BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Mobilitas masyarakat dewasa ini meningkat pesat. Hal ini dapat dilihat dari berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat dari jumlah yang terdahulu. Meningkatnya mobilitas masyarakat ini juga mempengaruhi banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi baik itu trasportasi darat, trasportasi laut dan transportasi udara. Maskapai penerbangan adalah salah satu saluran transportasi yang ada sekarang ini. Saat ini sudah banyak persaingan maskapai baik maskapai lokal maupun maskapai international. Dengan menggunakan pesawat terbang masyarakat dapat melakukan transportasi lebih efisien. Hal ini menjadikan nilai ekonomis dengan menggunakan transportasi udara lebih tinggi. Karena di dalam pesawat masyarakat yang menjadi penumpang diberikan pelayanan senyaman mungkin dari mulai kebutuhan logistik sampai dengan hiburan. Mengapa pesawat harus memiliki layanan yang baik, ini adalah salah satu indikator persaingan bisnis dalam industri transportasi. Ini juga menjadi salah satu faktor keputusan penumpang, baik yang ingin melakukan perjalanan short-haul (< 3 jam), medium-haul (3-6 jam) terlebih lagi yang akan melakukan perjalanan jauh atau biasa disebut long-haul. Dengan waktu tempuh yang dibutuhkan lebih dari 6 jam tentu calon penumpang akan lebih selektif dalam pemilihan jasa penerbangan.
Oleh
karena
itu
maskapai
1
penerbangan
berlomba-lomba
2
mengembangkan layanannya agar menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Baik dari segi peningkatan keamanan, skill cabin crew (yaitu kemampuan pramugari dan pramugara memberikan pelayanan serta melakukan komunikasi dengan penumpang), kenikmatan makanan dan juga hiburan selama di dalam pesawat sampai pada pemilihan jenis armada pesawat. Memang harga yang ditawarkan maskapai penerbangan tergolong tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan armada dengan jalur darat maupun laut. Ini sudah dijelaskan di paragraf awal bahwa dengan menggunakan maskapai penerbangan penumpang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dikarenakan perjalanan yang dilakukan lebih efisien. Lebih efisien disini ialah dengan harga yang sepatutnya, penumpang dapat tiba di tempat tujuan dengan waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Selain itu layanan yang diberikan maskapai menyenangkan, hal ini menyebabkan penumpang banyak menghemat waktu dan tenaga. Hal inilah yang menjadi target pasar maskapai penerbangan, bahwa dengan memakai jasa mereka penumpang mendapatkan keuntungan tersebut diatas, baik penumpang yang menggunakan penerbangan kelas VIP/Bisnis ataupun penumpang yang menggunakan kelas ekonomi. Secara geografis maskapai penerbangan di seluruh dunia saat ini ada ratusan
ribu
maskapai
penerbangan
yang
terdaftar
di
seluruh
dunia
(http://www.airliners.net/aviation-forums/general_aviation/read.main/3201820/). Jika dilihat dari Indonesia sendiri ada kurang lebih 17 perusahaan penerbangan yang beroperasi yang melayani penerbangan domestik. Ini belum termasuk
3
jumlah perusahaan penerbangan yang hanya melayani penerbangan di dalam suatu provinsi dan juga perusahaan charter pesawat. Jumlah tersebut diatas bahkan belum termasuk penerbangan kargo yang hanya melayani pengiriman paket atau barang. Ditambah lagi dengan penerbangan internasional yang juga beroperasi di Indonesia. Ada kurang lebih 41 perusahaan penerbangan internasional yang beroperasi dari bandara udara internasional Soekarno-Hatta. Di Indonesia sendiri yang sebenarnya terkenal dengan negara yang mayoritas masyrakatnya berada dalam tingkat ekonomi rendah malah menjadi salah satu penyumbang objek pelebaran pangsa pasar dalam kancah persaingan bisnis maskapai penerbangan internasional. Mereka melihat bahwa masyarakat Indonesia itu tidak terduga. Walaupun mayoritas berekonomi rendah tetapi banyak permintaan penerbangan internasional dari Indonesia. Pasarnya sendiri adalah para tenaga kerja yang ingin mengadu nasib di luar Indonesia, pelajar yang akan melanjutkan studi nya, dan juga yang hanya sekedar ingin berlibur semata atau bahkan berwisata religius. Sehingga menjadikan negara berkembang menjadi negara yang potensial dalam menyumbangkan pemasukan bagi perusahaan penerbangan. PT Surindo Andalan adalah salah satu perusahaan yang melihat adanya peluang tersebut. Pada mulanya perusahaan ini hanya bergerak dalam jasa agen pariwisata saja. Tetapi pada tahun 2004 perusahaan ini mengajukan diri untuk menjadi GSA atau General Sales Agent dari perusahaan penerbangan komersil milik Oman, Oman Air. GSA sendiri adalah perusahaan yang bertanggung jawab
4
menjadi sales representative dari suatu perusahaan yang tidak memiliki cabang di suatu area tertentu. Pemilihan Oman Air sebagai maskapai penerbangan yang akan diajak bekerjasama dengan PT Surindo Andalan bukan merupakan pertimbangan yang mudah. PT Surindo Andalan memilih Oman Air dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan maskapai penerbangan negara timur tengah yang semakin lama semakin diminati karena layanannya yang nomer satu dan juga letak geografis nya yang sangat potensial. Selain itu Oman Air dinilai akan menjadi maskapai penerbangan yang nantinya akan besar namanya. Di Indonesia sendiri Oman Air terkenal dengan penerbangan dengan harga yang lebih terjangkau bila dibandingkan dengan pesaing-pesaing utama nya yang juga berasal dari negara timur tengah seperti Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar airways. Dengan menjadi GSA PT Surindo Andalan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua kegiatan jual beli yang berkaitan dengan Oman Air. Dari mulai pengaturan segala distribusi tiket (pembooking-an berapa banyak tiket yang dibutuhkan oleh calon penumpang dari Indonesia), sampai dengan promo-promo yang menyangkut dengan penjualan tiket Oman Air. Oman Air sendiri merupakan maskapai penerbangan off-line di Indonesia. Off-line ini maksudnya adalah Oman Air tidak ada yang terbang direct atau langsung dari Jakarta menuju negara tertentu yang dituju. Jika ingin menggunakan jasa layanan maskapai ini harus terlebih dahulu terbang menggunakan maskapai penerbangan yang memiliki kerjasama dengan Oman Air. Di Indonesia sendiri maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia, Malaysian Airlines dan Thai Airways.
5
Jadi sistemnya setiap penumpang dari Indonesia yang akan melakukan perjalanan dengan maskapai penerbangan Oman Air akan mendapatkan 2 tiket. Tiket pertama adalah tiket dari Cengkareng (CGK) atau bandara internasional lainnya di Indonesia menuju ke Bangkok atau Kuala lumpur dengan salah satu dari 3 maskapai yang telah disebutkan di atas. Setibanya di bandara udara negara pertama maka penumpang akan di transfer menuju ke negara selanjutnya dengan menggunakan maskapai penerbangan Oman Air. Bandara penghubung (airlinehub) Oman Air sendiri berada di Bandara udara internasional Muscat, Oman. Jadi setiap akan melakukan perjalan dari bandara transfer maskapai penerbangan harus melakukan berhenti terlebih dahulu di bandara Muscat untuk kemudian melanjutkan lagi perjalanannya ke negara tujuan. Banyak masalah timbul dari rute Oman Air yang cenderung berbelit ini dikarenakan masyarakat atau calon penumpang cenderung menginginkan maskapai penerbangan yang terbang langsung ke negara tujuan. Penumpang harus 3 kali pindah pesawat sebelum pergi menuju negara tujuan, hal ini merupakan pilihan yang lebih sering dihindari oleh penumpang. Oleh sebab itu PT Surindo Andalan menghadapi permasalahan yang sulit karena harus berhadapan dengan kenyatan bahwa Oman Air adalah off-line carrier. Berbagai macam cara harus dihadapi dari mulai mendekati calon pelanggan potensial yang biasanya adalah agen perjalanan, hingga memutuskan bauran pemasaran yang tepat untuk memenangkan hati konsumen. Selain itu PT Surindo Andalan sendiri juga harus memikirkan berapa banyak seat yang akan di booking untuk menghadapi permintaan pasar baik dalam peak/high season, medium season
6
sampai dengan low season. Berikut ini adalah data 5 tujuan penerbangan terbanyak Oman Air. Tabel 1.1 Penjualan Reservasi
Tahun
2011
2012
Bulan November
Penerbangan Jakarta - Jakarta - Jakarta - Jakarta - Jakarta Muscat Doha Bahrain Dubai Abu Dhabi 202 224 209 82 20
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
87 176 73 57 121 46 42 94 195 33 200
171 273 158 219 345 211 131 133 139 63 191
102 69 46 54 61 38 30 37 54 32 58
24 44 15 20 24 5 1 15 24 11 57
33 33 27 19 21 2 6 1 14 0 22
November
111
144
10
15
2
Sumber: PT Surindo Andalan (2012). PT Surindo Andalan juga harus bersaing dengan berbagai sales representative dari negara lain untuk mereservasi seat. PT Surindo Andalan harus menilik berapa banyak seat yang dibutuhkan calon penumpang dari Indonesia agar seat yang telah di book tersebut efektif, sesuai tanpa ada sisa. Untuk itu peneliti akan meneliti Peramalan reservasi dengan menggunakan metode ARIMA, metode yang memungkinkan pemakainya untuk mendapatkan Peramalan kasus musiman seperti yang terjadi pada PT Surindo Andalan. Biasanya PT Surindo Andalan mereka berapa banyak seat yang akan direservasi untuk dipesan terhadap Oman Air dari berapa banyak pesanan bulan-bulan
7
sebelumnya dengan menggunakan metode kualitatif atau metode pendapat. Untuk itu judul analisis yang ditetapkan oleh penulis adalah “PERAMALAN OPERASIONAL
RESERVASI
DENGAN
PROGRAM
MINITAB
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARIMA PT SURINDO ANDALAN”.
1.2
Identifikasi Masalah Dari judul yang ditulis diatas penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan dari analisis ini, yaitu:
1. Besar Peramalan operasional reservasi 1 bulan mendatang (desember 2012) pada PT Surindo Andalan menggunakan pendekatan ARIMA dengan MS & MSE terkecil?
2. Bagaimana model ARIMA untuk Peramalan operasional reservasi optimal pada PT Surindo Andalan selama 1 bulan mendatang?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari rumusan masalah diatas ialah: 1. Dapat mengetahui besar Peramalan operasional reservasi 1 bulan mendatang (desember 2012) pada PT Surindo Andalan menggunakan pendekatan ARIMA dengan MS & MSE terkecil. 2. Dapat mengetahui model ARIMA untuk Peramalan operasional reservasi pada PT Surindo Andalan selama 1 bulan mendatang.
8
1.4
Manfaat Penelitian Dengan begitu dapat disimpulkan manfaat bagi setiap subjeknya: 1. Bagi perusahaan •
Dapat mengetahui kemungkinan seberapa besar peramalan operasional reservasi yang harus disiapkan untuk menghadapi bulan-bulan selanjutnya, baik dalam high season, medium season maupun low season (dalam perhitungan bulan).
•
Untuk mengetahui akuratsi peramalan dengan metode ARIMA agar selanjutnya metode tersebut dapat membantu pengambilan keputusan PT Surindo Andalan.
•
Untuk mengetahui kemungkinan keuntungan yang dapat diraih perusahaan dari peramalan dengan metode ARIMA.
2. Bagi penulis •
Agar penulis belajar tentang cara bekerja dan juga penerapan metode ARIMA terhadap perusahaan.
•
Agar penulis dapat mengaplikasikan salah satu faktor dari mata kuliah yang selama ini di di pelajari dalam bangku perkuliahan.
•
Agar penulis bisa terjun langsung dalam dunia bisnis
3. Bagi pembaca •
Agar pembaca dapat mengetahui cara penerapan metode ARIMA untuk memPeramalankan suatu hal.
9
•
Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pembaca dalam bidang operasional.
•
Agar pembaca dapat menambah wawasan dan informasi berkaitan dengan manajemen operasional.