BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi dalam bidang akuntansi saat ini dan kedepannya dituntut
untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan di bidang akademik, tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat teknis analisis dalam bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat menghasilkan lulusan yang mempunyai nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja. Eka (2007) yang menyatakan keadaan di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja belum tentu sukses berkiprah dalam menghadapi kehidupan atau dunia kerja. Bahkan seringkali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan begitu tampak menjanjikan namun karirnya terhambat dan tersingkir akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumberdaya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi yang tentunya sumber daya manusianya sudah mempersiapkan perilakunya dari proses belajar akuntansi dan lainnya yang telah diikuti.
Suwardjono (1991) menulis tentang perilaku belajar di perguruan tinggi, dimana dikatakan bahwa sistem pembelajaran perguruan tinggi belum memenuhi standar proses belajar mengajar yang benar dan ideal. Sehingga hasil belajar di perguruan tinggi tidak maksimal. Perilaku belajar mahasiswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi
ujian. Persiapan
belajar dan
mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian akan membuat mahasiswa lebih tenang dalam mengikuti proses pembelajaran dan terhindar dari tekanan dalam proses belajar. Goleman (2003) dalam Nuraini (2007) menyatakan kemampuan akademik bawaan, nilai rapor dan predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari yang berprestasi biasa-biasa saja. Faktor ini dikenal sebagai kecerdasan emosional (KE) (Goleman, 2000:25). Goleman berusaha mengubah pandangan tentang kecerdasan intelektual (KI) yang menyatakan keberhasilan ditentukan oleh inteklektualitas belaka sehingga berusaha untuk menemukan keseimbangan kecerdasan antara emosi dan kognisi. Penelitian Goleman juga mengatakan bahwa 80 persen keberhasilan individu tergantung pada kecerdasan emosional (EQ) dan minimal 20 persen bergantung pada kecerdasan intelektual (IQ) mereka. Kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual terpisah, namun kedua ini dapat
berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan nyata. Kedua belahan otak berada di belahan kanan dan belahan kiri otak kita. Kedua belahan otak selalu bekerjasama satu sama lain untuk mendapatkan refleksi berpikir dan emosi secara efektif. Konsekuensi yang muncul apabila tidak mengelola emosi secara hati-hati dan tekanan hidup dapat membuat individu harus menghadapi dengan stres keras dan tekanan. Mahasiswa dengan rutinitasnya belajar di kelas, belajar di luar jam kuliah, membuat tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, dan bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang membuat skripsi akan mengalami stres apabila tidak diimbangi dengan perilaku belajar dan menggunakan emosinya dalam menjalani rutinitas kehidupan sebagai seorang mahasiswa. Mahasiswa terkadang merasa bosan dan tertekan dengan proses perkuliahan yang ada. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai bagaimana cara dan makna belajar di perguruan tinggi yang pada nantinya akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Suwardjono (1991) dimana mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi juga memiliki daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mempunyai wawasan luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata (masyarakat). Pengaruh perilaku belajar dan kecerdasan emosional terhadap stres dalam mengikuti proses perkuliahan akan menjadi suatu gambaran untuk mengenali mahasiswa sesuai kematangan mereka untuk menciptakan suasana perkuliahan
yang nyaman dan tidak menimbulkan stres kuliah. Mahasiswa juga dapat melihat dan mampu memanfaatkan perilaku belajar dan kecerdasan emosional sehingga secara tidak langsung mahasiswa akan belajar untuk menggunakan perilaku belajar yang baik dan mengelola kecerdasan emosional dengan baik pula dalam menghadapi stres kuliah. Kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang menggunakan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan intelektual. Paradigma lama menganggap bahwa yang ideal adalah adanya nalar yang bebas dari emosi, paradigma baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dan hati. Proses belajar mengajar dalam berbagai bidangnya sangat terkait dengan kecerdasan emosional mahasiswanya. Kecerdasan emosional dapat digunakan untuk melatih kemampuan mahasiswa, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kesanggupan untuk bersabar dan tegar disaat menghadapi suatu permasalahan (frustasi), kesanggupan mengendalikan hasrat dan kesanggupan untuk menunda kepuasan sesaat, dapat mengontrol suasana hati, serta mampu untuk memberikan simpati, empati, dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat mendukung seorang mahasiswa dalam usahanya untuk mencapai tujuan dan citacita. Kesulitan belajar yang dicirikan oleh menurunnya prestasi belajar sebagai bentuk kegagalan bisa berkaitan dengan dominan afektif, misalnya situasi emosi akan mempengaruhi belajar (Winkel, 1996:29) dalam Marita,dkk (2008). Penelitian Suryaningrum dkk (2005) menyatakan bahwa pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap stres kuliah hanya
dipengaruhi oleh variabel pengenalan diri dan keterampilan sosial, sedangkan variabel pengendalian diri, motivasi, empati, tidak berpengaruh signifikan terhadap stres kuliah. Hal ini dikarenakan pengendalian diri, motivasi, dan empati mahasiswa jika kita diamati sepintas memang terjadi fenomena dimana mahasiswa cenderung belum mampu mengendalikan dirinya sehingga terkesan melakukan sesuatu seenaknya sendiri. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mencari jawaban atas fenomena tersebut di perguruan tinggi yaitu di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut. 1) Apakah perilaku belajar dan kecerdasan emosional secara simultan berpengaruh terhadap stres kuliah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar? 2) Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap stres kuliah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar? 3) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap stres kuliah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar?
1.2
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.2.1
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.
1) Untuk mengetahui adanya pengaruh perilaku belajar dan kecerdasan emosional secara simultan terhadap stres kuliah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. 2) Untuk mengetahui adanya pengaruh perilaku belajar terhadap stres kuliah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. 3) Untuk mengetahui adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres kuliah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.
1.2.2
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang perilaku belajar dan kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap stres kuliah. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang perilaku belajar dan kecerdasan emosional serta dapat menambah referensi di lingkungan akademis sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan atau masukan bagi perguruan tinggi untuk dapat meningkatkan kualitas dan
mutu pendidikan yang diselenggarakan tentang perilaku belajar dan membantu mengembangkan kecerdasan emosional anak didiknya.
1.3
Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi ini disusun atas beberapa bab untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas dan terperinci mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut. BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori, rumusan hipotesis, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dan mendukung pembahasan dalam penelitian. Hal ini diperoleh dari berbagai literatur baik berupa buku-buku maupun hasil penelitian sebelumnya yang sejenis.
BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode-metode yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian seperti lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasonal variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metodelogi penentuan sampel, metodelogi pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian dari rumusan masalah. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menyajikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan berdasarkan analisis yang telah dilakukan serta akan diajukan saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang diberikan.