1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak dari era pasar bebas yang saat ini dirasakan adalah persaingan ketat antar perusahaan. Hal ini me...
A. Latar Belakang Masalah Dampak dari era pasar bebas yang saat ini dirasakan adalah persaingan ketat antar perusahaan. Hal ini menuntut perusahaan untuk selalu meningkatkan pencapaian kinerja. Penilaian pencapaian kinerja terhadap suatu perusahaan merupakan tahap evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan aktivitas operasional yang dilakukan. Cara sederhana dalam menilai kinerja dengan mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan strategi yang telah direncanakan. Pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dasar yang menyebabkan tidak memadainya kinerja perusahaan, sehingga dapat dicari rekomendasi penyelesaiannya. Ada berbagai metode yang tersedia dalam mengukur kinerja perusahaan misalkan dengan metode DuPONT System, Radar, EVA, dan MVA. DuPONT System adalah analisa rasio-rasio keuangan secara menyeluruh dengan Return on Investmen (ROI) sebagai acuan utama kinerja perusahaan. Sedang Metode Radar adalah perhitungan rasio-rasio keuangan secara menyeluruh dan ditampilkan dalam bentuk diagram yang menyerupai radar dan tidak hanya berpacu pada salah satu rasio keuangan saja. Selain itu terdapat metode EVA (Economic Value Added) digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan ukuran tertimbang (weighted) dari modal awal yang dimiliki perusahaan. Sedang metode MVA (Market Value Added) digunakan untuk
1
2
mengukur secara kumulatif pencapaian kinerja perusahaan untuk jangka panjang dengan cara mengalikan jumlah saham yang beredar dengan selisih antara harga saham dengan nilai buku ekonomis per lembar saham (Tunggal, 2001). Pengukuran kinerja yang telah disebutkan di atas hanya menitikberatkan pada sisi keuangan saja tanpa mengukur aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen. Asumsinya, dengan pencapaian kinerja keuangan yang tinggi dapat menjadi tolak ukur atas keberhasilan usaha yang dijalankan. Padahal, dalam mengukur kinerja suatu perusahaan tidak bisa hanya melihat dari sisi keuangan, tetapi juga non keuangan. Dengan hanya melihat ukuran-ukuran keuangan saja tidak akan dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan suatu perusahaan. Upaya untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan
suatu
metode
dengan
nama
Balanced
Scorecard
dengan
mempertimbangkan empat aspek, antara lain keuangan, pelanggan, proses bisnis internal
serta
proses
pembelajaran
dan
pertumbuhan.
Upaya
untuk
menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan menghasilkan suatu metode pengukuran kinerja yang komprehensif yaitu balanced scorecard, yang pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996). Metode Balanced scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja untuk masa depan perusahaan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan misi yang dimiliki perusahaan. Tujuan dan ukuran tersebut memandang kinerja perusahaan melalui empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
3
pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif ini memberi kerangka kerja bagi balanced scorecard (Kaplan dan Norton, 2000:7). Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Bank umum adalah bank dalam kegiatan usahanya dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan BPR adalah dalam kegiatan usahanya tidak dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Undang-Undang No.10 Tahun 1998). Karena tidak dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran maka sasaran BPR adalah usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan mayarkat kecil di kecamatan/pedesaan. Kehadiran bank-bank umum di pasar mikro membuat BPR harus berbenah diri untuk mengatasi persaingan tersebut baik dari aspek finansial maupun aspek non finansial. Dari aspek finansial diperlukan adanya peningkatan modal agar BPR leluasa menyalurkan kreditnya, dan dari aspek non finansial diperlukan pembenahan terhadap teknologi informasi demi tercapainya kepuasan serta loyalitas para nasabah sehingga selalu selalu setia menginvestasikan dananya dan meminta permohonan kredit pada bank tersebut (http://www.infobanknews.com/). Oleh karena itu BPR dalam menilai kinerjanya tidak harus melihat aspek finansial saja, tetapi juga aspek non finansialnya. Balanced scorecard merupakan alternatif penilaian kinerja baik dari aspek keuangan maupun non keuangan. Objek dari penelitian ini adalah BPR Sedayadhana Makmur Tumpang.
4
BPR ini memiliki 2 kantor kas, kredit pinjaman diatas 10 milyar dan menerapkan sistem komputerisasi yang berbasis SID (sistem informasi debitur). Dalam penilaian kinerjanya BPR ini masih menitikberatkan pengukuran kinerja tradisional yaitu hanya aspek finansial saja yang tidak memberikan gambaran riil mengenai kinerja sesungguhnya BPR tersebut. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai “PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. BPR. Sedayadhana Makmur Tumpang periode 2011-2013)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan, maka permasalahan yang
dirumuskan pada penelitian ini adalah bagaimana kinerja BPR. Sedayadhana Makmur Tumpang periode 2011-2013 jika diukur dengan menggunakan konsep balanced scorecard? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menilai hasil kinerja BPR Sedayadhana Makmur Tumpang periode 2011-2013 berdasarkan konsep balanced scorecard. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Diharapkan memberikan masukan mengenai sistem penilaian kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dan sebagai bahan evaluasi bagi
5
manajemen BPR. Sedayadhana Makmur Tumpang untuk menilai kinerja perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan atau informasi yang relevan mengenai penilaian kinerja dengan metode balanced scorecard.