BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang memiliki kedudukan sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu akidah dan syariah. Nabi Muhammad saw. mengisyaratkan kehadirannya di muka bumi ini diutus oleh Allah SWT dengan membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Pembahasan tersebut menunjukkan bahwa fungsi dan tujuan setiap jenjang pendidikan berkaitan dengan pembentukan karakter siswa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan, disiplin, religius, dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan di zaman modern ini diuji untuk menunjukkan kemampuannya memberikan
jawaban
dari
berbagai
macam
persoalan kehidupan,
diantaranya ialah persoalan krisis akhlak yang melanda bangsa Indonesia, khususnya generasi muda dan kemampuan seseorang untuk berperan dalam pembangunan nasional dengan aktif dan kritis melakukan tranformasi menuju dunia kehidupan lebih demokrasi dan berperikeadilan. Pembangunan nasional yang selama ini dilaksanakan telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, meliputi bidang sosial 1
Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6.
1
2
budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.2 Namun, di samping banyak kemajuan yang telah dicapai ternyata masih banyak masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan, termasuk kondisi karakter bangsa yang akhir-akhir ini mengalami pergeseran. Dhama Kesuma, berpendapat pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal.3 Hal itu tecermin dari kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan di seluruh pelosok negeri, terjadinya ketidakadilan hukum, pergaulan bebas/pornografi di kalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat. Saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak disiplin, dan ketidaktaataan berlalu lintas. Masyarakat Indonesia yang terbiasa disiplin dalam berperilaku, melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan pluralitas, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni kelompok-kelompok yang saling mengalahkan dan berperilaku tidak disiplin. Semua itu menegaskan terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang menurut Abdul Madjid bermuara pada : 1.
Semakin merebaknya nilai dan perilaku memperoleh kekayaan tanpa bekerja
2.
Kesenangan tanpa hati nurani
3.
Pengetahuan tanpa karakter
4.
Bisnis tanpa moralitas
5.
Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan
6.
Agama tanpa pengorbanan, dan
7.
Politik tanpa prinsip.4
2
Dharma Kesumo, Pendidikan Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm. 3 3 Ibid. 4 Abdul Majid, dan Dian Andiyani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 53-54.
3
Memperhatikan situasi dan kondisi bangsa, pemerintah mengambil inisiatif memprioritaskan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa menjadi arus utama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter.5 Hal itu tecermin dari misi pembangunan nasional yang memosisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama guna mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, bermoral Pancasila, dan berakhlak mulia, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks.6 Dalam konteks pendidikan di sekolah dasar kajian pendidikan karakter ini sangat penting sebab keberhasilan pendidikan berada pada jenjang pendidikan dasar, berhasil atau tidak pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pendidikan di level bawah/dasar. Salah satu sekolah dasar yang telah menerapkan pendidikan karakter ialah SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal. Pendidikan karakter yang dikembangkan di SD Muhammadiyah Boja utamanya adalah karakter disiplin yang diterapkan secara terintegrasi pada proses pembelajaran yang dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai disiplin, memfasilitasi diperolehnya
kesadaran
akan
pentingnya
nilai-nilai
disiplin,
dan
penginternalisasian nilai-nilai disiplin ke dalam tingkahlaku peserta didik seharihari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran dan melalui kegiatan ekstra kurikuler, pembiasaan shalat Dhuha, dan pembiasaan shalat Dhuhur berjamaah. Kegiatan pembelajaran di SD Muhammadiyah Boja selain menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal karakter disiplin, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Integrasi dapat 5
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan; Menggagas Platfom Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 19 6 Ibid, hlm. 20.
4
dilakukan dalam substansi materi, pendekatan dan metode pembelajaran, serta model evaluasi yang dikembangkan. Tidak semua substansi materi pelajaran cocok untuk karakter disiplin yang akan dikembangkan, perlu dilakukan seleksi materi dan sinkronisasi dengan karakter disiplin yang akan dikembangkan. Sedangkan kegiatan pembiasaan shalat Dhuha dan Dhuhur diprioritaskan melatih penanaman karakter religius dan karakter disiplin peserta didik. Kegiatan tersebut sudah direncanakan sesuai dengan rancangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam rangka melaksanakan visi, misi, dan tujuan pendidikan di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal. Sejalan fenomena di atas, SD Muhammadiyah Boja sebagai salah satu sekolah dasar yang merespon fenomena di atas, terus berpacu mengembangkan pendidikan karakter disiplin guna mengembangkan kualitas pendidikan agar lulusannya memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Berbagai hambatan atau kendala selalu muncul, namun seluruh elemen di SD Muhammadiyah Boja berusaha menggali potensi untuk memecahkannya. Melalui cara seperti itu, sampai saat ini SD Muhammadiyah Boja tidak kehilangan relevansi program pembelajarannya, termasuk di dalamnya progam pendidikan karakter disiplin. Program pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja adalah membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta memegang teguh nilai-nilai kedisiplinan. Akidah mencakup sendi-sendi keimanan, penghayatan, dan kepercayaan seseorang terhadap dogma-dogma agama yang tumbuh dan
berkembang
di
masyarakat. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.7 Pengembangkan karakter disiplin yang melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Boja tersebut menarik minat peneliti untuk mengangkat masalah tersebut melalui penelitian
berjudul
:
“PENGEMBANGAN
KARAKTER
DISIPLIN
MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH BOJA KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. 7
BSNP, Standar Isi KTSP pada Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta : Badan Standar Nasional, 2006), hlm. v.
5
B. Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang muncul sebagaimana telah disinggung pada latar belakang masalah di atas terkait dengan penerapan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal yaitu : 1. Secara konseptual, pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal tampaknya sudah cukup mapan. Namun dalam pelaksanaannya, hal itu mendapat tantangan yang sangat besar. Tantangan tersebut berasal dari lingkungan pendidikan itu sendiri maupun dari luar. Tantangan dari dalam berasal dari personal pendidikan dan perangkat lunak pendidikan (mind set, kebijakan pendidikan dan kurikulum). Tantangan dari luar berupa perubahan lingkungan sosial secara global yang mengubah tata nilai, norma, dan budaya masyarakat sekitar sekolah. Perubahan
itu
tidak
dapat
dikendalikan
dan
dibatasi
karena
berkembangnya teknologi informasi 2. Kompetensi dasar yang disusun dalam standart isi kurikulum di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal tidak menuntut secara eksplisit pengembangan karakter disiplin peserta didik, yang dirumuskan secara eksplisit tentang pencapaian pembangunan karakter peserta didik dalam dokumen kurikulumnya. 3. Orientasi Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten
Kendal
Tahun
Pelajaran
2014/2015
yang
masih
mementingkan aspek kognitif sehingga mengurangi kepekaan siswa terhadap nilai-nilai etika. 4. Lingkungan sekitar atau lingkungan sosial yang belum dioptimalkan sebagai media belajar siswa SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal. 5. Kompetensi guru yang perlu ditingkatkan berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan karakter disiplin. 6. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang perlu dibenahi, dan 7. Faktor peserta didik yang perlu pembiasaan terhadap nilai-nilai pendidikan karakter disiplin seperti pembiasaan melaksanakan shalat Dhuha, shalat Dhuhur berjamaah, dan kerja sama dengan orang tua.
6
C. Pembatasan Masalah Deskripsi latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan mengingat faktor-faktor yang terkait pada proses belajar mengajar sangat kompleks, serta agar penelitian lebih terarah, maka masalahnya dibatasi berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti berkaitan penerapan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 di ruang kelas melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha, dan pembiasaan shalat Dhuhur berjamaah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi pengembangan karakter disiplin di ruang kelas melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SD
Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 2. Bagaimanakah implementasi pengembangan karakter disiplin di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha dan pembiasaan shalat Dhuhur dengan berjamaah di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji : 1. Implementasi pengembangan karakter disiplin di dalam kelas melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Implementasi pengembangan karakter disiplin di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha dan pembiasaan shalat Dhuhur dengan berjamaah di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015
7
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dan memberikan manfaat yang besar baik secara teoritis maupun secara praktis. 1.
Secara Teoritis a. Memberikan
sumbangan
pemikiran
mengenai
pentingnya
pendidikan karakter disiplin pada anak melalui
pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di dalam kelas dan penanaman nilainilai karakter disiplin di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha dan Shalat Dhuhur secara berjamaah. b. Menambah kompetensi dan wawasan peneliti dalam penelitian ilmiah berkaitan dengan pendidikan karakter disiplin.
2.
Secara Praktis a. Bagi peneliti, Untuk menambah
pengalaman terkait
dengan
langkah-langkah
penelitian ilmiah yang sangat berguna dalam mengembangkan wawasan dan karir profesional guru Pendidikan Agama Islam. b. Bagi guru Sebagai
bahan
evaluasi
terkait
program
pembinaan
karakter
jujur di SD Muhammadiyah Boja c. Bagi sekolah, Merupakan bahan kajian atau sebagai pedoman dalam rangka meningkatkan karakter disiplin dan kualitas akhlak siswa-siswi sesuai dengan visi dan misi sekolah. d. Bagi masyarakat Sebagai sumbang pikir ilmiah yang dapat menambah wawasan dan
pemahaman
masyarakat
tentang
pentingnya
pendidikan
karakter disiplin sebagai bekal siswa-siswi menuju kehidupan bermasyarakat yang bermartabat dan berakhlakul karimah.