BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dewasa ini, kesadaran dunia internasional mengenai dampak berbahaya
produk tembakau semakin besar. Tidak seperti produk – produk berbahaya lainnya, sampai saat ini eksistensi produk tembakau sangat sulit untuk diregulasi. Hal tersebut terjadi antara lain karena kehadiran industri rokok yang dilematis. Dampak berbahaya rokok yang mengancam kesehatan, ekonomi, sosial dan lingkungan tidak perlu diperdebatkan lagi, namun kenyataan bahwa industri tersebut memberikan kontribusi yang besar melalui pendapatan cukai dan sektor ketenagakerjaan yang selalu dijadikan alasan bagi pemerintah Republik Indonesia untuk melindungi industri dari segala bentuk regulasi, termasuk kesepakatan internasional berupa Kerangka Konvensi Pengendalian Tembakau. Poin – poin kesepakatan internasional yang tertuang dalam Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) tersebut dikhawatirkan akan mematikan industri rokok, salah satu industri yang masuk dalam paket 10 industri yang harus dikembangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) sampai tahun 2025. Perusahaan
memiliki
peranan
yang
penting
dalam
membangun
perekonomian di Indonesia untuk menjadi lebih berkembang. Pada perkembangan bisnis saat ini, bedirinya perusahaan tentu mempunyai tujuan. Tujuan utamanya yaitu untuk memaksimalkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Emery, Finnertry, and Stowe, 2007:14).
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Implementasi keputusan keuangan terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Ketiga keputusan ini saling terkait, sehingga manajer keuangan harus memutuskan secara tepat dan hati – hati. Untuk memperoleh nilai perusahaan yang baik tersebut dibutuhkan pengambilan keputusan keuangan yang tepat, salah satunya adalah keputusan investasi. Keputusan investasi mencakup pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Keputusan investasi sangat penting karena akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan dan merupakan inti dari seluruh analisis keuangan. Keputusan investasi dipengaruhi oleh ketersediaan dana perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Pokok perhatian penulis adalah apakah keputusan invetasi yang dijalankan oleh perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, mengingat laba yang diperoleh yang selain dapat diinvestasikan kembali, juga dapat diberikan berupa deviden kepada para pemegang saham. Keputusan investasi yang menghasilkan pertumbuhan investasi berupa asset yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Selain keputusan investasi di atas, terdapat satu variabel lain yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu struktur kepemilikan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam struktur kepemilikan, antara lain: kepemilikan sebagian kecil saham perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan semata, kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang saham mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan, identitas pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan, dan maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan. Struktur kepemilikan merupakan proporsi kepemilikan saham oleh manajerial, publik, dan institusional. Masalah yang sering ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah agency conflict, dimana terdapat perbedaan kepentingan antara manajeman perusahaan sebagai decision maker dan para pemegang saham sebagai owners dari perusahaan. Nilai perusahaan ditunjukkan oleh harga pasar saham biasa dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini merupakan cerminan dari keputusan – keputusan yang diambil oleh pemilik atau para pemegang saham. Sebab semakin tinggi harga saham perusahaan maka nilai perusahaan menjadi semakin tinggi. Dalam pencapaian nilai perusahaan, para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada manajemen. Untuk itu manajemen yang telah diangkat oleh para pemegang saham harus bertindak untuk kepentingan pemegang saham yaitu dengan memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham. Akan tetapi, manajer sendiri memiliki kepentingan atas pengelolaan perusahaan yang telah
dilakukannya. Pengelolaan tersebut memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan utama perusahaan. Para manajer berusaha untuk dapat memakmurkan dirinya sendiri seperti: meminta peningkatan status atau gaji, meminta fasilitas lebih contohnya mobil dinas, kantor yang mewah serta sering kali membuat keputusan yang penuh resiko, misalnya para manajer memiliki kecenderungan untuk menciptakan hutang yang tinggi bukan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Perilaku seperti ini tidak disukai pemilik. Pada hakekatnya dalam melaksanakan tugas manajerial, manajemen memiliki tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan pemilik. Menurut Lambert (2001) yang dikutip Soliha dan Taswan (2002: 54) perbedaan kepentingan pemegang saham dan manajemen tersebut terletak pada maksimalisasi manfaat principal (pemilik) dengan kendala manfaat dan insentif yang akan diterima manajemen. Kepemilikan perusahaan yang menyebar dapat menyebabkan masalah dikarenakan adanya perbedaan kepentingan di dalam perusahaan. Perbedaan kepentingan yang dimaksud adalah adanya perbedaan antara menajer sebagai pengelola perusahaan dengan pemegang saham sebagai pemilik. Perbedaan kepentingan inilah yang dimaksud dengan konflik keagenan dimana pihak manajemen perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Permasalahan dapat terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sedangkan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena hanya akan menambah biaya bagi perusahaan
sehingga
dapat
mengakibatkan
penurunan
keuntungan
bagi
perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham. Menurut Jensen
dan Meckling, (1976) pengaruh dari konflik antara pemilik dan manajer ini akan menyebabkan menurunnya nilai perusahaan dan kerugian inilah yang merupakan agency cost bagi perusahaan. Dalam memenuhi kebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa alternatif keputusan investasi. Perbandingan antara utang dan modal sendiri merupakan suatu keputusan yang harus ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam menentukan arah perusahaannya, apakah akan meningkatkan risiko kebangkrutannnya dengan menambah jumlah utangnya ataukah lebih memilih menggunakan modal sendiri yang masing – masing keputusan akan memberi dampak yang berbeda bagi perusahaan. Keputusan apapun yang diambil perusahaan masing-masing akan disinyali berbeda oleh para investor
yang
menyebabkan perubahan harga saham yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Pasar modal Indonesia yang dikategorikan sebagai pasar modal yang sedang tumbuh memiliki potensi yang tinggi untuk memberikan kotribusi dalam ekonomi Indonesia. PT Bursa Efek Indonesia merupakan bursa yang menjadi acuan pasar modal Indonesia. Seperti diketahui bahwa krisis ekonomi Indonesia berdampak pada nilai fundamental perusahaan, khususnya perusahaan yang listing di Pasar Modal. Krisis yang terjadi awal tahun 1997 pada dasarnya adalah gagalnya pengelolaan hutang (financing policy), yang berimplikasi pada keputusan investasi (investmen policy) dan pembagian laba (dividend policy), karena ketiga keputusan tersebut saling berhubungan. Fenomena di atas berimplikasi pada kebijakan perusahaan, yaitu sulitnya melakukan investasi baru karena perusahaan akan berkonsentrasi menekan jumlah hutang. Selain itu
perusahaan akan sulit menerapkan kebijakan dividen karena laba tidak diperoleh atau kecil. Kondisi ini tentu tidak memuaskan stakeholders khususnya para pemegang saham (shareholders) sebagai pemilik perusahaan (owners). Ini menyebabkan para pemegang saham yang juga termasuk dalam jajaran direksi perusahaan (managerial ownership) melepas kepemilikannya kepada publik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen perusahaan agar keputusan keuangan yang diambil bisa meningkatkan kinerja perusahaan dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa yang menjadi acuan pasar modal Indonesia yang di dalamnya terdapat industri tobacco manufacturers. Keadaan ekonomi yang tidak stabil tentunya akan mempengaruhi perusahaan – perusahaan, khususnya perusahaan yang listing di pasar modal. Hal ini menyebabkan para pemegang saham yang merupakan jajaran direksi (manajerial ownership) melepas kepemilikannya kepada publik. Hal ini menjadikan tantangan tersendiri bagi manajemen perusahaan agar keputusan keuangan yang diambil dapat meningkatkan nilai perusahaan, terutama keputusan investasi. Dengan mengetahui bagaimana pengaruh keputusan investasi dan struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan akan dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya keputusan investasi dan struktur kepemilikan dilakukan sehingga tujuan perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai melalui peningkatan harga saham yang juga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan data yang dimiliki peneliti, dapat terlihat adanya masalah yang terjadi pada Industri Tobacco yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan pada nilai variabel – variabel yang diteliti yang dimiliki oleh Industri Tobacco tersebut pada periode penelitian yang dilakukan. Selain itu, industri Tobacco merupakan industri yang produknya bersifat adiktif sehingga permintaan akan rokok selalu tinggi. Karena itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini pada Industri Tobacco. Dari uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian lebih lanjut mengenai struktur kepemilikan perusahaan dan keputusan investasi yang akan diambil serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian
penulis
mengambil
judul:
“PENGARUH
STRUKTUR
KEPEMILIKAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN INDUSTRI TOBACCO DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2003 - 2007”
1.2
Identifikasi Masalah Secara umum, semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu
keberhasilan dalam
mempertahankan hidup, mempertahankan laba, dan
berkembang. Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat ditingkatkan melalui implementasi keputusan keuangan, yang salah satunya adalah keputusan investasi. Keputusan investasi mencakup pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Oleh karena itu, pokok masalah yang menjadi fokus dari penelitian ini akan berhubungan dengan keputusan keuangan perusahaan yaitu investasi dan struktur kepemilikan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Masalah – masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur kepemilikan perusahaan pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 - 2007? 2. Bagaimana keputusan investasi pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 - 2007? 3. Bagaimana nilai perusahaan pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 - 2007? 4. Bagaimana pengaruh struktur kepemilikan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 -2007?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan
informasi tentang pengaruh struktur kepemilikan perusahaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada industri Tobbaco yang listing di BEI periode 2003 - 2007. Tujuan – tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui struktur kepemilikan perusahaan pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 - 2007
2. Mengetahui keputusan investasi pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 - 2007 3. Mengetahui nilai perusahaan pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 - 2007 4. Mengetahui pengaruh struktur kepemilikan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada industri Tobbaco di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003 – 2007
1.4
Kegunaan Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan tobacco sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam membuat keputusan mengenai struktur kepemilikan dan investasi dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan di masa yang akan datang. 2. Bagi Mahasiswa Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar penulis dengan membandingkan antara teori yang diperoleh selama proses perkuliahan dengan prakteknya di perusahaan, mengenai manajemen keuangan khususnya menganalisa pengaruh struktur kepemilikan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.
3. Bagi Peneliti Lain Sebagai tambahan referensi, informasi dan wawasan teoritis sebagai hasil penelitian tentang manajemen keuangan khususnya struktur kepemilikan dan investasi terhadap nilai perusahaan serta diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian lebih lanjut. 4. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat bermanfaat dalam menganalisis dan mengambil keputusan untuk berinvestasi di pasar modal.
1.5
Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan salah satu wadah yang dapat digunakan untuk
berinvestasi melalui saham dan obligasi. Menurut UU R.I No.8 tahun 1995 tentang pasar modal memberikan pengertian bahwa: “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Suatu perusahaan dalam operasionalnya melakukan berbagai macam aktivitas antara lain memproduksi, memasarkan, dan menjual produk yang dihasilkan. Salah satu aktivitas penting perusahaan adalah investasi untuk pengembangan perusahaan.
Menurut Yuniningsih (2002) investasi merupakan: “Pertumbuhan total assets perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukkan perkembangan investasi perusahaan” Menurut Iturriaga dan Sanz (2000) struktur kepemilikan perusahaan merupakan: “tingkat kepemilikan saham pihak tertentu (manajemen/ institusional/ publik) yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, diukur oleh proporsi saham yang dimiliki salah satu pihak tersebut pada akhir tahun dinyatakan dalam %” Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya akan dibiayai oleh perusahaan itu sendiri maupun investor yang akan menanamkan modalnya dengan cara membeli saham merupakan suatu jenis pembiayaan yang menarik. Dari hasil operasi perusahaan diharapkan memperoleh laba yang maksimal dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang diukur dalam penelitian ini adalah menggunakan PBV (Price Book Value), menurut (Soliha & Taswan, 2002), nilai perusahaan: “Berhubungan dengan fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan”
Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan Struktur kepemilikan merupakan proporsi kepemilikan saham antara manajerial, publik, ataupun institusional. Masalah yang sering terjadi dari struktur kepemilikan adalah konflik agensi, yaitu adanya perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai pengelola dan pengambil keputusan dalam
perusahaan dengan para investor atau para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Dengan adanya perbedaan kepentingan ini, akan mempengaruhi nilai perusahaan. Teori
manajemen
keuangan
telah
banyak
membuktikan
bahwa
kepemilikan saham akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sekaligus mematahkan paradigma lama yang mengatakan sebaliknya. Bukti teoritis maupun empiris secara awal telah ditunjukkan oleh Berle dan Means (1932) dalam Navissi dan Naiker (2006); dan Jensen dan Meckling (1976), yang menemukan bahwa nilai perusahaan merupakan fungsi dari distribusi dengan proporsi tertentu atas kepemilikan oleh insiders dan outsiders. Hasil penelitian ini selanjutnya juga didukung oleh Romano (1996) dalam Navissi dan Naiker (2006); dan Cyert et.al (1998) dalam Navissi dan Naiker (2006), yang menemukan bahwa kepemilikan tunggal dan dominan (blockholder) memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Teory keagenan (agency theory) memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik antara pemilik yaitu pemegang saham dengan manajer. Konflik tersebut muncul sebagai akibat perbedaan kepentingan antara kedua pihak. Kepemilikan manajerial (insider) kemudian dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik tersebut. Dalam hal ini kepemilikan insider dipandang dapat menyamakan kepentingan antara pemilik dan manajer, sehingga semakin tinggi kepemilikan insider akan semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan peminjaman
kepada
manajemen
sehingga
manajemen
terdorong
untuk
meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi minat investor untuk menginvestasikan dananya ke pasar modal sehingga aktivitas perdagangan akan menurun dan nilai perusahaan akan menurun. Pertumbuhan pasar menunjukkan kinerja perusahaan membaik sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan pada pihak luar perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan, Lins (2002). Sedangkan Davies, Hillier, dan McColgan (2005) menghasilkan penelitian yang bertentangan dengan penelitian lainnya yaitu nilai perusahaan ditentukan kepemilikan manajerial dengan kata lain kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal yang sama dikemukakan oleh Yao (2008) yaitu “managerial ownership affects firm value in a linearly positive way”.
Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Apabila kelangsungan hidup perusahaan terganggu, maka penilaian investor terhadap perusahaan akan sangat terpengaruh. Investasi yang dilakukan perusahaan
bertujuan
untuk
tercapainya
tujuan
dari
perusahaan
serta
kelangsungan hidup perusahaan. Keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Dapat diketahui berdasarkan pendapat tersebut bahwa keputusan investasi sangat penting karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi (Modigliani & Miller, 1958). Fama dan French (1998), menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen dan leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Hasnawati (2005) menyatakan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran INDUSTRI TOBACCO
ICMD
Investasi
NILAI PERUSAHAAN:
PBV
STRUKTUR KEPEMILIKAN:
Managerial Ownership Institutional Ownership Public Ownership
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian bahwa “struktur kepemilikan dan keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan”
1.6
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan
metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dimana termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifat – sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu, serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan realibilitas (Nazir 2005:89). Sedangkan metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga diperoleh hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima.
1.7
Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang berada pada sektor
Industri Tobacco yang listing di Bursa Efek Jakarta periode 2003 – 2007. Data diperoleh dari Pojok Bursa Universitas Widyatama Jl. Cikutra No. 204A Bandung. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2009 sampai dengan selesai.