BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Budaya mempunyai pengertian yang cukup luas dan dapat dilihat dari berbagai aspek. Budaya merupakan suatu kebiasan atau tradisi yang biasa menimbulkan berbagai dampak posistif maupun negatif bagi orang yang menjalankannya, baik bagi budaya individual maupun budaya kelompok organisasi. Salah satu aspek budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah budaya menurut perspektif dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang meliputi : 1) budaya kelompok masyarakat yang lebih mementingkandirinya sendiri, atau kelompok masyarakat yang mementingkan kebutuhan kelompok, hal ini disebut budaya individualism vs collectivism. 2) budaya suatu kelompok masyarakat dalam hal toleransinya terhadap kekuasaan yang ada di sekelilingnya cenderung tinggi atau rendah, budaya ini disebut power distance, 3) budaya kelompok masyarakat yang cenderung mempunyai keberanian mengambil resiko atau cenderung menghindari resiko disebut budaya uncertainty avoidance, 4) budaya kelompok
masyarakat
yang
cenderung
bertindak
secara
tegas
tanpa
memperhatikan hubungannya dengan orang lain, atau cenderung bertindak dengan mempertimbangkan hubungan baiknya dengan orang lain dalam hal mengambil keputusan, aspek budaya tersebut masculine vs feminime (Robbin, 1991).
1
2
Dalam hal ini budaya toleransi kekuasaan akan diangkat sebagai bagian yang menarik untuk diterapkan didalam suatu perusahaan. Budaya Toleransi Kekuasaan (BTK) adalah bagian dari konsep budaya yang ditentukan oleh Hofstede (1991), yang dapat diartikan sebagai tingkat toleransi atau kerelaan seseorang untuk menerima adanya perbedaan kekuasaan atau wewenang yang dimiliki pihak lain. Semakin tinggi BTK seseorang berarti semakin mau menerima adanya perbedaan kekuasaan yang ada disuatu organisasi. Variabel kedua selain dalam pembahasan lebih lanjut adalah Persepsi Karir (PK), yaitu persepsi karir bekerja (Arthur, et al, 1989). Dalam hal diatas yang menjadi titik sentral adalah bahwa pekerjaan bagi seseorang merupakan aktivitas yang akan ditempuh untuk merintis karir. Antara BTK (Budaya Toleransi Kekuasaan) dan PK (Persepsi Karir) diduga ada hubungan yang signifikan, artinya kedua hal ini yang memiliki BTK(Budaya Toleransi Kekuasaan) rendah akan berbeda PK (Persepsi Karir)-nya dengan yang memiliki BTK (Budaya Toleransi Kekuasaan) tinggi. Level analisis yang akan diangkat disini adalah individual Penerapan kedua konsep diatas, akan diterapkan dalam perguruan tinggi, dimana salah satu aspek penting adalah mendidik siswanya untuk mempunyai dasar dalam meniti karir pekerjaan setelah lulus. Artinya dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi kemungkinan terbentuknya persepsi karir seseorang setelah lulus lebih tampak jelas dibandingkan pada waktu seseorang duduk di sekolah SMU, SMP, atau SD. Dalam perguruan tinggi salah satu aspek penting adalah mendidik siswanya untuk mempunyai dasar dalam meniti karir pekerjaan setelah lulus.
3
Artinya dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi kemungkinan terbentuknya persepsi karir seseorang setelah lulus lebih tampak jelas dibandingkan pada waktu seseorang duduk di sekolah SMU, SMP atau SD. Dengan kata lain sistem pendidikan di perguruan tinggi seyogianya telah memperhatikan seberapa jauh persepsi karir yang sudah ada pada anak didiknya dan akan diarahkan kemana karir seseorang setelah lulus. Meskipun diakui bahwa seseorang dapat berkembang atau berkarir di bidang tertentu yang tidak ada hubungan sama sekali dengan latar belakang pendidikan. Hal ini justru menjadi pemikiran dalam penelitian ini, yakni apakah aspek budaya cukup dominan mempengaruhi persepsi karir seseorang. Jika benar hasil penelitian akan dapat digunakan untuk pengembangan sistem pendidikan itu sendiri, agar dapat memberikan materi dan pola pendidikan pada siswanya, sehingga persepsi karir dapat terbentuk sesuai dengan latar belakang pendidikan serta budaya yang dimiliki siswa secara individual ataupun secara kelompok. Mahasiswa dan dosen merupakan sub-bagian dari sistem pendidikan di perguruan tinggi. Bagi mahasiswa yang belum memasuki dunia kerja, karir merupakan harapan atau pandangan terhadap karir, atau bidang kerja yang menjadi minat serta tujuan profesinya. Dengan demikian perguruan tinggi perlu mengetahui sejauh mana mahasiswanya mempunyai persepsi terhadap karir, agar program pendidikannya dapat diarahkan pada kemungkinan karir yang akan dicapai. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana budaya mempunyai pengaruh terhadap persepsi karir seseorang di lingkungan kampus.
4
Kelompok masyarakat kampus yang dipilih sebagai objek penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Dengan demikian jika benar budaya toleransi kekuasaan berpengaruh kuat terhadap persepsi karir, maka untuk menciptakan karir tertentu pada masyarakat, dapat dilakukan melalui wiraswasta dari pada pegawai. Jika hal ini terbukti maka untuk menciptakan wiraswastawan dilakukan pendekatan pendidikan yang terarah, sehingga muncul budaya yang mendukung munculnya wiraswasta pada masyarakat. Tugas perguruan tinggi adalah meneliti dan hasilnya dapat digunakan sebagai 1) pengembangan ilmu, 2) mengembangkan pola pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat. Jika dugaan bahwa budaya toleransi kekuasaan akan mempengaruhi persepsi karir seperti yang dihipotesiskan dalam penelitian ini benar, maka tugas selanjutnya perguruan tinggi adalah membantu memunculkan budaya sehingga dapat menciptakan persepsi karir pada mahasiswanya secara benar. Penelitian ini mengacu pada penelitian Geert Hofstede mengenai budaya dan memadukannya dengan penelitian Rosabeth Moss Kanter mengenai karir, sehingga diharapkan dapat diketahui bagaimana pengaruh budaya ini terhadap persepsi dan pilihan karir seseorang. Untuk membantu menghubungkan kedua hal tersebut, penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran teoritis dari C.B. Derr and A. Laurent yaitu “A culture model of career dynamic”, sebagai acuan dalam menyusun kerangka pemikiran teoritik dari penelitian ini. Variable budaya dalam penelitian ini kan diwakili oleh salah satu aspek yakni budaya
5
toleransi kekuasaan atau power distance. Atas dasar pertimbangan tersebut maka penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Budaya Toleransi Kekuasaan Terhadap Persepsi Karir (Studi Kasus Pada Mahasiswa perguruan tinggi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)”.
1.2.
Perumusan Masalah Konsep budaya di sini berhubungan dengan budaya nasional (national
culture), dan budaya organisasi (corporate culture). Budaya nasional akan cenderung mmebuat pola tertentu pada masyarakat dan keluarga yang secara informal akan ditanamkan pada anak, sehingga timbul persepsi seseorang terhadap karir. Disisi lain persepsi seseorang terhadap karir juga muncul karena dari informasi tentang kesuksesan orang lain yang bekerja di organisasi tertentu. Padahal organisasi mempunyai budaya tertentu untuk kepentingan pencapaian tujuan. Kemungkinan pengaruh budaya nasioanal dan budaya organisasi akan dapat menimbulkan perbedaan persepsi karir, terutama bagi mereka yang memperoleh pendidikan semakin tinggi. Permasalahannya adalah sampai sejauh mana tingkat perbedaan persepsi seseorang terhadap karir. Dugaan sementara adalah budaya yang dilihat dari tinggi rendahnya power distance akan mempengaruhi persepsi karir seseorang atau jenis organisasi yang akan dipilih (Hofstede, et al, 1990). Sedangkan persepsi terhadap karir dibedakan menjadi tiga yaitu karir birokratik, karir professional dan karir pengusaha (Kanter, 1989).
6
Dari permasalahan tersebut, kemudian rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Seberapa jauh perbedaan Budaya Toleransi Kekuasaan berpengaruh terhadap Persepsi Karir”.
1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi karir pada mahasiswa yang mempunyai budaya toleransi kekuasaan rendah dan mahasiswa yang mempunyai budaya toleransi tinggi. 2. Untuk membuktikan apakah tinggi rendahnya budaya toleransi kekuasaan (power distance) seseorang berpengaruh terhadap pilihan persepsi karir mereka.
1.4. Kontribusi Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengutan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya bahwa budaya toleransi kekuasaan dapat mempengaruhi persepsi karir. 2. Bagi akademik yang mempunyai tugas mencetak alumninya untuk berkarir sesuai dengan arag pendidukannya disertai pertimbangan budaya yang ada pada masing-masing individu. 3. Untuk
kontribusi
bagi
dunia
pendidikan
dalam
ikut
serta
mengembangkan kurikulum atau silabinya sehingga tercipta persepsi karir yang sesuai dengan arah profesinya dan sekaligus menciptakan budaya yang menunjang karir anak didik.
7
1.5. Batasan Penelitian Agar dapat diperoleh kesamaan persepsi tentang ruang lingkup masalah yang diteliti dan penelitian yang dilakukan dapat terarah, maka penulis membatasi permasalahannya sebagai berikut : 1. Penelitian hanya dilakukan di kota Yogyakarta, khususnya perguruan tinggi Universitas Kristen Duta Wacana. 2. Subyek atau audiens penelitian ini hanya pada mahasiswa , baik berdasarkan individual maupun kelompok organisasi, dengan jumlah audience atau responden 100 orang. 3. Penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh budaya toleransi kekuasaan terhadap persepsi karir. 4. Pengertian dari Budaya Toleransi Kekuasaan (BTK) itu sendiri adalah bagian dari konsep budaya yang ditemukan Hofstede (1994), yang dapat diartikan sebagai tingkat toleransi atau kerelaan seseorang untuk menerima adanya perbedaan kekuasaan atau wewenang yang dimiliki pihak lain. 5. Persepsi Karir (PK) yaitu persepsi selama bekerja (Arthur, 1989) bahwa pekerjaan bagi seseorang merupakan aktivitas yang akan ditempuh untuk merintis karir. 6. Persepsi Karir (PK) pada prinsipnya dilakukan melalui tiga bentuk struktur (Kanter, 1989) yaitu, (a) Karir Birokratik, (b) Karir Profesional, dan (c) Karir Pengusaha atau entrepreneurial. a. Karir Birokratik : Bentuk dari karir birokratik ini mendasarkan pada pola kenaikan pangkat seseorang dalam karirnya dari satu posisi ke
8
posisi lain yang lebih tinggi melalui hirarki yang dibangun organisasi. Perkembangan karir seseorang dalam struktur ini dapat dilihat dari kedudukan orang tersebut dalam hirarki. Jika kedudukan semakin tinggi berarti semakin besar tanggung-jawabnya, tantangan, dan kompensasi yang diterimanya. b. Karir Profesional : Perkembangan karir seseorang pada struktur ini didasarkan pada keahlian yang dimiliki seseorang disertai dengan penguasaan pengetahuan yang dimasyarakat bernilai, sehingga menimbulkan status serta menentukan reputasi. Semakin panjang reputasinya akan semakin banyak mendatangkan pekerjaan atau order. c. Karir Pengusaha : Pada karir pengusaha atau entrepreneurial berhubungan dengan kemampuan membuka bisnis sendiri dari usaha kecil sampai usaha besar. Pada struktur pengusaha ini sumber sukses karir diukur dari sejauh mana kemampuan seseorang dalam menciptakan noilai pada output sehingga memberikan return ekonomi. 7. Tanggapan responden hanya terbatas pada beberapa profil jenis kelamin, usia, lama kuliah. Responden status aktif kuliah dari semester 3 sampai dengan semester 8. 8. Tanggapan responden merupakan suatu sikap yang dipakai responden untuk menilai suatu objek yang diteliti atau disajikan.
9
1.6. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini akan ditulis dengan sistematika sebagai berikut : Bab satu, Pendahuluan. Bab ini membahas beberapa hal, berkaitan dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab dua, Kerangka Teori. Bab ini mengkaji : konsep, teori, pendapat, fakta, maupun informasi lain yang berkaitan denag topic penelitian. Berbagai informasi tersebut akan membentuk Kerangka Teori sehingga dapat menunjukkan variable-variabel yang terlibat dalam penelitian. Bab tiga, Metode Penelitian. Bab ini mengkajikan beberapa hal yang berkaitan dengan jenis dan sumber data, populasi dan sample yang digunakan, metode pengumpulan data, pengukuran dan analisis data. Bab empat, Analisis dan Pembahasan. Bab ini membahas beberapa hasil penelitian dua analisis data, yang meliputi profil responden, proses, dan hasil analisis/komputasi data, pengujian hipotesis atau pertanyaan penelitian. Bab lima, Penutup. Bab ini menyimpulkan apa yang dibahas dalam babbab sebelumnya, dan saran-saran yang berisi implikasi penelitian ini pada teoriteori manajemen dan pada praktisi termasuk perguruan tinggi, serta kemungkian perbaikan penelitian di masa depan.
10
BAB III METODE PENELTIAN
3.1
Sumber Data dan Sample Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari survey dengan cara menyebar kuesioner kepada mahasiswa S1 di UKDW Yogyakarta
3.1.1
Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini pengumpulan datan dilakukan melalui Metode Survei,
yaitu metode penelitian yang dilaksanakan dengan mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama. Pada metode ini, data yang dikumpulkan adalah berupa data primer yang berasal dari mahasiswa mengenai berbagai jawaban atas pertanyaan mengenai budaya toleransi kekuasaan dan persepsi karir responden. Data-data tersebut didapatkan dengan cara memberikan kuesioner secara langsung kepada responden yaitu mahasiswa, dengan cara membagikan pertanyaan pada waktu kuliah dengan seijin dosen yang mengajar pada waktu itu. Kuesioner dibagikan langsung kepada mahasiswa, dengan waktu pengisisan tidak lebih dari 15 menit, kemudian kuesioner yang telah diisi ditari kembali. Hal ini dilakukan karena penelitian ini adalah mengenai persepsi, sehingga responden diharapkan langsung memberikan jawabannya pada saat tersebut dilakukan,
11
dengan demikian peneliti dapat mengawasi langsung proses pengisian kuesioner tersebut.
3.1.2
Teknik Analisis Data Metode survey dengan mengisi pendapat seseorang terhadap suatu
pernyataan akan menghasilkan data yang bersifat kualitatif. Kemudian untuk analisis lebih lanjut data kualitatif ini dikauntitatifkan dengan cara memberikan skoring atau pembobotan dengan kriterian tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengolahan lebih lanjut kedalam analisis yang menggunakan metode statistic. Berdasarkan pada variabel-variabel yang akan diukur maka teknik skala Likert digunakan untuk meng-kuantifikasi kuesioner. Kuesioner yang diolah terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama berisi informasi mengenai data identitas responden, sedangkan pada bagian kedua merupakan
pertanyaan-pertanyaan
penelitian
mengenai
budaya
toleransi
kekuasaan dan persepsi karir responden. Bagian kedua dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama adalah pertanyaan yang menyangkut budaya toleransi kekuasaan atau power distance, dan bagian kedua pertanyaan yang menyangkut persepsi karir seseorang. Secara lengkap kuesioner dapat dilihat pada lampiran. Bagian pertama dari kuesioner yang berisi identitas responden terdiri dari sepuluh pertanyaan, yang bertujuan untuk melihat latar belakang responden yang menyangkut nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan, status, kemaasiswaan, asalusul kesukuan, serta cita-cita atau harapan setelah lulus dari program S1 di UKDW.
12
Bagian ke-dua merupakan pertanyaan yang menyangkut budaya toleransi kekuasaan dan persepsi karir responden. Duabelas pertanyaan pertama, dimaksudkan unuk mengetahui persepsi responden terhadap karir, yang terdiri dari masing-masing lima pertanyaan untuk karir birokratik, karir profesional dan karir pengusaha. Untuk analisis data lebih lanjut dilalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Kuantittas data. Data yang berasal dari responden yang semula dlam bentuk kualitatif selanjutnya diubah ke bentuk kuantitaif dengan menggunakan Skala Likert. Hasil jawaban responden merupakan data mentah yang disusun ke dalam matriks data mentah. Data mentah yang dimasukkan berupa nilai skala Likert dengan bobot 5 untuk sangat setuju, 4 untuk setuju, 3 untuk ragu-ragu, 2 untuk tidak setuju dan 1 untuk tidak sangat setuju. Sebelum data mentah disusun ke dalam matriks data mentah, beberapa jawaban dari pertanyaan negatif (pertanyaan yang bersifat penolakan atau kebalikan) dibalik nilainya, yaitu 5 menjadi 1, 4 menjadi 2, 3 tetap 2, 2 menjadi 4, dan 1 menjadi 5. Pertanyaan negatif kuesioner pada bagian power distance yaitu pertanyaan atau kebalikan dari pertanyaan nomor 5, 6, 7, 8, 11, dan 12. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan penolakan atau kebalikan dari pertanyaan 13, 14, 16, 18, dan 19 sebagai kontrol yang menunjukkan persepsi karir Birokratik, dengan demikian pertanyaan yang lainnya adalah merupakan penolakan atau kebalikan dari persepsi karir birokratik, yaitu persepsi karir professional dan pengusaha atau entrepreneuer. Pertanyaan-pertanyaan penolakan
13
atau kebalikan tersebut adalah pada nomor-nomor 15, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27.
2. Tahap Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, dilakukan uji statistik dengan alat uji statistik Anova, yang digunakan untuk melakukan analisis uji beda mengenai tinggi-rendah budaya toleransi kekuasaan pada level individual dan uji beda mengenai persepsi karir berdasarkan pada tinggi rendahnya budaya toleransi kekuasaan pada seseorang. Kemudian pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan dua alat analisis statistik yaitu, regresi dan korelasi. Proses pengukuran dan pengolahan data menggunakan media komputasi pada fasilitas SPSS Windows
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Pengumpulan Data a.
Angket dan Kuisioner Kuisioner merupakan alat untuk mengumpulkan data dari responden, yang disusun secara teratur, sistematis dan terarah dengan model pertanyaan yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan penelitian. Dimana tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh budaya toleransi kekuasaan terhadap persepsi karir.
14
b. Metode survey Dengan mengisi pendapat seseorang terhadap suatu pernyataan akan menghasilkan data yang bersifat kualitatif. c. Interview / Wawancara. Cara memperoleh data dengan melakukan wawancara langsung kepada pihak perusahaan untuk memperoleh dan mendapatkan data tentang budaya perusahaan yang diterapkan terhadap mahasiswa. d. Studi Pustaka Untuk memperoleh referensi dari literature-literatur dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. 2. Sumber Data a. Data Primer Data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada responden, yang berdomisili di Kota Jogyakarta khususnya perguruan tinggi Universitas Kristen Duta Wacana b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari literature buku-buku yang mengandung teoriteori tentang penelitian ini dan perusahaan. 3. Sampel Sampel dalam penelitian ini, diambil dari sebagian jumlah populasi dalam bentuk responden yang berdomisili di perguruan tinggi Universitas Kristeb Duta Wacana Yogyakarta. Dengan jumlah responden 100.
15
4. Teknik Pengambilan Data Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling, dimana sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam suatu populasi.
3.2
Pengukuran Variabel dan Pengukurannya
3.2.1
Pengukuran Variabel Pengukuran variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai
berikut : a. Variabel Independen Budaya toleransi keuasaan (Power Distance) b. Variabel Dependen Persepsi karir ( Birokratik, Profesional, dan Pengusaha)
3.2.2
Metode Pengukuran Data Data yang diperoleh melalui kuesioner, yang berisikan pertanyaan-
pertanyan yang disampaikan sesuai dengan tujuan penelitian. Dimana pertanyaan pada kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian yang saling berpengaruh satu dengan yang lainnya, yaitu : Bagian I
: Berisi daftar pertanyaan mengenai data pribadi responden.
Bagian II
: Berisi daftar pertanyaan mengenai faktor-faktor penilaian mahasiswa terhadap pengaruh budaya toleransi kekuasaan terhadap persepsi karir.
16
Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tersebut, kemudian diukur dengan menggunakan teknik skala Likert. Dimana skala nominal menunjukkan kedudukan suatu kategori jawaban dari pertanyaan dengan yang lainnya, tetapi hanya berupa kode atau label, skala ini yang dipakai pada pertanyaan kuesioner bagian pertama. Sedangkan skala Likert, menunjukkan kedudukan suatu kategori jawaban dari pertanyaan dengan yang lainnya, dengan menggunakan skor. Skala ini dipakai pada pertanyaan kuesioner bagian kedua, dimana dalam dalam skala Likert, kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar “setuju” dan “tidak setuju” saja, melainkan dibuat dengan lebih banyak kemungkinan jawaban. Dalam penelitian ini penulis memakai lima kategori jawaban yaitu : sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk masing-masing jawaban dari pertanyaan yang disampaikan oleh penulis, responden akan memberikan jawaban yang berbeda-beda berdasarkan skala Likert tersebut. Untuk masing-masing jawaban dari responden baik yang bersifat atau bernada positif maupun negatif akan diberi penilaian sebagai berikut : a. Untuk jawaban sangat setuju diberi skor 5 b. Untuk jawaban setuju diberi skor 4 c. Untuk jawaban ragu-ragu diberi skor 3 d. Untuk jawaban tidak setuju diberi 2 e. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
17
3.3
Desain Penelitian i. Uji Instrumen Untuk mengetahui setiap pertanyaan yang digunakan, disebut valid dan realibel, maka dilakukan analisis validitas dan reliabilitas terhadap kuisioner. 1. Analisis Validitas atau Kesahihan. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang harus diukurnya. Menghitung korelasi antara masing-masing peryataan dengan skor total memakai rumus tehnik korelasi yang rumusnya sebagai berikut (Husein Umar, 2000 : 179-190) : r xy = _ __n( ΣXY ) – (ΣX ΣY)____ √[nΣX²- (ΣX)²][nΣY²-(ΣY)²] Dimana : r xy
: koefisien korelasi setiap pertanyaan atau item
n
: jumlah responden atau sampel
X
: Skor pertanyaan atau item
Y
: Skor total dari seluruh pertanyaan atau item
Kriteria pengujian : •
Jika r hitung > r tabel maka item tersebut di katakan valid.
•
Jika r hitung < r tabel maka item tersebut di katakan tidak valid.
18
2. Analisis Reliabilitas Uji Reabilitas dipakai untuk mengetahui sejauh mana pengukuran itu dapat memberi hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan terhadap subjek yang sama. Untuk mengukur reabilitasnya, penulis menggunakan teknik nbelah – dua ( ganjil – genap), yaitu mengelompokkan skor butir sebagai belahan kedua, langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua yang diperoleh harga koefisien realibilitas spearman-Brown (Sutrisno Hadi, 1976 : 57) Secara matematis, keadan tersebut dapat dituliskan dalam persamaan berikut : r =__2 x r½½_ (1 + r½½) Dimana : r
: Reliabilitas instrumen
r½½ : rxy yang disebut sebagai nilai koefisien korelasi antara dua belahan instrument. Kriteria pengujian : •
Jika r hitung > r tabel maka item tersebut dinyatakan reliabel atau
handal •
Jika r hitung < r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel atau handal
19
3. Analisis Persentase Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil responden berdasarkan karakteristik mahasiswa yang aktif kuliah dari semester 3 sampai dengan semester 9., Rumus yang digunakan analisis persentase adalah dengan rumus sebagai berikut : P = nx x 100% N Dimana : P : Nilai persentase
3.4
Nx
: Jumlah data berdasarkan karakteristik responden
N
: Jumlah data keseluruhan
Model Statistik dan Uji Hipotesis 1. Uji Anova Analisis ini digunakan untuk melakukan analisis uji beda mengenai tinggi – rendah budaya toleransi kekuasaan pada level individual dan uji beda mengenai persepsi karir berdasarkan pada tinggi rendahnya budaya toleransi kekuasaan pada seseorang. a. Variance between means :
k ∑ T2 - T2 J=1 nj n k-1
20
b. Variance within group :
n ∑ i=1
k k ∑ X2 - ∑ T2j j=1 j=1 nj n-k
Keterangan : Xij = individu ke i dari sampel j k
= banyaknya sampel
nj
= banyaknya individu dalam sampel j (observasi) k ∑ nj J=1
j = 1,2 ..........k
Tj
= jumlah semua individu dalam sampel j
T
= k ∑ Tj J=1
T
j = 1,2 ..........k
= Ti + T2 + ..................Tk
Kriteria pengujian : •
Jika r hitung > r tabel maka item tersebut di katakan valid.
•
Jika r hitung < r tabel maka item tersebut di katakan tidak valid.
1. Analisis Korelasi ( Subagyo dkk, 2005 : 283) Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dan arahnya sebagai analisis korelasi antara Budaya Toleransi Kekuasaan (BTK), dengan persepsi karir Birokratik (PKB), Persepsi Karir
21
Proesional (PKP), dan Persepsi Karir Enterpreneur atau pengusaha (PKE).
RYX 1 X 2 =
r 2 yx1 + r 2 yx 2 − 2ryx1 ryx 2 rx1 x 2 1 − r 2 x1 x 2
Keterangan : RYX 1 X 2 = koefiseien korelasi ganda variabel x 1 dan x 2 secara barsama-sama dengan variabel y ryx 1
= koefisien korelasi x 1 dengan y
ryx 2
= koefisien korelasi x 2 dengan y
rx 1 x 2
= koefisien korelasi x 1 dengan x 2
Langkah-langkah menguji hipotesa tentang korelasi adalah: 1. Hipotesis nihil dan hipotesa alternative Ho: r = 0 (tidak ada hubungan antara variabel x dan y) Hi : r ≠ 0 (ada hubungan antara variabel x dan y) 2. Menentukan alternatif pengujian, uji yang digunakan adalah uji dua sisi 3. Menentukan level of significant α = 0,01 atau 1 % 4. Dasar pengambilan keputusan a. Dengan membandingkan r hitung dengan r tabel: jika r hitung > r tabel, maka Ho ditolak jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima
22
H1
Ho
H1
Gambar 1.2 b. Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: jika probabilitas > 0,01 maka Ho diterima jika probabilitas < 0,01 maka Ho ditolak 5. Keputusan pengujian dan kesimpulan
2. Analisis Regresi ( Djarwanto dkk, 1993 : 306) Analisis ini merupakan metode statistik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dan aatu hubungan antara variable bebas terhadap variable terikat. Analisis ini dipilih dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap variabel -variabel bebas mana saja yang mempengaruhi variabel terikat mengetahui besarnya pengaruh apakah cukup significant 1 %. Penetapan
variabel
bebas
yang
dianggap
signifikan
mempengaruhi variabel terikat hanay pada variabel yang memiliki nilai signifikan f lebih kecil dari 0.01, nilai tersebut cukup besar. Bentuk umum persamaan regresi yaitu : Y = a + bx1 + cx2 + e
23
Dimana : Y
: Variabel dependen
a
: konstanta
b,c
: koefisien predictor
x1,x2
: BTK tinggi dan BTK rendah
e
: standar error
Langkah – langkah untuk menguji hipotesis dengan regresi adalah : Penjabaran : Regresi antara BTK dengan PKB (z1) Sampel besar :
z1 = b - β Sb
Regresi antara BTK dengan PKP (z2) Sampel besar :
z2 = b - β Sb
Regresi antara BTK dengan PKE (z3) Sampel besar :
z3 = b - β Sb
Regresi antara BTK dengan PKR (Responden) Dengan tujuan untuk memperkuat dugaan bahwa ada pengaruh antara Budaya Toleransi Kekuasaan dengan Persepsi Karir (PKB, PKP, dan PKE) Sampel besar :
z4 = b - β Sb
24
Dimana : b
: koefisien regresi
β
: standard error dari slope
Sb
: slope hipotesis
Statistik uji z diatas akan memiliki distribusi z dengan derajat bebas sebesar n -1. Adapun aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a. Ho : b1 = 0 ( tidak ada pengaruh antara Budaya Toleransi Kekuasaan terhadap Persepsi Karir (PKB, PKP,dan PKE). Ha : b1 ≠ 0 (ada pengaruh antara Budaya Toleransi Kekuasaan terhadap Persepsi karir (PKB, PKP, dan PKE) b. Pengujian dengan menggunakan uji z-test, kemudian hasil dari uji z-test tersebut dibandingkan dengan table distribusi z. Apabila ztest > t table maka Ha : b ≠ 0. hal tersebut berarti dapt kita anggap bahwa memang terdapat pengaruh Budaya Toleransi Kekuasaan terhadap Persepsi Karir (PKB, PKP,dan PKE). c. Taraf nyata (α) = 1%
Ho tolak -z
Ho terima Gambar 1.3 Kurva z-hitung
z Ho Tolak