BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG Perancangan bangunan tempat ibadah pada masa sekarang sudah banyak berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa dahulu. Dulu bangunan tempat ibadah yang dibangun merupakan simbol monumental yang sangat mudah dikenali secara fisik. Misalnya mesjid dengan atap kubah dan minaret atau gereja dengan bentuk atap runcing tinggi ke atas dan menara lonceng dan juga banyaknya ornamen-ornamen yang menghiasi baik dinding, pintu, dan kolomkolomnya. Pada masa kini, elemen-elemen tersebut sudah banyak dihilangkan atau digantikan dengan bentuk-bentuk arsitektur modern yang mengikuti zaman dan juga kebudayaan sekitar. Tetapi hal ini tentunya tidak mengurangi minat jamaah untuk beribadah
karena
pengolahan
ruang
dalam
lebih
ditekankan
untuk
mengkonsentrasikan jamaah pada kekhusyukan beribadah. Simbol-simbol religi pun tetap hadir selain dalam bentuk fisik, simbolsimbol religi tersebut juga hadir pada kedalaman proses perjalanan spiritualnya yang membuat jamaah lebih dapat khusyuk dalam menjalankan ibadahnya. Jika dilihat dari banyaknya orang yang memeluk agama Islam yang ada di daerah kodya Jakarta Barat dan khususnya di daerah Batu Sari, Pal Merah, Jakarta Barat, sangat memungkinkan dibangunnya sebuah mesjid di daerah Batusari tersebut,
1
karena selain jumlah mesjid yang ada masih kurang untuk menampung orang yang beragama Muslim, dan juga di daerah Batusari tersebut belum ada mesjid yang dapat menampung aspek spasial yang berada di daerah tersebut. Jika kita akan membangun gereja di daerah tersebut, maka izin yang didapat akan lebih sulit dari pada membuat mesjid, dan lebih sensitive terhadap masyarakat sekitar, karena lingkungan yang ada di daerah tersebut adalah lingkungan orang-orang muslim Betawi-Arab yang lebih menhendaki adanya mesjid dari pada gereja. Oleh karena itu tempat peribadatan yang cocok di daerah Batusari tersebut menurut saya adalah mesjid yang dapat lebih berguna bagi masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Islam dengan segala bangunan penunjangnya agar dapat terpenuhi aspek spasial di sebuah mesjid untuk kebutuhan orang muslim di daerah sekitarnya. Makin bertambahnya penduduk di daerah Jakarta Barat, menyebabkan makin bertambah juga kendaraan yang ada baik itu kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, dan ini juga menyebabkan bertambahnya pula polusi yang ada. Selain itu juga letak tapak yang berada di daerah pertigaan batusari adalah tempat yang setiap harinya terjadi kemcetan kecuali pada saat hari libur. Kemacetan yang terjadi di daerah ini mungkin dikarenakan pada saat hari biasa banyak orang yang melewati jalan ini yang ingin menuju ataupun pulang dari Universitas Bina Nusantara. Dari permasalahan-permasalahan yang ada tersebut maka bangunan mesjid ini nantinya selain berfungsi untuk digunakan sebagai tempat beribadah, bersosialisasi dan bersilaturahmi, tetapi setidaknya mesjid ini bukan hanya sebagai bangunan yang
2
nantinya hanya akan menyebabkan lingkungan sekitar menjadi lebih macet, lebih panas karena kurangnya penghijauan, atau pemakain energi yang berlebihan karena kurangnya pengolahan bangunan dari sisi ekologis.
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud / Tujuan utama yang ingin dicapai dalam desain mesjid dengan topik Arsitektur Ekologis adalah : •
Menciptakan Masjid yang tanggap akan lingkungan sekitar dan dapat menjadi ’paru-paru’ di daerah sekitarnya.
•
Menciptakan Masjid yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan sosial masyarakat sekitar dan juga bersilaturahmi.
•
Menyediakan Masjid yang lengkap dengan segala fasilitas pendukungnya seperti perpustakaan, ruang serba guna, ruang belajar mengaji, dll.
•
Mendesain bangunan yang mengaplikasi ”Smart Architecture” untuk menjadikan bangunan yang efisien dan hemat energi.
I.3. LINGKUP PEMBAHASAN Lingkup pembahasan perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk ini adalah mencakup : 1. Pendekatan Arsitektur Ekologis sebagai jawaban permasalahan lingkungan yang terjadi sekarang ini dan juga untuk menjadi mesjid yang modern sekaligus kembali ke akar kebudayaan / tradisi.
3
2. Pemahaman terhadap Proyek Mesjid di Kebon Jeruk, dan Topik / Tema Ekologis sebagai inti dari perencanaan dan perancangan. 3. Identifikasi permasalahan yang dihadapi yang berhubungan dengan Proyek maupun pendekatan Topik / Tema berdasarkan aspek manusia, bangunan, dan lingkungannya. 4. Analisis terhadap permasalahan yang dihadapi, dicari solusinya dan dirumuskan dalam suatu konsep perencanaan dan perancangan mesjid yang ekologis dan dapat menjadi pusat dari kegiatan social di daerah tersebut. 5. Penerapan konsep dan solusi dalam perencanaan, perancangan, dan gambar bangunan, lansekap, dan lingkungannya baik dari segi fungsi, struktur, dan estetika.
I.4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Penyusunan skripsi perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebun Jeruk dibagi dalam beberapa bab, sebagai berikut :
1. BAB I :
PENDAHULUAN Latar belakang dibuatnya mesjid di Kebun Jeruk ini yang sesuai dengan zaman modern ini yang menggunakan arsitektur ekologis sebagai konsepnya, lingkup pembahasan perencanaan dan perancangan Msjid di Kebun Jeruk ini, sistematikanya, serta kerangka pemikiran penulisan dan perancangan.
4
2. BAB II :
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Tinjauan teoritis umum terhadap proyek Mesjid, dan tinjauan khusus mengenai Topik / Tema Ekologis, serta kelengkapan dan relevansi data dan pustaka pendukung dan juga studi kasus dan studi banding yang relevan dengan Mesjid.
3. BAB III :
PERMASALAHAN Identifikasi dan rumusan permasalahan arsitektural Proyek Mesjid, dan Topik / Tema Ekologis, yang akan dilihat dari tiga aspek yaitu manusia, bangunan, dan lingkungan yang akan dianalisis dan dicari solusinya dalam perancangan.
4. BAB IV :
ANALISIS Analisis permasalahan dalam beberapa aspek yang dirumuskan melalui pendekatan perancangan dan Topik / Tema Ekologis. Dari analisis nantinya akan menghasilkan solusi atau konsep perancangan merencanakan
yang dan
diterapkan merancang
sebagai
landasan
dan
bangunan,
lansekap,
dan
lingkungannya.
5. BAB V :
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep Perancangan sebagai hasil analisis dan solusi terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan pada bagian permasalahan. Konsep dasar perancangan mencakup
5
program ruang, luasan total perancangan, serta hubungan skematik antar program ruang. Perancangan tapak mencakup pencapaian, sirkulasi ruang luar, pola parkir, serta penataan ruang luar atau lansekap. Perancangan bangunan mencakup gubahan massa, fasade bangunan, sirkulasi ruang dalam, sistem dan struktur massa bangunan, utilitas bangunan, pencahayaan, pengudaraan, serta akustik yang sesuai dengan fungsi bangunan. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik desain / perancangan sebagai alur pemikiran dalam perancangan.
6
I.5. KERANGKA BERPIKIR
Latar Belakang Menciptakan sebauh masjid yang dapat menjadi tempat selain untuk beribadah juga pertemuan dan kegiatan sosial serta bersilaturahmi
Maksud dan Tujuan Menciptakan mesjid yang smart dan juga sebagai tempat bersosialisasi dan bersilaturahmi yang lengkap dengan segala runag-ruang penunjangnya
Permasalahan - Manusia - Lingkungan - Bangunan
F E E D B A C K
Tinjauan Khusus Studi literatur dan survei lapangan, studi banding.
Tinjauan Umum Definisi, sejarah, jenis, ketentuan dan klasifikasi
Landasan Teori
Analisa Menganalisa permasalahan kemudian pemecahannya diterapkan ke dalam perancangan mesjid ini.
Konsep Perancangan Sesuai dengan maksud dan tujuan serta hasil kesimpulan dari analisa.
Skematik Desain
Perancangan
7