BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan di bidang teknologi memberikan dampak yang sangat
positif bagi dunia usaha. Kemajuan yang sangat pesat dapat dilihat dalam dunia otomotif, yang terdiri dari berbagai macam jenis kendaraan. Dari berbagai macam jenis kendaraan tersebut, mobil merupakan alat transportasi darat yang memiliki banyak fungsi dan manfaat lebih dari kendaraan roda dua. Perkembangan otomotif ini diikuti dengan banyaknya produsen pembuat mobil yang saling bersaing di pasaran. Hal ini menjadikan banyaknya merek-merek mobil yang beredar di pasaran. Merek-merek mobil yang menguasai pangsa pasar dunia banyak didominasi oleh mobil-mobil buatan Eropa dan Jepang. Kedua negara produsen mobil tersebut masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Mobil buatan Eropa memiliki keunggulan dari segi kualitas produknya, tetapi harganya cenderung mahal, sedangkan mobil buatan Jepang memiliki keunggulan dari segi model dan harganya relatif terjangkau. Dari keunggulan yang dimiliki kedua produsen mobil tersebut, mobil buatan Jepanglah yang mendominasi pangsa pasar di kawasan Asia khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Kondisi ini menjadikan pangsa pasar yang sangat bagus untuk mobil buatan Jepang yang harganya dapat terjangkau oleh masyarakat Indonesia.
1
Perkembangan dunia otomotif di Indonesia ini, diikuti dengan pertumbuhan ekonomi
penduduk di kota-kota khususnya daerah Kabupaten Sleman yang begitu
heterogen dan taraf hidup yang semakin baik, yang ditunjukkan oleh daya beli konsumen yang cukup tinggi. Peningkatan daya beli menyebabkan meningkatnya selera konsumen akan barang-barang yang bagus. Pangsa pasar mobil di Indonesia khususnya di Kabupaten Sleman dikuasai oleh merek mobil buatan Jepang. Jenis-jenis mobil buatan Jepang itu terdiri dari berbagai merek yang beredar di pasar dalam negeri. Akan tetapi ada beberapa merek yang paling dominan di pasaran karena memiliki loyalitas konsumen paling tinggi, yaitu Toyota, Suzuki, dan Honda. Dengan beragam merek mobil yang beredar di pasaran menjadikan konsumen ingin mencoba dalam berbagai merek mobil tersebut. Nilai dari suatu merek memang sangat penting bagi pemasar dan tingkat loyalitas terhadap merek dari pelanggan memang menjadi ukuran keberhasilan dari merek tersebut. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan tidak hanya terpaku pada tingkat kepuasan pelanggan saja, melainkan lebih menitikberatkan pada tingkat loyalitas pelanggan terhadap suatu merek. Dalam perkembangannya loyalitas itu memiliki tahapan untuk dapat mencapai sasarannya, yaitu tahap kognitif, afektif dan konatif (Shellyana, 2002). Ketiga unsur psikologis ini sangat berpengaruh pada konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Konsumen yang hanya menerapkan pada tahap kognitifnya saja merupakan konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek. Perilaku perpindahan merek ini dapat terjadi karena ketidakpuasan konsumen. Menurut Tse dan Wilton th 1988 (Tjiptono, 1997 : 24) ketidakpuasan pelanggan adalah
2
respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Ketidakpuasan konsumen pada pasca pembelian atau pasca konsumsi menyebabkan konsumen mencari alternatif merek lain untuk mencapai kepuasannya. Untuk mencapai kepuasannya, karakteristik kategori produk juga mempengaruhi perilaku konsumen dalam berpindah merek. Dengan banyaknya keunggulan dan keunikan yang ditawarkan menyebabkan konsumen ingin mencoba berbagai merek yang dapat memenuhi kepuasannya. Proses lain yang mempengaruhi adalah dengan mencari variasi yang dilakukan untuk memenuhi kepuasannya. Hal ini juga berpengaruh dalam hal perpindahan merek, oleh karena itu konsumen selalu ingin mencari variasi apabila sudah jenuh dengan merek yang mereka miliki. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Pada Produk Mobil Buatan Jepang di Bengkel Gloria “. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang diajukan
dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori produk dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek dalam membeli produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria ?
3
1.3.
Batasan Masalah Agar obyek yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis memberikan batasan-
batasan dalam penelitiannya, yaitu: 1. Obyek penelitian Obyek penelitian adalah konsumen yang membeli dan menggunakan produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria. 2. Daerah penelitian Daerah penelitian berada di Kabupaten Sleman. 3. Responden Responden yang dimintai keterangan dalam penelitian adalah konsumen yang membeli dan menggunakan produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria. 4. Jumlah Responden Jumlah responden yang dimintai keterangan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden. 5. Profil Konsumen Profil konsumen disini dibatasi pada: 1) Umur Batasan yang digunakan adalah konsumen yang berumur: •
17-20 tahun
•
21-25 tahun
•
26-30 tahun
•
31-35 tahun
•
Diatas 35 tahun
4
2) Jenis Kelamin Jenis kelamin yang digunakan adalah: •
Pria
•
Perempuan
3) Pekerjaan •
Pelajar/Mahasiswa
•
Wiraswasta
•
PNS/ABRI
•
Pegawai Swasta
4) Penghasilan Batasan penghasilan yang digunakan: •
Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00
•
Rp 2.000.001,00 – Rp 3.000.000,00
•
Rp 3.000.001,00 – Rp 4.000.000,00
•
Rp 4.000.001,00 – Rp 5.000.000,00
•
Diatas Rp 5.000.000,00
5) Pendidikan •
SMU
•
Diploma / Akademi
•
Sarjana
•
Pasca sarjana
5
6) Merek Mobil Merek mobil yang digunakan untuk penelitian skripsi ini penulis mengambil 3 merek mobil buatan Jepang, yaitu:
1.4.
•
Toyota
•
Suzuki
•
Honda
Variabel-Variabel Dalam Penelitian
1.4.1. Variabel Dependent (X) 1. Ketidakpuasan Konsumen Menurut Tse dan Wilton th 1988 (Tjiptono, 1997 : 24) ketidakpuasan konsumen adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Ketidakpuasan konsumen pada pasca pembelian atau pasca konsumsi menyebabkan konsumen mencari alternatif merek lain untuk mencapai kepuasannya. Indikator Ketidakpuasan Konsumen adalah: 1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti(core produk) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi, dan sebagainya. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior
6
seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya. 3. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, warna, dan sebagainya. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. 2. Karakteristik Kategori Produk Adanya unsur-unsur : keterlibatan, perbedaan persepsi diantara merek, fitur hedonis, kekuatan preferensi. Menurut Van Trijp, Hoyer, dan Iman, (1996) seperti dikutip oleh Shellyana (2002). 3. Kebutuhan Mencari Variasi Adanya situasi pembelian yang ditandai dengan keterlibatan yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata. Di sini konsumen dilihat banyak melakukan peralihan merek (Kotler, 1995 : 227).
7
1.4.2. Variabel Dependent (Y) 1. Keputusan Perpindahan Merek Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan pembelian. Sehingga hal ini mempengaruhi sikap dan niat untuk melakukan pembelian pada masa konsumsi berikutnya (Shellyana, 2002). Konsumen mungkin mengambil merek yang lain karena rasa bosan atau karena ingin rasa yang berbeda. Peralihan merek terjadi karena alasan untuk variasi dan bukan karena ketidakpuasan (Kotler, 1995 : 227). 1.5.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian yang akan
dilakukan nanti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ketidakpuasan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek. 2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik kategori produk terhadap keputusan perpindahan merek. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek. 4. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ketidakpuasan konsumen dan karakteristik kategori produk terhadap kepuasan perpindahan merek yang dilakukan konsumen tergantung pada kebutuhan mencari variasi. 5. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori produk, dan kebutuhan mencari variasi
8
terhadap keputusan perpindahan merek pada produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria. 1.6.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Konsumen Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memilih sebuah produk yang mempunyai ekuitas merek yang baik. 2. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan tentang halhal yang mempengaruhi konsumen dalam keputusannya berpindah merek. 3. Bagi pembaca Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dan masukan bagi semua pihak yang membutuhkan.
1.7.
Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara sebelum penelitian. Dari pengertian diatas
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 :
Ketidakpuasan
konsumen
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
keputusan perpindahan merek. H2 :
Karakteristik kategori produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.
H3 :
Kebutuhan mencari variasi berpengaruh secara signifikan pada keputusan perpindahan merek.
9
H4 : Pengaruh ketidakpuasan konsumen dan karakteristik kategori produk terhadap kepuasan perpindahan merek yang dilakukan konsumen tergantung pada kebutuhan mencari variasi. H5 :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori produk, dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek pada produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria.
1.8.
Metode Penelitian
1.8.1. Metode Pengambilan Sampel Jenis penelitian ini adalah survey responden dengan menggunakan kuesioner. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan menggunakan merek mobil (Toyota, Suzuki, Honda ) buatan Jepang di Bengkel Gloria.
2.
Sampel Untuk mewakili keseluruhan yang membeli dan menggunakan merek mobil buatan Jepang dengan sampel sebanyak 100 responden. Dalam penelitian ini sampelnya adalah warga yang membeli dan menggunakan mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria.
Penarikan sampel ini menggunakan metode purposive sampling. Metode ini digunakan jika peneliti memiliki judgment pribadi dalam memilih individu-individu yang disampel. Ia memandang bahwa individu-individu tertentu saja yang dapat mewakili
10
(representative), karena menurut pendapat peneliti merekalah-yaitu individu-individu yang dipilih itu-yang mengerti tentang populasinya. Purposive sampling ini juga disebut judgment sampling, karena peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur tertentu yang dianggap (judget) bahwa dengan cara demikian dapat memperoleh informasi yang benar atau individu-individu yang disampel itu yang mencerminkan populasinya (Soehardi Sigit, 2003:109). Ciri tersebut antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan dari konsumen yang membeli dan menggunakan produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria (Singarimbun, 1985:35). 1.8.2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode (Suharsimi, 1998 : 137). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner (angket) yang berisi butir-butir atau pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh responden. Pengembangan instrumen ini didasarkan pada jenis data yang diambil dan skala yang dibuat (5 skala interval) di atas. Maka berdasarkan skala pengukuran tersebut, skala instrumen yang digunakan yaitu skala Likert. Dalam skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan jawaban. Setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat negatif sampai sangat positif yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Untuk keperluan analisis kuantitatif
11
maka jawaban itu dapat diberi skala misalnya sangat tidak setuju diberi skala 1, tidak setuju diberi skala 2, agak setuju diberi skala 3, setuju diberi skala 4, dan sangat setuju diberi skala 5. 1.8.3. Sumber data 1. Data primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari jawaban responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari konsumen yang pernah membeli dan menggunakan produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria. 2. Data Sekunder Data sekunder dari penelitian ini diperoleh langsung dari internet, koran, majalah, skripsi dan lain-lain. 1.8.4. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun secara sistematis kepada responden untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. 2. Studi pustaka Usaha mengumpulkan data dengan membaca buku, koran, artikel, skripsi, internet dan lain-lain.
12
1.9.
Uji Validitas dan Reliabilitas
1.9.1. Uji Validitas Pengertian valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2001 : 109).Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
validitas
konstruk
menentukan
validitas
ukur
dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing-masing item yang berupa pernyataan atau pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Bila semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor totalnya, maka dapat disimpulkan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan validitas konstruk dengan teknik korelasi produk moment, dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
[N ∑ X
2
(
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
)]
Dimana : rxy
= Koefisien korelasi
N
= Jumlah responden
X
= Nilai per butir
Y
= Total nilai kuesioner masing-masing responden
Syarat minimum untuk dianggap valid apabila nilai r ≥ 0,3 ( Sugiyono, 2001 :109 )
13
1.9.2
Uji Reliabilitas Uji ini diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara konsisten atau tidak, sehingga kesungguhan jawabannya dapat dipercaya. Suatu instrumen dikatakan baik jika tidak bersifat tendensius yang mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan formula Cronbach Alpha. Dalam hal ini apabila nilai koefisien α ≥ 0,5 (Sugiyono,1999 : 102) maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan tersebut reliable. Proses pengujian dilakukan sebelum penelitian sebenarnya dilakukan. Butir pernyataan yang tidak valid dan reliable tidak digunakan dalam penelitian sebenarnya. 1.10. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Dalam uji Normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Analisis: Ho : F(x) = F0(x) atau distribusi frekuensi normal Hi : F(x) ≠ F0(x) atau distribusi frekuensi tidak normal Uji dilakukan dua sisi, karena danya tanda “≠” Pengambilan keputusan : •
Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima.
14
•
Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak.
( Singgih Santoso, 2001 : 392 ) 2. Uji Autokorelasi Pengujian ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan metode Durbin-Watson, yaitu dengan membandingkan nilai DW dari hasil regresi dengan nilai dL dan dU dari tabel DW. Dengan menggunakan α = 5% diperoleh : 1) Nilai tabel DW untuk dL (α;k;n) 2) Nilai tabel DW untuk dU (α;k;n) Jika: Du < Dw < 4 – DU, maka tidak terdapat autokorelasi. DW < DL atau DW > 4-DL, maka terdapat autokorelasi. DW pada daerah keragu-raguan maka dianggap tidak ada autokorelasi. (Sumodiningrat, 2002 : 248 ) 3. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah situasi adanya multi korelasi diantara variabel bebas satu dengan yang lainnya atau dengan kata lain diantara variabelvariabel bebas tersebut dapat dibentuk hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya Menurut (Singgih Santoso, 2001:357), untuk menguji ada tidaknya gejala multikolinieritas digunakan VIF (Variance Inflacition Factor). Jika nilai VIF dibawah 5 maka model regresi yang diajukan tidak terdapat gejala
15
multikolinieritas, begitu sebaliknya jika VIF lebih besar 5 maka terjadi gejala multikolinieritas. 4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi lain. Pengujian terhadap heteroskedastisitas dilakukan dengan mempergunakan metode Rank Spearman. Asumsi : H0 : tidak ada hubungan Hi : ada hubungan Uji dilakukan dua sisi. Pengambilan keputusan : •
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima.
•
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
(Singgih Santoso, 2001:300). 1.11.
Metode Analisis Data
1.11.1. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk menganalisis permasalahan digunakan alat analisis Regresi linier berganda. Analisis berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel tidak bebas atau dependent dengan 3 variabel bebas.
16
Koefisien regresi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Permasalahan yang diteliti adalah pengaruh ketidakpuasan konsumen (X1), karakteristik kategori produk (X2), dan kebutuhan mencari variasi (X3) terhadap keputusan perpindahan merek (Y) pada produk mobil buatan Jepang di Bengkel gloria. Bentuk umum persamaan linier berganda dinyatakan dalam linier sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana : Y = keputusan perpindahan merek. a = konstanta X1 = variabel ketidakpuasan konsumen X2= variabel karakteristik kategori produk X3 = variabel kebutuhan mencari variasi b1, b2, dan b3 = koefisien regresi e = suku kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0. (Soehardi Sigit, 2003 : 168) 1.11.2. Analisis Regresi Linier Termoderasi Uji analisis regresi termoderasi digunakan untuk mengetahui tipe variabelvariabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independent dengan variabel dependen. Koefisien regresi merupakan angka yang menunjukkan pengaruh ketidakpuasan konsumen (X1), dan karakteristik kategori produk (X2) dengan kebutuhan mencari variasi
17
(X3) sebagai variabel moderator terhadap perpindahan merek (Y) pada produk mobil buatan Jepang di Bengkel gloria. Bentuk umum persamaan linier berganda dinyatakan dalam linier sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X1X3+ b5X2X3 + e
Dimana : Y = keputusan perpindahan merek. a = konstanta X1 = variabel ketidakpuasan konsumen X2= variabel karakteristik kategori produk X3 = variabel kebutuhan mencari variasi b1, b2, b3, b4 dan b5 = koefisien regresi e = suku kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0. ( Dian Indri Purnamasari, 2004 ). 1.11.3. Hipotesis 1. Uji t Untuk mengetahui tingkat signifikasi dari masing-masing koefisien regresi tersebut dilakukan dengan uji t. Menurut Sritua (1993:9) t dengan rumus : t hitung =
b Se
Dimana : b : Koefisien regresi 18
hitung
dapat dicari
Se : Nilai standart error Adapun langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1) Menentukan hipotesis •
Ho :tidak ada pengaruh parsial variable bebas terhadap variabel terikat.
•
Ha:ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
2) Taraf signifikan menggunakan α = 0.05 dengan df = (n-k-1) 3) Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel •
Jika t hitung > t tabel maka signifikan ( Ho ditolak danHa diterima)
•
Jika t hitung < t tabel maka signifikan ( Ho diterima danHa ditolak)
4) Pengambilan keputusan mengenei penerimaan/penolakan suatu hipotesis dan daerah penerimaan/penolakan dapat digambarkan sebagai berikut: Daerah Ho ditolak
Daerah Ho ditolak Ho diterima
Gambar 1.1 Uji t Sumber : Sritua (1993:9) 5) Pengambilan
kesimpulan
berdasarkan
keputusan
mengenai
penerimaan/penolakan suatu hipotesis. 2. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variablevariabel bebas secara simultan terhadap variable terikat. Pengujian ini
19
dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F. Menurut Sugiyono (2003:190) F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Fhitung
R2 k = 1− R2 (n − k − 1)
(
)
Dimana : R2 : Koefisien determinasi n : Jumlah sampel k : Jumlah variabel independent Adapun langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut : 1) Menentukan hipotesis •
Ho: Tidak ada pengaruh secara serentak variabel bebas terhadap variabel terikat.
•
Ha: Ada pengaruh variable bebas secara serentak terhadap variable terikat.
2) Taraf signifikan menggunakan α = 0.05 dengan df untuk baris = (n-k-1) dan untuk kolom = (k) 3) Membandingkan nilai F hitung dengan nilai Ftabel •
Jika F hitung > Ftabel maka signifikan ( Ho ditolak danHa diterima)
•
Jika F hitung < F tabel maka signifikan ( Ho diterima danHa ditolak)
4) Pengambilan keputusan mengenei penerimaan/penolakan suatu hipotesis dan daerah penerimaan/penolakan dapat digambarkan sebagai berikut:
20
H0 ditolak
H0 diterima
Gambar 1.2 Uji F Sumber: Sugiyono (2003:190) 5) Pengambilan
kesimpulan
berdasarkan
keputusan
mengenai
penerimaan/penolakan suatu hipotesis. 1.12. Sistematika Penulisan Bab 1 : Pendahuluan Latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, analisis data, sistematika penulisan. Bab 2 : Landasan Teori Pada bab ini merupakan bagian yang melandasi teori yang digunkan dan berkaitan dengan judul skripsi yang merupakan dasar penulisan dan pengembangan teori yang diambil dari literature, maupun dari catatan kuliah yang ada hubungannya dengan judul skripsi. Bab 3 : Gambaran Umum Penelitian. Pada bab ini kan dijelaskan mengenai gambaran umum masyarakat Kabupaten Sleman serta produk yang akan diteliti. Bab 4 : Analisis Data
21
Pada bab ini akan diuraikan tentang metode analisi yang digunakan dalam pemecahan masalah, dimana analisis ini diarahkan pada pembuktian hipotesis yang digunakan. Bab 5 : Kesimpulan dan Saran. Merupakan bab terakhir dalam rangkaian yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data serta memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan.
22