BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk berkomunikasi oleh kelompok manusia (Kridalaksana, 2008:24). Manusia berkomunikasi guna mengekspresikan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan diinginkan. Manusia berkomunikasi dengan dua medium, yaitu komunikasi dengan bahasa lisan dan komunikasi dengan bahasa tulis (West, 2008: 22-23). Adapun bahasa lisan adalah bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait dengan ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman
dan
bahasa
tulis
adalah
bahasa
yang dihasilkan
dengan
memanfaatkan tulisan, menjadikan huruf sebagai unsur dasar, dan terikat oleh tata cara penulisan serta kosakata (Syamsuddin, 1992: 17-23). Kedua medium komunikasi tersebut memiliki wujud yang berbeda, yaitu mencakup ekspresi diri, eksposisi, sastra, dan persuasi. Berdasarkan definisi bahasa tulis dan contoh wujudnya, maka dapat dikatakan bahwa website termasuk dalam salah satu wujud bahasa tulis. Website adalah halaman yang ditampilkan di internet yang memuat informasi tertentu(Tegar, 2013). Website dapat digunakan untuk berbagai hal, misalnya untuk menjual produk dan servis, berkomunikasi langsung dengan customer di belahan dunia, memberikan pelayanan kepada customer, menerima masukan dari pengunjung, membagi dan mendistribusikan file dan foto, serta membuat pengumuman dan pemberitahuan(Herinoto, 2009). Melihat fungsi website yang
telah tertera sebelumnya, maka website dapat digolongkan pada media modern untuk berkomunikasi dengan bahasa tulis. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya tentang definisi website, maka dapat dikatakan bahwa website adalah laman informasi yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja selama pengguna terhubung dengan jaringan internet. Kemudahan dalam mengakses infomasi tersebut memberikan keuntungan bagi penutur informasi dan mitra tuturnya. Dalam hal ini, negara Suriah merupakan salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang memanfaatkan kemudahan dan keuntungan dalam menggunakan website sebagai sarana berkomunikasi. Pernyataan tentang negara Suriah didasarkan pada tiga data yang berhubungan
dengan
jumlah
penduduk
dalam
situs
enwikipedia.org/wiki/listofArabcontriesbypopulaion, jumlah penduduk dengan kemampuan baca tulis dalam situswww.indexmundi.com/g/r.aspxv=39, dan jumlah
penduduk
sebagai
pengguna
internet
dalam
situs
www.alexa.com/siteinfo/moed.gov.sy#trafficstats. Berdasarkan tiga data di atas, Suriah dapat dianggap sebagai negara yang sesuai untuk menggunakan website sebagai saran berkomunikasi. Selanjutnya, guna mempermudah penelitian dipilihlah website Departemen Pendidikan Suriah yang secara umum menggunakan istilah-istilah yang mudah dipahami. Menurut pengamatan peneliti, pada jajaran kementrian negara, Departemen Pendidikan Suriah merupakan salah satu dari dua negara di Timur Tengah yang aktif memanfaatkan website sebagai sarana komunikasi.
Website Departemen Pendidikan Suriah tersusun atas tiga kolom utama, yaitu kolom berita, kolom informasi kegiatan Departemen Pendidikan Suriah, dan kolom berita bergambar. Kolom berita utama berupa informasi langkah-langkah pendidikan kedepan dari Departemen Pendidikan Suriah, informasi pelaksanaan ujian, dan informasi buku-buku anjuran dari Departemen Pendidikan Suriah. Kolom kedua merupakan kolom informasi kegiatan Departemen Pendidikan Suriah dengan pihak lain. Informasi pada kolom ini bersifat harian, maka kolom ini selalu berubah mengikuti kegiatan atau program kerja yang sedang atau sudah dilaksanakan. Kolom pengumuman dan kolom keputusan berada di dalam kolom kedua, sedangkan kolom ketiga merupakan foto atau gambar yang berhubungan dengan dua kolom sebelumnya. Kolom ketiga (kolom berita gambar) tidak menampilkan kalimat apapun, hanya berbentuk kumpulan foto. Website Departemen Pendidikan memiliki tampilan yang menarik dengan penyusunan kolom, pemilihan gradasi warna, serta font tulisan yang sesuai. Di samping itu, website tersebut menggunakan istilah-istilah yang familiar bagi peneliti. Istilah-istilah tersebut digunakan dalam kalimat pada kolom-kolom website. Salah satu kolom yang ada dalam website adalah kolom pengumuman. Pengumuman merupakan pesan atau informasi yang disampaikan kepada khalayak ramai. Pengumuman yang dicantumkan pada sebuah website merupakan bentuk komunikasi dengan bahasa tulisan. Pengumuman dalam website membutuhkan bahasa yang singkat, jelas, dan padat, bahasa tersebut tersusun dari kalimat efektif yang mudah dipahami. Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, dan disertai dengan
intonasi
final
(Chaer,
2009:
44).Pembentukan
sebuah
kalimat
membutuhkan kata sebagai unsur pembangunnya. Kata tersebut akan mengalami perubahan sesuai dengan fungsi sintaksis yang ditempatinya. Kata yang mengalami perubahan disebut mu„rabdan kata yang tidak mengalami perubahan disebut mabnī(Ni‟mah, t.t.: 23). Dalam tata bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga kategori, yaitu nomina atau al-ismu, verba atau al-fiʻ lu, dan partikel atau al-
ḥ arfu(Gulayaini, 2007: 8). Sebagaimana yang telah dikemukan, bahwa kata adalah unsur pembangun sebuah kalimat, maka kata dapat menjadi unsur sebuah frasa nominal dan frasa nominal dapat menjadi unsur sebuah kalimat. Unsur sebuah kalimat dapat berupa kotak-kotak kosong yang di dalamnya akan diisi kategori-kategori tertentu (Chaer, 2009: 20). Kotak-kotak kosong adalah pengibaratan yang dikemukakan oleh Chaer untuk menjelaskan fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, dan keterangan) dalam struktur dan kategori-kategori tertentu adalah jenis kata atau tipe kata (nomina, ajektiva, adverbia, verba, preposisi, dan pronomina) yang mengisi fungsi sintaksis (Chaer, 2009: 20-27). Kategori kata yang sama dapat mengisi fungsi sintaksis yang berbeda, berikut dua kata yang tersusun menjadi frasa nominal al-baitu al-jadīdu yang menempati fungsi berbeda, yaitu sebagai mubtada‟ (subjek) pada contoh (1) dan sebagai maf„ūl bih (objek) pada contoh 2. (1) al-baitu al-jadīdu muḥ arraqun rumah yang baru itu terbakar
Raitu al-baita al-jadīda li-aḥ mada Saya telah melihat rumah yang baru itu” Contoh (1) merupakan struktur al-jumlah al-ismiyyah(struktur yang diawali oleh nomina atau pronominal dan tersusun dari mubtadaˋ dan khabar (Ni‟mah, t.t.: 170)), yaitu frasa nominal al-baitu al-jadīdu sebagai mubtada‟ dan nomina muḥ arraqun sebagai khabar. Contoh 2 merupakan struktur al-jumlah alfiʻ liyyah(struktur yang
diawali
oleh verba dengan al-fiʻ lu dan al-fāʻ ilu
(Ni‟mah, t.t.:170)), yaitu verba raitu sebagai al-fi„lu dan al-fā„ilu dan frasa nominal al-baita al-jadīdasebagai maf„ūl bih. Perbedaan
fungsi
sintaksis
pada
frasa
nominal
al-baitu
al-
jadīdu,menyebabkan perubahan kasus pada frasa nominal, yaitu berkasus nominatif pada contoh (1) dan berkasus akusatif pada contoh (2). Kasus adalah perubahan kategori gramatikal dari nomina, frasa nominal, pronomina atau ajektifa yang memperlihatkan hubungannya dengan kata yang lain dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 2008: 108). Dalam tata bahasa Arab, kasus dikenal dengan ḥ ālatu al-i„rābi (Hidayatullah, 2012: 92). al-I„rābuadalah suatu perubahan di akhir kata yang terjadi disebabkan oleh masuknya „āmil (Gulayaini, 2007: 14). Perubahan tersebut menjadikan kata dirafa„-kan, di-naṣ b-kan, di-jarr-kan, atau di-jazm-kan. Perubahan kata karena masuknya fakto-faktor tertentu dalam suatu satuan tuturan, baik secara lafẓ iyyah ataupun taqdīriyyah disebut deklinasi (Hidayatullah, 2012: 91). Deklinasi adalah perubahan, pronominal atau ajektifa yang menunjukkan kategori, kasus, jumlah, atau jenis (Kridalaksana, 2008 :45).
Berikut akan dikemukakan contoh analisis sebuah kalimat dengan teori yang berbeda.
„āisyatu taẓ habu ilā as-sūqi wa tasytarī al-aṭ ‟imata Aisyah pergi ke pasar dan membeli bermacam makanan. 3.a Nomina
Verba
Partikel
Nomina
Partikel
Verba
Nomina
3.b
Contoh 3, merupakan struktur kalimat majemuk setara, kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa bebas (Kridalaksana, 2008: 105). Klausa bebas itu sendiri merupakan klausa yang potensial dapat menjadi kalimat (Kridalaksana, 2008: 124). Struktur contoh 3 , tersusun atas dua klausa bebas, tiga kata nomina, dua kata verba, dan dua partikel. Table 3.a dan table 3.b merupakan analisis sederhana sebuah kalimat. Table 3.a memulai analisis dengan membagi satuan kata, tidak memperhatikan satuan dasar konstituen pembentuk kalimat, dan membedakan analisis sintaksis dengan morfologi, analisis seperti ini merupakan analisis aliran linguistik tradisional. Table 3.b memulai analisisnya dengan menunjukkan satuan dasar konstituen pembentuk kalimat, yaitu klausa dan analisis tersebut tidak
membedakan antara sintaksis dan morfologi, analisis seperti ini merupakan analisis yang dilakukan aliran tagmemik. Analisis bahasa tanpa membedakan kajian sintaksis dan morfologi adalah analisis tagmemik yang diutarakan oleh K.L Pike dan E.G Pike (Soeparno, 2008:13). Analisis ini berpendapat bahwa satuan dasar sintaksis tidak dapat dinyatakan dengan fungsi saja, atau kategori saja, melainkan harus dinyatakan dengan suatu sistem yang disebut sel empat kisi (slot, kelas, peran, dan kohesi) (Chaer, 2009: 8). Sel empat kisi disebut dengan dimensi tagmen oleh Soeparno (2008:10-11). Adapun tagmem adalah satuan terkecil dalam analisis tagmemik (Tarigan, 2009: 15). Sesuai dengan apa yang telah dijabarkan sebelumnya, fungsi sepadan dengan slot, kategori sepadan dengan kelas, peran sama dengan peran,serta kohesi adalah penanda yang merupakan pengontrol hubungan antartagmem (Soeparno, 2008: 11). Kohesi adalah tagmem yang tidak diutarakan oleh analisis linguistik lainnya (Soeparno, 2002: 60). Analisis tagmemik mengawali analisis pada tataran wacana, maka analisis tagmemik merentang dari wacana hingga morfem. Berdasarkan pernyaaan tersebut, dalam analisis tagmemik tidak ada pemisahan bidang wacana, sintaksis dan morfologi dan klausa memiliki tempat khusus.Kekhususan yang terdapat pada klausa mencakup dua hal, yaitu pembahasan subjek, predikat, dan objek berada pada tataran klausa dan klausa adalah pembangun kalimat. Dengan demikian, kalimat dalam analisis tagmemik adalah kesatuan ketatabahasaan, kontruksi tempat bangunan dengan lingkungan intonasi akhir dan unsur-unsur yang berupa
klausa, partikel penyambung, dan pola intonasi (Tarigan, 2009: 49). Selanjutnya, berdasarkan bentuk kalimat, kalimat terbagi menjadi lima macam, yaitu kalimat berdasarkan jumlah dan jenis klausa, kalimat berdasarkan struktur internal klausa, kalimat berdasarkan jenis respons yang diharapkan, kalimat berdasarkan hakikat hubungan aktor-aksi, dan kalimat berdasarkan ada dan tidaknya unsur negatif (Tarigan, 2009: 50). Sebagaimana dengan apa yang telah dikemukakan pada paragraf sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa analisis tagmemik memiliki hubungan mutualisme dengan struktur sintaksis kalimat dalam bahasa Arab. Hubungan mutualisme tersebut dapat didasarkan pada tata bahasa Arab yang memiliki kepadatan dan kerapatan yang tinggi sesuai denga sudut pandang analisis tagmemik terhadap satuan dasar sintaksis yang harus dinyatakan dengan sel empat kisi dan pandangan analisis tagmemik yang tidak membedakan analisis sintaksis dengan morfologi. Dengan demikian, hubungan mutualisme tersebut merupakan alasan yang sesuai untuk peneliti memilih analisis tagmemik guna mengetahui struktur kalimat dalam kolom pengumuman pada website Departemen Pendidikan Suriah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab pada penelitian ini meliputi empat dimensi, yaitu: 1. Bagaimana slot yang membangun kalimat pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah?
2. Bagaimana kelas pengisi slot yang membangunkalimat pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah? 3. Bagaimana peran yang membawa fungsi slot kalimat pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah? 4. Bagaimana kohesi yang mengontrol hubungan antartagmem dalam kalimat pengumuman pada website Departemen Pendidikan Suriah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Menjabarkan slot yang membangun kalimat pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah. 2. Menjabarkan kelas pengisi slot yang membangun kalimat pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah. 3. Menjabarkan peran yang membawa fungsi slot kalimat pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah. 4. Menjabarkan kohesi yang mengontrol hubungan antartagmem dalam kalimat pengumuman pada website Departemen Pendidikan Suriah. 1.4 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dalam penelitian ini, berkaitan dengan beberapa hal, yaitu penelitian tentang kalimat, penelitian tentang negara Suriah, dan penelitian dengan teori tagmemik. Penelitian pertama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin (2006), dalam
penelitiannya,
Muttain
menggunakan
pendekatan
sintaksis
guna
menganalisis judul berita pada situs www.asharqalawsat.com. Situs tersebut
merupakan media online yang digunakan oleh koran berbahasa Arab yang telah didirikan sejak tahun 1978. Dalam skiripsinya, Muttaqin memulai analisis dari proses penentuan judul berita hingga pola judul berita tersebut. Judul berita ditentukan setelah penulis menyelesaikan penulisan berita. Judul berita biasanya diambil dari alinea pertama berita tersebut. Guna memperoleh judul berita yang singkat, padat, jelas, dan menarik dibutuhkan proses pelesapan, parafrase, penggabungan, pembalikan, dan penggantian. Berdasarkan proses pembentukan, Muttaqin membagi judul berita pada situs www.asharqalawsat.commenjadi enam pola, yaitu pola berdasarkan jumlah klausa, pola berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, pola berdasarkan langsung tidaknya penuturan sumber data, pola berdasarkan struktur intern klausa, pola berdasarkan kategori kata atau frasa yang mengisi fungsi predikat, dan pola judul yang berupa frasa. Selanjutnya penelitian dengan data berupa kalimat iklan. Kalimat iklan diambil dari majalah Deutschland yang sebagaian besarberupa iklan pendidikan dan budaya dari dinas pariwisata. Iklan tersebut memberikan sugesti para pembaca agar tertarik untuk mengunjungi Jerman, sebagai pelajar atau wisatawan. Irtanto
(2008)
menganalisis
kalimat
iklan
dalam
majalah
Deutschlanddengan pendekatan sintaksis. Berdasarkan unsur pembentuk kalimat, Irtanto membedakan iklan menjadi dua macam, yaitu iklan menggunkan kalimat sederhana dan iklan menggunakan kalimat luas. Irtanto juga menemukan adanya iklan menggunakan kalimat elips, yaitu kalimat tidak sempurna yang unsur dasarnya mengalami pelesapan. Apabila kalimat iklan dibedakan berdasarkan bentuk kalimat, maka terdapat empat macam, yaitu iklan menggunakan kalimat
tanya, iklan menggunakan kalimat berita, iklan menggunakan kalimat perintah dan iklan menggunakan kalimat seru. Sebagaimana yang telah dikemukakan pada 1.1, Suriah merupakan salah satu dari dua negara di Timur Tengah yang aktif memanfaatkan website sebagai sarana komunikasi, maka satu negara lain yang juga aktif memanfaatkan website sebagai sarana komunikasi adalah Mesir. WebsiteDepartemen Pendidikan Mesir memiliki kolom dan kontain yang serupa dengan website Departemen Pendidikan Suriah, tetapi pendek pengetahuan penulis dengan apa yang telah dijabarkan pada paragraf sebelumnya, Mesir dengan segala aspek yang melingkupinya telah banyak dibahas secara langsung maupun tidak langsung, maka penulis memilih menggunakan website Departemen Pendidikan Suriah dengan berfokus pada kolom pengumuman sebagai sumber data dan teori tagmemik sebagai pisau analisis. Teori tagmemik merupakan teori linguistik yang dikemukakan oleh K.L Pike dan E.G Pike dalam buku Grammatical Analysis.Dalam analisis tagmemik terdapat empat dimensi tagmem yang menjadi unsur kontruksi suatu satuan gramatik, yaitu slot, klas, peran dan kohesi. Teori tagmemik telah banyak digunakan, yaitu oleh Sugono (1985) guna menganalisis verba transitif dalam dialek Osing, Kusrindarsanti (1992) guna menganalisis verba transitif dalam bahasa Jerman, (Hasbi (1998) yang menganalisis frase nominal dalam bahasa Bugis, dan Soeparno (2008) dalam buku berjudul „Peran Teori Tagmemik dalam Mengatasi Korupsi dan Perselingkuhan dalam Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Berbagai Perspektif‟. Secara
keseluruhan, Sugono dan Kusrindarsanti memfokuskan analisisnya pada verba transitif pada tataran klausa, Hasbi berfokus pada frasa nominal dalam tataran frasa, Soeparno pada tingkah laku masyarakat, dan pada analisis ini penulis memfokuskan pada struktur kalimat dalam tataran kalimat. 1.5 Landasan Teori Linguistik atau ilmu bahasa adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Secara luas berarti cakupannya meliputi semua aspek dan komponen bahasa. Secara umum berarti sasarannya tidak hanya satu bahasa saja, tetapi semua bahasa yang ada di dunia ini (Soeparno, 2002: 21). Ilmu bahasa itu sendiri memiliki beberapa aliran yang berkembang dengan karateristik masing-masing, antara lain aliran tradisional, aliran struktural, aliran transformasi, aliran case grammar, aliran relasional, aliran tagmemik, aliran Praha, tata bahasa madhab Haliday, tata bahasa madhab Firth, dan tata bahasa taksonomi (Soeparno, 2008: 1). Sebagaimana yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya, aliran tagmemik merupakan salah satu aliran linguistik. Aliran tagmemik memiliki struktur gramatikal berupa tagmem. Tagmem menjadi struktur gramatikal, baik dalam tataran wacana, kalimat, klausa, frasa, maupun kata(Soeparno, 2008: 1112). Tagmem tersebut merupakan konsep dasar dalam teori tagmemik berupa konstituen dari kontruksi dan merupakan panduan gatra (slot), kelas (kategori), peran, dan keutuhan (kohesi) (Kridalaksana, 2008:233). Soeparno (2008: 12) mendefinisikan slot sebagai dimensi tagmem yang merupakan tempat kosong di dalam struktur yang harus diisi oleh fungsi tagmem,
kelas sebagai dimensi tagmem yang merupakan wujud nyata dari slot, peran sebagai dimensi tagmem yang merupakan pembawa fungsi tagmem, dan kohesi sebagai dimensi tagmem yang menjadi pengontrol hubungan antartagmem. Keempat dimensi tagmem tersebut memiliki karateristik yang sesuai dengan aliran linguistik yang pernah hadir sebelum aliran tagmemik (aliran tradisional, aliran struktural, tata bahasa kasus, dan aliran relasional). Hal tersebut disebabkan oleh sifat eklektik dan elektik yang dimiliki oleh aliran tagmemik (Soeparno, 2008: 10). Eklektik yakni merangkul dan merangkum teori-teori pratagmemik (Soeparno, 2008: 99) dan elektik yakni memilih aspek-aspek tertentu dari aliran lain yang sesuai untuk diakomodasikan dalam tagmemik (Soeparno, 2008: 10). Maksud kedua sifat tersebut adalah menempatkan macam teori tertentu secara proporsional, yaitu karateristik analisis fungsi pada teori tradisional ditempatkan pada slot, karateristik analisis unsur langsung pada aliran struktural ditempatkan pada kelas, karateristik analisis peran pada case grammar ditempatkan pada peran, dan karateristik analisis hubungan antarunsur pada aliran relasionalisme ditempatkan pada kohesi (Soeparno, 2008: 10). Selanjutnya, aliran tagmemik membagi hierarki linguistik menjadi tiga macam, yaitu hierarki referensial, hierarki fonologikal, dan hierarki gramatikal (Soeparno, 2002: 59). Hierarki adalah pengaturan secara berurutan unsur-unsur bahasa mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar (Kridalaksana, 2008: 82). Berdasarkan objek formal penelitian, maka penelitian ini berada dalam tingkat kalimat dan hierarki gramatikal. Hierarki gramatikal adalah hubungan
antara satuan-satuan gramatikal (Kridalaksana, 2008: 82) atau hierarki yang berada dalam kawasan tata bahasa (Tarigan, 2009: 197). Adapun tingkat kalimat merupakan tingkat tempat klausa-klausa digabung menjadi kesatuan yang lebih besar (Tarigan, 2009: 49). Pada tingkat kalimat hubungan antarklausa adalah hubungan nucleus dan margin, atau topic dan comment. Melihat hubungan tersebut, pembahasan slot subjek, predikat, objek, dan keterangan berada pada tingkat klausa (Cook, 1969: 65). Kalimat dan klausa merupakan tataran sintaksis yang memiliki kemiripan. Dinyatakan demikian karena klausa merupakan bagian dari kalimat dan klausa merupakan struktur yang minimal tersusun dari subjek dan predikat. Struktur yang tersusun dari subjek dan predikat dengan intonasi akhir serta dapat dipahami disebut kalimat. Dengan demikian, empat dimensi tagmem yang telah disebutkan sebelumnya dapat dianalisi pada berbagai tingkatan. Hal tersebut disebabkan aliran tagmemik tidak menempatkan batas pada sintaksis dan morfologi (Soeparno, 2008: 27). 1.6Metode Penelitian Kegiatan dalam penelitian dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu penyediaan data, penganalisisan data yang telah tersedia, dan penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993: 5). Data dalam penelitian ini adalah kalimat pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah.
1.6.1Metode dan Teknik Penyediaan Data Pada analisis kali ini, peneliti menjadikan website Departemen Pendidikan
Suriah sebagai sumber data. Guna mempermudah penyediaan data yang dibutuhkan, maka peneliti mempersempit wilayah pencarian sumber data, yaitu pada kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan Suriah dengan alamat www.syrianeducation.org.sy/site. Kolom pengumuman pada website Departemen Pendidikan Suriah mudah ditemukan karena letaknya yang tepat berada di bawah kolom berita harian Departemen Pendidikan Suriah. Kolom tersebut menggunakan tanda seru berwarna merah sebagai penanda keberadaan pengumuman. Langkah selanjutnya adalah membuka semua pengumuman yang pernah diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Suriah, setiap pengumuman dibuka dengan tabwindow masing-masing. Hal ini diperlukan, guna mempermudah peneliti untuk memilih sampel data yang akan digunakan. Setelah sampel data terbuka pada tabwindow masing-masing, peneliti memindahkan data tersebut dengan meng-copy dan paste pada program microsoft word secara keseluruhan. Rincian sampel data yang didapatkan terdiri dari tanggal penerbitan, gambar tanda seru, dan kalimat pengumuman itu sendiri. Sampel data yang digunakan dimulai pada pengumuman yang terbit pada tanggal 23 Mei 2013 hingga 12 Mei 2014. Data yang telah dipindah ke ms.word dan telah diprint kemudian diberi kodedengan pena warna merah, biru, atau hijau. Warna merah digunakan untuk pengumuman dengan judul pengumuman berstruktur frasa nominal waṣ fī atau iḍ āfī dan isi pengumuman berupa susunan kalimat yang maksimal tergabung menjadi satu paragraf. Warna kuning untuk pengumuman dengan judul pengumuman berstruktur frasa nominal waṣ fī atau iḍ āfī dan isi pengumuman
berupa susunan kalimat disertai kolom jadwal acara, jadwal buku, atau hal lain yang berhubungan dengan Departemen Pendidikan. Susunan kalimat tersebut maksimal tergabung menjadi tiga paragraf. Warna hitam untuk pengumuman dengan judul pengumuman berstruktur frasa nominal waṣ fī atau iḍ āfī dan isi pengumuman berupa susunan kalimat dalam bentuk surat resmi. Susunan kalimat tersebut minimal terdiri dari empat paragraph yang beberapa berupa point-point dengan penjelasannya. Dalam hal ini, rata-rata hampir semua judul pengumuman tersusun atas frasa nominal waṣ fī atau iḍ āfī. Metode pengumpulan data dengan urutan seperti di atas,
menurut
Sudaryanto (1993:145) adalah metode simak dengan teknik sadap dan teknik lanjutan catat. Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa dalam kolom pengumuman dalam website Departemen Pendidikan dan Pengajaran Suriah dan teknik sadap dan teknik lanjut catat dengan meng-copy dan paste pengumuman dari website ke ms.word kemudian memberikan kode warna merah, kuning atau hijau. 1.6.2
Metode Analisis Data
Teori tagmemik dikenal dengan hierarki gramatikal yang merentang dari tataran wacana hingga tataran morfem, maka dalam analisisnya tidak membedakan sintaksis dan morfologi. Pada analisis kali ini, peneliti memulai analisis pada tataran kalimat. Analisis ini akan menggunakan empat tahapan. Secara kasat mata, tahapan tersebut terlihat mengulang ulang tahapan sebelumnya namun detail dan teliti dalam analisis akan menjadi poin dalam analisis ini.Tahapan-tahapan yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini
adalah: 1. Mengklasifikasikan data berdasarkan kata awal yang membangun kalimat, yaitu memisahkan kalimat yang diawali oleh nomina dan kalimat yang diawali oleh verba. 2. Menggambar diagram pohon dan membuat peta kerja. Diagram pohon yang dimaksud adalah menjabarkan data menjadi kalimat atau kalimat menjadi pecahan klausa, frase, kata, dan morfem. Kemudian, peta kerja adalah gambaran umum struktur kalimat dalam tabel sesuai dengan slot, peran, klas, dan kohesi. 3. Membuat rumus utama dan rumusan bawahan. Rumusan utama merupakan aplikasi dari peta kerja dan diagram pohon yang telah dibuat sebelumnya. Rumus bawahan menjabarkan struktur kalimat hingga tataran morfem, sama halnya dengan rumus utama, pada rumus bawahan akan disertai dengan bacaan. 4. Identifikasi slot, klas, peran dan kohesi yang terjadi pada tataran kalimat hingga tataran morfem. Identifikasi ini merukapan pengambilan kesimpulan dari semua tahapan di atas, maka akan diketahui keadaan slot, kategori yang mengisi, peran setiap kata, dan hubungan antartagmem dengan tanda serta penandanya. Identifikasi ini juga akan menyimpulkan jumlah kata benda, kata kerja, frases hingga morfem yang membangun sebuah kalimat. Menurut Sudaryanto (1993: 85) metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih, yaitu membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur yang bersangkutan sebagai bagian satuan
lingual yang dimaksud. Alat penentu metode agih berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti: kata, fungsi sintaksis, klausa, dan silabe kata. Selanjutnya, teknik analisis yang digunakan adalah teknik dasar bagi unsur langsung (BUL) dengan teknik lanjutan teknik baca marka (BM). Baca marka yang dimaksud adalah pembacaan marka dalam suatu kontruksi. Pemarkaan tersebut menunjukkan kesejatian satuan lingual atau identitas tertentu (Sudaryanto, 1993: 95). Dalam bahasa Arab, teknik tersebut dikenal dengan iʻ rāb. Iʻ rab adalah berubahnya tanda akhir pada nomina dan verba yang bersifat mu‟rab karena adanya perbedaan faktor (Hasyimi, 2002: 23). Teknik di atas diaplikasikan dengan melihat pemarka awal dan akhir setiap kata pada data yang telah didapat. 1.6.3
Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis disajikan dalam sebuah laporan. Penyajian laporan dilakukan secara informal, yaitu penyajian laporan yang berwujud dengan perumusan dengan kata-kata biasa agar mudah dipahami, ditambah dengan tanda-tanda dan lambang sebagai penjelas. (Sudaryanto, 1993:145). 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan ini akan dibagi dalam enam bab. Bab I berisi pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi. Bab II berupa analisis slot yang membangun klausa pada kalimat pengumuman. Bab III berupa analisis pengisi slot klausa pada kalimat pengumuman. Bab IV berupa analisis peran pengisi slot klausa dalam
kalimat pengumuman. Bab V analisis kohesi pada kalimat pengumuman, dan bab VI penutup yang berisi kesimpulan hasil analisis. 1.8 Pedoman Transliterasi Pedoman transliterasi Arab ke Indonesia dalam penelitian ini berdasarkan pada SKB Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987. 1. Konsonan Konsonan bahasa Arab dilambangkan dengan ḥ arf hija`iyyah atau disebut huruf Arab. Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Berikut huruf konsonan bahasa Arab pada tabel. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Huruf Arab
Nama Alif Ba Ta Ṡa Jim Ḥa Kha Dal Żal Ra Za Sin Syin Sad Ḍ ad Ṭa Ẓa „ain Gain Fa Qaf Kaf
Huruf Latin tidak dilambangkan B T Ṡ J Ḥ Kh D Ż R Z S Sy Ṣ Ḍ Ṭ Ẓ „ G F Q K
23 24 25 26 27 28 29
Lam Mim Nun Wawu Ha Hamzah Ya
L M N W H ` Y
2. Vokal Vokal bahasa Arab, terdiri atas(a) vokal tunggal atau monoftong, (b) vokal rangkap atau diftong, dan (c) vokal panjang atau maddah a. Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau ḥ arakat, transliterasinya sebagai berikut. Huruf Vokal
Nama fatḥ ah
Huruf Latin a
Nama a
kasrah
i
i
ḍ ammah
u
u
contoh: Kataba/ Menulis‟
Żukira/ „diingat‟
b. Vokal Rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
ḥ arakat dan ḥ arf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda
Nama fatḥ ahdan ya‟
Huruf Latin ai
Nama a dan i
fatḥ ahdan wau
au
a dan u
contoh: /Kaifa/ „bagaimanakah?‟
/ḥ aula/ „sekitar‟
c. Vokal Panjang (maddah) Vokal panjang yang lambangnya berupa ḥ arakat dan ḥ arf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Tanda
Nama fatḥ ahdan alif
Huruf Latin Ā
Nama a dengan garis di atas
fatḥ ahdan ya‟
Ā
a dengan garis di atas
kasrah dan ya‟
Ī
i dengan garis di atas
ḍ ammah dan wau
Ū
u dengan garis diatas
contoh: /Qāla/ „berkata‟
/Qīla/ „dikatakan‟
/Yaqūlu/ „Berkata‟
4. Tā Marbūṭ ah Transliterasi untuk tā Marbūṭ ah ada dua, yaitu: a. Tā Marbūṭ ah hidup atau mendapat ḥ arakatfatḥ ah, kasrah, atau
ḍ ammah transliterasinya adalah /t/. b. Tā Marbūṭ ah mati atau mendapat sukūn, transliterasinya adalah /h/. Kalau pada kata yang terakhir dengan tā Marbūṭ ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta kedua kata itu terpisah, maka tā Marbūṭ ah itu ditransliterasikan dengan /h/. Contoh:
/al-Madīnah al-Munawwarah/ atau /al-Madīnatul al-Munawwarah/. 5. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)
Tanda Syaddah dilambangkan dengan huruf yang sama, baik ketika berada di awal atau di akhir kata. Contoh :
/Nazzala/ „menurunkan‟
6.
/al-birru/ „kebaikan‟
Huruf Sandang “ ”
Kata sandang “ ” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda penghubung “-”, ketika bertemu huruf syamsiyyah dan qamariyyah. Contoh :
/asy-syamsu/ „matahari‟
/al-qamar/ „bulan‟
7. Hamzah Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof jika terletak ditengah dan akhir kata. Bila terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh :
/`inna/ „sesungguhnya‟
/ya`khużu/ „Dia mengambil‟
/qara`a/ „Dia telah membaca‟
8. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau ḥ arakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh :
/Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn/ atau /wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn/ „Sesungguhnya Allah itu sebaik-baiknya pemberi rizki‟ 9. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Contoh:
/Muḥ ammadun rasūlu allāhi/ „Muhammad itu utusan Allah.