BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam dunia komputer, segala sesuatu masalah yang terjadi serta berhubungan
dengan
komputer
disebut
dengan
troubleshooting.
Permasalahan tersebut kerap muncul pada sebuah komputer, tidak hanya pada program aplikasi (software) tetapi juga pada perangkat keras (hardware). Untuk mengetahui jenis permasalahan ada dan penyebab masalah tersebut diperlukan analisis yang tajam dan kemampuan serta pengalaman. Komponen-komponen di dalam Central Processing Unit (CPU) sangat rentan terhadap suatu benturan atau gesekan. Software dan hardware komputer harus saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya, software yang bermasalah biasanya kebanyakan akan langsung dilakukan peng-installan ulang sedangkan untuk hardware ada yang dapat diperbaiki dan ada yang tidak. Untuk hardware yang tidak dapat diperbaiki solusi utamanya adalah mengganti dengan yang baru. Komputer generasi sekarang lebih mudah untuk mengetahui penyebab masalah dibanding dengan komputer generasi dahulu karena perangkatnya lebih mudah untuk diteliti dalam mendeteksi masalah.Untuk sebuah harddisk atau harddrive permasalahan yang terjadi antara harddisk tipe PATA dengan harddisk tipe SATA tetap sama, masalah yang terjadi biasanya 1
karena penggunaan yang tidak sesuai atau melebihi batas dari kemampuan kerja yang dimiliki oleh harddisk atau harddrive tersebut. Jika hal ini terjadi maka kinerja dari komputer akan menjadi terganggu sehingga akan berpengaruh pula Sistem Operasinya (OS). Pada komputer Pentium IV terutama untuk, harddisk yang biasanya digunakan adalah tipe PATA dan SATA, karena kedua tipe harddisk tersebut sangat mudah untuk dijumpai dipasaran dibanding dengan harddisk jenis interface lainnya. Harddisk yang sudah mengalami kerusakan akan sangat susah diperbaiki apalagi jika sudah menyangkut kerusakan pada fisiknya. Dan jika harddisk sudah tidak dapat diperbaiki lagi solusi utamanya adalah dengan mengganti yang baru. Harddisk yang bermasalah, biasanya dapat dikenali pada saat booting awal. Pada booting awal, komputer akan menimbulkan berbagai macam suarasuara yang sangat berbeda yang dapat digunakan untuk mengenali keadaan atau kondisi harddisk. Harddisk yang mengalami masalah, pada saat booting akan ditampilkan di layar dalam bentuk keterangan berupa tulisan pada monitor sesuai dengan kerusakan yang terjadi. Untuk memahami dan mengetahui kerusakan yang terjadi serta solusi pemecahannya dalam masalah atau troubleshooting tersebut, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan pendeteksian penyebab kerusakannya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk mempermudah dalam menangani kerusakan yang terjadi pada sebuah komputer terutama pada harddisk.
2
Berdasarkan permasalahan di atas, maka pada penulisan Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai troubleshooting harddisk, dengan memperhatikan gejala-gejala yang ditimbulkan. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah, sebagai berikut: ♦Bagaimana mengenali jenis kerusakan yang terjadi pada harddisk dengan memperhatikan keadaan yang terjadi? 1.3.Batasan Masalah Agar permasalahan yang akan dibahas lebih terfokus, maka perlu dibatasi aspek-aspek yang akan dibahas. Tugas Akhir yang dilakukan meliputi pendeteksian masalah harddisk dengan mengenali jenis kerusakan yang dialami, dengan memperhatikan informasi pada tampilan POST (Power On Self Test). 1.4.Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Dapat memilih harddisk yang sesuai dengan kebutuhan dari tipe harddisk yang ada. 2. Sebagai penerapan terhadap teori-teori dan praktek yang didapat di bangku perkuliahanan dalam mengenali kerusakan dan perbaikan komputer.
3
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Study Teknik Elektronika Konsentrasi Teknik Komputer. 1.5.Manfaat Penelitian 1) Bagi Mahasiswa a. Dapat menjadi bahan untuk lebih menambah wawasan dalam menangani masalah yang berhubungan dengan harddisk b. Dapat menerapkan ilmu yang di peroleh di bangku perkuliahan dalam dunia luar. 2) Bagi Akademik a. Untuk melihat daya serap mahasiswa terhadap mata kuliah yang di pelajari. b. Sebagai bahan evaluasi bagi akademik dalam mengembangkan pendidikan yang bermutu c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam mendeteksi kerusakan komputer. 3) Bagi Masyarakat Dapat mengetahui jenis kerusakan dari komputer dan penyebab kerusakannya dengan meneliti gejala-gejala yang ada pada komputer yang bermasalah, serta untuk mendapatkan solusinya.
4
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada bagian isi Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan BAB IILANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang pengenalan komputer, pengenalan harddisk, bagian-bagian harddisk, jenis-jenis kerusakan, dan solusinya, tipe harddisk yang diteliti, dan perangkat troubleshooting BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpul data, dan rancangan penelitian. BAB IV
PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
Bab ini akan membahas tentang pengumpulan dan analisis data hasil penelitian troubleshooting harddisk. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan ditarik garis besar dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk kesimpulan, dan demi sempurnanya penelitian ini diharapkan saran dan kritik.
5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengenalan Komputer Komputer adalah sebuah mesin pemprosesan data berelektronik yang menerima dan menyimpan data, melakukan operasi aritmetik (pengiraan) dan logika (membuat keputusan) ke atas data dan kemudian mengeluarkan keputusan (maklumat). Komputer memproses data secara automatik (tanpa pertolongan manusia) di bawah arahan program yang tersimpan dalam unit storan utama. Program (atur cara) mengandungi jujukan arahan-arahan yang mengarahkan komputer mengatasi sesuatu masalah dengan menggunakan unit-unit yang ada padanya. Komputer pada dasarnya terdiri dari tiga perangkat yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware (perangkat pikir). 2.1.1. Pengertian Hardware Hardware adalah peralatan dalam bentuk fisik yang menjalankan sistem komputer. Hardware digunakan sebagai media untuk menjalankan
instruksi-instruksi
yang
diberikan
dan
mengeluarkannya dalam bentuk informasi yang digunakan oleh manusia untuk laporan.
6
Bagian-bagian perangkat keras atau hardware pada sistem komputer adalah masukan (input), CPU, tempat penyimpanan (secondary memory), media penyimpanan (strok device), dan keluaran (output). Komputer secara khusus bekerja secara digital, sehingga peralatanperalatan yang berhubungan dengan CPU harus bekerja secara digital pula, atau setidaknya peralatan tersebut memiliki fungsi untuk mengubah dari bentuk apapun ke digital atau sebaliknya. 2.1.2. Pengertian Software Software adalah rangkaian prosedur dan dokumentasi program yang berfungsi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dikehendaki. Perangkat lunak ini di jalankan pada processor device jika mendapatkan respon masukan dari input device dan hasil proses yang dilakukan oleh perangkat lunak dikeluarkan dengan output device. 2.1.3. Pengertian Brainware Brainware (perangkat pikir) adalah orang yang menggunakan komputer. Perangkat pikir sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses yang dilakukan pada proses device, karena komputer hanya akan bekerja jika mendapat instruksi yang diberikan oleh perangkat pikir.
7
2.2.Pengertian CPU (Central Processing Unit) Central Processing Unit (CPU) atau proses device adalah chip tunggal yang berisi semua elemen yang diperlukan untuk mengartikan dan melakukan semua instruksi program dalam bentuk manipulasi data, operasi logika dan aritmatika, perwaktuan, dan pengendalian sistem. Komponen- komponen yang tedapat di dalam CPU, yaitu: 1.
Motherboard Motherboard adalah papan utama dimana semua komponen komputer baik input maupun output bermuara. Motherboard merupakan komponen terbesar dalam sistem kerja komputer. Dalam prinsip kerjanya komputer menerima input data dan mengeluarkan output data.
2.
Mikroprocessor Processor adalah berupa IC atau Chip yang berfungsi sebagai otak dari PC. Processor tersusun atas dua bagian utama yaitu BIU (Bus Interface Unit) dan EU (Extention Unit). EU bertugas menyampaikan semua intruksi dan manipulasi data, sedangkan BIU mengerjakan semua pekerjaan atau mengirim dan menerima data dari processor.
3.
RAM (Random Access Memory) RAM adalah hardware yang berfungsi sebagai alat penyimpan data atau program. Berdasarkan fungsinya RAM sama dengan Haridisk, yang membedakan adalah RAM menyimpan data sementara yang artinya jika komputer di matikan, maka data yang ada akan hilang.
8
4.
CD atau DVD Drive Alat yang digunakan untuk membaca atau menulis pada media CD atau DVD. Alat ini dapat dipasang secara internal (di dalam) maupun dipasang eksternal (di luar).
5.
Disk Drive Alat ini digunkan untuk membaca dan menulis (merekam) pada media penyimpanan disket atau floppy disk.
6.
Kipas dan headsink Alat digunakan sebagai pendingin processor agar tidak mengalami panas yang berlebih, serta menjaga suhu di dalam CPU.
7.
Catu Daya (power supply) Alat ini digunakan untuk menerima listrik dari sumber (PLN) dan menyebarkannya ke seluruh bagian pada CPU. Power supply sebagai penghubung antara arus tegangan tinggi ke listrik (instalasi listrik) dengan arus tegangan rendah (instalasi elektronika).
2.3.HARDDISK 2.3.1. Pengenalan Harddisk Harddisk pada awal perkembangannya di dominasi oleh perusahaan raksasa yang menjadi standard komputer yaitu IBM. Di tahun-tahun berikutnya muncul perusahaan-perusahaan lain antara lain Seagate, Quantum, Conner sampai dengan Hewlet Packard’s di tahun 1992. Pada awalnya teknologi yang digunakan untuk baca atau tulis, antara head baca atau tulisnya dan piringan metal penyimpannya saling 9
menyentuh. Tetapi pada saat ini hal ini dihindari, dikarenakan kecepatan putar harddisk saat ini yang tinggi, sentuhan pada piringan metal penyimpan justru akan merusak fisik dari piringan tersebut. Harddisk merupakan piranti penyimpanan sekunder dimana data disimpan sebagai pulsa magnetik pada piringan metal yang berputar yang terintegrasi. Data disimpan dalam lingkaran konsentris yang disebut track. Tiap track dibagi dalam beberapa segment yang dikenal sebagai sector. Untuk melakukan operasi baca tulis data dari dan ke piringan, Harddisk menggunakan head untuk melakukannya, yang berada disetiap piringan. Head inilah yang selanjut bergerak mencari sector-sector tertentu untuk dilakukan operasi terhadapnya. Waktu yang diperlukan untuk mencari sector disebut seek time. Setelah menemukan sector yang diinginkan, maka head akan berputar untuk mencari track. Waktu yang diperlukan untuk mencari track ini dinamakan latency. Harddisk merupakan media penyimpan yang di desain untuk dapat digunakan menyimpan data dalam kapasitas yang besar. Hal ini dilatar belakangi adanya program aplikasi yang tidak memungkinkan berada dalam satu disket dan juga membutuhkan media penyimpan berkas yang besar misalnya database suatu instansi. Tidak hanya itu, Harddisk diharapkan juga diimbangi dari kecepatan aksesnya. Kecepatan Harddisk bila dibandingkan dengan disket biasa, sangat
10
jauh. Hal ini dikarenakan Harddisk mempunyai mekanisme yang berbeda dan teknologi bahan yang tentu saja lebih baik dari pada disket biasa. Bila tanpa Harddisk, dapat dibayangkan betapa banyak yang harus disediakan untuk menyimpan data kepegawaian suatu instansi atau menyimpan program aplikasi. Hal ini tentu saja tidak efisien. Ditambah lagi waktu pembacaannya yang sangat lambat bila menggunakan media penyimpanan disket konvensional tersebut.
Gambar 2.1. Tampilan gambar sebuah harddisk 2.3.2. Jenis-jenis Harddisk Jenis harddisk bermacam-macam, tergantung pada kategori yang digunakan. Misalnya, berdasarkan jenis interface-nya, tingkat kecepatan transfer data, serta kapasitas penyimpanan data. Jenis interface yang terdapat pada harddisk bermacam-macam, yaitu ATA 11
(IDE, EIDE), Serial ATA (SATA), SCSI (Small Komputer Sistem Interface), SAS, IEEE 1394, USB, dan Fibre Channel. Jenis interface menentukan tingkat data rate atau kecepatan transfer data. Misalnya, harddisk SCSI memiliki kecepatan transfer ± 5 MHz, artinya mampu melakuan transfer data hingga 5 Mb per detik. Di antara sekian banyak jenis interface, hanya tiga jenis harddisk yang sering digunakan, yaitu IDE, SATA, dan SCSI. Harddisk SCSI biasanya banyak digunakan pada server, workstation, dan komputer Apple Macintosh mulai pertengahan tahun 1990 hingga sekarang. Sedangkan harddisk yang banyak digunakan pada komputer personal (PC) adalah jenis SATA dan PATA. a. Harddisk ATA dan PATA AT Attachment (ATA) adalah antarmuka standar untuk menghubungkan peranti penyimpanan seperti harddisk, drive CD-ROM, atau DVD-ROM di komputer.
Gambar 2.2. Kabel data harddisk PATA
12
ATA singkatan dari Advance Technology Attachment. Standar ATA dikelola oleh komite yang bernama X3/INCITS T13. ATA juga memiliki beberapa nama lain, seperti IDE dan ATAPI. Karena diperkenalkannya versi terbaru dari ATA yang bernama Serial ATA, versi ATA ini kemudian dinamai Parallel ATA (PATA) untuk membedakannya dengan versi Serial ATA yang baru.
Gambar 2.3. Harddisk PATA
Gambar 2.4. Soket PATA
13
Parallel ATA hanya memungkinkan panjang kabel maksimal hanya 18 inchi (46 cm) walaupun banyak juga produk yang tersedia di pasaran yang memiliki panjang hingga 36 inchi (91 cm). Karena jaraknya pendek, PATA hanya cocok digunakan di dalam komputer saja. PATA sangat murah dan lazim ditemui di komputer. Nama standar ini awalnya adalah PC/AT Attachment. Fitur utamanya adalah bisa mengakomodasi koneksi langsung ke ISA BUS 16-bit sehingga dinamai AT Bus. Nama ini kemudian disingkat menjadi AT Attachment untuk mengatasi masalah hak cipta. b. Harddisk SATA
Gambar 2.5. Soket SATA SATA adalah pengembangan dari ATA. SATA didefinisikan sebagai teknologi yang didesain untuk menggantikan ATA secara total. Adapter dari serial ATA mampu mengakomodasi transfer data dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
14
ATA sederhana. Antarmuka SATA generasi pertama dikenal dengan nama SATA/150 atau sering juga disebut sebagai SATA 1. SATA 1 berkomunikasi dengan kecepatan 1,5 GB/s. Kecepatan transfer uncoded-nya adalah 1,2 GB/s. SATA/150 memiliki kecepatan yang hampir sama dengan PATA/133, namun versi terbaru SATA memiliki banyak kelebihan (misalnya native command queuing) yang menyebabkannya memiliki kecepatan lebih dan kemampuan untuk melakukan bekerja di lingkungan multitask. Di awal periode SATA/150, para pembuat adapter dan drive menggunakan bridge chip untuk mengonversi desain yang ada dengan antarmuka PATA. Peranti bridge memiliki konektor SATA dan memiliki beberapa konektor daya. Secara perlahanlahan, produk bridge mengakomodasi native SATA. Saat ini kecepatan SATA adalah 3GB/s dan para ahli sekarang sedang mendesain teknologi untuk SATA 6GB/s. Beberapa fitur SATA adalah: ♦
SATA menggunakan line 4 sinyal yang memungkinkan kabel yang lebih ringkas dan murah dibandingkan dengan PATA.
♦
SATA mengakomodasi fitur baru seperti hot-swapping dan native command queuing.
15
♦
Drive SATA bisa ditancapkan ke kontroler Serial Attached SCSI (SAS) sehingga bisa berkomunikasi dengan kabel fisik yang sama seperti disk asli SAS, namun disk SAS tidak bisa ditancapkan ke kontroler SATA.
Kabel power dan kabel SATA mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan kabel Parallel ATA. Kabel data SATA menggunakan 7 konduktor di mana 4 di antaranya adalah line aktif untuk data. Oleh karena bentuknya lebih kecil, kabel SATA lebih mudah digunakan di ruangan yang lebih sempit dan lebih efisien untuk pendinginan.
Gambar 2.6. Harddisk SATA 2.3.3. Komponen-komponen Harddisk dan fungsinya Harddisk sendiri terdiri dari berbagai komponen–komponen pembentuk
harddisk
dan
akan
dijelaskan
sebagai
berikut,
diantaranya:
16
a. Piringan logam (platter) yang berfungsi sebagai tempat penyimpan data. Jumlah piringan ini beragam, mulai 1, 2, 3 atau lebih. Piringan ini diberi lapisan bahan magnetis yang sangatsangat tipis (ketebalan dalam orde per sejuta inchi). Pada saat ini digunakan teknologi thin film (seperti pada prosesor) untuk membuat lapisan tersebut. b. Head, berupa kumparan. Head pada harddisk berbeda dengan head pada tape. Pada tape proses baca dan tulis (rekam) menggunakan dua head yang berbeda, sedangkan pada harddisk proses baca dan tulis menggunakan head yang sama. HD biasanya memiliki head untuk tiap-tiap sisi platter, untuk harddisk dengan 2 platter dapat memiliki sampai 4 head, harddisk dengan 3 platter dapat memiliki sampai 6 platter. Tetapi tidak berarti hardisk dengan 16 head harus memiliki 8 platter. Di sinilah kita kenal teknik translasi. c. Rangkaian Elektronik pada PCB (printed circuit board), terdiri dari: •
Rangkaian penguat untuk pembacaan (read preamplifier) yang diperlukan karena signal yang diperoleh head dari piringan sangat lemah.
•
DSP
(digital
signal
processor),
untuk
proses
yang
berhubungan dengan sinyal-sinyal digital, seperti konversi
17
sinyal listrik yang datang menjadi sinyal digital yang akan dituliskan ke piringan. •
chip memory, digunakan sebagai cache buffer
d. Konektor, untuk melakukan komunikasi dengan CPU. Untuk HD IDE, jumlahnya 40 pin e. Spindle dan actuator arm motor controller, untuk mengontrol putaran piringan dan peletakkan head baca atau tulis.
Gambar 2.7. Bagian-bagian Harddisk
18
Gambar 2.8. Perputaran Piringan Harddisk f. Motor dari harddisk berfungsi untuk memutar platter. Ketika komputer distart, motor ini mulai bekerja dan memperdengarkan suara yang khas. Jika suara ini tidak benar maka dapat diduga bahwa motor HD tidak bekerja dengan baik. Kecepatan putar motor ini mulai dari 3600 rpm sampai 10000 rpm dengan arah berlawanan dengan arah perputaran jarum jam (counterclockwise). Putaran yang sangat cepat ini mengakibatkan adanya gaya pada permukaan piringan yang disebabkan oleh udara. Gaya ini memungkinkan head untuk mengambang pada ketinggian
beberapa
mikro
inchi
di
atas
permukaan
platter/piringan. di atas piringan. Drive semacam ini disebut bernoulli drive.
“Ketinggian” ini jauh lebih kecil dibanding
ukuran rambut manusia, apalagi debu dari rokok. g. Head adalah komponen yang paling mahal dari harddisk dan karakteristik head sangat menentukan kinerja harddisk. Head terbuat dari bahan magnetis dengan bentuk seperti "C". Kumparan (koil) yang terbuat dari kawat mengelilingi head. Pada saat menulis, arus yang melewati koil akan menimbulkan medan magnet yang digunakan untuk memagnetisasi permukaan platter. Sedangkan pada saat membaca, medan magnet pada permukaan platter akan menimbulkan arus pada koil ini. Data 19
"0" dan "1" disimpan dalam piringan dalam bentuk pola-pola magnet. Head baca/tulis membentuk pola ini ke piringan ketika proses
penulisan
terjadi,
ketika
membaca
head
akan
mengkonversi bentuk pola ini ke dalam bentuk "0" dan "1". Lapisan magnetik terdiri dari daerah-daerah mikroskopik yang disebut domain. Setiap domain seperti magnet mungil dengan kutub-kutub yang berlawanan (utara dan selatan atau positif dan negatif). Data "1" dipresentasikan sebagai daerah dengan kutub positif di sisi kiri sedangkan data "0" dipresentasikan sebagai daerah dengan kutub positif di sisi kanan. Ada cara efektif untuk merekam data "0" dan "1" yaitu dengan teknik flux reversal. Ketika head akan menuliskan "1" maka head akan membalik polaritas magnet, sedangkan untuk "0" head tidak akan membalik polaritasnya. Gerakan
head
dikendalikan
oleh
actuator
arm
(lengan
penggerak). Kombinasi dari head dan platter disebut head disk assembly (HDA). Actuator arm digerakkan oleh positioning motor, yaitu motor yang berfungsi untuk mengatur posisi dari lengan (dan tentu saja posisi dari head). Motor ini dikontrol oleh harddisk controller pada rangkaian elektronik di harddisk. Motor ini memiliki sistem kontrol yang amat hebat, dengan sistem
20
feedback motor ini dapat meletakkan head baca atau tulis pada posisi yang sangat akurat
2.3.4. Kapasitas Harddisk Kapasitas harddisk merupakan hal penting bagi pengguna komputer terutama bagi para pengguna komputer yang banyak menggunakan berbagai aplikasi 'berat'. Aplikasi semisal desain grafis dan animasi, membutuhan banyak ruang harddisk guna menyimpan file pekerjaannya.
Berdasarkan
kapasitas
penyimpanannya,
jenis
harddisk sangat beragam. Kapasitas harddisk dinyatakan dalam satuan GB (Gigabyte) atau 1000 MB (Megabyte), misalnya 40 GB, 80 GB, 120 GB, dan sebagainya. Bahkan saat ini juga telah tersedia harddisk dengan daya simpan hingga sekian Terrabyte atau 1000GB. Kapasitas harddisk yang tersedia di pasaran umumnya cenderung meningkat seiring dengan perkembangan teknologi komputer. Peningkatan kapasitas harddisk yang sangat cepat menyebabkan harga per MB menjadi sangat murah. Hal ini memungkinkan para pembuat software dan sistem operasi membuat perangkat yang lebih canggih. Cara utama meningkatkan waktu pengaksesan adalah dengan meningkatkan waktu throughput. Adapun untuk meningkatkan kapasitas
penyimpanannya,
yang
harus
ditingkatkan
adalah
kerapatan area di platter. Kerapatan di area platter ditentukan oleh 2 21
faktor, yakni kerapatan perekaman (recording density) dan kerapatan track ( track density). Kerapatan track mengatur jumlah track yang bisa dipaketkan dalam satu area sementara kerapatan perekaman mengukur jumlah data yang bisa disimpan dalam satu area fisik tertentu. Pabrikan harddisk saat ini lazim menuliskan ukuran dalam bentuk standar internasional “mega”, “giga”, dan “tera” setelah sebelumnya berbasis binary. 2.3.5. Karakteristik Harddisk Masing-masing
harddisk
memiliki
karakteristik
tersendiri.
Karakteristik ini meliputi ukuran fisik harddisk, daya simpan, tingkat konsumsi daya, tingkat transfer rate, dan sebagainya. Kapasitas harddisk saat ini biasanya dinyatakan dalam satuan Gigabytes. Pada beberapa jenis harddisk model lama, masih menggunakan satuan Megabytes. Ukuran fisik harddisk biasanya dinyatakan dalam satuan inchi. Harddisk yang ada saat ini umumnya memiliki ukuran 3.5” atau 2.5” yang digunakan pada komputer dekstop dan laptop. Harddisk dengan ukuran 2.5” memiliki kecepatan dan daya simpan yang lebih rendah, namun lebih ekonomis dalam hal konsumsi daya listrik dan relatif lebih tahan terhadap guncangan. Pada awal tahun 2007, harddisk SATA dan SAS 2.5” mulai dijual untuk keperluan komputer desktop Revolusi ukuran fisik harddisk secara signifikan dapat dilihat pada harddisk ATA-7 LIF 1.8”—yang digunakan pada perangkat digital audio player dan subnotebooks—dengan kapasitas 22
hingga 100GB, tingkat konsumsi daya yang rendah, serta sangat tahan terhadap guncangan. Sebagai perbandingan, harddisk ukuran 1.8” standar yang digunakan pada slot PCMCIA sebelumnya hanya mampu menampung 2 s.d. 5 GB saja. Karakteristik harddisk yang lain, yaitu tingkat konsumsi daya, tingkat nouse (dalam ukuran dBA), daya tahan terhadap guncangan, serta tingkat transfer rate (kecepatan transfer rata-rata). Nilai transfer rate harddisk umumnya berkisar antara 44.2 MB/detik hingga 111.4 MB/detik. Sedangkan random access time (kecepatan akses acak) berkisar antara 5 ms hingga 15 ms. 2.3.6. Cara Kerja Harddisk Harddisk menyimpan data dalam piringan dengan pola tertentu yang disebut sector dan track. Track adalah lingkaran konsentris (concentric circles), sedangkan sector adalah salah satu bagian dalam track tersebut. Data yang tersimpan di dalamnya dapat dibaca kembali dengan cara mendeteksi pola tersebut. Sebuah sector terdiri atas byte tertentu, misalnya 256 atau 512. Kumpulan beberapa sector disebut dengan istilah cluster. Track dan sector dibuat ketika harddisk tersebut diformat. Harddisk umumnya terdiri atas sebuah spindle yang merupakan pusat atau sumbu bagi sejumlah piringan tersebut dan sering disebut juga dengan istilah platter, tempat menyimpan data, platter motor, rangkaian elektronis atau circuit
23
board, serta cover penutup yang melindungi komponen bagian dalam harddisk. Platter terbuat dari bahan non-magnetik biasanya kaca atau aluminium dan dilapisi dengan lapisan magnetik. Pada jenis harddisk model lama biasanya masih menggunakan iron oxide sebagai bahan magnetiknya. Sedangkan harddisk saat ini kebanyakan sudah menggunakan bahan lain, yaitu cobalt-based alloy. Saat harddisk bekerja, platter tersebut berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Data ditulis dan dibaca ke dalam platter melalui read-andwrite head yang berada sangat dekat dengan permukaan platter tersebut, dengan cara mendeteksi dan mengatur tingkat magnetis pada permukaan platter secara cepat.
Gambar 2.9. Platters dan head
24
Gambar 2.10. Read-and-write head
Gambar 2.11. Circuit board pada harddisk Kapasitas penyimpanan pada sebuah harddisk tergantung pada jumlah platter yang dimilikinya. Semakin banyak jumlah platter, maka kapasitas harddisk biasanya juga semakin besar. Sebagai gambaran, harddisk umumnya memiliki tiga platter dan enam readand-write head.
Gambar 2.12. Cover penutup harddisk
25
Gambar 2.13. Platter, head, dan spindle hub motor
Gambar 2.14. Platter motor coil
26
Gambar 2.15. Komponen harddisk yang telah diurai Spindel harddisk menggunakan tekanan udara di dalam harddisk untuk mendukung bagian head agar bisa mengapung ketika platter harddisk sedang bergerak. Lingkungan luar terhubung ke harddisk melalui lubang kecil yang terletak di wadah harddisk tersebut. Lubang tersebut sangat kecil dengan diameter hanya ½ mm.
Gambar 2.16. Oleh karena menggunakan tekanan udara, harddisk biasa tidak bisa dioperasikan di ketinggian yang ekstrim (di atas 3000 meter), untuk keperluan
tertentu
ada
harddisk
khusus
untuk
keperluan
pengoperasian di ketinggian. 2.3.7. Memilih Harddisk
27
Sebelum memakai harddisk terlebih dahulu sebaiknya memilih jenis harddisk yang akan digunakan. Beberapa cara memilih dalam memilih harddisk diantaranya: 1. Kegunaan Yang pertama dilakukan dalam memilih harddisk yaitu dengan melihat pemakaian harddisk tersebut untuk apa, sehingga dapat ditentukan harddisk cocok. 2. Interface Berikutnya yang diperhatikan adalah interface yang digunakan, dengan memperhatikan motherboard pendukung yang akan dipakai. Interface yang sering dipakai pada komputer jenis PC adalah IDE. 3. Kapasitas Sebaiknya
dalam menentukan
kapasitas, terlebih
dahulu
diperhatikan kegunaan harddisk tersebut. Jika digunakan untuk menyimpan data yang banyak, gunakan harddisk yang memiliki kapasitas yang besar juga. Dipasaran kini dijual harddisk dengan kapasitas yang mencapai 1000 GB. 4. Kinerja harddisk Dengan mengetahui kinerja harddisk akan mempermudah memilih jenis harddisk yang akan dipakai, berdasarkan kecepatan serta merk. Kecepatan harddisk dinyatakan dalam satuan Rpm ( Rotation per minute), saat ini telah mencapai 7200 28
Rpm untuk tipe IDE sedangkan tipe SCSI telah mencapai 15000 Rpm. Beberapa merk harddisk yang banyak digunakan, antara lain Western Digital (WDC),
Quantum, Seagate, Maxtor,
Samsung, IBM, Toshiba, dan Hitachi. 2.4.Troubleshooting Kata Troubleshooting berasal dari kata Trouble dan Shooting. Trouble artinya rusak atau kerusakan, sedangkan Shooting artinya membidik atau menembak. Jadi Troubleshooting adalah melihat sejauh mana kerusakan yang terjadi pada obyek atau media tertentu. Karena dalam penelitian yang akan dibahas adalah Troubleshooting harddisk, maka Troubleshooting Harddisk dapat diartikan sebagai membidik suatu sebab dari permasalahan yang muncul pada Harddisk. dilakukan penelitian sejauh mana kerusakan yang terjadi pada harddisk. Troubleshooting pada suatu komputer akan mengakibatkan sistem komputer menjadi labil, permasalahan tersebut tentu ada faktor penyebabnya. Sistem kerja komputer akan semakin menurun apabila terus menerus terjadi masalah yang tidak diketahui faktor penyebabnya. Hal tersebut kerap muncul pada komputer yang tidak mendapat perawatan atau pemakaian yang tidak sesuai prosedur. Sebuah haddisk diperkirakan memiliki usia kerja sekitar 25000 sampai 200000 jam pemakaian. Beberapa faktor yang dapat memperpendek usia sebuah Harddisk, diantaranya adalah : 1. Panas yang berlebih
29
Faktor suhu yang tinggi sangat berpengaruh pada Harddisk, oleh sebab itu faktor pendinginan pada chasing terutama penggunaan kipas pendingin dan tata letak Harddisk perlu dipertimbangkan. Konstruksi chasing juga perlu diperhatikan agar sirkulasi 2. Guncangan Yang dimaksud dengan kerusakan ini adalah kerusakan yang disebabkan oleh terjadinya guncangan keras misalkan cpu jatuh atau tepukul benda yang keras, sehingga akan menyebabkan berguncangnya kedudukan hardisk dan menyebabkan kerusakan hardisk secara fisik ataupun dapat menyebabkan data menjadi kacau. hal ini terjadi karena pada saat bekerja head hardisk mengambang beberapa mikrometer diatas permukaan piringan. Suatu goncangan atau benturan akan menyebabkan head menyentuh atau menggores bagian-bagian magnetik disk. Dengan kecepatan putar yang penuh, goresan ini akan merusak jalur jika hal ini terjadi pada daerah rawan seperti F A T atau direktori akibatnya akan fatal sekali, dapat dipastikan bahwa data yang ada akan rusak. 3. Kerusakan Komponen Faktor ini amatlah tergantung pada mutu dad hardware perangkat keras komputer yang kita gunakan. Pada kornputer yang mutu hardwarenya kurang bagus, kerusakan komponen dapat terjadi karena pemakaian yang terus menerus, sehingga menyebabkan panas yang berlebih 4. Parkir
30
Sebagai pengguna komputer, kita dapat memegang andil dalam rusaknya hardisk hal ini terjadi apabila kita memakainya secara serampangan. Contoh yang paling mudah adalah, pada saat memakai harddisk kita tidak melakukan prosedur parkir sebelum mematikan komputer. Jika ini tidak dilakukan maka pada saat komputer dimatikan posisi head dapat berada di sembarang posisi, jika posisi tersebut berada pada dimana data disimpan dan head menyentuh permukaan disk maka data akan rusak karena rusaknya permukaan disk tersebut yang lebih berbahaya jika kita tidak melakukan parkir dan kebetulan posisi head berada pada bagian rawan disk. Perawatan untuk mencegah kerusakan sangat diperlukan, agar kinerja dari komputer stabil. Perawatan yang perlu dilakukan antara lain: a. Biasakanlah untuk selalu melakukan defragmentasi sector pada Harddisk untuk mengurutkan letak data yang tersimpan didalamnya gunakan peranti yang mendukung, misalnya Disk Defragmenter pada sistem operasi Windows. Piranti ini bisa diakses melalui menu start > All Programs > Sistem Tools > Disk Defragmenter. b. Periksa kondisi fisik harddisk menggunakan fasilitas Scan disk. Klik kanan pada Harddisk lalu pilih properties dan buka tab tools setelah itu klik Check Now. c. Sisakan ruang kosong pada harddisk minimal 10 % dari total kapasitasnya untuk menyediakan ruang napas bagi Harddisk Dengan demikian, Harddisk bisa bekerja dengan baik. Bersihkan semua file yang 31
bersifat sementara misal pada: C:\Windows\Temp\. Masuklah ke folder c:\windows\documents and settings, lalu klik menu tool > Folder option pada browser. Berilah tanda cek pada Show hidden folders. Lanjutkan akses
ke
folder
documents
and
Settings\nama
user\local\setting\temporary internet files dan temp. Hapuslah isi kedua folder tersebut. Ingat jangan sampai anda salah menghapus data. d. Usahakan agar voltase listrik dirumah konstan untuk komputer dan tersedia cadangan daya yang cukup untuk keperluan shutdown menggunakan prosedur semestinya jika sewaktu2 aliran listrik terputus. Untuk itu, kalau bisa gunakan pengaman atau UPS. e. Panas yang berlebihan akibat putaran piringan Harddisk merupakan salah satu musuh utama harddisk. Oleha karena itu, manfaatkan fasilitas hibernasi dan sleep. Pada sistem operasi Windows, fasilitas tersebut dapat diakses melalui Control panel > Display > Klik tombol power dan atur konfigurasi hibernasi dan sleep. Kedua mode ini akan memperlambat putaran piringan Harddisk, mengurangi kerja head, dan mengurangi pasokan daya listrik ke Harddisk saat komputer tidak digunakan. f. Atur aliran udara (ventilasi) dalam rangka komputer. Ringkaslah dan posisikan kabel supaya tidak menghalangi ventilasi udara. Jika perlu, bersihkan kipas tambahan yang mengarah pada Harddisk untuk mendinginkannya. Jika mnrggunakan lebih dari 1 harddisk, jangan menyusunnya terlalu dekat dalam satu tumpukan. Panas dari punggung
32
satu ke Harddisk yang lain akan memancar ke permukaan Harddisk yg lainnya. g. Membuat beberapa partisi untuk Harddisk memisahkan tempat penyimpanan sistem operasi dan data kerja. Jadi jika sewaktu2 harus menginstall ulang sistem operasi tidak perlu kuatir akan keselamatan data kerja anda. 2.5.Perangkat Troubleshooting Perangkat Troubleshooting yang sering dipakai dalam memperbaiki komputer, kecuali untuk kerusakan yang berat, antara lain: a. Obeng Obeng
merupakan
perangkat
utama
dalam
menangani
suatu
permasalahan pada sebuah komputer, terutama obeng plus (+) karena semua baut yang dipasang pada CPU memakai kepala berbentuk plus (+). Untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan sebaiknya gunakan obeng plus (+) dengan ujung kepala magnet, agar lebih mudah mengencangkan baut. b. Tang Perangkat ini digunakan untuk membantu jika ada masalah dalam pemasangan komponen pada komputer. juga dipakai dalam membuka badan casing yang susah dibuka dengan obeng. c. Kuas Pembersih
33
Salah satu penyebab kerusakan pada komputer, karena adanya debu dan kotoran yang menempel pada komponen komputer. Oleh karena itu diperlukan alat ini untuk membersihkan kotoran yang menempel. d. Amplas Alat ini jarang sekali dipakai dalam menangani masalah komputer, tetapi terkadang dipakai untuk menghilangkan karat. Diantaranya pada badan casing maupun pada headsink. e. Alkohol Cairan ini dapat juga dipergunakan untuk membersihkan lempeng emas yang karatan pada memory. f. AVO Meter Alat ini dipakai untuk mengecek arus tegangan yang masuk dari sumber tegangan melalui power supply.
34
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Jenis Penelitian Survei karena dilakukan dengan mendeteksi kerusakan komputer pada obyek utamanya harddisk, yaitu dengan memperhatikan fenomena yang terjadi serta mencari solusi untuk menangani kerusakan tersebut. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan permasalahan yang terjadi pada komputer terutama harddisk dapat diketahui dan menemukan solusi terbaik yang sesuai dengan kerusakan yang dihadapi. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
di Ivana Komputer Pringsewu,
dengan alamat Jl. Jendral Ahmad Yani No.2282 B, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Tanggamus- Lampung, Telp. (0729) 21168, Kode Pos 35373. 3.2.2. Waktu Penelitian Waktu diadakannya penelitian adalah lamanya 2 bulan, dimulai sejak tanggal 02 Februari sampai dengan 02 April 2009.
36
3.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis mempergunakan beberapa metode atau teknik pengumpul data, yaitu sebagai berikut: 1. Metode Observasi Metode ini merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan meneliti atau mendeteksi secara langsung terhadap obyek, serta menganalisis kerusakan-kerusakannya 2. Study Pustaka Teknik ini merupakan suatu teknik pengumpul data dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dilaksanakan dalam penelitian.
37
3.4. Rancangan Penelitian 3.4.1. Flow Chart Perancangan Penelitian
PERMASALAHAN
SURVEI OBSERVASI
STOP
PENGUMPUL DATA Pengamatan langsung Pustaka
PERANGKAT TROUBLESHOOTIN G
STUDY PUSTAKA
TIDAK
YES PRINSIP-PRINSIP TROUBLESHOOTING
STOP
ANALISIS TROUBLESHOOTIN G
TIDAK
YES PENDETEKSIAN KERUSAKAN PERBAIKAN KERUSAKAN
KESIMPULAN 38
3.4.2. Prinsip-prinsip Penelitian pada Troubleshooting Harddisk Prinsip-prinsip atau langkah yang dilakukan dalam mendeteksi kerusakan pada harddisk adalah sebagai berikut: 1.Prinsip kerja Harddisk mempengaruhi kinerja PC Kineja dari PC tidak lepas dari peranan sebuah Harddisk karena Harddisk sebagai media atau tempat penyimpanan program dan data-data. Harddisk akan mempengaruhi kinerja PC jika di dalamnya mengalami masalah. 2.Harddisk satu-satuan komponen dari PC Jika sebuah Harddisk mengalami masalah atau kerusakan, hal tersebut akan berdampak juga pada komponen yang ada di dalam CPU. Dan juga mempengaruhi sistem kerja dari komputer.
39
BAB IV PENGUMPUL DATA DAN ANALISIS DATA 4.1.Pengumpulan Data Data yang diambil dari hasil penelitian terhadap Troubleshooting Harddisk dengan meneliti dan memperhatikan tampilan informasi pada monitor atau tampilan POST (Power On Self Test) yang menginformasikan bahwa Harddisk dalam keadaan baik atau sedang mengalami trouble atau masalah. Data yang diambil dari penelitian terhadap Troubleshooting Harddisk, halhal yang sering terjadi pada harddisk yang bermasalah yaitu : 1. Harddisk macet saat loading windows. Pada saat loading windows, tiba-tiba muncul pesan sebagai berikut : verifying dmi pool data, selanjutnya booting gagal dan komputer langsung hang. tampilan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Boot files corrupt atau ada yang terhapus. Jika itu yang terjadi lakukan beberapa langkah : •
Lakukan booting dari floopy dan masukkan bootable disk. Gunakan disket dengan versi sistem operasi yang sama dengan yang terpasang di komputer.
•
Setelah proses booting lewat disket berhasil, pada drive A:\> ketikan "sys c:" dan tekan enter. Jika perintah dieksekusi dengan
40
benar oleh sistem maka akan menampilkan pesan "File sistem transferred". •
Setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.
•
Jika dengan cata diatas tetap belum bisa booting, lakukan kembali boot dari floopy dan masukkan boot disk.
•
Pada prompt A:\> ketika "fdisk/mbr" dan tekan enter. Perintah tersebut digunakan untuk mempartisi kembali master boot record Harddisk. setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.
Sebagai catatan, perintah-perintah diatas hanya berlaku untuk penggunaan sistem operasi yang berbasis Microsoft windows b. Settingan drive Harddisk salah. •
Komputer berhenti pada saat proses load windows dan muncul pesan "verifying dmi pool data...” hal ini mungkin juga disebabkan oleh settingan Harddisk dengan CMOS yang tidak tepat. cobalah untuk masuk ke Setup (BIOS) dan pastikan apakah Harddisk sudah di set dengan benar. jika perlu lakukan kembali proses Auto Detect.
c. Device boot tidak di set dengan benar. •
Pastikan cd atau disket tidak ada dalam cpu yang mungkin menyebabkan komputer anda booting dari cd atau disket. sudah tidak ada cd atau disket dalam cpu dan masih tetap hang coba dengan
mengeset floopy di boot first boot device, Harddisk
second boot device, cdroom third boot device. 41
d. Settingan BIOS tidak normal. •
Jika itu yang terjadi, cobalah untuk melakukan setting ulang BIOS sesuai default dari perusahaan.
e. Koneksi dengan Harddisk terputus atau hilang. •
Jika ada hardware dari komputer anda yang dilepas atau baru dipasang terkadang hardware tersebut menjadi tidak terdeteksi. Pastikan kabel dari dan ke cd rom atau Harddisk terpasang dengan benar.
f. Harddisk mengalami kerusakan atau hardware yang lain mengalami kerusakan. 2. Komputer tidak mau booting Setelah memasang harddisk yang baru, komputer tidak mau booting dan tidak ada pesan kesalahan yang muncul pada layar monitor. Matikan komputer, buka casing komputer dan lepaskan harddisk dari casing, dengan terlebih dahulu melepaskan skrup yang terpasang pada harddisk. Pastikan jumper yang terpasang pada harddisk, posisinya sudah benar. Pasang kembali harddisk dan tutup/pasang kembali tutup pada casing komputer. Masukkan disket bootable pada drive A dan hidupkan komputer. Jalankan program Disk Manager dengan cara masukkan disket Disc-Wizard ke drive A dan ketik A:XDM. Kemudian tekan tombol ENTER. Ikuti instruksi yang ada di Disk Manager untuk menginstall dan memformat harddisk. Setelah program Disk Manager selesai dijalankan, booting kembali komputer. 42
3. Ketika menghidupkan komputer, di layar monitor muncul pesan kesalahan: “Drive not Ready”. Cek koneksi semua kabel. Pastikan pin 1 pada drive dihubungkan ke pin 1 pada hard-disk controller. Pastikan daya power suppy cukup dengan kebutuhan. Booting kembali komputer. 4. Pada FDISK muncul pesan kesalahan, “No Fixed Disk Present’. Pastikan daya power supply cukup dan sesuai dengan kebutuhan Cek isi dari drive pada waktu melakukan setup pertama kali. Serta Cek apakah terjadi konflik pada alamat atau port I/O. 4.2.Analisis Data Troubleshooting Harddisk Dari hasil penelitian Troubleshooting pada Harddisk jenis PATA dan SATA maka didapat data berupa informasi kerusakan dengan memperhatikan tampilan pada POST (Power On Self Test) pada produsen Seagate. Kerusakan yang terjadi pada Harddisk karena adanya kesalahan dalam penggunaan Harddisk. 1. Pada DOS muncul pesan kesalahan “Disk Boot Failure,” “NonSistem Disk” atau “No ROM Basic - SISTEM HALTED”. Install kembali file sistem DOS menggunakan utility DOS SYS. Cek semua kabel yang terpasang pada motherboard. Gunakan FDISK untuk melihat apakah partisi primer (biasanya diatur untuk harddisk dan digunakan untuk booting pertama kali) sudah aktif atau belum. Cek
43
apakah harddisk terkena virus atau tidak, dengan menggunakan anti virus. 2. Pada sistem muncul pesan kesalahan: “HDD Controller failure”. Amati dan perhatikan jumper pada harddisk sudah benar atau belum. Kalau belum segera masukkan sesuai dengan urutannya. 3. Ketika menghidupkan komputer, di layar monitor muncul pesan kesalahan: “Drive not Ready”. Cek koneksi semua kabel. Pastikan pin 1 pada drive dihubungkan ke pin 1 pada hard-disk controller. Pastikan daya power suppy cukup dengan kebutuhan. Booting kembali komputer. 4. Harddisk macet saat loading windows. Pada saat loading windows, tiba-tiba muncul pesan sebagai berikut : verifying dmi pool data... selanjutnya booting gagal dan komputer langsung hang. tampilan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Boot files corrupt atau ada yang terhapus. Jika itu yang terjadi lakukan beberapa langkah : •
Lakukan booting dari floopy dan masukkan bootable disk. Gunakan disket dengan versi sistem operasi yang sama dengan yang terpasang di komputer.
•
Setelah proses booting lewat disket berhasil, pada drive A:\> ketikan "sys c:" dan tekan enter. Jika perintah dieksekusi dengan 44
benar oleh sistem maka akan menampilkan pesan "File sistem transferred". •
Setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.
•
Jika dengan cata diatas tetap belum bisa booting, lakukan kembali boot dari floopy dan masukkan boot disk.
•
Pada prompt A:\> ketika "fdisk/mbr" dan tekan enter. Perintah tersebut digunakan untuk mempartisi kembali master boot record Harddisk. setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.
Sebagai catatan, perintah-perintah diatas hanya berlaku untuk penggunaan sistem operasi yang berbasis Microsoft windows b. Settingan drive Harddisk salah. •
Komputer berhenti pada saat proses load windows dan muncul pesan "verifying dmi pool data...” hal ini mungkin juga disebabkan oleh settingan Harddisk dengan CMOS yang tidak tepat. cobalah untuk masuk ke Setup (BIOS) dan pastikan apakah Harddisk sudah di set dengan benar. jika perlu lakukan kembali proses Auto Detect.
c. Device boot tidak di set dengan benar. •
Pastikan cd atau disket tidak ada dalam cpu yang mungkin menyebabkan komputer anda booting dari cd atau disket. sudah tidak ada cd atau disket dalam cpu dan masih tetap hang coba dengan mengeset floopy di boot first boot device, Harddisk second boot device, cdroom third boot device. 45
d. Settingan BIOS tidak normal. •
Jika itu yang terjadi, cobalah untuk melakukan setting ulang BIOS sesuai default dari perusahaan.
e. Koneksi dengan Harddisk terputus atau hilang. •
Jika ada hardware dari komputer anda yang dilepas atau baru dipasang terkadang hardware tersebut menjadi tidak terdeteksi. Pastikan kabel dari dan ke cd rom atau Harddisk terpasang dengan benar.
f. Harddisk mengalami kerusakan atau hardware yang lain mengalami kerusakan.
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Dari hasil penelitian pada Troubleshooting Harddisk maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: ♦
Kerusakan dan permasalahan yang terjadi pada Harddisk diakibatkan sering terjadi kesalahan dalam pemakaian, seperti membiarkan panas Harddisk yang belebih, mematikan komputer tidak sesuai dengan prosedur, kesalahan setting jumper dan koneksi kabel yang terganggu karena rusak atau putus. Hal- hal tersebut akan sangat berpengaruh pada kinerja Harddisk, yang merupakan salah komponen dalam CPU yang mempunyai fungsi yang vital. Dan tentu saja akan berpengaruh pada kinerja komputer yang semakin menurun, karena semua program maupun data-data dari komputer disimpan didalam Harddisk.
Untuk
Harddisk
memerlukan
perawatan
dalam
penggunaannya agar tidak cepat mengalami masalah.
47
5.2.Saran Setelah penulis mengadakan penelitian dan analisis dari Troubleshooting Harddisk, maka penulis memberikan saran, antara lain: 1. Semua perangkat komponen PC (Personal Komputer) terutama Harddisk perlu dilakukannyya perawatan yang sesuai, agar kinerja Harddisk dapat tetap terjaga. 2. Diharapkan para produsen Harddisk agar lebih meningkatkan lagi ketahanan fisik dari produknya, agar tidak cepat mengalami kerusakan. 3. Perlu dilakukannya defragmentasi pada setiap pemakaian untuk merapatkan kembali ruang kosong Harddisk yang telah dipakai.
48