kaffahbysj merespon iklan yang dilakukan oleh Kaffah melalui Instagram dan penggunaan celebrity endorser di dalam iklan tersebut dan menilai perubahan sikap follower dalam hal pembelian. Hasil penelitian ini nantinya akan memperoleh gambaran bagaimana sikap follower akun @kaffahbysj dalam menerima pesan yang disampaikan melalui foto-foto yang diunggah setiap hari oleh akun @kaffahbysj. Peneliti akan menggali bagaimana sebuah iklan dan daya darik di commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalamnya mampu membentuk suatu kecenderungan sikap follower sebelum keputusan pembelian benar-benar dilakukan. Sedangkan aspek komunikasi yang diteliti terdapat pada aspek komunikan, dimana dalam penelitian ini yang menjadi objeknya adalah para follower akun @kaffahbysj. Lebih lanjut, penelitian ini akan melihat efek dari iklan yang diposting-kan melalui akun Instagram @kaffahbysj terhadap para follower-nya. Studi efek dalam komunikasi menarik untuk dilakukan karena efek sebagai salah satu kajian komunikasi, memberikan gambaran tentang bagaimana komunikasi sebagai proses mampu memberikan dampak bagi para pelaku komunikasi. Sesuai dengan kerangka utama penelitian, efek yang diteliti adalah perubahan sikap follower, yaitu timbulnya minat beli setelah terterpa iklan Kaffah di akun @kaffahbysj. Melalui daya tarik selebriti pendukung dalam iklan Kaffah, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana hubungan terpaan iklan dan penggunaan celebrity endorser terhadap minat beli.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang pada penelitian ini, maka disimpulkan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj?
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram secara bersama-sama terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan di Instagram terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram secara bersama-sama terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj.
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian mengenai pengaruh terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj diharapkan dapat digunakan sebagai wacana tambahan dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya yang serupa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang new media. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bagi masyarakat agar lebih memahami bagaimana sebuah iklan dapat mempengaruhi sikap konsumen dalam hal pembelian. Juga bagaimana peranan celebrity endorser dalam membentuk kecenderungan khalayak untuk membeli suatu produk. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi para pengusaha dalam menangani perubahan masyarakat dalam menanggapi media iklan dan pengunaan celebrity endorser yang digunakan untuk menunjang sebuah iklan dalam menarik minat beli konsumen.
commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Landasan Teori 1. Komunikasi Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berkelompok dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Kehidupan manusia akan tampak hampa tanpa adanya komunikasi. Karena tanpa komunikasi interaksi antar manusia, baik secara perorangan, organisasi atau kelompok tidak mungkin terjadi. Dalam interaksi selalu terjadi aksi dan reaksi. Dalam ilmu komunikasi aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini disebut dengan tindakan komunikasi. Definisi komunikasi itu sendiri ada beberapa macam menurut para ahli komunikasi, antara lain sebagai berikut yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut Gerald R. Miler, komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada suatu penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan Harold
Lasswell
menyatakan
bahwa
untuk
menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan “Who Says What In Which Chanel To Whom With What Effect?” atau Siapa mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 1.1 Unsur-unsur Komunikasi Menurut Lasswell
Sumber (Source)
Pesan (Message)
Saluran (Channel)
Penerima (receiver)
Efek (Effect)
Sumber: Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Mulyana, 2010: 68)
Berdasarkan definisi Lasswell, ada lima unsur yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek (effect). Pertama, Sumber (source) sering disebut juga pengirim (sender) atau komunikator (communicator); adalah seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Kedua, pesan (message) yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan perangkat simbol verbal dan atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Ketiga, saluran atau media (channel) yakni alat atau sarana yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Keempat, penerima (receiver) sering juga disebut khalayak (audience) atau pendengar (listener) yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Kelima, efek (effect) yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah
ia
menerima
pesan
tersebut,
commit to user
misalnya
penambahan
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya (Mulyana, 2010: 69). Kemudian adapula unsur-unsur lain yang ditambahkan seperti umpan balik (feed back), gangguan (noise) dan situasi atau konteks komunikasi. Umpan balik terjadi jika terdapat komunikasi dua arah, yang artinya pihak komunikan dapat menjadi komunikator. Sedangkan gangguan dapat terjadi jika komunikasi dilakukan melalui suatu media seperti pesawat telepon. Situasi komunikasi lebih menekankan pada kondisi saat berlangsungnya komunikasi yang menyangkut tempat dan waktu. Sedangkan konteks merupakan topik dari pesan yang sedang disampaikan (Mulyana, 2010: 73). Komunikasi tentu saja melibatkan individu dalam menjalani prosesnya. Berdasarkan teori yang disadur dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar karangan Deddy Mulyana, terdapat beberapa indikator paling utama untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan tingkatan jumlah perserta yang terlibat dalam komunikasi, yaitu: a. Komunikasi
Intrapribadi
(Intrapersonal
Communication),
merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri. b. Komunikasi
Antarpribadi
(Interpersonal
Communication),
merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka.
commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Komunikasi Kelompok (Small Group Communication), merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. d. Komunikasi
Publik
(Public
Communication),
merupakan
komunikasi kelompok besar yang melibatkan khalayak. e. Komunikasi
Organisasi
(Organizational
Communication),
merupakan komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok. f. Komunikasi
Massa
(Mass
Communication),
merupakan
komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik (Mulyana, 2010: 77-84). Selain
memperhatikan
jumlah
peserta
dalam
proses
komunikasi, kita juga perlu mengetahui bahwa komunikasi memiliki jaringan komunikasi. Jaringan disini merupakan saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu kelompok kecil dan struktur jaringan formal. Jaringan komunikasi kelompok kecil akan mengembangkan pola komunikasi yang tergabung dengan beberapa struktur. Jaringan komunikasi ini merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lain. Sedangkan struktur jaringan formal diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi (Wiryanto, 2006: 60, dalam Vinneza, 2014: 15).
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penelitian ini akan memfokuskan pada kajian komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan, karena penelitian ini bermaksud untuk meneliti terpaan iklan Kaffah di Instagram yang menggunakan celebrity endorser dalam mempengaruhi minat beli pada follower akun Instagram @kaffahbysj.
2. Intermediated Personal Communication (Komunikasi Interpersonal Termediasi) Definisi
komunikasi
interpersonal
termediasi
atau
interpersonal mediated communication menurut Catchart dan Gumpert yaitu semua situasi yang menggunakan teknologi mediasi untuk menggantikan interaksi langsung (Catchart & Gumpert, 1986: 90). Seperti percakapan melalui telepon,surat elektronik, telekonfrens termediasi, interaksi interpersonal melalui komputer, merupakan media yang digunakan untuk memfasilitasi interaksi interpersonal. Definisi lain juga disampaikan oleh Rancer dan Womack, yaitu bahwa “mediated interpersonal communication is any situation where mediated technology (for example, telephone, computer) is used to advanced face-to-face interaction” (Rancer dan Wamack, 1997). Berdasarkan
kedua
definisi
komunikasi
interpersonal
termediasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal termediasi yaitu komunikasi yang menggunakan sebuah media sebagai fasilitator dalam penyampaian sebuah pesan, seperti telepon maupun commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komputer. Fokus dari teori ini adalah penggunaan media dalam komunikasi untuk menghubungkan individu satu dengan individu lainnya. Munculnya teknologi komunikasi yang baru seperti hadirnya internet memungkinkan sebuah media memfasilitasi komunikasi interpersonal yang termediasi (McMillan, 2004). Internet sebagai salah satu media dalam berkomunikasi memiliki kemampuan yang membuat para penggunanya bisa berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Sifat interaktifitas yang dimiliki
internet
telah menciptakan
konvergensi
media
yang
menggabungkan cirri-ciri dari komunikasi massa dan komunikasi interpersonal. Konvergensi media memberikan kesempatan baru dalam penyediaan, distribusi, dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat audio, visual, maupun data (Preston, 2001: 88 dalam Vinneza, 2014: 17). Instagram, merupakan media baru yang memberikan fasilitas interaksi antara komunikator dengan komunikan melalui media internet. Komunikasi yang disampaikan Instagram dalam bentuk foto yang nantinya dapat diakses oleh seluruh pengguna Instagram ataupun follower. Instagram sendiri termasuk dalam kategori komunikasi interpersonal termediasi karena akun Instagram dimiliki oleh orang per orang atau perusahaan yang dapat digunakan sebagai media publikasi terhadap tiap-tiap follower-nya.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam
penelitian
ini,
akun
Instagram
@Kaffahbysj
menyampaikan pesan yang berupa iklan mengenai produknya kepada seluruh follower-nya melalui foto yang dipublikasikan oleh akun @kaffahbysj.
Tidak
hanya
beriklan,
akun
@kaffahbysj
juga
memberikan tips dalam memilih padu-padan gaya berbusana dan juga memposting-kan OOTD dari endorser sebagai referensi pilihan gaya berbusaha yang dapat menginspirasi para follower-nya. Selain itu, akun @kaffahbysj juga melakukan interaksi dengan para follower-nya yaitu
dengan
menjawab
pertanyaan
maupun
komentar
yang
dilontarkan para follower. Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan, maka komunikasi yang terjadi antara akun @kaffahbysj dengan para follower-nya termasuk ke dalam komunikasi interpersonal termediasi.
3. New Media Media online atau new media merupakan tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam tekologinya, menawarkan
kemungkinan-kemungkinan
tidak
terbatas
dalam
memproses dan menyebarkan berita (Santana, 2005: 137). Menurut Janet Muray, new media diistilahkan sebagai representasi medium baru dalam bentuk medium digital. Kehadiran new media lebih ditandai dengan penemuan HTML (Hypertext Markup Language). Oleh Berners-Lee, kedua penemuan tersebut, yaitu commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kombinasi HTML dan HTTP dikenal sebagai web browser yang selanjutnya disebut world wide web (www.) (Steed, 2001: 183, dalam Syaibani, 2012: 24). Martin Lister, dkk dalam bukunya “New Media: a Critical Introduction” (2009: 10) mengungkapkan beberapa karakteristik new media, antara lain: a. Bentuk pengalaman baru dalam teks, hiburan, kesenangan, dan pola dari konsumsi media (permainan komputer, simulasi, efek khusus film). b. Cara baru dalam merepresentasikan dunia, penggunaan media yang dan menawarkan kemungkinan representasional baru. c. Bentuk hubungan baru antara pengguna, konsumen, dengan teknologi media d. Bentuk pengalaman baru dari identitas diri maupun komunitas dalam berinteraksi e. Bentuk konsepsi baru dari hubungan manusia secara biologis dengan teknologi media f. Pola baru dalam organisasi dan produksi, sebuah integrasi dalam media seperti budaya, industri, ekonomi, akses informasi, kepemilikan, kontrol, dan undang-undang.
Jika disimpulkan, karakteristik new media berdasarkan pengertian Lister menekankan pada aspek kehidupan manusia. Lister
commit to user mengatakan bahwa new media telah mencakup berbagai aspek seperti
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hiburan, kesenangan, dan pola konsumsi media. Selain itu, Lister juga menyatakan bahwa new media merupakan cara baru dalam merepresentasikan dunia sebagai masyarakat virtual atau dunia maya. New media juga dipandang sebagai bentuk hubungan baru antara pengguna dengan teknologi media dan juga sebagai pengalaman baru dari gambaran bagi seseorang, identitas, dan komunitas. Karakteristik lainnya yaitu new media dipandang sebagai konsepsi hubungan biologis tubuh dengan teknologi media. Kondisi yang sebenarnya dengan kondisi dalam dunia virtual. Dan karakteristik new media yang terakkhir berdasarkan pendapat Lister, yaitu bahwa new media telah mencakup bidang industri, ekonomi, akses, kepemilikan, kontrol, dan regulasi sebagai budaya dari media. Dengan karakteristik tersebut, kehadiran new media dalam dunia teknologi komunikasi telah memberikan pengaruh bagi kehidupan khalayak. Menurut Giles dalam Vinneza, pengaruh new media terbagi menjadi empat sisi, yaitu: a. Individu;
dalam
lingkup
individu,
pengaruh
new
media
memberikan perubahan yang mencolok khususnya bagi mereka yang memiliki identitas tinggi dalam mengkonsumsi media. Dalam dunia virtual, seorang individu akan mempunyai identitas pribadi yang bersifat maya. Setiap individu memiliki akses pribadi yang dapat direpresentasikan oleh keyboard. Kemudian dapat pula memasuki situ s dengan log on sebagai identitas dunia maya yang commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadikan seseorang masuk dalam bentuk baru ke dalam sosial media. Di sisi lain, individu bisa mengekspresikan segala ide atau gagasan dengan menggunakan layanan-layanan yang tak terbatas. Namun terdapat kekurangan lain yang bisa dirasakan seseorang dalam menggunakan internet, yaitu munculnya sifat individualism ketika terlalu fokus dengan internet. b. Ekonomi; new media memberikan pengaruh tersendiri terhadap perkembangan ekonomi. Hadirnya e-commerce memungkinkan adanya ruang pemasaran dalam bentuk virtual pada new media. Selain itu, e-commerce juga memberikan kemudahan bagi pelaku transaksi ekonomi karena uang juga hadir dalam bentuk virtual namun tetap sesuai dengan realitas sesungguhnya. c. Politik; kehadiran internet telah memunculkan istilah baru yaittu edemocracy.
Komunikasi
politik
melalui
internet
menjadi
komponen dan system baru sebagai dampak dari new media. Melalui website, ide dan gagasan maupun visi dan misi dari para elit politik dapat disampaikan kepada masyarakat luas. Bahkan informasi transparansi kepengurusan hingga ruang diskusi terbuka dapat dilakukan melalui website. Hal tersebut memberikan nilainilai demokrasi tersendiri dalam berkomunikasi politik. d. Sosio-kultural; new media telah mengubah banyak pola-pola komunikasi yang biasa dilakukan oleh manusia. Perkembangan teknologi telah mengubah bagaimana tata cara berkomunikasi commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diantara masyarakat, sehingga tercipta proses mutualisme yang melahirkan jejaring sosial. Perubahan komunikasi ini juga turut mengubah bentuk interaksi masyarakat, yang berlalih dari bentuk fisik menjadi gilitasisasi (Giles dalam Vinneza, 2014: 23).
New media, seperti yang sudah di bahas sebelumnya, merupakan sarana berkomunikasi yang menggunakan teknologi berbasis internet sebagai penunjangnya. Adapun pengertian mengenai internet akan dijabarkan berikut ini. Internet secara global adalah sarana bertukar informasi dan berkomunikasi melalui serangkaian komputer yang saling berhubungan (Belch & Belch, 2001:486). Menurut LaQuey, yang membedakan internet dengan teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak ada media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang (Elvinaro, 2005:143). Dapat diartikan, saat ini internet telah berkembang sebagai alat informasi dan komunikasi yang cepat, efektif, dan rendah biaya. Media online juga dapat menjangkau ribuan orang dalam waktu seketika dan dapat diakses kapan saja. Sedangkan menurut Elvinaro dalam bukunya yang berjudul Handbook of Public Relations menyatakan bahwa jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat halaman web
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi (Elvinaro, 2011: 165). Salah satu alasan mengapa jejaring sosial menjadi sangat populer adalah karena hal itu tersedia dalam berbagai macam bentuk. Terdapat berbagai macam cara yang berbeda dalam membuat dan membagi konten dalam jejaring sosial, yaitu: a. Blog: merupakan buku harian digital; posting penulis (dengan atau tanpa video, foto, ilustrasi, link ke blog lain maupun situs lain) dimana pembaca dapat mengomentarinya (Weber, 2009: 91). b. Photo sites: adalah situs yang mengkhususkan diri dalam fotografi. Situs ini bergantung sepenuhnya pada foto yang di-upload pengguna untuk dibagikan dengan pengguna lainnya (Comm, 2008: 13). c. Microblogs: microblog adalah format penulisan blog dalam batasan jumlah karakter tertentu. Umumnya dalam setiap penulisan banyaknya karakter yang diizinkan di bawah 200 karakter (Pudyasmoro, 2010: 7).
Berdasarkan teori tersebut, maka penelitian ini memilih kategori photo sites, yakni Instagram sebagai media yang diteliti. Instagram, salah satu jejaring sosial yang diperuntukkan untuk berbagi (share) foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan commit to user jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri (wikipedia.org).
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Instagram tidak hanya sekedar mesin pengirim pesan, keunikkan
dari
jejaring
sosial
adalah
kemampuannya
untuk
menyebarkan informasi dalam waktu hitungan detik namun memiliki dampak yang sangat luas. Instagram tidak membatasi jumlah follower (pengikut), dan oleh karena itu setiap informasi dari caption dari setiap foto yang di upload mampu dibaca oleh berapa banyak pun audiensnya, dalam waktu yang serentak, dan tidak dibatasi oleh jarak (Elvinaro, 2005: 143).
4. Situs Jejaring Sosial Instagram Jejaring sosial seperti dijelaskan Boyd dan Ellison adalah: “a social network can be defined as a web-based service that allows an individual to create a personal profile with information about themselves an their interests within a conctrained system” (Boyd and Ellison, 2007: 211). Jejaring sosial mampu mengambil alih dunia online ketimbang situs-situs lainnya. Situs ini secara spesifik untuk menghubungkan individu dengan koneksi yang ada atau menyatukan orang asing berdasarkan jenis ketertarikan yang sama, termasuk pandangan pandangan politik, hobi, dan lokasi (Boyd and Ellison, 2007: 210). Meskipun istilah jejaring sosial dan media sosial sering tertukar, mereka memiliki arti yang berbeda. Jejaring sosial pastilah merupakan media sosial, namun tidak semua media sosial dapat commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikatakan jejaring sosial. Jejaring sosial ini menawarkan ruang yang mampu menghubungkan individu atau teman sejenis, dan dapat tersaji sebagai microblog dimana pengguna membagi informasi melalui update status, foto, dan tombol “like”, media sosial mencakup dan merujuk pada media tambahan yang memiliki dua kapabilitas, sebagai blog dan majalah digital. Salah satu jenis jejaring sosial adalah Instagram yang merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna
mengambil
foto,
menerapkan
filter
digital,
dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak (wikipedia.org). Instagram
adalah
sebuah
aplikasi
berbagi
foto
yang
memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari instan-telegram (carainstagram.blogspot.com). Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka “love” dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut (follower) juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam Instagram, pengguna dapat menggunakan teman-teman mereka yang juga menggunakan Instagram melalui jejaring sosial seperti Twitter dan juga Facebook.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam bermain Instagram, adanya hashtag memudahkan pengguna Instagram untuk mengelompokkan foto dalam suatu label. Ada beberapa hashtag yang sering dipergunakan oleh para IG-ers. Beberapa hashtag yang paling sering ditemukan dalam setiap foto yang diposting adalah #OOTD ataupun #selfie. Sebuah fenomena baru yang begitu menarik bagi para pecinta fashion. Mulai dari fashion editor, fashion blogger, model, selebriti, dan juga fashionista yang rajin memposting gaya kesehariannya dengan label OOTD. OOTD adalah singkatan dari Outfit of The Day, sebagai padanan kata untuk menunjukan apa yang dipakai di hari itu. Konsep OOTD sangat sederhana, dan tidak terlalu dibuat-buat. Dalam artian, itu adalah outfit pribadi yang benar-benar Anda pakai untuk beraktivitas dalam satu hari. Hashtag ini sudah mulai populer sekitar 2 tahun terakhir (www.wolipop.detik.com). Foto yang diposting biasanya menampilkan foto seluruh tubuh. Foto disertai dengan caption nama brand apa yang mereka pakai saat itu, sebagai cara promosi baru. Dan kini, OOTD bukan sekadar dijadikan hobi, melainkan untuk berbisnis pula. Banyak label fashion yang mencari fashionista dengan followers yang mencapai ribuan di sosial media, untuk di endorse. Sistemnya mudah saja, si fashionista cukup memposting gambar dirinya memakai busana dari label yang mengendorse dirinya, disertai caption nama brand. Misalnya saja: #OOTD #selfie top: brand xx commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
skirt: brand xx. Dengan begitu, followers yang menyukai gaya si fashionista bisa langsung menuju link dari brand yang disebutkan. Keuntungan dari sistem barter ini pun dirasakan oleh kedua belah pihak yang bekerjasama. Si fashionista mendapatkan suplai baju untuk OOTD berikutnya tanpa harus keluar biaya. Sementara pihak brand bisa promosi gratis dan dapat banyak calon pembeli dari followers
yang
ingin
bergaya
seperti
si
icon
fashion
(www.wolipop.detik.com).
5. Periklanan Iklan atau sering disebut juga dengan advertensi atau advertising. Berasal dari bahasa latin yakni ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain (Widyatama, 2007: 13). Namun istilah ini juga muncul di negara lain sesuai dengan bahasa bahasa negara yang bersangkutan. Misalkan di Amerika dan Inggris mengenal iklan dengan istilah advertising. Di Perancis iklan dikenal dengan istilah reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang. Di Belanda iklan disebut dengan advertentie, Bangsa-bangsa Latin menyebut iklan dengan adventere yang berarti maju ke depan. Iklan menurut Wright (Liliweri, 1992: 17) adalah merupakan suatu kegiatan promosi yang ada di berbagai tempat. Artinya, dapat commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilihat, didengar, dan ditonton dimana saja. Iklan memiliki fungsi utama yaitu menyampaikan informasi tentang suatu produk kepada khalayak massa (non-personal). Ia menjadi penyampaian informasi yang sangta terstruktur yang menggunakan elemen-elemen verbal maupun non-verbal. Adapun pengertian iklan sendiri banyak dikemukakan oleh para ahli. Pengertian-pengertian iklan tersebut antara lain sebagai berikut (Widyatama, 2007: 15-16). a. Dunn dan Barban (1978) yang menyatakan iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non-personal yang disampaikan lewat media
dengan
membayar
ruang
yang
dipakainya
untuk
menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non-komersial, maupun pribadi yang berkepentingan. b. Klepper (1986) menyatakan iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai anak pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. c. Koniq sebagaimana ditulis oleh Kellner (1990) menyatakan iklan adalah informasi yang uptodate kepada konsumen mengenai komiditi-komiditi dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang bertujuan untuk menjaga tingkat produksi. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Kotler (1991) mengartikan iklan sebagai semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa, yang dilakukan oleh sponsor tertentu dan dibayar. e. Rhenald Kasali (1995) mengatakan bahwa secara sederhana definisi iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. f. AMA (The American Marketing Association) menyatakan iklan merupakan setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenaan ide-ide, gagasan, dan layanan-layanan yang bersifat non-personal atas tanggungan sponsor tertentu. g. Masyarakat Periklanan Indonesia mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik sebuah kesamaan.
Kesamaan-kesamaan
pengertian
tersebut
meliputi
(Widyatama, 2007: 17):
Adanya pesan tertentu
Dilakukan oleh komunikator
Dilakukan dengan cara non-personal
Disampaikan untuk khalayak tertentu
Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal yang paling penting dalam periklanan adalah dimana iklan nantinya akan ditempatkan. Karena itu diperlukan sebuah media. Banyak sekali yang dapat digunakan dalam menampilkan iklan, yang dapat digunakan sesuai dari kapasitas iklan itu sendiri. Uyung Sulakna mengungkapkan beberapa media untuk periklanan (2007: 98) antara lain yaitu koran, televisi, direct mail, radio, majalah, newsletter, brosur, telepon, dan internet. Berikut penjelasan beberapa media beriklan yang paling sering digunakan: 1. Media Cetak Merupakan kumpulan berbagai media informasi yang dibuat dan disampaikan kepada khalayak sasaran melalui bentukbentuk tulisan atau cetakan dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat maupun dibaca. Contoh media cetak yang utama adalah surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamplet dan sebagainya. 2. Media Televisi Kelebihan media televisi antara lain pemirsa dapat diseleksi menurut jenis program dan waktu tayang, jangkauan massal yang menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala, media regional mampu menjangkau wilayah luas, efektif untuk tes pasar dan peluncuran produk, lebih menarik, berupa gambar bergerak dan mengandung suatu cerita.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Papan Reklame Kelebihan dan efektifitas cakupan geografisnya luas, mampu melokalisasikan atau mengkonsentrasikan wilayah tertentu, repetisinya tinggi, dapat diletakkan di dekat penyalurnya, dan relative rendah biaya. 4. Media Internet Media internet berusaha mewakili dan meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada. Iklan yang tampilkan berusaha selalu up to date, yaitu setiap ada iklan yang di upload akan seketika itu dapat dibaca oleh pengunjung. Data atau iklan hari ini tidak akan hilang walau sudah ditambah dengan iklan berikutnya karena semua data tersimpan dalam database. Data yang ada dalam database ini masih dapat diakses kembali oleh pengunjung menggunakan fasilitas pencarian atau arsip data yang disedaikan dalam website tersebut.
Mulia (2009) dalam Adriyanto (2010: 2) mengatakan bahwa internet marketing adalah sarana untuk memasarkan produk atau jasa melalui internet. Internet marketing juga merupakan aplikasi dari internet dan teknologi-teknologi digital terkait untuk mencapai tujuantujuan pemasaran, teknologi-teknologi itu seperti media internet, kabelkabel, satelit, perangkat keras, perangkat lunak yang diperlukan untuk keperluan internet marketing tersebut. Internet marketing juga commit to user menggabungkan aspek-aspek teknik dan kreatif dari internet itu sendiri,
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang didalamnya termasuk desain, pengembangan, periklanan, dan penjualan (Wikipedia, 2014). Internet marketing adalah proses kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui medium internet dimana dunia dijadikan seakan-akan tidak
mempunyai
batas
secara
ruang
dan
waktu.
Internet
memungkinkan untuk terjadinya sebuah proses komunikasi yang leboh interaktif yang sebelumnya tidak dimungkinkan untuk dilakukan oleh media yang tradisional (Wikipedia, 2014). Definisi lain dikemukakan oleh Cleland (2000) dalam Andiyanto (2010: 2) bahwa terdapat tiga karakteristik khusus yang dimiliki oleh internet yang membawa dampak besar jika digunakan dalam pemasaran, yaitu: (1) internet secara dramatis mengurangi biayabiaya informasi, (2) internet mengijinkan terjadinya komunikasi dua arah dan interaktifitas, (3) internet mengatasi rintangan-rintangan keterbatasan-keterbatasan ruang dan waktu. Sedangkan menurut Kotler dalam Widodo (2002), internet marketing memiliki lima keuntungan besar bagi perusahaan yang menggunakannya. Pertama, baik perusahaan kecil maupun besar dapat melakukannya. Kedua, tidak terdapat batas nyata dalam ruang beriklan jika dibandingkan dengan media cetak dan media penyiaran. Ketiga, akses dan pencarian keterangan sangat cepat jika dibandingkan dengan surat kilat atau bahkan fax. Keempat, situsnya dapat dikunjungi oleh
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siapapun, dimanapun dalam dunia ini, dan kapanpun. Kelima, belanja dapat dilakukan secara lebh cepat dan sendirian. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (1999) dalan Andriyanto (2010: 2) menemukan fakta bahwa penggunaan internet (internet marketing) berdampak terhadap bauran pemasaran (4P), dan yang paling terkena dampaknya adalah promosi (promotion). Dalam hal ini kegiatan promosi di dalam internet marketing seperti beriklan menjadi lebih menarik dan interaktif. Perkembangan internet marketing yang menjanjikan saat ini dapat dilihat dari pertumbuhan penggunanya yang semakin bertambah tiap tahunnya. Dari tahun 2000 yang hanya berjumlah 2 juta pengguna internet melonjak drastis pada saat 2007 dan 2008 dengan mencapai angka 25 juta. Dan akhir 2009 sudah mencapai angka 30 juta pengguna internet di Indonedia (www.bisnis.com) Berdasarkan paparan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa internet marketing adalah segala aspek di dalam internet yang digunakan untuk tujuan kegiatan komunikasi pemasaran (marketing communication). Situs jejaring sosial adalah salah satu aspek di dalam internet yang sedang marak dibicarakan orang dan mulai banyak digunakan perusahaan untuk menjalankan kegiatan komunikasi pemasaran saat ini (Warta Ekonomi, 2009). Sejalan dengan kesimpulan tersebut, iklan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah iklan yang menggunakan media internet commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(internet marketing) sebagai medium beriklan. Iklan Kaffah yaitu berupa foto-foto yang sengaja diunggah ke akun @kaffahbysj oleh admin
Kaffah
sebagai
pengiklan
yang
bertujuan
untuk
mempromosikan produk Kaffah kepada para follower-nya. Selain media beriklan, hal lain yang harus diperhatikan adalah daya tarik suatu iklan. Iklan yang menarik adalah iklan yang mempunyai daya tarik, yaitu memiliki kemampuan untuk menarik perhatian pasar audience atau sasaran. Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan mampu memukau atau menarik perhatian pemirsanya (Indriarto, 2006). Menurut Shimp (2003) ada 6 daya tarik yang sering digunakan dalam iklan, berikut penjelasannya secara lebih rinci.
Daya tarik peran pendukung (endorser) dalam iklan Banyak iklan mendapat dukungan (endorsement) eksplisit dari berbagai tokoh popular. Selain dukungan dari para selebriti, produk-produk juga menerima dukungan eksplisit dari kaum nonselebriti. Menurut urutan tingkat kepentingannya, pertimbangan pertama adalah kredibilitas endorser, kecocokan endorser dengan khalayak, kecocokan endorser dengan merek, daya tarik endorser, dan setelah itu pertimbangan lainnya.
Daya tarik humor dalam periklanan Pemakaian humor sangat efektif untuk membuat orangorang memperhatikan iklan dan menciptakan kesadaran merek. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bila dilakukan dengan benar dan pada keadaan yang tepat, humor dapat merupakan teknik periklanan yang sangat efektif.
Daya tarik rasa takut Pemakaian rasa takut diharapkan akan sangat efektif sebagai cara untuk meningkatkan motivasi. Para pengiklan mencoba memotivasi para pelanggan untuk mengolah informasi dan melakukan tindakan dengan menggunakan daya tarik rasa takut
yang
menyebutkan
konsekuensi
negatif
jika
tidak
menggunakan produk yang diiklankan, atau konsekuensi negatif dari perilaku yang tidak baik. Logika yang mendasari penggunaan daya tarik rasa takut adalah untuk melibatkan khalayak dengan pesan sehingga mendorong diterimanya argumen-argumen pesan.
Rasa bersalah sebagai pemikat Seperti rasa takut, rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi negatif. Daya tarik terhadap rasa bersalah itu kuat karena secara emosional rasa bersalah memotivasi orang dewasa untuk melakukan tindakan bertanggung jawab yang menyebabkan penurunan dalam tingkat rasa bersalah. Para pengiklan dan komunikator pemasaran lainnya menyajikan rasa bersalah dan mencoba untuk
membujuk
para
calon
pelanggan dengan
menegaskan atau menyimpulkan bahwa rasa bersalah dapat dihapus dengan menggunakan produk yang dipromosikannya.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemakaian unsur seksual di dalam periklanan Iklan yang berisi daya tarik seksual akan efektif bila hal ini relevan dengan pesan penjualan dalam iklan. Tetapi, bila digunakan
dengan
meningkatkan
benar,
ingatan
dan
dapat
menimbulkan
menciptakan
perhatian,
asosiasi
yang
menyenangkan dengan produk yang diiklankan.
Daya tarik musik iklan Musik telah menjadi komponen penting dunia periklanan hampir sejak suara direkam pertama kali. Jingle, musik latar, nada-nada popular, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik
perhatian,
menyalurkan
pesan-pesan
penjualan,
menentukan tekanan emosional untuk iklan, dan mempengaruhi suasana hati para pendengar.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, daya tarik iklan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya tarik peran pendukung (endorser). Celebrity endorser yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siti Juwariyah, seorang hijabers, fashion blogger, dan grapic designer, yang mana Siti juga adalah owner dari brand Kaffah itu sendiri.
6. Terpaan Iklan Terpaan adalah interaksi yang terjadi ketika pemasar commit to user menyampaikan pesan kepada konsumen. Menurut Onong Ujchana
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Effendy (1989: 124), terpaan adalah suatu keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media. Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear) atau membaca (read) iklan tersebut (Rossiter & Percy, 1987: 559). Terpaan terjadi ketika rangsangan yang datang berada dalam jangkauan sensor penerimaan kita (Best & Coney, 2001: 285). Menurut teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response) yang dikemukakan oleh Melvin De Fleur (1970) dalam buku Teori Komunikasi dan Filsafat Komunikasi (Effendy, 2003: 225), efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur dalam model ini adalah: - Pesan (Stimulus/S) adalah pesan yang disampaikan - Komunikan (Organisme/O) adalah komunikan yang diterpa pesan - Efek (Response/R) adalah efek dari pesan tersebut. Seorang komunikator dapat berbuat apa saja untuk meramalkan dan mengharapkan timbulnya efek-efek tertentu atas komunikannya. Namun keputusan terakhir ada pada komunikan (Wiryanto, 2007:41).
Model
S-O-R merupakan pengembangan dari model commit to user sebelumnya, yaitu S-R yang terdiri dari stimulus dan respon.
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perbedaan yang membawa perubahan dalam model ini adalah kehadiran varibel “O”, yaitu organisme (manusia). Keberadaan variabel ini menunjukkan bahwa media memiliki efek yang terbatas, sebab di dalam variabel ini terdapat beberapa faktor sosial dan psikologi yang mempengaruhi organism untuk memberikan respon. Menurut Melvin De Fleur dan Rokeach, faktor-faktor tersebut antara lain (Miller, 2005: 251):
Perbedaan individu, perbedaan kepribadian, perbedaan kebutuhan, perbedaan tingkat pengaturan dalam berbagai cara. “different personalities, different need, different stage of development in different way”. Contohnya, seorang penggemar sepak bola tentunya akan lebih tertarik pada iklan atau berita olahraga dan tidak akan tertarik pada iklan atau berita entertainment.
Tingkat sosial dalam budaya. “Social categories with subcultures”. Contohnya,
berita
televisi
mengenai
dunia
politik
akan
berpengaruh dan menarik bagi seorang aparatur negara, sedangkan pembantu rumah tangga akan lebih terpengaruh pada sinetron dan infotaiment.
Hubungan sosial: komunikasi interpersonal dapat mempengaruhi efek. “interpersonal communication could influence effect”. Contohnya, seorang orang tua akan memperhatikan informasi apa yang pantas dan sesuai bagi umur anaknya yang masih remaja.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejalan dengan teori di atas, terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa seberapa lama khalayak melihat iklan) dan atensi (seberapa jauh khalayak memahami iklan). Sesering dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau sebagian (Wells, Burnet, & Moriarty, 2000:156). Terpaan iklan dapat membangun opini, yang mana terbentuk dalam pikiran konsumen yang nantinya akan memunculkan motivasi dalam diri manusia untuk mengambil suatu tindakan. Teori S-O-R dalam penelitian ini melihat bahwa adanya stimulus yang akhirnya membentuk respon dalam diri responden. Maka dalam penelitian ini, iklan Kaffah di Instagram ditetapkan sebagai stimulus-nya, sedangkan minat beli follower akun @kaffahbysj merupakan respon yang diharapkan dari stimulus tersebut.
7. Celebrity Endorser Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orangorang yang menyampaikan informasi mengenai suatu produk dalam iklan tersebut. Yang mana, selain mereka memberikan informasi juga membujuk kita untuk membeli produk tersebut. Orang-orang yang berada pada iklan tersebut disebut endorser atau pendukung iklan. commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Terence A. Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari (2000: 458), celebrity endorser adalah sebagai pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan. Sedangkan menurut Bearden, Richard, Mary (2008) dalam Royan (2005: 22), celebrity endorser diartikan sebagai orang yang terlibat dalam penyampaian pesan, dapat secara langsung ataupun tidak langsung. Berdasarkan kedua pengertian celebrity endorser di atas, peneliti menyimpulkan bahwa celebrity endorser adalah orang-orang yang menyampaikan pesan pada suatu iklan dan biasanya mereka adalah seroang selebriti yang mendukung produk yang diiklannya. Dalam penelitian ini, endorser yang dipakai adalah Siti Juwariyah, owner brand Kaffah. Dimana menurut Hardiman (2006: 38), seorang endorser haruslah memiliki karakter menonjol dan mempunyai daya tarik fisik yang kuat. Keahlian yang dimiliki Siti dalam bidang design, dan penampilan trendy ala wanita muslimah masa kini, dinilai mendukung dan mewakili image produk Kaffah. Jenis celebrity endorser sendiri menurut Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari (2000 : 459) dibagi menjadi tiga yaitu:
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Orang Biasa Orang biasa merupakan orang-orang yang tidak berasal dari kalangan selebriti yang disebut sebagai nonselebriti yang menggunakan atau mendukung suatu produk.
Selebriti Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlit) yang dikenal masyarakat di dalam bidang-bidang yang berbeda.
Para Ahli Para ahli adalah orang-orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oleh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut. Biasanya, mereka mempunyai peran yang penting dalalam komunikasi dari mulut ke mulut tentang suatu produk.
Berdasarkan ketiga jenis celebrity endorser di atas, endorser dalam penelitian ini adalah dari kalangan selebriti yang juga merupakan seorang ahli. Siti Juwariyah, selain dikenal banyak orang di beberapa media, utamanya media sosial sebagai seorang hijabers dan fashion blogger, Siti juga adalah seorang graphic designer, yang mana juga memiliki kompentensi dalam men-design produk fashion seperti blouse, rok, celana, dress, dan ain sebagainya. Di dalam memilih selebriti yang menjadi endorser diperlukan pertimbangan-pertimbangan dari pengiklan karena karakter endorser diakui sangat efektif dalam mengangkat citra produk dan brand commit to user awareness (Royan, 2005: 23). Shimp yang diterjemahkan oleh
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Revyani Sahrial dan Dyah Anikasari (2003: 468) memaparkan beberapa atribut yang harus dimiliki oleh celebrity endoser yakni meliputi daya tarik (attractiveness), kredibilitas (credibility), dan keahlian (expertise). Sejalan dengan Shimp, Ohanian (1990: 92) mengidentifikasi tiga dimensi yang membentuk kredibilitas selebriti, yakni daya pikat (attractiveness), tingkat kepercayaan (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Selanjutnya dia menjelaskan bahwa ketiga dimensi tersebut, baik secara mandiri atau bersama-sama, mempunyai kontribusi dalam mempengaruhi sikap audien terhadap iklan dan minat beli. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai atribut (performance) celebrity endorser menurut Ohanian.
Daya Tarik (attractiveness) Solomon, Ashmore, and Longo dalam (Ishak, 2008: 73) mengatakan bahwa spokesperson yang attractive lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak attractive dalam iklan dan promosi. Peningkatan penggunaan selebriti sebagai endorser dari produk, jasa dan kasus-kasus sosial, attractiveness (daya pikat) telah menjadi suatu dimensi penting dari kredibilitas sumber. Daya pikat fisik akan cenderung memberikan dampak persuasi bagi orang yang melihatnya (Patzer dan Ohanian dalam Ishak, 2008: 74). Oleh karena itu, Ohanian memaparkan beberapa indikator daya tarik fisik yang harus dimiliki selebriti antara lain commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tampilan fisik yang menarik, elegan, tampan atau cantik, elegan, dan seksi. Studi
empiris
menunjukkan
bahwa
selibriti
lebih
mempunyai daya pikat dibandingkan dengan non-selebriti. (Rex dalam Ishak, 2008: 74). Endorser yang mempunyai daya pikat lebih mampu mendorong munculnya niat beli audiens dari pada yang kurang mempunyai daya pikat. Daya pikat fisik (cantik atau tampan) selebriti dapat mempengaruhi opini audien dalam mengevaluasi produk (Goldsmith dalam Ishak, 2008: 74). Daya pikat masih diyakini dapat meningkatkan perasaan suka terhadap iklan dan atau minat beli konsumen. Hal ini dikemukan oleh Kamin dalam (Ishak, 2008: 74), bahwa daya pikat fisik selebriti dapat meningkatkan citra produk selama karakteristik produk tersebut sesuai dengan citra selebritinya. Dia juga menemukan bahwa daya pikat selebriti berpengaruh positif terhadap kredibilitas sang selebriti sebagai pembawa pesan dan sikap terhadap iklan. Konsumen cenderung membentuk stereotypes atau meniru bintang iklan dengan daya pikat fisik tersebut, dan sebagai tambahan, penelitian telah menunjukkan bahwa daya pikat fisik komunikator lebih sukses dalam merubah kepercayaan daripada komunikator yang tidak atraktif. Berdasarkan teori di atas, konsep daya tarik selebriti yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai pendapat Ohanian, commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu celebrity endorser diukur dari tampilan fisik yang menarik, cantik, berkelas, dan elegan.
Keterpercayaan (trustworthiness) Trustworthiness mengacu pada kepercayaan konsumen kepada sumber untuk memberikan informasi dengan cara yang obyektif
dan
jujur
(Ohanian
dalam
Ishak,
2008:
74).
Trustworthiness merupakan karakteristik kunci bagi efektivitas pembawa peasan. Ohanian memaparkan kredibilitas selebriti dapat dilihat melalui beberapa indikator, diantaranya apakah selebriti dapat diandalkan, jujur, konsisten, tulus, dan dapat dipercaya dalam penyampaian pesan iklan. Oleh karena itu, Ohanian menganjurkan agar perusahaan tidak memilih selebriti untuk iklan produknya jika selebriti tersebut mempunyai expertise dan trustworthiness secara bersamaan. Kalau expertise mengacu pada tingkat pengetahuan tentang subjek, maka trustworthiness merujuk pada kejujuran dari sumber (Goldsmith dalam Ishak 2008: 75). Lebih lanjut Ohanian mengemukakan bahwa sebuah pesan iklan dapat merubah sikap audiens-nya jika mereka menganggap bahwa pembawa pesan dapat dipercaya. Berdasarkan teori di atas, konsep trustworthiness yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai pendapat Ohanian commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu celebrity endorser dapat diandalkan, konsisten, dan dapat dipercaya dalam penyampaian pesan iklan.
Keahlian (expertise) Expertise didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana komunikator dipersepsikan sebagai sumber dengan pernyataan yang valid dan dipercaya memberikan opini yang obyektif tentang subjek (Ohanian dalam Ishak, 2008: 75). Keahlian selebriti menurut Ohanian dapat diukur melalui beberapa indikator, diantaranya apakah selebriti adalah seorang ahli, berpengalaman, berpengetahuan luas, berkompeten dan terampil dalam bidang yang mereka kerjakan. Hal
tersebut
merujuk
kepada
bahwa
pengetahuan
komunikator tampak sangat mendukung atas pernyataan yang disampaikan dalam iklannya (Avery dalam Ishak, 2008: 75). Sebagai contoh atlit, dokter, dan pengacara adalah endorser yang tepat untuk produk dan jasa yang berhubungan dengan bidang profesi mereka. Study empiris menggarisbawahi tentang pentingnya aspek expertise bagi pembawa pesan (Ohanian dan Rex dalam Ishak 2008: 75). Menon, dkk dan Ohanian (dalam Ishak 2008: 75) bahkan menemukan dari ketiga dimensi selebriti, hanya expertise yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat beli. Hal ini
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menunjukkan bahwa penggunaan expertise dari selibriti dapat menstimulir perubahan sikap konsumen. Konsumen mempersepsikan produk atau merek yang diiklankan oleh selebriti yang mempunyai citra expertise dan trustworthiness sebagai produk atau merek yang kredibel (Johnston dalam Ishak 2008: 75). Hal ini memberikan konsumen sebuah referensi
dalam
membandingkan
attribute
produk
dan
memudahkan mereka dalam memilih produk yang akan dibelinya (Ohanian dalam Ishak 2008: 75). Berdasarkan
teori
di
atas,
konsep
trustworthiness
digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai pendapat Ohanian yaitu celebrity endorser adalah seorang ahli, berpengetahuan luas, kompeten dan terampil.
8. Minat Beli Salah satu contoh dari efek komunikasi massa adalah minat beli. Banyak pengertian-pengertian minat beli yang dipaparkan oleh para ahli. Beikut beberapa pengertian minat beli menurut para ahli tersebut. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mehta
(1994:
66)
mendefinisikan
minat
beli
sebagai
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995)(Thamrin, 2003: 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998: 126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakantindakan
yang
relevan
seperti
mengusulkan
(pemrakarsa)
merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Ada beberapa model yang membahas efek iklan, salah satunya adalah model yang disebut dengan Hierarchy of Effect. Model Hierarchy of Effect dikemukakan oleh Robert Lavidge dan Gary Stainer pada tahun 1961. Menurut Lavidge dan Stainer model Hierarchy of Effect mewakili proses bekerjanya iklan dan menganggap bahwa ada serangkaian tahap yang harus dilalui oleh seorang konsumen mulai dari pertama kali menyadari keberadaan suatu produk atau jasa sampai pada proses membeli (Kotler, 1997: 211). Menurut Lavidge dan Steiner dalam buku Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, dan Kontrol, ada enam tahap yang kecenderungan sikap yang dilewati sebelum ketika ingin akan membeli sebuah produk, diantaranya yaitu: 1) kesadaran (awareness), 2) pengetahuan (knowledge), 3) kegemaran (liking), 4) preferensi (preference), 5) keyakinan (conviction), dan 6) pembelian (purchase). Lebih lanjut, berikut penjelasanan tahapan-tahapan dalam Hierarchy of Effect di atas: commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Kesadaran (awareness), penerima pesan iklan (konsumen) pada awalnya harus sadar akan merek atau jasa yang diiklankan. b. Pengetahuan (knowledge), setelah timbul awareness, konsumen mendapat informasi tentang bentuk produk, atribut produk dan segala hal yang berkaitan dengan produk secara lebih mendetail. c. Kesukaan (liking), informasi dan pengetahuan yang didapat konsumen mungkin mengakibatkan timbul suatu perasaan suka atau sikap positif terhadap produk yang diiklankan. d. Kecenderungan (preference), perasaan positif dapat tersebut membawa konsumen membangun preferensi atau kecenderungan terhadap produk dibandingkan merek sejenis yang lain. e. Keyakinan
(conviction),
kecenderungan
tersebut
akan
menumbuhkan keyakinan yang kuat dalam diri konsumen, yakni membentuk keyakinan bahwa produk tersebut memiliki kelebihan dibanding produk lain yang sejenis. Ini merupakan suatu tahapan yang akan membuat konsumen membeli produk tersebut. f. Pembelian (purchase), langkah terakhir yang mengubah perasaan dan keyakinan konsumen menjadi perilaku pembelian (Kotler, 1997: 212).
Lavidge dan Stainer membagi tahap-tahap tersebut menjadi tiga komponen menurut suatu konsep sistem sikap dari konsep psikologis sosial, yaiu: commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Komponen kognitif Terdiri dari tingkat kesadaran (awareness) dan pengetahuan (knowledge). Komponen ini mengacu pada alam pikiran. b. Komponen Afektif Terdiri dari kegemaran (liking) dan kecenderungan (preference). Komponen ini mengacu pada alam emosi. c. Komponen Konatif Terdiri dari tingkat keyakinan (conviction) dan pembelian (purchase). Komponen ini mengacu pada alam motivasi.
Gambar 1.2 Bagan Sikap dari Konsep Psikologis Sosial dalam Hierarchy of Effect Stage
Hierarchy of Effect Model
Cognitive Stage
Awareness Knowledge
Affective Stage
Liking Preference Conviction
Behavioral
Purchase
Stage Sumber: Kottler (1997: 212)
Dari paparan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian minat beli adalah kecendurungan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa. Minat beli dalam penelitian ini adalah kecenderungan follower akun @kaffahbysj commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk membeli produk Kaffah. Kemudian kecenderungan membeli follower akun @kaffahbysj akan diukur melalui 5 indikator yaitu: kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), kegemaran (liking), preferensi (preference), dan keyakinan (conviction).
F. Kerangka Pemikiran Seorang konsumen yang mengalami perubahan sikap dan memutuskan untuk membeli setelah menyaksikan sebuah iklan. Dari bermacam-macam iklan di media massa, konsumen membuat penilaian terhadap produk yang diiklankan dan sekiranya dibutuhkan tersebut. Setelah membuat pertimbangan-pertimbangan tersebut maka timbullah keinginan atau maksud untuk membeli produk tersebut. Sejalan riset yang dilakukan BuzzCity pada awal 2012, mendapati bahwa 27% pebelanja online dari Indonesia sudah memakai perangkat bergerak mereka untuk berbelanja. Survey itu juga mendapati bahwa orang Indonesia tiga kali lebih suka merekomendasikan suatu barang kepada teman-temannya di jejaring sosial, daripada negara lain (Rahayu, 2012: 4). Hal
tersebut
diperkuat
dengan
pernyataan
sebuah
situs
femalekompas.com bahwa sejumlah situs e-commerce mengungkapkan bahwa pelanggan mereka didominasi oleh kaum perempuan, terutama situs e-commerce produk fashion. Dengan melihat kedudukan internet saat ini terjadi perubahan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi media. Jika dulu konsumen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
hanya menonton televisi, membaca majalah, surat kabar dan sebagainya kini mereka juga menjelajah internet. Online media sudah menjadi point of contact yang tidak dapat diabaikan, sehingga para pemilik brand harus masuk ke dalam point of contact tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat. Mengaplikasikan internet marketing dapat memudahkan dan menambah value bagi sebuah produk, lebih murah dan efisien. Dampaknya terhadap penjualan akan besar jika banyak konsumen yang berkunjung ke situs tersebut dan mengetahui merek yang sedang ditawarkan. Salah satu tujuan dari pemasaran yang efektif adalah untuk mengenalkan keberadaan suatu produk kepada konsumen secara luas dan bagaimana membuat merek produk tersebut menjadi top of mind dalam benak konsumen dan menjadikannya brand preferences bagi konsumen saat ketika berminat melakukan pembelian (Haryanto dalam Apriyanto, 2010: 2). Kaffah, salah satu brand muslimah yang menggunakan media internet (internet marketing) untuk mempromosikan dan menjual produknya. Menggunakan media internet, Kaffah memfokuskan promosi dan penjualan produknya melalui blog dan situs jejaring sosial yang mereka miliki. Bentuk iklan (promosi) yang mereka gunakan yakni dengan meng-upload foto-foto produk Kaffah di blog maupun situs jejaring sosial. Dimulai dari awal tahun 2014, promosi dan penjualan Kaffah merambah ke situs jejaring sosial Instagram dengan nama akun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
@kaffahbysj. Di samping fokus pada penjualan online, Kaffah juga menggunakan selebriti pendukung (endorser) pada setiap iklannya. Kaffah menggunakan Siti Juwariyah sebagai endorser-nya; karena sebagai fashion blogger, sosok Siti memiliki pengaruh besar dalam dunia fashion, utamanya fashion style untuk para muslimah yang berhijab. Oleh karena itu, Siti dianggap mewakili produk Kaffah. Follower cenderung membentuk stereotypes atau meniru penampilan Siti dengan menanyakan brand apa saja yang Siti dan dimana Siti membelinya. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel independen yakni terpaan iklan Kaffah di Instagram dan pengunaan celebrity endorser dalam iklan Kaffah di akun @kaffahbysj Variabel terpaan iklan diukur melalui 3 indokator, yaitu; frekuensi, intensitas, dan atensi terhadap iklan. Sedangkan penggunaan celebrity endorser diukur melalui 3 indikator yang terdiri dari daya tarik, (attractiveness), keterpercayaan (trustworthiness), dan keahlian (expertise) endorser. Sementara itu, variabel dependen adalah minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Jadi secara teoritis hubungan antar variabel-variabel di atas adalah sebagai berikut; Terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser dalam iklan Kaffah di akun @kaffahbysj merupakan variabel independen diasumsikan mempunyai pengaruh terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj sebagai variabel dependen. Adapun gambaran untuk memperjelas hubungan antara variabel tersebut dapat dilihat pada bagan berikut. commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Variabel Independen Terpaan Iklan Kaffah di Instagram (X1) Frekuensi melihat iklan Intensitas melihat iklan Atensi terhadap iklan
Variabel Dependen Minat beli pada follower
Pengunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj (X2)
akun @kaffahbysj (Y)
Daya tarik (attractiveness) Dapat dipercaya (trustworthiness) Keahlian (expertise)
G. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai kebenaran dari sebuah penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua buah variabel atau lebih. Berdasarkan kerangka teori yang telah disebutkan diatas maka yang menjadi hipotesa dari penelitian ini adalah: -
H1
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan di Instagram terhadap minat beli.
-
H2
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli.
-
H3
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram secara bersama-sama terhadap minat beli.
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H. Definisi Konseptual Definisi konseptual adalah definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan hipotesa (Singarimbun, 1982: 17). 1. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah terpaan iklan di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan di Instagram. a. Variabel Independen (X1) : Terpaan Iklan Kaffah di Instagram Terpaan adalah interaksi yang terjadi ketika pemasar menyampaikan pesan kepada konsumen. Menurut Onong Ujchana Effendy (1989: 124), terpaan adalah suatu keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media. Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa seberapa lama khalayak melihat iklan) dan atensi (seberapa jauh khalayak memahami iklan) (Wells, Burnet, & Moriarty, 2000: 156). Rhenald Kasali (1995) mengatakan bahwa secara sederhana definisi iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Sedangkan iklan di Instagram merupakan iklan yang menggunakan media internet (internet marketing). Iklan yang commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimaksud dalam penelitin ini adalah foto-foto yang sengaja di unggah ke akun Instagram @kaffahbysj oleh admin. Jadi, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan terpaan iklan di Instagram adalah foto-foto yang sengaja di unggah ke akun Instagram @kaffahbysj, yang kemudian diukur dengan indikator frekuensi, intensitas, dan atensi dari follower akun @kaffahbysj dalam melihat iklan Kaffah tersebut.
b. Variabel Independen (X2) : Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di Instagram Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Celebrity endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan (Shimp, 2000: 458). Sedangkan menurut Bearden, Richard, Mary (2008) dalam Royan (2005: 22), celebrity endorser diartikan sebagai orang yang terlibat dalam penyampaian pesan, dapat secara langsung ataupun tidak langsung. Di dalam memilih selebriti yang menjadi endorser diperlukan pertimbangan-pertimbangan dari pengiklan karena karakter endorser diakui sangat efektif dalam mengangkat citra produk dan brand awareness (Royan, 2005: 23). Ohanian (1990: 92) mengidentifikasi tiga dimensi yang
commit to useryakni daya pikat (attractiveness), membentuk kredibilitas selebriti,
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkat kepercayaan (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Selanjutnya dia menjelaskan bahwa ketiga dimensi tersebut, baik secara mandiri atau bersama-sama, mempunyai kontribusi dalam mempengaruhi sikap audience terhadap iklan dan minat beli. Berikut penjelasan ketiga dimensi tersebut. 1. Daya Tarik Selebriti (attractiveness) Daya tarik (attractiveness) mengacu pada daya pikat fisik akan cenderung memberikan dampak persuasi bagi orang yang melihatnya (Ohanian dalam Ishak, 2008: 73). Daya tarik fisik yang dijelaskan oleh Ohanian tersebut meliputi tampilan fisik yang menarik, berkelas, cantik, dan elegan. 2. Keterpercayaan Selebriti (trustworthiness) Keterpercayaan
(trustworthiness)
mengacu
pada
kepercayaan konsumen kepada sumber untuk memberikan informasi dengan cara yang obyektif dan jujur (Ohanian dalam Ishak, 2008: 74). Kredibilitas yang dijelaskan oleh Ohanian ini meliputi selebriti dapat diandalkan, konsisten, dan dapat dipercaya dalam penyampaian pesan iklan. 3. Keahlian Selebriti (expertise) Keahlian (expertise) didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana komunikator dipersepsikan sebagai sumber dengan pernyataan yang valid dan dipercaya memberikan opini yang obyektif tentang subjek (Ohanian dalam Ishak, 2008: 75). commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keahlian yang dijelaskan Ohanian tersebut meliputi selebriti adalah seorang ahli, berpengetahuan luas, berkompeten dan terampil. Jadi, yang dimaksud penggunaan celebrity endorser dalam penelitian ini adalah menggunakan seorang selebiti yakni Siti Juwariyah sebagai bintang iklan (endorser) untuk menyampaikan pesan kepada follower akun @kaffahbysj. Kemudian endorser tersebut akan dinilai melalui tiga indikator yaitu daya tarik, keterpercayaan, dan keahlian.
2. Variabel Dependen (Y) : Minat Beli pada Follower Akun @kaffahbysj Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Menurut Lavidge dan Steiner model Hierarchy of Effect mewakili proses bekerjanya suatu iklan dan menganggap bahwa ada serangkaian tahap yang harus dilalui oleh seorang konsumen mulai dari pertama menyadari keberadaan suatu produk atau jasa sampai pada proses membeli (Kotler, 2002: 211). Menurut Lavidge dan Steiner dalam buku Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, dan Kontrol, ada enam tahap commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesiapan keadaan pembeli yaitu: 1) kesadaran (awareness), 2) pengetahuan (knowledge), 3) kegemaran (liking), 4) preferensi (preference), 5) keyakinan (conviction), dan 6) pembelian (purchase). Jadi, yang dimaksud minat beli dalam penelitian ini adalah kecenderungan follower akun @kaffahbysj untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian produk Kaffah. Mengutip pendapat Lavidge dan Steiner mengenai Hierarchy of Effect, bahwa minat beli audience dapat diukur melalui enam tahap yaitu: kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), kesukaan (liking), preferensi (preference), keyakinan (conviction), dan pembelian (purchase). Namun pada penelitian ini hanya akan meneliti pada tahap minat, maka yang akan dijadikan indikator pada minat beli adalah kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), kesukaan (liking), preferensi (preference) dan keyakinan (conviction).
I. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifatsifat hal yang didedinisikan yang dapat diamati. Merupakan suatu petunjuk untuk mengukur variabel (Suryabrata, 1994: 76). 1. Variabel Independen Adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian ini adalah terpaan iklan di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj. a. Variabel Independen (X1) : Terpaan Iklan Kaffah di Instagram Dalam penelitian ini, variabel independen (X1) adalah terpaan iklan Kaffah di Instagram. Terpaan iklan akan dilihat melalui 3 dimensi yaitu frekuensi, intensitas, dan atensi. 1. Frekuensi Yaitu tingkat keseringan, kekerapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 1991). Frekuensi dalam penelitian ini adalah tingkat keseringan follower dalam mengakses Instagram dan melihat iklan Kaffah di akun @kaffahbysj. - Apakah responden selalu mengakses Instagram setiap hari - Apakah responden selalu melihat iklan Kaffah di akun @kaffahbysj setiap hari 2. Intensitas Yaitu keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 332). Intensitas dalam penelitian ini adalah ukuran lama waktu yang dihabiskan follower untuk mengakses Instagram dalam sehari. Untuk mengetahui batas penggunaan internet, penelitian ini menggunakan beberapa hasil survey yang telah dilakukan sebelumnya mengenai batas penggunaan internet. Berdasarkan
berita
yang
dilansir
dari
laman
to user www.detik.com, commit pengguna internet lebih dari 5 jam akan
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan pengguna internet. Disarankan untuk membatasi penggunaan internet selama 2 hingga 4 jam maksimal setiap hari. Hal tersebut juga didukung oleh website survey online yaitu www.quora.com serta www.ask.com yang memungkinkan setiap penggunanya terlibat dalam menjawab pertanyaan suatu survey. Berdasarkan survey pada website tersebut, rata-rata pengguna internet menggunakan 30 jam dalam seminggu atau sekitar 4 jam dalam sehari. Jadi dapat disimpulkan , lama waktu maksimal pengguna internet dalam sehari adalah tidak lebih dari 4 jam. - Berapa jam waktu yang responden habiskan untuk mengakses Instagram dalam sehari 3. Atensi Yaitu perhatian, minat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 63). Atensi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan meneliti tingkat konsentrasi dan tingkat perhatian follower ketika melihat iklan Kaffah di akun @kaffahbysj. - Ketika melihat iklan Kaffah di akun @kaffahbysj, apakah responden juga mengerjakan kegiatan lain - Apakah responden melihat iklan Kaffah di akun @kaffahbysj secara menyeluruh.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Variabel Independen (X2) : Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di Instagram Dalam penelitian ini, variabel X2 adalah penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram. Celebrity endorser akan dilihat melalui 3 indikator, yaitu daya tarik (attractiveness), keterpercayaan (trustworthiness), dan keahlian (expertise). 1. Daya Tarik Selebriti (attractiveness) Untuk mengukur daya tarik selebriti, maka yang akan diturunkan sebagai pernyataan adalah seperti berikut: - Penampilan celebrity endorser iklan Kaffah menarik - Penampilan celebrity endorser iklan Kaffah berkelas - Celebrity endorser iklan Kaffah cantik - Penampilan celebrity endorser iklan Kaffah elegan 2. Keterpercayaan Selebriti (trustworthiness) Untuk mengukur keterpercayaan selebriti, maka yang akan diturunkan sebagai pernyataan adalah seperti berikut: - Celebrity endorser iklan Kaffah dapat diandalkan dalam meyampaikan pesan iklan - Celebrity
endorser
iklan
Kaffah
konsisten
dalam
menyampaikan pesan iklan - Celebrity endorser iklan Kaffah dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Keahlian Selebriti (expertise) Untuk mengukur keahlian selebriti, maka yang akan diturunkan sebagai pernyataan adalah seperti berikut: - Celebrity endorser iklan Kaffah adalah seorang ahli di bidang fashion/design - Celebrity
endorser
iklan
Kaffah
berpengetahuan
luas
mengenai produk Kaffah - Celebrity endorser iklan Kaffah berkompeten di bidang fashion/design - Celebrity
endorser
iklan
Kaffah
terampil
di
bidang
fashion/design
2. Variabel Dependen (Y) : Minat Beli pada Follower akun @kaffahbysj Adalah varibel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Singarimbun, 1982). Dalam penelitian ini, variabel dependen yang dimaksud adalah minat beli pada follower akun @kaffahbysj yang diukur melalui 5 indikator, yaitu kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), kesukaan (liking), preferensi (preference), dan keyakinan (conviction). a. Kesadaran (awareness) - Minat beli responden dari mengenali merek Kaffah selalu cepat sold out ketika dipulish commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
67 digilib.uns.ac.id
- Minat beli responden dari mengenali merek Kaffah diperuntukkan bagi semua kalangan b. Pengetahuan (knowledge) - Minat beli dari mengetahui varian produk Kaffah bermacammacam - Minat beli dari mengetahui harga masing-masing varian produk Kaffah secara detail - Minat beli dari mengetahui iklan Kaffah yang dipostingkan di akun @kaffahbysj kreatif dan menarik - Minat beli dari mengetahui iklan Kaffah di akun @kaffahbysj menggunakan celebrity endorser c. Kesukaan (liking) - Minat beli dari menyukai kualitas material dan jahitan produk Kaffah - Minat beli dari menyukai warna dan motif produk Kaffah - Minat beli dari menyukai foto-foto iklan Kaffah di akun @kaffahbysj - Minat beli dari menyukai penggunaan bahasa iklan Kaffah di akun @kaffahbysj - Minat beli dari menyukai penampilan fisik celebrity endorser iklan Kaffah di akun @kaffahbysj - Minat beli dari menyukai daily fashion style dari celebrity endorser iklan Kaffah di akun @kaffahbysj commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Minat beli dari menyukai pilihan padu-padan busana dari celebrity endorser iklan Kaffah di akun @kaffahbysj - Minat beli dari menyukai OOTD (Outfit Of The Day) yang dipostingkan di akun @kaffahbysj - Minat beli dari menyukai referensi gaya berbusana dalam pick of the day yang dipostingkan di akun @kaffahbysj - Minat beli dari menyukai informasi stok produk dari @kaffahbysj yang selalu diperbarui (stock update) - Minat beli dari menyukai giveaway atau kuis yang diadakan oleh akun @kaffahbysj d. Preferensi (preference) - Minat beli dari menyukai kualitas produk Kaffah daripada produk lain yang sejenis - Minat beli dari menyukai kreativitas dan kemenarikan iklan Kaffah pada akun @kaffahbysj daripada produk lain yang sejenis - Minat beli dari menyukai celebrity endorser iklan Kaffah pada akun @kaffahbysj daripada produk lain yang sejenis e. Keyakinan (conviction) - Minat beli dari mempercayai dan meyakini dengan testimonial konsumen mengenai kualitas produk Kaffah di akun @kaffahbysj - Minat beli dari mempercayai dan meyakini bahwa produk Kaffah sesuai dengan foto-foto pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Minat beli dari mempercayai dan meyakini dengan kredibilitas celebrity endorser dalam iklan Kaffah di akun @kaffahbysj
J. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dikategorikan dalam tipe penelitian ekspanasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena sosial terjadi. Penelitian eksplanasi dilakukan ketika peneliti mengumpulkan informasi mengenai topic yang telah diketahui dan memiliki gambaran yang jelas. Penelitian ekspanasi berkaitan dengan pengumpulan dan penyusunan data, lalu diteliti hubungan yang terjadi antara variabel-variabel tersebut (Rakhmat, 1999: 27).
2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh follower akun @kaffahbysj yang berjumlah 9822 orang (data diambil per bulan Agustus 2014).
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Sampel Pengertian Sampel menurut Arikunto (2006: 109) adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sedangkan Sugiyono (2007: 116) berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dengan meneliti sebagian populasi
(sampel)
ini
diharapkan
diperoleh
hasil
yang
menggambarkan sifat dan keadaan populasi secara keseluruhan. Teknik
pengambilan
sampel
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah dengan teknik pengambilan sampel secara kuota (quota sample). Teknik sampling ini dilakukan dengan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Yang diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditentukan (Arikunto, 2006: 141) Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sangat banyak, maka digunakan metode pengumpulan jumlah sampel dengan menggunakan rumus perhitungan Taro Yamane (1967: 99), yaitu sebagai berikut:
n
N Nd 2 1
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
commit to user d = Level signifikansi yang diinginkan
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 9822. Dengan taraf signifikansi 10%, maka hasil yang diperoleh adalah 98,99. Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 99 responden (98,99 dibulatkan menjadi 99).
3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan penulis berdasarkan sumbernya, yaitu: a. Data Primer Menurut Thantawi (2000: 62) dalam Vinneza (2014: 67), data primer adalah data yang pertama kali diambil langsung dari sumbernya atau belum melalui proses pengumpulan dari pihak lain. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada responden, serta hasil wawancara dengan owner Kaffah, yaitu Siti Juwariyah. b. Data Sekunder Menurut Thantawi (2000: 62) dalam Vinneza (2014: 67), data sekunder adalah data yang diperoleh tidak dari sumbernya langsung, melainkan sudah dikumpulkan oleh pihak lain dan sudah diolah. Jadi data sekunder didapat dari pihak lain. Data ini digunakan untuk melengkapi data primer. Yang termasuk dalam data ini adalah data yang diperoleh dari literatur, situs internet, serta dari penelitian terdahulu.
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Kuesioner (angket) Husaini dan Purnomo (2008:52) menyatakan angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan kepada responden, baik secara langsung atau tidak langsung. Jadi data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Daftar pertanyaan yang diberikan adalah untuk mengetahui adanya pengaruh terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunan
celebrity
endorser
pada iklan
Kaffah di
akun
@kaffahbysj terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj.
K. Transformasi Data Penggunaan analisis regresi linear hanya dapat dilakukan pada data dalam bentuk skala interval. Pada penelitian ini jenis datanya adalah data berskala ordinal. Untuk data yang mempunyai skala ordinal atau pengukuran sikap dengan kisaran positif sampai dengan negatif (Sugiyono, 2000: 86), maka data tersebut perlu ditingkatkan menjadi skala interval dengan metode Method of Successive Interval (MSI)(W. L. Hays, 1969). Menurut Syarifudin Hidayat (2005: 55) pengertian Method of Successive Interval (MSI) adalah metode penskalaan untuk menaikan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval. Langkah-langkah transformasi data ordinal ke interval yaitu: commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner b. Untuk setiap pertanyaan tersebut, lakukan perhitungan ada berapa responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 = frekuensi (f) c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya = proporsi (p) d. Kemudian hitung proporsi kumulatifnya (pk) e. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal (Z) untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
f. Tentukan nilai densitas normal (fd) yang sesuai dengan nilai Z g. Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban dengan rumus sebagai berikut: SV = (Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit) (Area Below Upper Limit) – (Area Below Upper Limit)
Keterangan: Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini: Transformed Scale Value: SV = - { Min data – Min SV }
Proses pentransformasian data ordinal menjadi data interval dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu Microsoft Office Excel 2013 (Analize).
L. Uji Validitas Dan Reabilitas 1. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur untuk mengukur apa yang diukur (Ancok, 1995 dalam Singarimbun dan Efendi, 1995: 122). Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya, dimana r dapat digunakan:
Keterangan: r = koefisien korelasi N = banyaknya sampel X = skor item X Y = skor item Y
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam uji ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan nilai r tabel, dimana r tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n - 2 (n = jumlah sampel). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Jika rhitung ≥ rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) b. Jika rhitung < rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)(Priyatno, 2010:94).
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ancok dalam Singarimbun, 1995: 140). Pengujian secara reliabilitas instrumen dilakukan dengan menguji skor antar item dengan menggunakan rumus alpha cronbach (Arikunto, 2002:171), yaitu :
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal b2 = jumlah varians butir commit to user t2 = varians total
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Instrumen dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih (Arikunto, 2006). Bila alpha lebih kecil dari 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel dan sebaliknya dinyatakan reliabel.
M. Teknik Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, jika variabel independennya lebih dari satu buah. Analisis regresi berganda juga digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis didasarkan pada signifikansi koefisien regresi dari persamaan regresi. Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = α + β1 X1 + β2 X2 Keterangan: Y
= Minat Beli pada Follower akun @kaffahbysj
Α
= Nilai Konstanta
β1
= Koefisien Regresi Terpaan Iklan Kaffah di Instagram
β2
= Koefisien Regresi Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di akun @kaffahbysj
X1
= Terpaan Iklan Kaffah di Instagram
commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
X2
= Penggunaan Celebrity Endorser iklan pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat beli pada follower akun @kaffahbysj, sedangkan terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di akun @kaffahbysj merupakan variabel independen.
2. Uji Signifikansi Individual (Uji t) Uji t berfungsi untuk mengetahui apakah variabel independen secara
individual
mempengaruhi
variabel
dependen.
Dalam
penelitian ini uji t digunakan untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen (terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj) secara individu mempengaruhi variabel dependen (minat beli pada follower akun @kaffahbys). Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai sig dengan standar sig yang telah ditentukan, yaitu 0,05. Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana:
to user variabel βi = Koefisien regresicommit masing-masing
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
S = Deviasi standar, yang dihitung dari akar Varians (S²)
Dimana: n = Jumlah observasi k = Jumlah parameter dalam model, termasuk intersept. Langkah-langkah dalam pengujian adalah sebagai berikut: - Menyusun formula hipotesis Ho: β1 = 0, berarti variabel terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Ha: β1 ≠ 0 berarti variabel terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap
minat
@kaffahbysj) - Taraf signifikansi (α) = 0,05 - Kriteria pengujian: Ho ditolak apabila sig ≤ 0,05 Ho diterima apabila sig > 0,05
commit to user
beli
pada
follower
akun
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dari Uji F ini dapat diketahui apakah terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Rumus uji F yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana:
SSR
: Sum of squares due to regression : ∑ (Y1 - y)2
SSE
: Sum of squares error: ∑ (Y1– Y1)2
n
: Jumlah observasi
k
: Jumlah parameter dalam model
MSR
: Mean squares due to regression
MSE
: Mean of squares due to error Pada dasarnya nilai F diturunkan dari table ANOVA
(Analysis of Variance). Perlu diingat bahwa TSS = SSR + SSE, artinya total sum of squares (TSS) bersumber dari variasi regresi (SSR) dan variasi kesalahan (SSE) yang dibagi dengan derajat kebebasannya masing-masing. commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah-langkah Pengujian: Ho: β1 = β2 = 0, berarti terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj
secara
bersama-sama
tidak
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj) Ha: β1 ≠ β2 ≠ 0, berarti terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj) Taraf signifikansi (α) = 0,05 Kriteria Pengujian: Ho ditolak apabila sig ≤ 0,05 Ho diterima apabila sig > 0,05
4. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi menunujukkan berapa besar persentase variasi dalam variabel dependen yuang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen secara bersama-sama. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi yang besarnya antara nol dan satu (0 ≤ R2 ≤ 1).
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika Koefisien determinasi mendekati satu (1), maka variabel independen
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen
dengan
sempurna atau terdapat suatu kecocokan yang sempurna. Namun jika koefisien determinasi mendekati nol (0) berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model yang digunakan kurang tepat.
commit to user