BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini
sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha yang ingin tetap bertahan dan mengembangkan semaksimal mungkin usahanya. Keadaan ekonomi yang sulit seperti saat ini menuntut perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga perusahaan mampu bertahan. Perusahaan-perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat tidak hanya antar perusahaan sejenis tetapi lebih melibatkan industri secara keseluruhan, dan juga berbagai ancaman dari pihak eksternal lainnya. Sehingga, Perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis dan persaingan yang ketat. Hal ini juga yang saat ini dihadapi oleh perusahanan rokok Indonesia. Perusahaan rokok di Indonesia memiliki peran yang sangat sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect yang sangat luas, seperti menumbuhkan industri jasa terkait, penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja mencapai 6,1 juta orang terutama di daerah penghasil tembakau, cengkeh dan pusat-pusat produksi rokok. Pita Cukai rokok telah menyumbang pendapatan pajak yang besar bagi Indonesia. Pada tahun 2010 dan 2011 lalu, pemerintah sudah menaikkan cukai rokok masing-masing sebesar 12% dan 6%. Tahun 2012 kenaikan tarif cukai
Universitas Sumatera Utara
berkisar antara 13% - 16%. Pemerintah bahkan sudah mulai mempersiapkan kenaikan cukai rokok untuk 2013 (detik.com). Hal ini tentu sangat memberatkan bagi Perusahaan Rokok di Indonesia Pemerintah saat ini juga telah menyiapkan Rancangan Undang- Undang Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan (RUU PDPTTK), RUU PDPTTK dirancang dengan mengakomodasi 95% pilosofi FCTC yang sebelumnya digerakkan WHO (World Health Organization). RUU tersebut berisi enam poin penting guna mengendalikan konsumsi tembakau rokok di Indonesia. Enam poin itu menyangkut pengendalian harga dan pajak, pembatasan total terhadap iklan, pemberian sponsor, dan promosi, pelabelan peringatan kesehatan berupa gambar, Undang-Undang Udara Bersih atau Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pencantuman kandungan produk, serta penyelundupan. Disamping itu, saat ini terdapat suatu paradigma di masyarakat modern bahwa konsumsi rokok akan sangat merugikan kesehatan. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan rokok berkurang setiap tahunnya, ribuan industry-industri rokok tradisional pada akhirnya bangkrut dan tidak mampu beroperasi kembali. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah, Produksi dan Cukai Industri Rokok (2007-2011) Tahun Jumlah Perusahaan Jumlah Produksi Cukai (Unit) (Milyar Batang) (Rp. Trilliun) 2007 4793 231,0 43,5 2008 3961 240,0 49,0 2009 3255 245,0 54,3 2010 1994 249,0 59,3 1664 2011 279,4 77,0 (Sumber: Ditjen Bea Cukai)
Universitas Sumatera Utara
Fenomena-fenomena yang terjadi mengharuskan perusahaan rokok di Indonesia untuk
memiliki kinerja keuangan yang baik, sehinggga mampu
bertahan dan mencapai tujuan perusahaan.Salah satu indikator yang umum digunakan untuk menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik adalah saat perusahaan dapat memperoleh Laba serta mampu mempertahankan kontinuitas perolehan laba, artinya, perusahaan mampu menghasilkan keuntungan (laba) secara terus-menerus. Laba tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya tolak ukur, dalam menyatakan kinerja keuangan sutu perusahaan tersebut baik. Dibutuhkan suatu analisis yang menyeluruh terhadap aspek-aspek finansial perusahaan, seperti: aset, kewajiban dan modal, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan akurat. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan (Kasmir, 2008: 215) seperti:” analisis perbandingan, analisis tren, indeks berseri, common size, analisis arus kas dan modal kerja, dan analisis rasio keuangan”. Namun, analisa dengan menggunakan rasio akan memberikan hasil yang mampu memberikan pengukuran relatif dari keseluruhan aktivitas perusahaan. Rasio Keuangan adalah “angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan” (Harahap, 2008 : 297). Rasio keuangan dapat menjelaskan Informasi yang dapat digunakan sebagai alat pertimbangan, dan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan dimasa sekarang dan yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis rasio keuangan
digunakan untuk menilai
kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya,
dan
menilai
kemampuan
manajemen
dalam
memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2008 : 105). Perbedaan perusahaan dapat membuat perbedaan rasio-rasio keuangannya. Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik perusahaan yang berbeda, manajemen yang berbeda, pengambilan keputusan yang berbeda dan faktor-faktor lain. Perusahaan pada umumnya melakukan perbandingan rasio keuangan dengan perusahaan lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui posisi perusahaan tersebut diantara para pesaingnya. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai rasio-rasio keuangan yang ideal karena melalui rasio yang ideal,
akan
menggambarkan suatu manajemen yang baik. P.T Gudang Garam,Tbk dan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah perusahaan penghasil rokok di Indonesia. Bergerak dalam sektor industri yang sama, bahkan memiliki segmen pasar yang sama, pada akhirnya menempatkan P.T Gudang Garam menjadi perusahaan kompetitor P.T. H.M. Sampoerna dan sebaliknya. Tabel 1.2 Profil P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk Keterangan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk P.T. Gudang Garam,Tbk Jenis Publik (IDX: HMSP) Publik (IDX: GGRM) Tahun Berdiri 1913 1958 Kantor Pusat Surabaya, Jawa Timur. Kediri, Jawa Timur. Pendapatan (juta) Rp. 52.856.708 Rp. 41.884.352 Tahun 2011 Laba bersih (juta) Rp. 8.064.426 Rp. 4.958.102 Tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 menjelaskan profil P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk secara umum. Berdasarkan Tabel 1.2, P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk Memiliki beberapa persamaan. Hal ini dapat dilihat dari jenis Perusahaan yang sama yaitu Perusahaan terbuka (publik), berada pada sektor yang sama, yakni sektor manufaktur, dalam hal ini memproduksi produk yang sama yaitu rokok kretek. Ditinjau dari segi keuangan nampak jelas perbedaan yang sangat besar. Pada Tahun 2011 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk memiliki jumlah pendapatan sebesar Rp.52.856.708 (dalam juta Rupiah) dan memiliki jumlah laba bersih sebesar Rp. 8.064.426 (dalam juta Rupiah), Sedangkan P.T. Gudang Garam,Tbk memiliki jumlah pendapatan sebesar Rp. 41.884.352(dalam juta Rupiah) dan memiliki jumlah laba bersih sebesar Rp. 4.958.102 (dalam juta Rupiah) pada tahun 2011. Pada Tahun 2011 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah perusahaan penghasil rokok dengan laba terbesar dan P.T. Gudang Garam,Tbk adalah perusahaan dengan laba terkecil dari dari 3 perusahaan rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia yaitu: P.T. H.M. Sampoerna,Tbk, P.T.Gudang Garam,Tbk, dan P.T. Bentoel Internasional Investama, Tbk. Perbedaan tersebut melatarbelakangi penulis dalam melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Komparatif Rasio Keuangan pada P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk”.
Universitas Sumatera Utara
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut a)
Apakah
Terdapat
perbedaan
kinerja
keuangan
antara
P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk? b)
Bagaimana kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dibandingkan dengan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam, Tbk?.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)
Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk
b)
Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kinerja keuangan P.T. H.M.Sampoerna,Tbk dan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam,Tbk T
Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yakni: 1.
Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat memperoleh pengetahuan, menambah wawasan dan kemampuan dalam analisis rasio keuangan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
2.
Bagi Investor, Sebagai bahan pertimbangan yang dapat membantu investor dan calon investor dalam mengambil keputusan investasi dan memilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik.
3.
Bagi Perusahaan, Dapat dijadiakan sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui kinerja keuangannya di bandingkan dengan perusahaan lain, dan dapat menjadi sebagai bahan pertimbangan kepada pihak manajemen dalam meningkatkan kinerja keuangannya.
4.
Bagi Peneliti selanjutnya, khususnya penelitian dengan kajian dan ruang lingkup yang sama, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan, dan menjadi referensi untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Universitas Sumatera Utara