BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam IPS yang dipelajari adalah materi yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, budaya dan lingkungan dari masyarakat di masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Terutama gejala dan masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar. Tujuan pembelajaran IPS yang telah ditetapkan pada UU nomor 22 tahun 2006 (dalam Permendiknas 2010:98) adalah 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 2 Juli 2012 di SDN Pulungdowo 01 Tumpang ternyata masih banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Seperti yang terjadi pada dua tahun terakhir perolehan nilai untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih belum bisa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65 ditahun ajaran 2010/2011-2011/2012. Untuk tahun ajaran 2011/2012 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih
1
2
ditetapkan 65. Berdasarkan dokumen dari guru wali kelas IV, nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya pada materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi jumlah persentase siswa yang belum mencapai KKM adalah 69% pada tahun ajaran 2010/2011 dan 60% ditahun ajaran 2011/2012. Menurut guru kelas IV di SDN Pulungdowo 01 mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dikarenakan guru sering menggunakan metode ceramah, menjelaskan secara lisan di depan kelas materi yang tertulis di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai pusat sumber belajar dan siswa hanya sebagai penerima informasi, guru terlihat lebih aktif dan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran seperti ini membuat siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dan lebih memilih mengobrol dengan teman sebangkunya, sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, beberapa dari siswa terlihat bingung saat mendapat pertanyaan dari guru tersebut. Siswa sibuk mencari jawaban dari buku dan bertanya pada teman-temannya. Hanya siswa yang duduk di bangku deretan depan saja yang terlihat antusias mendengarkan penjelasan materi. Jika dalam proses pembelajaran siswa cenderung hanya menerima penjelasan dari guru dan pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, serta ceramah menjadi
pilihan utama strategi
mengajar.
Maka
akan
memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
3
dijelaskan oleh guru. Untuk itu perlu adanya solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Usaha yang pernah dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan latihan soal atau soal evaluasi setelah mempelajari materi yang diajarkan khususnya tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi. Namun tetap saja hasil soal evaluasi yang dikerjakan masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM. Dari alasan tersebut dapat dikatakan bahwa faktor penyebab hasil belajar siswa yang kurang memenuhi KKM adalah guru masih sering menggunakan model atau metode pembelajaran lama, seperti ceramah, tanya jawab yang menyebabkan siswa kurang terlibat aktif dalam kegiatan belajarnya. Berdasarkan faktor-faktor yang ada di atas maka perlu adanya solusi agar hasil belajar siswa dapat meningkat, salah satu metode pembelajaran yang bisa dijadikan pilihan adalah metode pembelajaran Group Investigation yaitu salah satu bentuk pembelajaran koperatif dimana siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Anita Lie (dalam Isjoni, 2009:16) model pembelajaran kooperatif disebut juga dengan pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada pesera didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur. Metode Group Investigation ini merupakan kelompok investigasi yang mencari sendiri informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia dan berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas, seperti bermacam-macam buku, intuisi, orang dan hal-hal yang menawarkan sederetan gagasan, opini, data, solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari.
4
Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan buah karya kelompok. Group Investigation ini akan sangat ideal untuk mengajari tentang pelajaran sejarah dan budaya dari sebuah Negara atau tentang pelajaran Biologi hutan hujan, tetapi tidak sesuai digunakan untuk mengajari pelajaran kemampuan pemetaan atau unsur-unsur tabel periodik (Slavin, 2005:216). Dengan menyajikan topik pembahasan yang bisa melibatkan siswa untuk aktif dalam hal mencari ilmu yang dipelajari dan juga aktif dalam proses pembelajaran dengan saling bekerja sama mengerjakan tugas, berinteraksi, saling bertukar pikiran terkait dari topik yang dipelajari akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajarinya, sehingga hasil belajar siswa bisa meningkat. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartono pada tahun pelajaran 2010/1011 yang menyatakan bahwa penerapan metode Group Investigation meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung pecahan pada siswa kelas 6 SD Negeri 06 Kendalsari, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Berdasarkan
pemikiran
tersebut
maka
penulis
memilih
metode
pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Pulongdowo 01 Tumpang khususnya pada mata pelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi.
5
B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa yang menjadi masalah dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV SDN Pulungdowo 01 Tumpang adalah penggunaan model atau metode pembelajaran yang kurang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang masih rendah dan masih belum bisa mencapai KKM. Dapat disimpulkan bahwa yang menjadi fokus permasalahan adalah penggunaan metode pembelajaran yang berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar siswa. Permasalahan ini akan diatasi melalui penerapan metode pembelajaran Group Investigation agar hasil belajar siswa bisa meningkat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar
belakang
yang telah dijelaskan diatas,
maka
permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Group Investigation pada pelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi siswa kelas IV SDN Pulungdowo 01 Tumpang? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Pulungdowo 01 Tumpang tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi melalui penerapan metode Group Investigation? D. Tujuan Penelitian Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
6
1. Mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran Group Investigaation pada pelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi siswa kelas IV SDN Pulungdowo 01 Tumpang. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Pulungdowo 01 Tumpang tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi melalui penerapan metode Group Investigation. E. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teoritis Manfaat secara teoritis yang diharapkan adalah dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi dalam mengembangkan dunia pendidikan khususnya ditingkat Sekolah Dasar. 2. Praktis Sebagai
alternatif
untuk
pembaikan
proses
pembelajaran
guna
meningkatkan hasil belajar siswa, dan meningkatkan keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. F. Batasan Istilah 1. Metode Group Investigation Menurut Sharan dan sharan 1992 dalam (Slavin, 2005:24) Group Investigation merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum di mana para siswa bekerja di dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif. Metode pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran Group Investigation adalah
7
metode pembelajaran yang di bentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri tiga sampai lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik, siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Hasil belajar Hasil belajar merupakan proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2011:3). Dalam penelitian ini, hasil belajar diukur melalui tes berupa uraian yang dikerjakan pada akhir siklus dan dari penilaian proses pembelajaran.