BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas yaitu menarche sampai menopause. Umumnya, perempuan memiliki Umur Harapan Hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria. Secara kodrati, perempuan mengalami fase perubahan fisiologis yang berbeda dengan pria. Fase tersebut dinamakan dengan datangnya masa menopause yang umumnya mulai terjadi pada usia 45 tahun (Yuliana, 2009). Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 menunjukkan, setiap tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Asia menjadi wilayah dengan jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia. Saat ini, umur harapan hidup (UHH) perempuan Indonesia adalah 67 tahun. Perempuan Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan naik lagi sebesar 14% pada tahun 2015. Meningkatnya jumlah penduduk sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup
1
2
dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Menopause menunjukkan suatu keadaan berhentinya menstruasi. Sebelum seorang perempuan memasuki menopause akan mengalami perubahan fisik dalam tubuhnya, yaitu produksi hormon menurun, menstruasi tidak teratur dan keadaan fertilitas diganti dengan infertilitas. Menjelang memasuki masa menopause, banyak perempuan mengalami sejumlah gejala klinis dan psikologis yang mengganggu aktivitas. sehari-hari serta menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri. Menurut Depkes RI (2009) hingga saat ini wanita Indonesia yang memasuki masa menopause sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut meningkat menjadi 11% pada 2005. Diperkirakan akan meningkat sebesar 14% pada 2015. Meningkatnya jumlah tersebut, sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total penduduk. (Depkes RI, 2005).
3
Masa menopause bukanlah merupakan peristiwa mendadak tetapi merupakan
yang terjadi secara
proses yang berlangsung lama bahkan pada
beberapa orang dapat berlangsung selama sepuluh tahun dari fase premenopause. Masa berhentinya menstruasi secara total pada perempuan adalah saat berusia 50 tahun (dengan rentang 40 dan 58 tahun) dalam proses fisiologis dikenal dengan menopause (Irawati, 2006). Usia menopause adalah usia bagi seorang wanita untuk bebas beraktivitas dalam berbagai aspek kehidupannya, akan tetapi hal tersebut menjadi hal yang mengganggu dan menakutkan bila dihadapkan
pada penurunan fungsi
reproduksi dan fungsi seksual yang berdampak pada perubahan aktivitas seksual dan kualitas kehidupan seorang wanita (Martaadisoebrata dkk, 2005). Perubahan aktivitas seksual di usia menopause tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi akibat penurunan fungsi reproduksi tetapi juga dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan pengetahuan tentang dampak penurunan fungsi reproduksi terhadap penurunan respon seksual diusia menopause yang sebenarnya dapat diperoleh melalui program pelayanan kesehatan reproduksi lansia di fasilitas kesehatan (varney, 2004). Masalah yang muncul sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan tentang penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual di usia menopause adalah gangguan biopsikososial yang akan mempengaruhi kinerja wanita di usia menopause dan juga mengakibatkan terganggunya hubungan suami istri (Martaadisoebrata, dkk, 2005).
4
Pelayanan kesehatan reproduksi adalah suatu pelayanan yang mampu memberikan informasi, konseling dan terapi personal bagi setiap wanita yang memasuki masa menopause. Pelayanan kesehatan ini dilakukan secara holistic dan komprehensif tanpa mengabaikan masalah signifikan yang mempengaruhi kehidupan wanita seperti : status kesehatan, status perkawinan, adat istiadat, pengalaman di masa lalu, dan sebagainya (varney dkk, 2004). Penurunan fungsi reproduksi di usia menopause akan memberikan dampak terhadap aktivitas seksual wanita. Hasil survey interaktif yang di adakan secara signifikan pada tahun 2005 oleh situs kesehatan reproduksi informasi diperoleh data sekitar 60% wanita usia menopause tidak mengalami perubahan dalam aktivitas seksualnya, sedangkan 20% lainnya mengalami penurunan aktivitas seksual (Irawati, 2006). Di Kota Banda Aceh ada 14 rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta, Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Provinsi Aceh merupakan satu-satunya rumah sakit yang sudah mempunyai poly Geriatri yang menangani wanita menopause dan poli PKMRS (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit). Poli geriatri tersebut dibuka hanya setiap hari Jum’at, sedangkan pada rumah sakit lain, wanita menopause dilayani di poli kebidanan dan poli penyakit dalam. Dari study pendahuluan yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainal Abidin Banda Aceh jumlah wanita menopause yang berobat di poly Geriatri rata-rata tiap bulan berjumlah 70 orang. Dari studi awal yang
5
peneliti lakukan pada 30 orang wanita menopause didapatkan informasi bahwa mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang menopause dan tidak siap menghadapi keluhan menopause. Mereka menganggap keluhan pada masa menopause sebagai suatu penyakit, dan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah/keluhan menopause mereka adalah tenaga kesehatan. Di poli Geriatri tenaga kesehatan melakukan pengobatan dan konseling, tetapi karena banyaknya pasien dan kurangnya waktu (hari jum’at poli tutup jam 12.00 WIB), menyebabkan tenaga kesehatan tidak dapat melaksanakan tugas mereka secara maksimal, dengan kata lain peran tenaga kesehatan (motivator, fasilitator, dan konselor) sering tidak dapat dijalankan secara bersamaan. Berdasarkan survey yang dilakukan di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar, jumlah ibu menopause yang berkunjung di Posyandu Lansia yaitu 35 orang. Dan jumlah penduduk di Kecamatan Kutabaro 2432 jiwa dalam 10 desa. Sedangkan jumlah wanita menopause yang terdapat di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro 482 orang (51,22%) dalam 10 desa di tahun 2012. Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar tahun 2012 terdapat 482 orang (51,22%) wanita usia menopause yang masih bersuami (data demografi Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro tahun 2012), dan hanya sekitar 7,26% yang pernah mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi seputar masalah kesehatan reproduksinya. Dari data konsultasi tersebut diperoleh gambaran bahwa ibu –ibu usia menopause di daerah ini memilih untuk menjarangkan aktivitas hubungan seksualnya, tetapi ada juga yang manjalani
6
aktivitas hubungan seperti biasanya meskipun merasakan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. Berdeserkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. B. Rumusan masalah Bertolak dari permasalahan yang telah di uraikan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan bermasalahan yakni tentang ”Adakah hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan KutabaroAaceh Besar” C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan karakteristik psikologis ibu menopause terhadap aktivitas seksual. b. Untuk mengetahui hubungan gaya hidup ibu menopause terhadap aktivitas seksual.
7
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat mamberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain: a. Bagi peneliti Meningkatkan pemahaman dan wawasan secara langsung bagi peneliti mengenai hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. b. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan tambahan dalam memberikan informasi dengan hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. c. Bagi institusi Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan masukan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Menopause
Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarum (indung telur). Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila siklus mentruasinya telah berhenti selama 12 bulan . berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Baziad, 2008).
Menopause adalah dimana titik menstruasi yang dihadapi wanita ketika tahun-tahun
kesuburannya
menurun,
sehingga
bagi
sebagian
wanita
menimbulkan rasa cemas dan risau sementara bagi yang lain menimbulkan rasa percaya diri. Menopause bagi seorang wanita adalah berakhirnya masa subur dan wanita tidak mendapatkan menstruasi lagi yang di dahului oleh suatu stadium transisis, suatu fase dimana menstruasi mulai terganggu dan kemudian untuk selamanya berhenti yang disebut masa “klimakterium”.(Sarwono,2008).
9
Menopause adalah hid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir, diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenore sekurang – kurangnya satu tahun, berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang berkurang,, umum terjadi menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatandan pola kehidupan.(Sarwono, 2008)
Berdasarkan pengertian menopause diatas yang sudah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa menopause suatu peristiwa yang ditandai dengan berhentinya haid pada perempuan yang dialami pada 10 umur antara 45 sampai 55 tahun, yang diakibatkan oleh penurunan hormon estrogen.(Baziad, 2008)
1. penyebab Menopause Pada laki – laki, spermatogenesis terus berlanjut sampai usia tua, sedangkan pada wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial folikel secara bermakna. Pada saat seorang wanita lahir, primordial folikel tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat breda pada setia wanita.sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Penyebab berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu
10
sendiri. Seperti sel – sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh strees biologis seperti radikal bebas, kerusakan permanent dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yag dihasilkan dari proses metabolism tubuh (Prawirohorjo, 2009).
2. Tanda gejala menopause
a) Gejala seksual
Gejala seksualitas pada wanita menopause, akibat dari terjadinya kekurangan estrogen sehingga vagina yang menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri, nyeri ini bertambah buruk apabila hubungan seks makin jarang dilakukan. Serta pada wanita menopause merasakan perasaan terbakar, gatal, sering keputihan, dan berkurangnya gairah seksnya (libido).(Ronald Hutapea, 2009)
b) Gejala fisik
Gejala fisik yang pada umumnya merasa panas atau hot flashes, terjadi pada saat dan berlangsung sampai haid benar – benar berhenti, Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita
11
menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 2550% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flashes berlangsung selama 25 – 30 menit. Masalah organis meliputi: Wajah terasa panas, merahmerah di tubuh bagian atas, banyak keringat, dan pusing; Jantung sering berdebar; Frekwensi haid tidak teratur sejak beberapa tahun menjelang menopause; 40% mengalami insomnia berupa kesulitan untuk mulai tidur, terbangun dan lama tidak bisa tidur lagi, terbangun malam sehingga mengantuk di siang hari. Vertigo (pusing kepala sebagian), cepat lelah; Menumpuknya lemak pada bagian pinggul dan perut; Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.(Ronald hutapea, 2009)
c) Gejala psikis dan emosional
Gejala psikis dan emosional menimbulkan perubahan psikis yang berat yaitu kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah. Bisa disebabkan oleh
berkurangnya
kadar
estrogen.
Berkeringat
pada
malam
hari
menyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Masalah psikologis meliputi : Mudah marah; Gelisah, depresi; Sulit konsentrasi; Adanya kekecewaan Karen merasa dirinya menjadi tua dan tidak menarik lagi. Wanita menopause sering mengalami masalah yang di rasakan.
12
Berkurangnya nafsu makan, sulit tidur dan tidak ada perasaan segar. Kondisi tersebut
yang
dapat
mengakibatkan
keinginan
seks
semakin
menurun.(Sarwono, 2008)
d) Gejala sosial ekonomi
Pada gejala sosial ekonomi juga mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Keadaan sosial yang dirasakan adalah takut kehilangan fungsi dan ekssistensi sebagai wanita, takut tidak bisa memuaskan atau melayani suami, takut kehilangan kasih sayang atau suami mencari wanita lain, tidak bisa tampil baik mendampingi suami yang meningkat kariernya, minder ketemu orang, cenderung ingin dirumah saja. Pada wanita menopause yang sangat merasakan gejala sosial ekonomi, banyak dirasakan pada wanita dengan status ekonomi menengah keatas karena mereka lebih memperhatikan kondisinya. Masalah kebudayaan juga sangat berpengaruh. Karena ada sebuah kebudayaan yang menganggap wanita menopause langsung dikaitkan dengan ketidakmampuan perempuan dalam memberikan kepuasan seksual pada lakilaki.(Notoatmodjo, 2007).
13
3. Perubahan masa menopause
a) Seksualitas
Pada wanita menopause terjadi perubahan seksualitas, perubahan yang terjadi adalah hilangnya gairah seksualitas (penurunan libido) yamg dialami wanita menopause. Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cidera sehingga terasa sakit saat senggama. Ada wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak merasakan kehidupan seksualitas sepositif ini semasa menopause. Banyak juga yang mengatakan bahwa semua itu lebih berkaitan dengan hubungan suaminya dari pada menopausenya. Perubahan hasrat seks mengalami penurunan pada masa premenopause. Ketika sesudah menopause, banyak wanita yang meningkat seksnya karena merasa tidak khawatir akan adanya kehamilan yang tidak diinginkan.(Irawti, 2007).
b) Fisik
Ketika seseorang wanita memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidak nyamanan seperti kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh, keadaan ini menimbulkan pancaran panas (hot flashes) merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebabkan munculnya bintik merah di dada, punggung dan lengan. Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat
14
dan perasaan dingin. Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit. Pada masa menopause ketidakteraturan siklus haid tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah sangat banyak, tidak seperti volume darah haid yang normal dan mengakibatkan terjadi perubahan fisik.(irawti,2007)
Pada wanita yang mengalami menopause perubahan yang sangat mudah di ketahui adalah perubahan fisik yang disebabkan oleh keseimbangan hormonal ketika wanita meengalami menopause meliputi gelora panas (hot flashes), berkeringat pada malam hari, kekeringan pada daerah vagina, terjadi perubahan dikulit, hilangnya masa tulang (osteoporosis), perubahan pada payudara dan meningkatnya kerentanan emosional. Serta terjadinya kenaikan berat badan.(Sarwono,2008).
Kondisi fisik yang menyertai wanita menopause antara lain menipisnya otot vagina, berkurangnya cairan vagina, menurunnya elastisitas vagina, dan berkurangnya keasamannya. Serta gejala psikis juga menyertai pada wanita menopause diantaranya mendapatkan rasa panas dalam tubuhnya, perasaan mudah cemas, dan mudah berkeringat dan wanita yang mengalami menopause mempunyai kelebihan yang dirasakan yaitu dengan wanita
15
mengalami menopause berarti kondisi tubuh menjadi bersih dan kemampuan untuk
menjalankan
ibadah
agama
dengan
penuh
serta
ketenangan.(Sarwono,2007).
c) Psikis
Perubahan psikis pada wanita menopause juga menjadi berat, akibat dari perubahan seks. Kurangnya aliran darah pada otak megakibatkan perubahan kongnitif diantaranya sulit berkonsentrasi dan muda lupa, perubahan ini terlihat saat wanita menglami menopause mengalami kemunduran dalam mengingat.
Pada wanita menopause sering mengalami gangguan psikologis diantaranya gangguan penurunan daya ingat dan mudah tersinggung, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas), mudah curiga. Perubahan psikologis wanita menopause adalah kecemasan, tapi kecemasan yang dialami wanita menopause sangat relatife, artinya ada orang cemas dan tenang kembali, namun ada yang terus-menerus cemas. Apa bila rasa cemas itu tidak di tanggulangi maka akan mempengaruhi gairah seksual wanita tersebut dan mengakibatkan penurunan kenikmatan serat kepuasan seksual.(Notoatmodjo, 2007).
16
4. Persiapan Dalam Menghadapi Menopause
Wanita menopause dalam menghadapi perubahan-perubahan fisik maupun kejiwaan pada masa menopause, diperlukan kesiapan dalam menyadari bahwa menopause merupakan hal yang sifatnya alamiah dimana semua wanita akan melaluinya. Secara umum melalui wawancara yang efektif dan pendidikan tentang masa menopause, sehingga wanita lebih bisa menerima keadaannya (Sarwono,2008).
Pada wanita yang akan menghadapi menopause terutama wanitawanita maya umumnya menanti-nantikan menopause, hendaknya tidak disepelekan pada pengaruh menopause secara fisik pada tubuh. Sehubungan kesehatan yang baik dalam mempersiapkan masa transisi maka wanita yang akan menghadapi menopause harus makanan yang sehat serta makan – makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, buah pepaya, bengkuang. Hindari makanan yang instan, istirahat yang cukup, dan olah raga yang bersahaja, olah raga teratur serta terapkan pola hidup sehat.(Sarwono,2007).
Persiapan pada masa menopause harus banyak berolahraga, rajin mengkonsumsi suplemen kalsium, minum susu atau makan berkalsium tinggi, biarkan kulit tangan dan kulit kaki terkena sinar matahari pagi setidaknya setengah jam setiap hari, dan banyak melakukan aktifitas fisik seperti jalan
17
kaki dan lari pagi. Perbanyak permainan-permainan yann meningkatkan memori otak seperti mengisi teka-teki silang, dan catur dll.(Sarwono, 2007).
5. Diantara Cara-cara untuk mencegah Menopause dini adalah:
a) Memerhatikan Makanan
Kebutuhan akan gizi (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral) tidak berkurang sewaktu seorang wanita menginjak usia lanjut, namun kebutuhannya akan kalori berkurang. Oleh karena itu, sangat penting untuk memakan – makanan yang mengandung gizi tinggi dan menghindari makanan bergula dan berlemak yang “berkalori namun tidak bergizi”.(Baziad, 2007).
Pada keadaan wanita menopause harus menghindari makanan yang dapat mengganggu kondisi tubuhnya. Makanan yang harus dihindari ialah kopi, alkohol dan makanan pedas karena dari efek mananan tersebut yang menggangu kesehatan dan meninggkatkan gejala menopause.(Baziad, 2007).
b) Olah raga
Wanita menopause butuh olah raga agar kondisi tubuh wanita menopause menjadi sehat. Olahraga yang sifatnya aerobic atau manaikkan denyut jantung seperti jalan, jogging, maupun renang akan sangat membantu anda untuk merasa lebih nyaman. Lakukan olah raga ini sebanyak 3 kali
18
seminggu dengan intensitas yang sesuai untuk menaikkan denyut jantung. Studi di AS menunjukan bahwa olahraga ini benar-benar membantu meredakan gelajala perimenopause tersebut. Olahraga penuh semangat yang teratur sangat berguna karena membantu tubuh belajar mengatasi kelebihan panas dan mendinginkan dengan lebih cepat. Cobalah juga langkah sederhana yaitu minum segelas air dingin atau merendam tangan Anda di air dingin. Pada wanita menopause olahraga sangat di haruskan, minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan harapan hidup dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Kegiatan ini dapat mengurangi resiko osteoporosis dan dapat mengurangi atau memperbaiki gejala menopause.(Sarwono, 2007)
c) Mengatasi Pancaran Panas (Hot Flashes)
Kebanyakan wanita yang mengalami menopause akan merasakan pancaran panas (Hot Flashes). Pancaran panas adalah gangguan. Akan tetapi, bagi beberapa wanita, hal ini menjadi problem yang benar-benar menyusahkan karena pancaran panas ini terjadi sangat sering atau terusmenerus menggangu tidur mereka. Mengatasinya pertama jangan panik, kedua usahakan menggunakan pakaian yang tidak dapat menimbulkan pancaran panas serta berpakaian yang longgar dan ketiga usahakan jauhi makanan yang dapat menimbulkan rasa panas (alkohol, kafein, gula, serta makanan pedas
19
dan
banyak
bumbu
dapat
merangsangnya,
begitu
pula
dengan
merokok).(Notoatmodjo, 2008).
B. Karakteristik Psikologis Tanda dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium (Proverawati, 2009).
20
1. Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010) a) Ketidakteraturan siklus haid Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur. Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan. b) Gejolak rasa panas (hot flash) Ini gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita akan mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini disebabkan karena hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing Hormone). Diduga disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan estrogen akan mengenai sistem alfa-adrenergik sentral yang selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas LH.
21
Sampai sekarang fenomena ini masih cukup menjadi misteri. Belum ada hasil riset mendetail membahas masalah ini. Rasa panas terkadang terjadi bahkan sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini biasanya akan menghilang dalam 5 tahun. Berkas panas yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu, juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas. Hal yang menyusahkan wanita selain merasa panas dan muncul kemerahan di tubuhnya, juga keluarnya keringat pada malam hari. Hal ini menjadikan tidur terasa tidak nyaman. Keluhan hot flushes mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 % penderita masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam bentuk terapi dalam meredakan keluhan hot flushes pada 90 % kasus. c) Keluar keringat di malam hari Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolaholah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak
22
membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit. d) Kekeringan vagina Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing (Angila, 2010). e) Perubahan kulit Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2008).
23
f) Sulit tidur Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam. g) Perubahan pada mulut Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal. h) Kerapuhan tulang Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur. Osteoporosis paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. i) Badan menjadi gemuk Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
24
j) Penyakit Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). k) Linu dan nyeri otot sendi Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan
kurangnya
penyerapan
kalsium
yang
telah
ditemukan
sebelumnya. l) Perubahan pada indra prasa Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi, maka kemungkinan giginya akan lebih cepat tinggal ( Angila, 2010).
25
2. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010) a) Ingatan menurun Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat. b) Kecemasan Kecemasan yang timbul
sering dihubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan. c) Mudah tersinggung Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. d) Stress Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap
26
sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi. e) Depresi Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya. C. Gaya Hidup Setiap perempuan pasti akan melewati masa menopause. saat memasuki menopause, perempuan dilanda rasa takut karena berhentinya masa subur karena alasan seksual. Perubahan seksual dan fisik pada masa itu, bukan berarti kehidupan seks akan ikut mati. Bertambahnya usia, maka perilaku seks juga akan berubah. Perubahan seksual pada wanita, khususnya setelah menopause, akan menurunkan tingkat produksi hormon esterogen dan androgen. Ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan fisik. Anda mungkin akan membutuhkan waktu lama atau sulit mengalami ketertarikan secara seksual. Kulit Anda akan lebih sensitif dan gampang teriritasi ketika bergesekan. Hubungan intim mungkin akan menimbulkan sakit, sebab dinding vagina menjadi tipis. Namun baru-baru ini sebuah studi mengungkap bahwa wanita
27
menopause ternyata memiliki gairah seks lebih tinggi ketimbang mereka yang masih dalam masa subur.(Notoadmodjo, 2008). Studi juga mengungkapkan, aktivitas seksual wanita menopause lebih baik daripada wanita yang masih dalam masa subur.“Ini karena wanita menopause lebih berpengalaman dalam hal bercinta,” tulis hasil penelitian Universitas Sheffield, Inggris, seperti dikutip dari laman Times of India. Hubungan seksual, bagi wanita menopause, menurut penelitian ini lebih mementingkan kualitas. Ini berbeda dengan masa-sama subur yang lebih banyak dipengaruhi perubahan hormon, sehingga lebih mementingkan kepuasan. “Dalam penelitian ini kami justru menemukan bahwa beberapa wanita menopause memperlihatkan peningkatan gairah seksual,” kata Dr Sharron Hinchcliff. Sementara itu, konsultan seks Dr Ferryal Loetan, ASC&T, Sp RM, MKes-MMR mengatakan, wanita yang mengalami menopause biasanya mengalami perubahan hormonal dalam tubuhnya. Artinya, kadar hormon dalam tubuhnya menurun. Akibatnya, si wanita menjadi kering kulitnya dan mudah keriput. Selain itu, vagina juga cenderung kering.(Sarwono,2007). “Kalau tubuh dijaga agar tetap sehat seperti olahraga teratur, bisa membuat hasrat seksual tetap terjaga. Dan sang wanita juga tetap mengalami orgasme," paparnya. "secara logika sebenarnya wanita menopause lebih tenang saat berhubungan seks, karena tidak akan punya anak lagi. Jadi aktivitas seksual hanya untuk rekreasi," katanya. Sabar dan saling Pengertian. Namun bagi sebagian besar orang dewasa yang sehat, umur tidak mengurangi kesenangan dan
28
ketertarikan akan seks. Malah kebanyakan orang merasa lebih bebas dalam seks pada tahun-tahun mereka di usia dewasa. Di sisi lain, beberapa pria dan wanita ada pula yang menjadi tidak aktif dalam hal seks (Notoadmodjo, 2007). Ada beberapa perubahan seksual pada pria di atas usia 50 yang mungkin Anda temui. Gairah seks pria sedikit pengaruhnya terhadap usia, kecuali jika menyangkut masalah kesehatan, pengobatan tertentu, atau adanya hubungan yang bermasalah dapat menurunkan gairah seksual. Pria juga akan lebih membutuhkan waktu untuk ereksi daripada ketika Anda muda. Anda pun bisa menunda ejakulasi lebih lama daripada ketika Anda muda. Dengan sedikit eksperimen dan kesabaran, Anda bisa mengatur perubahan seksual dan kepuasan seksual Anda dan kebutuhan intimasi. Bicarakanlah dengan pasangan Anda mengenai berbagai kekurangan yang mungkin ada dalam hubungan, sehingga Anda bisa mengatasinya bersama.(Sarwono, 2007). Jika ketertarikan seksual Anda mungkin dipengaruhi oleh pengobatan atau masalah kesehatan, mintalah bantuan pada dokter atau pakar kesehatan untuk mengobati hal itu. Seks secara teratur seringkali membantu mencegah hal ini menjadi lebih parah. Jika pelumas yang berbahan dasar air tidak cukup membantu, berkonsultasilah dengan pakar kesehatan mengenai krim esterogen untuk vagina, yang dapat mengurangi penipisan dan sensitivitas. Jika Anda ingin mencobanya dengan pasangan, carilah waktu untuk mendapatkan suasana santai dan lakukanlah pemanasan (foreplay). Gunakan pelumas jika vagina mengalami kekeringan atau iritasi, dan itu akan membantu Anda menikmati hubungan seks.
29
Minum sedikit alkohol mungkin akan membuat Anda merasa santai dan meningkatkan kemampuan merespons Anda, tetapi terlalu banyak alkohol mungkin akan menjadi kebalikannya dan merugikan Anda berdua. Perubahan gaya hidup juga bisa mempengaruhi wanita untuk lebih kreatif berekspresi menikmati kegiatan seksual bersama pasangan. Hal inilah yang membuat kualitas seksual lebih bermakna.(Ronald hutapea, 2008).
1. Usia Menopause ditentukan Oleh Pola Seks dan Gaya Hidup.
Posting kali ini khusus buat para wanita karena saya sedang membicarakan masalah usia menopause wanita. Setiap wanita cepat atau lambat pasti akan mengalami menopause karena itu sudah proses yang harus dialami sama halnya seperti kematian. Biasanya wanita mengalami masa menopause pada usia 45 – 55 tahun, tergantung dari pola hidup yang dilakukannya di masa muda. Semakin buruk pola gaya hidupnya, maka semakin cepat pula ia mengalami menopause. Jadi berhati-hatilah, gaya hidup anda
di
masa
muda
mempengaruhi
menopause.(Sarwono,2008).
usia
anda
mulai
mengalami
30
Menurut Sarwono (2008), gaya hidup yang mempercepat usia menopause wanita, yaitu :
a) Gaya Hidup Perokok
Salah satu faktor yang paling cepat mendatangkan usia menopause adalah kebiasaan merokok. Wanita perokok akan mengalami menopause lebih cepat dua tahun daripada yang bukan perokok, sebagaimana penjelasan dari Dr. Danielle Morris dari Institute of Cancer Research Inggris.
b) Pola Olahraga dan Asupan Air Minum Yang Kurang
Wanita yang mengalami usia menopause lebih lambat mempunyai kebiasaan minum air lebih dari rata-rata dua gelas sehari saat berusia 25-49 tahun, rutin melakukan olahraga pada usia 30-49 tahun atau menjadi vegetarian. Riset tentang hal ini sudah dipublikasikan di American Journal of Epidemiology ini yang menunjukkan beberapa faktor seperti olahraga dan konsumsi air selama masa muda dapat memperlambat usia menopause. Asupan air minum dan olahraga yang kurang di usia produktif lebih mendekatkan usia menopause pada wanita.
31
c) Seks dan Pola Kehidupan Seksual
Hal ini terkait dengan stress. Diketahui bahwa stress juga dapat mempercepat usia menopause. Salah satu hal yang dapat menekan stress secara efektif adalah hubungan seks yang sehat. Jika pola hubungan seksual seorang wanita tidak sehat apalagi jarang melakukan hubungan seks, ini semakin membuka serangan stress dan mempercepat usia menopause. Oleh karena itu sangat dianjurkan wanita untuk menikah mulai usia 25 tahun, agar bisa melakukan aktivitas seksual sejak usia itu dan mempermudah untuk menekan stress dengan baik. Justru seks dalam frekuensi yang normal dan bagus itulah yang dapat menekan stress secara efektif. Frekuensi seks yang normal itu maksimal dilakukan 2 atau 3 kali dalam seminggu, di luar itu tentunya sudah tidak bagus.
32
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo, 2002). Hal ini terkait dengan diketahui bahwa stress juga dapat mempercepat usia menopause. Salah satu hal yang dapat menekan stress secara efektif adalah hubungan seks yang sehat. Jika pola hubungan seksual seorang wanita tidak sehat apalagi jarang melakukan hubungan seks, ini semakin membuka serangan stress dan mempercepat usia menopause. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah seperti gambar dibawah ini :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Karakteristik psikologis
Aktivitas seksual pada ibu menopause
33
Gaya hidup
Gambar 1.3 Kerangka Konsep penelitian B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Variabel Dependen
1.
Aktivitas seksual pada ibu menopause
Pola / kegiatan seksual ibu sehari – hari pada masa menopause
Pengisian kuesioner
Kuesioner
Ada : Bagi yang aktivitas seksual nya menurun
Ada
Oridinal
Tidak
Tidak : bagi yang aktivitas seksual nya tidak menurun Variabel Independen 1.
Karakteristik psikologis : - Ketidakteraturan
Karakteristik ibu dalam menghadapi
Pengisian kuesioner - Baik bila
Kuesioner
Baik
Oridinar
34
siklus haid - Gejolak rasa panas - Keluar keringat di malam hari - Kekeringan vagina - Perubahan kulit - Sulit tidur - Peruban pada mulut - Kerapuhan tulang - Badan menjadi gemuk - Penyakit - Linu dan nyeri otot sandi
- Perubahan pada indra prasa - Ingatan menurun - Kecemasan - Mudah tersinggung - Stress - Depresi
perubahan fisik dan perubahan psikologis pada masa menopause
jawaban 76 – 100% - Cukup bila jawaban 56 – 75% - Kurang jika jawaban < 56%
Cukup kurang
35
2.
Gaya hidup - Pola kehidupan sehari – hari - Pola kehidupan seksual
Gaya hidup ibu dalam menghadapi aktivitas sehari- hari dan dalam menghadapi aktivitas seksual pada masa menopause
Pengisian Kuesioner Ada : Bagi yang ada menghadapi aktivitas sehari- hari dan aktivitas seksual
Kuesioner
Baik Tidak Baik
Tidak : Bagi yang tidak ada menghadapi aktivitas sehari –hari dan aktivitas seksual
C.
HIPOTESIS a. Ha – Ada hubungan antara karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual
pada
ibu menopause. Ho – Tidak ada hubungan antara karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu menopaause. b. Ha - Ada hubungan antara gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause. Ho – tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause.
Oridinal
36
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Desain cross sectional yaitu suatu penelitian dimana pengumpulan data dilakukan secara bersamaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat dan mengetahui hubungan karakteristik psikolgis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Tahun 2013. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu- ibu yang berusia 45 s/d 55 tahun di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar, yang berkunjung di Posyandu Lansia Kutabaro yaitu 35 orang, dengan jumlah populasi dalam 10 desa 482 orang di tahun 2012. 2. Sampel Menurut (Slovin, 2008) untuk menentukan jumlah sampel dan besar sampel digunakan rumus :
37
Keterangan : n
: Jumlah Sampel
N
: Jumlah Populasi
d
: Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan (0,1) atau 10 %
Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 83 orang. Berdasarkan perkiraan rumus di atas maka di peroleh jumlah sampel sebanyak 83 ibu – ibu yang berusia 45 s/d 55 tahun yang ada di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. Proses pegumpulan data di lapangan menggunakan tehnik random sampling (notoadmodjo, 2003) C. Tempat dan waktu penelitian
38
1. Tempat Penelitian Tempat nelitian adalah di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Tahun 2013.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2013. D. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer Jenis data yang digunakan ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh penelitian dengan cara wawancara menggunakan kuesioner kepada ibu- ibu di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar yang telah disusun untuk menjaring informasi yang ingin diketahui sesuai dengan tujuan penelitian. b. Data Sekunder Data penunjang yang di dapat dari Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. E. Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 25 pertanyaan yang terdiri dari 17 pertanyaan tentang karakteristik psikologis, dan 8 pertanyaan tentang gaya hidup pada ibu menopause. F. Teknik Pengolahan Data
39
1. Pengolahan data Menurut Purwanto (dalam notoadmodjo, 2005) pengolahan data dilakukan sebagai berikut :
a) Editing Untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar, sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti. b) Coding Pereberian kode atau tanda pada tiap data yang telah terkumpul untuk mempermudahkan memasukkan data kedalam tabel. c) Tabulating Untuk memudah pengorganisasian data agar mudah di jumlah, disusun dan di data untuk disajikan data dan dianalisis. d) Transferring Yaitu memberi kode – kode tertentu kepada masing – masing kategori atau jawaban yang diberikan responden. 2. Analisa Data a) Analisa Univariat
40
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Menurut Budiarto (2002) data yang telah dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi ditentukan persentase perolehan untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
p
×100%
Keterangan: p
= Persentase
f
= Frekuensi Teramati
n
= Jumlah Sampel
100%
= Bilangan Tetap
b) Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Skor diperoleh dengan menggunakan metode statistik Chisquare test (X2) dikutip dari Sudjana (2001) dengan rumus sebagai berikut:
41
Keterangan : O
: Frekuensi Observasi
e
: Frekuensi Harapan Untuk melihat karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas
seksual pada ibu menopause, maka dilakukan menguji hipotesis penelitian didasarkan atas taraf signifikasi 95% (p < 0,05) dengan menggunakan chisquare. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya faktor yang mempengaruhi yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program komputer SPSS for windows. Melalui perhitungan uji chi-square test selanjutnya ditarik pada kesimpulan bila nilai p lebih kecil dari alpa (p < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan bermakna antara variabel bebas. Maka akan digunakan dalam rumus (Budiarto, 2002).
̅
∑
Keterangan : ̅
: Rata – rata
∑
: Jumlah variabel
n
: Jumlah kasus dan data variabel
42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecematan Kuta Baro Merupakan salah satu daerah dengan ibu kota lambaro bileu yang terletak di kabupaten Aceh Besar dengan jumlah 47 Desa dan jumlah penduduk 4130 jiwa, yang dibagi kedalam 5 Mukim dengan luas 83.81Km2 (8,381 Ha). Batasan Wilayah Kecamatan Kota Baro Adalah Sebagai Berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Darussalam 2. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Krung Barona Jaya 3. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Blang Bintang dan kecamatan Mesjid Raya 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ingin Jaya dan Blang Bintang. DATA POSYANDU USILA (USIA LANJUT) MENURUT JENIS KELAMIN PUSKESMAS KUTA BARO TAHUN 2012 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
DESA LAMNEUHEUN GUE LAMBAET CUCUM MEUNASAH BAKTRING LAMTRING LAMTEUBE GEUPULA COT RAYA LAMSEUNONG
LAKI- LAKI 32 59 97 38 28
PEREMPUAN 43 62 94 53 38
JUMLAH 75 121 191 91 66
35 27
49 29
84 56
47 39
50 44
97 83
43
10
PUUK JUMLAH
57 459
20 482
77 941
DATA USILA PUSKESMAS KUTA BARO TAHUN 2012 NO
DESA
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
COT CUT
87
91
178
2
COT PEUTANO
41
39
80
3
BABAH JURONG
85
81
166
4
LAMPOH KEDE
43
33
76
5
LAMBRO DEYAH
58
35
93
6
LAMBRO BILUY
90
97
187
7
LAM ASAN
42
45
87
8
MEUNASAH BAKTRING
28
38
66
9
LAM GLUMPANG
24
27
51
10
COT MASAM
26
48
74
11
COT BEUT
17
19
36
12
LAMNEUHEUN
32
43
75
13
BUNGBAKJOK
53
44
97
14
SEUPEU
66
74
140
15
KRUNG ANOI
58
54
112
16
LAMPUUK
22
16
38
17
LAMBAET
97
94
191
18
COT MANCANG
30
34
64
19
GUE
59
62
121
20
LAMCEU
88
107
195
21
COT PREH
39
49
88
22
UJONG BLANG
55
51
106
23
RABEU
45
41
94
24
DEYAH
37
53
78
25
CUCUM
38
52
91
26
BEURAGONG
30
50
51
27
COT RAYA
47
62
97
28
COT YANG
26
49
88
29
LAMTRING
35
43
84
30
LAMSABANG
61
41
104
31
LAMPOH TAROM
44
43
85
32
LEUPUNG MESJID
48
50
91
33
LEUPUNG ULEE ALU
34
17
84
44
34
LAM ALU RAYA
12
95
29
35
LAL ALU CUT
76
29
171
36
LAMTEUBE GEUPULA
27
21
56
37
LAMTEUBE MON ARA
13
39
34
38
COT LAMME
36
14
75
39
BAKBULOH
17
44
31
40
LAMSEUNONG
39
21
83
41
ARON
17
14
38
42
LAMROH
12
49
26
43
LAMRAYA
49
24
98
44
TUMPOK LAMPOH
27
20
51
45
PUUK
57
11
77
46
LAMBUNOT TANOH
17
28
28
47
LAMBUNOT RAYA
37
21
65
JUMLAH
221
2109
4130
B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mulai dari tanggal 15 s/d 22 Juli 2013 di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar dengan jumlah sampel 83 orang diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Analisa Univariat a. Karakteristik Psikologis Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Psikologis pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar
No 1 2
Karakteristik Psikologis Kurang Baik
Total Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
F 20 63 83
% 24.1% 75.9% 100%
45
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui karakteristik psikologis responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 63 orang (75.9%).
b. Gaya Hidup Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Gaya Hidup pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar
No 1 2
Gaya Hidup
F
Tidak Baik Baik
Total Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
26 57 83
% 31.3% 68.7% 100%
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketatahui bahwa gaya hidup responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 57 orang (68.7%). c. Aktivitas Seksual Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Aktivitas Seksual pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar
No 1 2
Aktivitas Seksual Tidak Ada Ada
Total Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
F
%
13 70 83
15.7% 84.3% 100%
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa pada ibu – ibu menopause ada melakukan aktivitas seksual yaitu sebanyak 70 Orang (84.3%).
46
2. Analisa Bivariat a. Hubungan Karakteristik Psikologis dengan Aktivitas Seksual Tabel 5.4 Hubungan Karakteristik Psikologis dengan Aktivitas Seksual Pada Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Karakteristik Aktivitas Seksual Total Psikologis T.Ada Ada Kurang 11(55%) 9(45%) 20 Baik 2(3.2%) 61(96.8%) 63 Total 13(15.7%) 70(84.3%) 83(100%)
P.Value 0,000
α 0,05
Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa dari 63 responden yang karakteristik psikologis baik, ternyata yang melakukan aktivitas seksualnya sebanyak 61 orang (96.8%). Dan dari 20 responden yang karakteristik psikologisnya kurang, ternyata 11 (55%) Orang tidak melakukan aktivitas seksual. Berdasarkan Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p= value = 0.000, berarti bahwa ada hubungan antara karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu menopause di Kecamatan Kutabaro Aceh Besar.
47
b. Hubungan Gaya Hidup dengan Aktivitas Seksual Tabel 5.5 Hubungan Gaya Hidup dengan Aktivitas Seksual Pada
Ibu Menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar Gaya Hidup T.Baik Baik Total
Aktivitas Seksual Total T.Ada Ada 10 (38.5%) 16 (61.5%) 26 3 (5.3%) 54(94.7%) 57 13(15.7%) 70(84.3%) 83(100%)
P.Value 0,000
0,05
Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 57 responden yang mempunyai gaya hidup baik, ternyata 54 orang (94.7%)
melakukan
aktivitas seksual. Dan dari 26 responden yang gaya hidupnya tidak baik, 16 orang (61.5%) juga melakukan aktivitas seksual. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p= value = 0,000, berarti bahwa ada hubungan antara gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopouse di Kecamatan Kutabaro Aceh Besar.
48
C. Pembahasan 1. Hubungan Karakteristik Psikologis Dengan Aktivitas Seksual Berdasarkan tabel 5.1 di atas di ketahui bahwa karakteristik psikologis responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 63 orang (75.9%). Dan karakteristik psikologis responden berada dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 20 orang (24.1%). Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa dari 63 responden yang karakteristik psikologis baik, Ternyata yang melakukan Aktivitas Seksualnya sebanyak 61 orang (96.8%). Dan dari 20 responden yang Karakteristik Psikologisnya Kurang, Ternyata 11 (55%) Orang tidak melakukan Aktivitas Seksual. Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p= value = 0.000, berarti ada Hubungan Karakteristik Psikologis dengan Aktivitas Seksual Pada Ibu Menopause Di Kecamatan Kutabaro Aceh Besar.
49
Menurut
asumsi peneliti adanya Hubungan antara Karakteristik
Psikologis dengan Aktivitas Seksual memang sangat berpengaruh, karena berbeda psikologis/keadaan jiwanya beda juga dalam beraktivitas seksualnya terutama pada Ibu – Ibu Menopause. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan pada ibu – ibu menopause yang terdapat pada karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu – ibu menopause yaitu:
a) ketidakteraturan siklus haid pada ibu – ibu menopause yaitu sebanyak 23 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang masih teratur siklus haidnya sebanyak 60 orang. b) Yang terjadi gejolak rasa panas pada ibu – ibu menopause yaitu sebanyak 64 orang darai 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak terjadi gejolak rasa panas sebanyak 19 orang. c) Yang keluar keringat dimalam hari pada ibu – ibu menopause yaitu sebanyak 63 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak keluar keringat dimalam hari sebanyak 20 orang. d) Ibu – ibu yang merasa kekeringan pada vagina selama memasuki masa menopause yaitu sebanyak 3 orang dai 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak merasa kekeringan vagina di masa menopause sebanyak 80 orang.
50
e) Ibu – ibu menopause yang ada merasa perubahan kulit pada saat menopause yaitu sebanyak 64 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak merasa perubahan kulit pada saat menopause sebanyak 19 oarng. f) Ibu – ibu merasa gangguan tidur pada masa menopause yaitu sebanyak 64 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan tidak merasa gangguan tidur di masa menopause sebanyak 29 orang. g) Ibu – ibu merasa perubahan pada mulut pada saat memasuki masa menopause yaitu sebanyak 76 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan tidak merasa perubahan pada mulut di masa menopause sebanyak 7 orang. h) Ibu – ibu yang tau tentang kerapuhan tulang pada saat memasuki massa menopause yaitu sebanyak 11 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak tau tentang kerapuhan tulang pda saat masa menopause sebanyak 72 orang. i) Ibu – ibu merasa berat badan bertambah selama menopause yaitu sebanyak 55 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak merasa berat badan bertambah selama sebanyak 28 rang. j) Ibu – ibu sering mengalami kesakitan pada masa menopause yaitu sebanyak 73 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak merasa kesakitan di masa menopause sebanyak 10 orang. k) Ibu – ibu yang merasa gangguan pada ot dan sandi di masa menopause yaitu sebanyak 75 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tiddsk
51
merasa gangguan pada otot dan sandi di masa menopause sebanyak 8 orang. l) Ibu – ibu yang merasa perubahan pada indra prasa di masa menopause yaitu sebanyak 46 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak merasa prubahan paa indra prasa di masa menopause sebanyak 37 orang. m) Ibu – ibu yang terjadi ingatannya menurun di msa menopause yaitu sebanyak 63 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak terjadi ingatannya menurun sebanyak 20 orang. n) Ibu – ibu yang terjadi kecemasan dalam menghadapi masa menopause yaitu sebanyak 13 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak terjadi kecemasan dalam menghadapi masa menopause sebanyak 70 orang. o) Ibu – ibu yang merasa mudah tersinggunga dimasa menopause yaitu sebanyak 67 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak merasa mudah tersinggung dimasa menopause sebanyak 16 orang. p) Ibu – bu yang mengalami gangguan hidup ataupu stress di masa menopause yaitu sebanyak 1 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak mengalami gangguan hidup ataupun stress sebanyak 82 orang. q) Ibu – ibu yang merasa depresi ( bersedih ) di masa menopause yaitu sebanyak 52 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidakmerasa depresi dimasa menopause sebanyak 31 orang. Menurut teori (Sarlito, 2009) Perilaku seksual di pengaruhi oleh rangsangan seksual, baik ransangan dari dalam seperti karakteristik
52
psikologis, percaya diri, harga diri, maupun dari luar. Pengaruh dari luar seperti gaya hidup, budaya, pengaruh sosial. Menurut Gert Martin Hald (GMH, 2012) dari University of Copenhagen mengindikasikan bahwa faktorfaktor lain seperti watak seseorang, khususnya yang memang mencari sensasi tertentu, lebih mempengaruhi perilaku seksual.
2. Hubungan Gaya Hidup dengan Aktivitas Seksual Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketatahui bahwa gaya hidup responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 57 orang (68.7%). Dan gaya hidup responden dalam katagori tidak baik yaitu sebanyak 26 orang (31.3%). Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa pada ibu – ibu menopause ada melakukan aktivitas seksual yaitu sebanyak 70 Orang (84.3%). Dan pada ibu – ibu menopause yang tidak melakukan aktivitas seksual yaitu sebanyak 13 orang (15.7%) Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 57 responden yang mempunyai gaya hidup baik, ternyata 54 orang (94.7%) melakukan Aktivitas Seksual. Dan dari 26 responden yang gaya hidupnya tidak baik, 16 Orang (61.5%) juga melakukan Aktivitas Seksual.
53
Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p= value = 0,000, ada Hubungan gaya hidup dengan Aktivitas Seksual pada ibu menopause di Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. Menurut asumsi peneliti gaya hidup berhubungan dengan aktivitas seksual karena kesehatan fisik bergantung pada gaya hidup juga, fisik yang tidak sehat akibat pola hidup tidak sehat dapat mempengaruhi aktivitas seksual. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan pada ibu – ibu menopause yang terdapat pada gaya hidup dengan pola kehidupan sehari hari pada ibu – ibu menopause yaitu : a) Kegiatan ibu sehari – hari yang ada pergi kesawah atau ke kebun yaitu sebanyak 48 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak ada kegiatan sehari – hari seperti perrgi kesawah atau kekebun sebanyak 35 orang. b) Kegiatan ibu sehari – hari yang ada berdagang seperti jualan yaitu sebanyak 29 orang dari83 ibu – ibu menopause dan yang tidak ada berdagang seperti jualan sebanyak 54 orang. c) Kegiatan ibu dalam sehari – hari yang ada mengikuti arisan yaitu sebanyak 59 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang tidak ada mengikuti arisan sebanyak 24 orang. d) Ibu – ibu dalam sehari – hari yang hoby nya berjalan – jalan dimasa menopause yaitu sebanyak 13 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan
54
yang tidak ada hoby berjalan – jalan dimasa menopause sebanyak 70 orang. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan pada ibu – ibu menopause yang terdapat pada gaya hidup dengan pola kehidupan seksual pada ibu – ibu menopause yaitu : a) Pada ibu – ibu tidak ada yang melakukan aktivitas seksual lebih sering di masa menopause. b) Ibu – ibu yang melakukan aktivitas seksual nya berkurang di masa menopause yaitu sebanyak 70 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang melakukan aktivitas seksual nya tidak berkurang dimasa menopause sebanyak 13 orang. c) Ibu – ibu yang merasa gairah seksual nya ( libido) menurun di masa menopause yaitu sebanyak 81 orang dari 83 ibu – ibu menopause dan yang merasa gairah seksualnya tidak menurun di masa menopause sebanyak 2 orang. d) Ibu – ibu tidak ada yang merassa gairah seksual nya lebih meningkat di masa menopause. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fadila, 2003) mengatakan bahwa adanya hubungan gaya hidup dengan aktivitas seksual dengan p=value = 0,001. Menurut
teori
yang
Faktor gaya hidup disini
meliputi
dilakukan penyalahgunaan
oleh (Crain, 2002), alkohol
dalam
55
aktivitas seksual, ketersediaan waktu untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan, dan penentuan waktu yang tepat untuk aktivitas seksual. Menurut (Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa gaya hidup seseorang yang dapat mempengaruhi aktivitas seksualnya ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi.
56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara karakteristik psikologis dengan aktivitas seksual pada ibu menopause, p.value = 0,000. 2. Ada hubungan antara gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause, p.value = 0,000. B. Saran 1. Bagi peneliti dapat menjadikan hasil penilitian ini sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause. 2. Bagi tempat penelitian dapat menjadikan sebagai bahan tambahan dalam memberikan informasi tentang hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause Di Posyandu Lansia Kecamatan Kutabaro Aceh Besar. 3. Bagi institusi dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan bahan masukan untuk mengembangkan dan meningkatkan penelitian tentang hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu menopause.
57
4. Bagi ibu – ibu menopause agar dapat menerima perubahan – perubahan fisik maupun kejiwaan pada saat menghadapi masa menpause. 5. Dapat menambah pengetahuan para suami tentang hubungan karakteristik psikologis dan gaya hidup dengan aktivitas seksual pada ibu - ibu menopause.
58
DAFTAR PUSTAKA Baziad, Ali Menopause dan Andropause Edisi I. Jakarta :2008 Budiarto, E Dasar – Dasar Metode Stastika Kedokteran. Jakarta : Salema Medika (2002) Crain, 2002,ms.wikipedia.orang.diakses pada tanggal 18-08-2013. Depkes RI, Wanita Menopause. http://www.kti-skripsi.net/2012/02/hubunganpengetahuan-wanita-menopause.htmls. Akses 06 -01-2013. Depkes.go.id. http://www.penyakitwanita.com/menopause/). Akses 06-01-2013. Fadilla 2003, gaya hidup,www,gayahidup.plasa.msn.co.diakses pada tanggal 18- 082013. http://februl.wordpress.com/2012/07/14/menopause-pengertian-menopause/. 06-01-2013.
Akses
http://www.google.com/search=karakteristik+psikologis+menopouse+pada+lansia Akses 25-02-2013. Irawati, 2007 http://www.kesrepro.info.Akses 05-02-2013. Mahfoedz, I. Metode Penelitian kesehatan, keperawatan, kebidanan, kedokteran, yokyakarta. Fitramaya (2008). Notoatmodjo S. 2008. Metedologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakart __________. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta (2007). Nugreheni ,2009,clininaris.blogspot.com,diakses pada tanggal 18-08-2013. Prawirohardjo,S Ilmi Kebidanan Yokyakarta : Rineka Cipta (2009) ___________ . Ilmu kebidanan Yokyakarta : Rineka Cipta (2010). Ronal Hutapea, Sehat dan Ceria Di Usia Senja, Rineka Cipta (2008). Slovin.2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi dan Instrumen. Salemba Medika. Jakarta. Sarwono, P.Ilmu Kandungan Yokyakarta : Rineka Cipta (2008)
59
___________. Ilmu Kandungan Yokyakarta : Rineka Cipta (2007). Sarlito,2009,books.google.com,diakses pada tanggal 18-08-2013