BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekembangan dunia industri kecil menegah saat ini sangatlah pesat, baik industry dibidang manufaktur, dagang ataupun jasa. Peranan industri kecil menengah yang berasaskan kemasyarakatan mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian nasional, berperan dalam pertumbuan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil pembangunan serta penyerapan tenaga kerja. Dampak dari perkembangan dunia industry tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk bersaing mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna memperoleh laba. Salah satu cara yang ditempuh adalah persaingan harga jual produk yang dihasilkan bagi paerusahaan manufakur. Namun persaingan yang diciptakan oleh industri kecil menengah tidak didasarkan dengan pengelolaan manajemen dan pengelolaan keuanga yang baik. Umumnya mereka hanya mengandalkan besarnya hasil penjualaan tanpa megatur pengelolaan manajemen dan pengelolan keuangan yang baik. Akibatnya penentuan harga produk yang dijual tdak didasarkan pada biaya oprsional yang arus dikeluarkan,serta mengetahui secara persis pendapatan yang diterima. Informasi tersebut dapat digunakan oleh pelaku usaha dalam pengambilan keputusan manajemen. Masalah tersebut semakin kompleks seiring dengan semakin besarnya kegiatan usaha. Perusahaan manufaktur mempunyai dua fungsi pokok yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Fungsi produksi dilakukan dengan mengolah bahan baku menjadi barang jadi dengan melakukan tambahan pengeluaran berupa
1
upah tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itu, dalam setiap proses produksi yang dilakukan selalu terdapat tiga unsur biaya produksi yang meliputi iaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi 2009:11). Oleh karena itu menghitung ketetapan harga pokok produksi sangatlah penting untuk menetapkan harga jual tiap unit yang dihasilkan. Harga pokok produksi adalah kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluuarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku menjadi barang jadi (Slamet dan Bogat, 2012:280). Harga pokok produksi yang ditetakan terlalu tingi akan berdampak pada harga jual tinggi dan perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Sistem pengumpulan biaya produksi dalam perusahaan manufaktur dibedakan menjadi dua, yaitu process costing dan job order costing. Metode process costing sesuai digunakan untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang memilki karakteristik serupa, sedangkan job order costing sesuai untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang memilki spesifikasi berbeda (Vander dalam Sri Hanggana, 2008:80). Untuk dapat menentukan harga jual yang tepat, perusahaan harus dapat menentukan harga pokok produksi per unitnya. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat laba yang diinginkan perusahaan dalam setiap produk yang dihasilkan. Pabrik Brem “Ariska” adalah perusahaan rumahan yang belum menggunakan perhitungan penentuan harga jual produk brem yang tepat. Maka dari itu agar Pabrik Brem “Ariska” dapat menentukan harga jual produk dengan tepat serta mengetahui laba yang dihasilkan penulis akan membatu dalam
2
penghitunagn dari harga pokok produksi dari Pabrik Brem “Ariska”. Penghitungan meliputi pengakumulasian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berdasarkan hal tersebut, pembebanan biaya overhead pabrik Brem ”Ariska” kurang tepat, maka dapat diidentifikasikan bahwa penetapan harga pokok produksi dan harga jual kurang tepat. Hal ini yang akan menjadi fokus masalah dalam penelitian terkait penentuan harga pokok produksi brem dengan judul “PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA PABRIK BREM ARISKA”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalahnya adalah berapa harga pokok produksi brem dengan menggunakan metode full costing pada Pabrik Brem “Ariska”? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan full costing Pabrik Brem “Ariska”. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut ini: 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan harga pokok produksi dan harga jual
3
yang tepat pada periode-periode berikutnya, sehingga dapat mengurangi resiko kerugian. 2. Bagi Penulis, dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang berkaitan dengan harga pokok produksi yang pernah didapatkan saat kuliah di Program Studi Manajemen Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian dapat digunakan sebagai refrensi dan acuan dalam melakukan penelitian berikutnya serta dapat menambah wacana dan wawasan bagi para akademis.
1.5 Skema Penulisan Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengklasifikasikan secara sistematis pembahasan dan analisis ke dalam empat bab, yaitu: a. Bab 1 Pendahuluan Bab satu terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penetian, manfaat penelitian dan skema penulisan b. Bab 2 Gambaran Umum Penulisan Bab dua terdiri dari kondisi umum perusahaan, tinjauan pustaka yang mendukung untuk pembahasan masalah yang diangkat dari tugas akhir ini, metodologi dan jenis/sumber data serta analisis data. c. Bab 3 Analisis Dan Pembahasan Bab tiga penulis berusaha mengevaluasi ketepatan penentuan harga pokok produksi dengan metode process costing pada Pabrik Brem “Ariska”. 4
d. Bab 4 Kesimpulan Dan Saran Bab empat terdiri dari penjelasan kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini dan saran sebagai masukan bagi perkembangan dan kemajuan Pabrik Brem “Ariska”.
5