BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari – hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat di dalam komunikasi. Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu berusaha menjalin hubungan dengan orang lain. Menurut Hovland, Jannis dan Kelly, komunikasi adalah proses individu mengirim stimulasi yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Dalam psikologi, komunikasi dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Seiler ada empat prinsip dasar komunikasi yaitu suatu proses, suatu sistematik, suatu interaksi dan transaksi, dapat terjadi sengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi merupakan penggerak organisasi seperti yang dikatakan Rogers bahwa komunikasi adalah darah kehidupan yang mengalir dalam organisasi, komunikasi meliputi semua kegiatan dalam organisasi yang menghasilkan peralatan kerja yang penting akan menimbulkan saling pengertian serta kerjasama
Universitas Sumatera Utara
yang baik antar anggota organisasi (Rogers dan Agarwala, 1976). Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward communication), komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward communication) dan komuniksi sesama karyawan yang sama tingkatnya atau dengan kata lain komunikasi horizontal. Salah satu konteks yang menarik untuk dikaji adalah komunikasi antara atasan dan bawahan (Muhammad, 2005). Persoalan kepemimpinan dan organisasi selalu memberikan kesan yang menarik. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang yang ingin mengadakan suatu penelitian. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, syarat-syarat pemimpinyang baik dan kemampuan seorang pemimpin dalam berkomunikasi. Pemimpin adalah adalah elemen terpenting dalam organisasi, bertanggung jawab memimpin anggotanya sehingga mampu mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Saat ini organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti. Organisasi tidak dapat memperkirakan dengan mudah apa yang akan dihadapi esok, semuanya serba tidak pasti. Akan tetapi kondisi seperti ini tidak bisa dihindari. Kondisi ini dipicu oleh adanya perubahan lingkungan yang sangat cepat disertai dengan kemajuan teknologi dan sistem informasi yang cepat berubah.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi yang tidak mampu mengerti lingkungan dimana dia berada akan senantiasa mengalami ketertinggalan dan hanya akan menjadi pengikut. Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh sisi kepemimpinan. Suatu ungkapan yang bijak mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Ungkapan tersebut kian memantapkan kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi. Dalam kehidupan organisasi kemampuan seorang pimpinan sebagian besar terletak pada keahliannya dalam berkomunikasi, maka akan sering terjadi kesalahan penafsiran terhadap pesan yang disampaikan yang disebut dengan distorsi pesan. Untuk
mencapai tujuan
organisasi,
maka
pemimpin
harus
dapat
melaksanakan fungsi-fungsi organisasi dengan baik. Salah satu fungsi tersebut adalah menempatkan pegawai yang tepat pada jabatan yang tepat. Dengan demikian, maka setiap pegawai dapat bekerja maksimal sesuai dengan bagiannya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan organisasi adalah kurangnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Komunikasi penting bagi suatu organisasi, karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dpt bekerja sama dalam melakukan aktifitas manajemen. Meskipun proses pembentukan organisasi sudah dilakukan dengan begitu banyak perencanaan, tetapi untuk masalah yang satu ini tidak bisa dianggap remeh. Komunikasi yang baik diperlukan agar program kerja yang telah ditetapkan dapat diselesaikan dengan lancar. Proses, pola, dan komunikasi organisasi merupakan
Universitas Sumatera Utara
sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan pekerjaan kepada tujuan dan sasaran. Kemampuan dan kinerja maksimal para karyawan dalam menjalankan tugas dan aktivitas pekerjaan sangat dituntut. Bila bawahan tidak termotivasi untuk kerja, tingginya untuk absensi, dan tingginya keluar masuk pegawai “ labour turn over “. Ini menandakan bahwa pemimpin tidak dapat memotivasi bawahannya karena penerapan gayanya yang tidak sesuai dengan lingkungan. Kinerja yang maksimal akan tercapai apabila para karyawan memiliki motivasi yang besar dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan motivasi yang kuat maka para karyawan akan bekerja dengan penuh kesadaran untuk mencapai prestasi serta secara bersama – sama menyajikan keberhasilan dalam mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Menurut Davis bahwa komunikasi dapat mempengaruhi peningkatan motivasi, prestasi dan kepuasan kerja para anggota organisasi. Sukses atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya sangat ditentukan oleh kemampuan tingkat pemahamannya terhadap situasi dan kondisi serta perilaku para bawahannya sesuai dengan kebutuhan bawahan dan dampak yang dirasakan oleh bawahan. Dalam melaksanakan kepemimpinannya setiap pimpinan mempunyai perilaku dan cara tertentu dalam memimpin, yang mana dari perilaku tersebut dapat menunjukkan gaya kepemimpinannya. Karena gaya kepemimpinan mencerminkan apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya guna merealisasikan suasana yang lebih efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan. Dan
Universitas Sumatera Utara
gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh ketika digunakan oleh pimpinan dalam kepemimpinannya yaitu pada saat proses interaksi dengan pengikutnya. PT. Panca Pilar Tangguh didirikan tahun 1998 di Sumatera Utara, adalah salah satu perusahaan perdagangan barang dan jasa yang berada di Jalan Helvetia By Pass No. 14 Deli Serdang untuk Central Sumatera dan Headquarter Surabaya serta memiliki 30 Depo untuk seluruh Indonesia. Saat ini perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Barryono dengan jargon “Kita Mau Kita Bisa” yang mana semakin banyak Principle (penyedia barang) mempercayakan PT. Panca Pilar Tangguh untuk
mendistribusikan
produk
yang
telah
mereka
sediakan.
(www.pancapilar.co.id, www.pancapilartangguh.com). Tentunya kemajuan ini tidak lepas dari konsep komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Hal ini menunjukkkan bahwa kenyataanya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi dan mutlak komunikasi ada didalam organisasi serta didukung kepemimpinan yang idealis. Berrdasarkan urain diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas peranan komunikasi vertikal terhadap keberhasilan organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh Medan merupakan tempat penelitian dilakukan. Adapun faktor yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan ini adalah Karena perusahaan ini adalah salah satu Perusahaan distributor yang semakin hari semakin berkembang seiring bertambahnya depo-depo dan merupakan perwakilan terbesar untuk wilayah Sumatera Utara. Faktor lain adalah karena PT. Panca Pilar Tangguh Medan merupakan Central untuk Sumatera sehingga peneliti merasa
Universitas Sumatera Utara
tertarik untuk membahas secara lebih dalam mengenai kepemimpinan organisasi dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan. I.2
Perumusan Masalah Permasalahan penelitian yang dapat disimpulkan dari uraian latar belakang
masalah adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah peranan kepemimpinan organisasi dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan?” I.3 Pembatasan Masalah Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam peneliatian ini adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi yang diteliti adalah komunikasi organisasi yang dilakukan antara atasan dengan bawahan dalam lingkup formal PT. Panca Pilar Tangguh Medan 2. Komunikasi pimpinan dalam memotivasi karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh seperti semangat kerja karyawan, kepuasan kerja karyawan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. 3. Objek penelitian adalah seluruh pegawai yang masih aktif bekerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan 4. Penelitian akan dilaksanakan sejak bulan Maret 2011 sampai Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumus yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian juga merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan. 2. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan organisasi dapat memotivasi kerja karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan. 3. Untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan komunikasi organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan. I.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian ini terdiri dari : a. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya di bidang ilmu komunikasi. b. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai gambaran komunikasi organisasi dan motivasi kerja dalam suatu perusahaan dalam hal ini adalah PT. Panca Pilar Tangguh khususnya gaya kepemimpinan.
Universitas Sumatera Utara
c. Manfaat Akademis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
wawasan
terhadap
pengembangan studi komunikasi pada umumnya dan komunikasi organisasi pada khususnya yang berhubungan dengan fungsi gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi. 1.5
Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan. Untuk itu
perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:390). Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Dalam sebuah penelitian harus ada teori-teori yang mendukung, teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi organisasi, human relations, kepemimpinan pesan dan motivasi kerja. 1.5.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis
yang
berarti “sama”.
Communico,communication,
atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latinnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2007:46).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Roucek dan Warren, komunikasi itu adalah suatu proses pemindahan atau pengoperan fakta-fakta, keyakinan-keyakinan sikap, reaksireaksi emosional, serta berbagai bentuk kesadaran manusia. Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:” Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2007:690. Paradigama Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputu lima unsur yakni komunikator (communicator), pesan (message), media (media), komunikan (communicant), dan efek (effect). Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 1.5.2 Komunikasi Organisasi Salah satu bentuk dari disiplin ilmu komunikasi adalah komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Goldhaber (1986) memberikan defenisi komunikasi organisasi berikut, ”organizational communications is the process of creating and exchanging messages within a network of independent relationship to cope with environtmental uncertainty”. Atau dengan kata lain komunikasi organisasi adalah
Universitas Sumatera Utara
proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Redding dan Sanborn mengatakan komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks yang termasuk diadalamnya antara lain komunikasi downward (komuniaksi dari bawahan ke atasan, upward (komunikasi dari atasan ke bawahan), horizontal (komunikasi dari orang-orang yang samalevel/tingkatnya dalm organisasi, keterampilan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. 1.5.3 Komunikasi Formal Ronald Adler dan George Rodman membagi arus komunikasi internal meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Arus komunikasi vertikal yaitu antara atasan dan bawahan, juga sebaliknya, serta arus komunikasi horizontal yang merupakan komunikasi yang berlangsung diantara para karyawan. Komunikasi antara atasan dan bawahan merupakan pesan yang di kirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ( downward communication ) adalah : a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja ( Job instruction ). b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan ( Job rationale ). c. Penyampaian Informasi mengenai peraturan – peraturan yang berlaku ( Procedures and Practices ).
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi dari bawahan ke atasan merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ( Upward Communication ) adalah : a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan. b. Penyampaian informasi tentang persoalan – persoalan pekerjaan ataupun tugas yang dapat di selesaikan bawahan. c. Penyampaian saran – saran perbaikan dari bawahan. d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya. 1.5.4 Teori Human Relations Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Menurut Inggram (Abdurahman,1995: 90), human relations adalah memperlakukan orang lain sebagai individu, mengakui dia penting sebagai manusia, mencari sifat-sifatnya yang positif pada seseorang dan mengakui keberadaanya. Ditinjau dari ilmu komunikasi, hubungan manusiawi itu termasuk ke dalam komunikasi antarpersonal (interpersonal communication) sebab berlangsung pada umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Menurut Effendy ada
Universitas Sumatera Utara
dua pengertian human relations yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas. Sedangkan dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalm semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati kepada kedua belah pihak. Berhasilnya seseorang seseorang dalam melakukan hubungan manusiawi ialah karena ia bersifat manusiawi: ramah, sopan, hormat, menaruh penghargaan dan lain-lain sikap yang bernilai luhur. Dan sebagai mahluk sosial, ia harus berusaha menciptakan keserasian dan keselarasan dengan lingkungannya. Tidak mungkin ia hidup tanpa orang lain. 1.5.5 Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami. Soekanto mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan dari seseorang pemimpin/leader untuk mempengaruhi orang lain yang dipimpin/pengikutnya sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pimpinan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut George R. Terry kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang/pemimpin mempengaruhi orang – orang lain untuk bekerja yang telah ditetapkan. (Sutarto, 1991). Seorang pemimpin harus memiliki beberapa ciri – ciri: a. Kemampuan untuk bersikap obyektif Sikap yang obyektif membantu untuk mengurangi pengaruh faktor – faktor subjektif dan emosional yang dapat mengaburkan pendangan tentang kenyataan yang ada. b. Sifat Perseptif Yaitu pandangan yang jeli yang cepat menggali kekuatan – kekuatan dan ambisi mereka yang dipimpinnya, sehingga ia dapat memperhitungkan hal – hal tersebut dalam mengambil keputusan atau dalam bertindak. c. Kemampuan untuk menentukan prioritas – prioritas secara tepat Seorang pemimpin yang cakap, pandai membeda – bedakan antara hal – hal yang penting dan yang tidak begitu berarti. d. Kemampuan Berkomunikasi Seorang pemimpin yang juga merupakan seorang komunikator yang pandai tampaknya dapat lebih mudah melaksanakan tanggungjawabnya seperti merencanakan, mengorganisir, mengawasi dan khususnya memimpin oleh karena ia lebih mudah dapat mengadakan hubungan sengan orang lain dan dapat lebih baik memanfaatkan data yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan tergolong dalam beberapa, antara lain: 1. Tipe Otokratik Pemimpin
yang
menganut
otokratik
ini
biasanya
selalu
memaksakan kehendak dirinya sendiri.sehingga tidak dapat menemui titik tengah dalam suatu organisasibiasanya menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dan
dalam
menegakkan
disiplin
menunjukkan
keangkuhannya 2. Tipe Paternalistik Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan. 3. Tipe Kharismatik Ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadangkadang sangat besar. 4. Tipe Laissez Faire Tipe kepemimpinan ini beranggapan bahwa suatu organisasi akn berjalan baik dengan sendirinya, itu dikarenakan dalam organisasi itu terdiri dari orang orang dewasa yang sudah mengerti bagaimana suatu organisasi harus berjalan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
5. Tipe Demokratik Pada tipe ini melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.sehingga kekuasaan tugas tidak hanya di pegang dengan
satu
orang
saja.
Serta
dalam
tipe
kepemimpinan
ini
memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. 1.5.6 Pesan Membicarakan pesan (message) dalam proses komunikasi, tidak bisa lepas dari apa yang disebut simbol atau kode, karena sebuah pesan yang dikirimkan kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode. Pesan yang disampaikan harus dapat dipahami serta terstruktur dengan baik agar penerima pesan dapat memahaminya dengan baik. Pesan menurut teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The &C’s communication yang meliputi: a. Credibility yaitu memulai komunikasi dengan kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun kepercayaan berawal dari kinerja, baik pihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga tujuannya. b. Context yaitu suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan partisipatif.
Universitas Sumatera Utara
c. Content yaitu pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat. d. Clarity yaitu menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikan. e. Continiuty and consistency, komunikasi tersebut merupakan proses ayng tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan, serta isi pesan atau materi harus konsisten dan tidak membingungkan f. Channel, yaitu media yang digunakan dalam proses komunikasi yang terjadi. g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya (Ruslan, 2005:83-84). 1.5.7 Motivasi Kerja Motivasi sangat penting dalam organisasi karena berkaitan dengan kemampuan (ability), kapasitas (capacity) yang didukung oleh lingkungan dan itulah yang menentukan tampilan seseorang dalam organisasi. Motivasi berasal dari bahasa Latin, Motivus. Artinya sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. (Kartono, 1994:147). Dalam pengertian umum, motivasi merupakan seperangkat gerakan yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu sehingga seseorang bisa mencapai tujuan individual maupun
Universitas Sumatera Utara
tujuan organisasi secara optimal melalui pemenuhan kebutuhan individual atau organisasi. Di setiap perusahaan manapun mengharapkan karyawannya selalu termotivasi untuk bekerja sehingga mereka dapat menerapkan keterampilan yang mereka miliki demi mencapai visi dan misi perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja (Anorog, 1992) yaitu: 1. Pekerjaan yang menarik Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya, maka hasil kerjaanya akan lebih memuaskan daripada dia mengerjakan yang tidak ia senangi. Demikian pula apabila kita memberikan tugas pada seseorang, maka alangkah baiknya bila kita mengetahui apakah orang tersebut senang atau tidak dengan pekerjaan yang akan kita berikan. 2. Upah yang baik Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaanya. Karena adanya upah yang sesuai dengan jenis pekerjaanya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik. 3. Lingkungan atau suasana kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula dengan segala pihak, baik pada para pekerja, pimpina ataupun pada hasil pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengembangan karir Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan prestasi kerja bawahannya. Bagi karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan diberikan perhargaan, berupa promosi untuk pengembangan karirnya. Hal ini mendorong motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi. 1.6 Kerangka Konsep Sesuai dengan kerangka teori yang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variable-variabel dan indikator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini berhubungan dengan pendapat Nawawi, bahwa kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang ingin dicapai (Nawawi, 1995 :40). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesa, yang sebenarnya merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Universitas Sumatera Utara
1.7
Model Teoritis Model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kepemimpinan Organisasi
Motivasi Kerja
Identitas Responden
1.8 Variabel Operasional Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori diatas, maka dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ini yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Variabel Operasional
No
VARIABEL TEORITIS
VARIABEL OPERASIONAL
1.
Kepemimpinan Organisasi
1) Jenis komunikasi yang dilakukan Komunikasi ke bawah Komunikasi ke atas 2) Gaya kepemimpinan Demokratis 3) Metode dan Media yang digunakan Metode lisan dan tulisan 4) Pesan yang disampaikan
2
Motivasi Kerja
1) Pekerjaan yang menarik 2) Upah yang baik 3) Lingkungan kerja yang baik 4) Pengembangan karir
3
Identitas Responden
1) Usia 2) Jenis kelamin 3) Tingkat pendidikan 4) Jabatan 5) Masa kerja
Universitas Sumatera Utara
1.9 Definisi Operasional Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1.
Kepemimpinan Organisasi
1.1 Jenis komunikasi yang dilakukan a. Downward communication, komunikasi antara atasan dan bawahan merupakan pesan yang di kirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. b. Upward communication, komunikasi dari bawahan ke atasan merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. 1.2 Gaya kepemimpinan a. Gaya Demokratik Gaya kepemimpinan ini cenderung adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.sehingga kekuasaan tugas tidak hanya di pegang dengan satu orang saja. Serta dalam tipe kepemimpinan ini memperlakukan
manusia
dengan
cara
yang
manusiawi
dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Metode yang digunakan a. Metode lisan Rapat yaitu pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah untuk membuat keputusan. Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara. Laporan lisan yaitu laporan melalui lisan kepada atasan. Ceramah adalah sebuah pidato oral formal yang disampaikan kepada khalayak ramai. b. Metode Tulisan Surat adalah sarana komunikasi tertulis antar satu pihak dengan pihak yang lain. Memo merupakan pesan ringkas S.O.P merupakan panduan untuk melaksanakan pekerjaan Laporan tertulis yaitu merupakan laporan periodik kepada atasan 1.4 Pesan yang disampaikan a. Faktor Bentuk Penggunaan bahasa yaitu kata-kata atau bahasa yang digunakan pimpinan Kejelasan isi pesan yaitu isi pesan berupa tugas, instruksi yang disampaikan agar jelas dan dipahami komunikan. Komunikatif yaitu kata-kata yang disampaikan dipahami oleh komunikan dengan baik
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor isi: Credibility,
yaitu
memulai komunikasi dengan
membagun
kepercayaan Context, yaitu komunikasi harus sesuai dengan kehidupan social Content, yaitu pesan harus mempunyai manfaat Clarity, yaitu pesan disusun dalam bahasa sederhana Continuity dan Consistency, yaitu proses komunikasi adalah proses yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan. Channel, yaitu media yang digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan isi pesan. Capability, yaitu kemampuan khalayak dalam mencerna isi pesan. 2. Motivasi Kerja a. Pekerjaan yang menarik Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya, maka hasil kerjanya akan lebih memuaskan daripada dia mengerjakan yang tidak ia senangi. b. Upah yang baik Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaanya. Karena adanya upah yang sesuai dengan jenis pekerjaanya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
c. Lingkungan atau suasana kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula dengan segala pihak, baik pada para pekerja, pimpina ataupun pada hasil pekerjaannya. d. Pengembangan karir Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan prestasi kerja bawahannya. 3. Identitas Responden a. Usia, yaitu usia karyawan yang terhitung dari kelahiran sampai saat wawancara yang dinyatakan dalam satuan tahun. b. Jenis kelamin yaitu pegawai pria atau wanita. c. Tingkat pendidikan yaitu pendidikan formal pegawai d. Jabatan yaitu jabatan setiap pegawai e. Lama bekerja yaitu berapa lama pegawai bekerja.
Universitas Sumatera Utara