BAB I PENDAHULUAN
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sektor pariwisatanya telah berkembang. Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia sangat berperan dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah seiring dengan pengembangan pengelolaan dari objek wisata tersebut. Pengembangan pariwisata yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, terbukti mampu meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan lokal maupun asing. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten dengan beragam potensi objek wisata alam ini sedang mengalami peningkatan jumlah wisatawan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu objek wisata alam tersebut adalah Kalibiru. Objek wisata alam Kalibiru merupakan salah satu objek wisata yang berkembang atas kerjasama pemerintah daerah serta masyarakat lokal. Sejak tanggal 12 Desember 2007, objek wisata alam Kalibiru yang terletak di dalam kawasan hutan lindung secara resmi dikelola masyarakat lokal yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (KTHKm) Mandiri selama 35 tahun
1
dengan adanya Izin Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan. Terbitnya izin tersebut memberi kesempatan kepada masyarakat lokal untuk memanfaatkan jasa lingkungan dengan melakukan pengembangan objek wisata alam. Objek wisata alam Kalibiru yang terletak di kawasan Perbukitan Menoreh memiliki bentang alam asri dan pemandangan alam yang mempesona. Objek wisata berbasis hutan kemasyarakatan yang dikembangkan di Dusun Kalibiru, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo kini sedang populer di kalangan wisatawan sehingga tren kunjungan wisata di objek tersebut semakin hari semakin meningkat (Ningati, 2016). Kunjungan wisatawan ke objek hutan di Yogyakarta lebih rendah daripada objek lainnya. Dari tahun ke tahun hutan di Indonesia pun mengalami kerusakan. Sementara itu, pemerintah terus berusaha meningkatkan tingkat pariwisata di Indonesia. Pergeseran konsep kepariwisataan dunia ke model ekowisata, disebabkan karena kejenuhan wisatawan untuk mengunjungi objek wisata buatan. Oleh karena itu, banyaklah bermunculan destinasi alami yang berupa hutan karena di Indonesia sendiri sangat berpotensi untuk dikembangkan ekowisata berbasis hutan (www.Visitingjogja.com) Menurut TIES (2000) dalam Damanik dan Weber (2006), ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Batasan ekowisata merupakan bentuk dan kegiatan wisata yang bertumpu pada lingkungan dan bermafaat secara ekologi, sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal serta bagi kelestarian sumber daya alam dan 2
pemanfaatan yang berkelanjutan. Keterlibatan komunitas setempat yaitu masyarakat lokal sangat penting dalam pengembangan ekowisata ini. Objek wisata alam Kalibiru merupakan objek wisata yang dikelola masyarakat namun masih berorientasi wisata massal. Wisata massal dapat memberikan dampak negatif bagi ekosistem seperti berkurangnya sumber daya alam, tercemarnya lingkungan, banyaknya pengalihan fungsi lahan produktif, terjadinya eksploitasi sosial-budaya serta meningkatnya kriminalitas. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila objek wisata alam Kalibiru dikembangkan menjadi objek kelola ekowisata agar tetap terjaga kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan masyarakat. Minat masyarakat sangat dibutuhkan dalam pengembangan Ekowisata Kalibiru ini. Minat masyarakat yang tinggi dapat menentukan komiten dan konsistensi mereka dalam mengembangkan dan mengelola ekowisata. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tentang minat masyarakat terhadap pengembangan ekowisata Kalibiru perlu dilakukan.
1.2. Permasalahan Objek wisata alam Kalibiru merupakan objek wisata yang dikelola masyarakat namun masih berorientasi wisata massal. Wisata massal dapat memberikan dampak negatif bagi ekosistem seperti berkurangnya sumber daya alam, tercemarnya lingkungan, banyaknya pengalihan fungsi lahan produktif, terjadinya eksploitasi sosial-budaya serta meningkatnya kriminalitas. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila objek wisata alam Kalibiru dikembangkan 3
menjadi objek kelola ekowisata agar tetap terjaga kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan masyarakat. Minat masyarakat sangat dibutuhkan dalam pengembangan Ekowisata Kalibiru ini. Minat masyarakat yang tinggi dapat menentukan komiten dan konsistensi mereka dalam mengembangkan dan mengelola ekowisata. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tentang minat masyarakat terhadap pengembangan ekowisata Kalibiru perlu dilakukan.
1.3. Rumusan Masalah a. Bagaimana persepsi masyarakat pelaku wisata terhadap ekowisata? b. Bagaimana minat masyarakat pelaku wisata dalam pengembangan ekowisata Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo? c. Variabel apa yang berpengaruh terhadap minat masyarakat pelaku wisata dalam pengembangan Ekowisata Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo?
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Mengetahui persepsi masyarakat pelaku wisata terhadap ekowisata.
b.
Mengetahui minat masyarakat pelaku wisata dalam pengembangan ekowisata Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo.
c.
Mengetahui variabel apa yang berpengaruh terhadap minat masyarakat pelaku wisata dalam pengembangan Ekowisata Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo. 4
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a.
Memberikan informasi tentang persepsi masyarakat pelaku wisata terhadap ekowisata.
b.
Memberikan informasi tentang minat masyarakat pelaku wisata dalam pengembangan ekowisata Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo.
c.
Memberikan
informasi
variabel
yang
berpengaruh
terhadap
minat
masyarakat pelaku wisata dalam pengembangan Ekowisata Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo. d.
Memberikan
masukan
kepada
pengelola
mengenai
rancangan
pengembangan ekowisata di Objek Wisata Alam Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo. e.
Memberikan terobosan baru bagi penelitian selanjutnya di Objek Wisata Alam Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo mengenai pengembangan ekowisata.
5