BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan diastolik ≥90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Ruhyanudin, 2006). Menurut WHO dan the international society of hypertension (ISH) yang dikutip oleh Rahajeng dan Tuminah (2009), hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini dan disebut sebagai the silent killer. Diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi di Amerika. Saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia. Menurut data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari WHO menyebutkan, di kawasan Asia Tenggara 36 persen orang dewasa menderita hipertensi. Sesuai dengan data WHO bulan september 2011, menyebutkan bahwa hipertensi menyebabkan 8 juta kematian pertahun diseluruh dunia dan 1,5 juta kematian pertahun di wilayah Asia Tenggara (WHO, 2011). Hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mencatat prevalensi hipertensi di indonesia sebesar 25,8% yang didapat dari pengukuran tekanan darah pada umur diatas 18 tahun. Kemajuan teknologi, perubahan sosial
1
Universitas Sumatera Utara
ekonomi, lingkungan, dan perubahan struktur penduduk turut andil dalam menyebabkan kenaikan prevalensi hipertensi. Masyarakat mulai mengadopsi hidup tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori, serta mengkonsumsi alkohol (Harijanto, dkk., 2014). Mengingat morbiditas dan mortalitas tinggi karena hipertensi, dan mengetahui bahwa jika pasien memiliki pengetahuan tentang penyakit ini, pasien akan lebih berhati-hati dalam mengatur, sehingga kontrol dari tekanan darah lebih mudah dicapai (Shaikh, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gultom (2012), menunjukkan bahwa dengan meningkatnya pengetahuan pasien merupakan tercapainya salah satu tujuan edukasi. Dengan demikian meningkat juga kesadaran diri pasien dari segi kesehatan, merubah gaya hidup kearah yang lebih sehat, hidup lebih berkualitas dan patuh terhadap terapi. Kepatuhan pasien merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi (Depkes, RI., 2006). Kepatuhan serta pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi dapat mempengaruhi tekanan darah yang secara bertahap dapat mencegah terjadinya komplikasi (Morgado, dkk., 2011). Menurut data WHO tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah (Badan POM RI., 2006). Menurut menunjukkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Lailatushifah
(2012),
bahwa perilaku kepatuhan dalam mengkonsumsi obat harian
merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat kesembuhan pasien yang menderita penyakit kronis.
2
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien terhadap Kebehasilan Terapi Hipertesi di Puskesmas Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Sumatera Utara Tahun 2015”. 1.2 Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.1. Variabel bebas
Variabel terikat
Tingkat Pengetahuan
Karakteristik pasien - Umur - Jenis kelamin - Pendidikan - pekerjaan - Riwayat keluarga
Keberhasilan terapi hipertensi: penurunan tekanan darah
Tingkat Kepatuhan Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a.
apakah karakteristik pasien hipertensi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat keluarga) mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien?
b.
apakah karakteristik pasien hipertensi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat keluarga) mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien?
3
Universitas Sumatera Utara
c.
apakah tingkat pengetahuan pasien mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien?
d.
apakah tingkat pengetahuan pasien mempengaruhi keberhasilan terapi hipertensi?
e.
apakah tingkat kepatuhan pasien mempengaruhi keberhasilan terapi hipertensi?
1.4 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: a.
karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan riwayat keluarga) mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien.
b.
karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan riwayat keluarga) mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien.
c.
tingkat pengetahuan pasien mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien.
d.
tingkat pengetahuan pasien mempengaruhi keberhasilan terapi hipertensi.
e.
tingkat kepatuhan pasien mempengaruhi keberhasilan terapi hipertensi.
1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a.
pengaruh karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat keluarga) terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi.
b.
pengaruh karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat keluarga) terhadap tingkat kepatuhan pasien hipertensi.
c.
pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan pasien
d.
pengaruh tingkat pengetahuan terhadap keberhasilan terapi hipertensi.
4
Universitas Sumatera Utara
e.
pengaruh tingkat kepatuhan terhadap keberhasilan terapi hipertensi.
1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan solusi bagi tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam menentukan strategi terapi hipertensi.
5
Universitas Sumatera Utara