BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bank yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan
usahanya.
Peraturan
Bank
Indonesia
No.
9/7/PBI/2007 mendefinisikan bank umum sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, yang artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Berdasarkan kegiatan operasionalnya, bank dibedakan menjadi bank konvensional yang menggunakan prinsip bunga dan bank syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil. Berdasarkan Undang−undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan syariah terdiri atas bank syariah dan unit usaha syariah (UUS). Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
1
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
2
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Bank syariah sebagai lembaga keuangan dapat membuktikan bahwa bank syariah dapat bertahan. Hal ini dibuktikan dengan pembiayaan perbankan syariah yang masih diarahkan kepada aktivitas perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global. Tidak seperti bank konvensional yang lain, bank syariah tidak mengalami negatif spread yaitu suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman yang dapat menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan (Wibowo & Syaichu, 2013). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolok ukur keberhasilan ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pionir bagi bank syariah lainnya telah menerapkan sistem ini di tengah menjamurnya bank–bank konvensional. Hal ini terbukti dengan adanya krisis 1998 yang telah menenggelamkan bank–bank konvensional dan banyak bank konvensional yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Perkembangan perbankan syariah juga dapat dilihat berdasarkan indikator perbankan syariah, antara lain total aset, total Dana Pihak Ketiga (DPK), jumlah pembiayaan yang disalurkan dan bagi hasil yang diperoleh. Penilaian kinerja keuangan pada suatu perbankan merupakan salah satu faktor penting perbankan untuk melihat kinerja dari perbankan tersebut. Untuk menilai kinerja keuangan suatu perbankan diperlukan informasi
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
3
keuangan yang dapat dilihat melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menunjukkan kondisi bank secara keseluruhan. Dari laporan keuangan tersebut dapat terlihat kondisi bank yang sesungguhnya termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki (Mahanavami, 2013). Menurut Mukhlis (2012) dalam kinerja keuangan bank terdapat indikator yang pada dasarnya mencerminkan kinerja keuangan bank dalam menjalankan kegiatannya. Dalam indikator tersebut dijelaskan berbagai rasio–rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam mengelola keuangan. Menurut Mahanavami (2013), penilaian kinerja keuangan juga dapat digunakan untuk melihat tingkat profitabilitas atau keuntungan dalam suatu perbankan. Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan (Suryani, 2011). Menurut Wibowo & Syaichu (2013), variabel CAR dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank akan mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Variabel selanjutnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah FDR. FDR (financing to deposit ratio) memberikan gambaran optimalisasi bank syariah untuk mengembangkan sektor riil, karena semakin besar FDR
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
4
maka semakin besar pula bank syariah optimal dalam menyalurkan DPK yang ada pada bank dalam bentuk pembiayaan bagi sektor riil. Semakin besar DPK yang disalurkan maka profitabilitas semakin meningkat (Syafrida & Abror, 2011). Variabel lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah NPF. NPF (non perfoming financing) merupakan rasio untuk mengukur pembiayaan bermasalah dalam suatu bank. Besarnya NPF dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada profitabilitas (Wibowo & Syaichu, 2013). Variabel BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) merupakan rasio yang dapat mempengaruhi profitabilitas. BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional (Mahanavami, 2013). Tingginya biaya pendapatan akan menyebabkan kegiatan operasional menjadi tidak efisien sehingga profitabilitas yang didapatkan menjadi semakin kecil (Wibowo & Syaichu, 2013). Penelitian mengenai kinerja keuangan terhadap profitabilitas telah dilakukan oleh beberapa peneliti, namun tidak konsisten hasilnya. Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diteliti oleh Barus dan Sulityo (2011) dan Setiawan (2009) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sementara penelitian Mukhlis (2012) CAR menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap ROA. FDR (Financing To Deposit Ratio) yang diteliti oleh Setiawan (2009), Sabir et al (2012) dan Nurcahyati (2014)
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
5
menunjukkan adanya pengaruh positif antara FDR dan ROA. Sedangkan penelitian
Nurkhosidah
(2009)
dan
Suryani
(2011)
variabel
ini
menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. NPF (Non Performing Financing) yang diteliti oleh Setiawan (2009) dan Nurkhosidah (2009) menunjukkan pengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan penelitian Wibowo dan Syaichu (2013) menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel ini terhadap ROA. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) yang diteliti oleh Wibowo dan Syaichu (2013), Mahanavami (2013) dan Nurkhosidah (2009) menunjukkan hasil berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ghozali (2007) menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap ROA. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis (2013). Dalam penelitian tersebut rasio keuangan sebagai indikator untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan tiga rasio keuangan yaitu, CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio) dan NPF (Non Performing Financing). Dan pada indikator stabilitas makroekonomi menggunakan variabel INF (Inflasi) dan GR (pertumbuhan ekonomi). Sedangkan pada indikator profitabilitas menggunakan variabel ROA (Return on Assets). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada periode penelitian dan variabel yang digunakan. Penelitian sebelumnya menggunakan laporan keuangan tahunan periode 2008−2010 sedangkan pada penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan periode
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
6
2010−2013. Dan pada variabel penelitian sebelumnya terdapat indikator makroekonomi sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan indikator makroekonomi dan menambah rasio BOPO sebagai variabel independen. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan bank syariah dalam menghasilkan profitabilitas selama tahun 2010−2013. Adapun variabel−variabel yang digunakan antara lain, variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) yang menunjukkan rasio kecukupan modal, FDR (Financing to Deposit Ratio) yang menunjukkan rasio likuiditas, NPF (Non Performing Financing) yang menunjukkan rasio pembiayaan bermasalah dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) yang menunjukkan rasio perbandingan antara beban operasional dan pendapatan operasional.
Profitabilitas
diukur
dengan
ROA
untuk
mengetahui
kemampuan dalam menghasilkan laba. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Apakah rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh positif terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah?
2.
Apakah rasio keuangan FDR (Financing to Deposit Ratio) berpengaruh positif terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah?
3.
Apakah rasio keuangan NPF (Non Performing Financing) berpengaruh negatif terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah?
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
7
4.
Apakah
rasio
keuangan
BOPO
(Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan Operasional) berpengaruh negatif terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah? 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi oleh empat rasio keuangan yaitu, CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio), NPF (Non Performing Financing)
dan
BOPO
(Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional). Dan indikator profitabilitas menggunakan variabel ROA (Return on Assets). Data dalam penelitian ini juga terfokus pada Laporan Tahunan Bank Syariah yang diterbitkan oleh masing–masing bank syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Periode dalam penelitian ini juga dibatasi dari tahun 2010 sampai tahun 2013. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada di atas, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1.
Untuk menganalisis pengaruh positif rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah.
2.
Untuk menganalisis pengaruh positif rasio keuangan FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah.
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
8
3.
Untuk menganalisis pengaruh negatif rasio keuangan NPF (Non Performing Financing) terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah.
4.
Untuk menganalisis pengaruh negatif rasio keuangan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap ROA (Return on Assets) Bank Syariah.
1.5. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Manfaat atau kegunaan penelitian yang dilakukan berkaitan dengan profitabilitas
pada
bank
syariah
beserta
variabel−variabel
yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut : a.
Bagi Kalangan Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, memberikan alternatif model penelitian dan menjadi referensi untuk pengembangan keilmuan yang berkaitan dengan
pengaruh kinerja
keuangan terhadap profitabilitas bank syariah yang ada di Indonesia. b.
Bagi Bank Syariah Hasil
penelitian
dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
dalam
pengambilan keputusan terhadap faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank syariah. c.
Bagi Peneliti Untuk membuktikan pengaruh kinerja keuangan terhadap profitabilitas bank syariah dan untuk menambah wawasan pengetahuan dalam bidang keuangan.
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015
9
d.
Bagi Calon Peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi calon peneliti selanjutnya tentang analisis profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Vini Trinita, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015