BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teks terjemahan diciptakan dalam bingkai kondisi yang berlainan dengan bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan mengatasi sejumlah masalah yang tidak didapati dalam penulisan teks secara umum. Bingkai pembatas itu terkait dengan keharusan untuk menyelaraskan kode bahasa, nilai budaya, dunia dan persepsi tentangnya, gaya dan estetika, dan sebagainya (Hatim dan Munday, 2004: 46). Hal ini menegaskan bahwa aspek yang harus diperhatikan dalam proses penerjemahan adalah aspek kode bahasa seperti tata bahasa atau struktur bahasa, nilai budaya yaitu unsur-unsur budaya yang terkandung pada teks sumber dan harus disepadankan pada teks sasaran. Jika seorang penerjemah tidak memiliki pengetahuan tentang tata bahasa dan kebudayaan dari kedua bahasa tersebut maka akan sulit baginya untuk mendapatkan keberterimaan pada produk terjemahannya. Selain itu disebutkan gaya dan estetika, yaitu bagaimana polesan akhir si penerjemah dalam memperindah tata bahasanya sehingga teks tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca dan pengguna bahasa tersebut. Ujaran dan subtitle pada film The Raid dijadikan data penelitian yang menganalisis modalitas dan pergeseran bentuk. Data dapat dikategorikan sebagai sebuah teks translasional yaitu peralihan dua bahasa antara bahasa Indonesia dan
Universitas Sumatera Utara
bahasa Inggris dan dua bentuk penyampaian teks yaitu antara lisan dan tulisan. Dalam penelitian ini, subtitle dianggap penting untuk diteliti karena ujaran yang terdapat pada film yang diubah dalam bentuk tulisan harus jelas penulisannya karenaketerbatasan waktu tetapi tidak menghilangkan pesan pada dialog aslinya. Peneliti juga ingin mengembangkan penelitian terhadap kajian modalitas yang umumnya dilakukan pada teks terjemahan biasa yaitu antara teks tertulis bahasa yang satu menjadi teks tertulis bahasa lainnya. Setelah menemukan kalimat yang mengandung cakupan modalitas di dalamnya, peneliti menemukan banyak terjadinya pergeseran yang terjadi. Hal ini memberikan keterkaitan erat pada analisis data antar linguistik dan penerjemahan. Selain itu penelitian ini juga dianggap menarik karena ujaran-ujaran pada filmnya merupakan ujaran yang tidak baku. Selain itu dalam penelitiannya, peneliti menemukan bahwa terdapat pergeseran padadata yang mengandung modalitas. Hal ini dijadikan peneliti sebagai pengembangan analisis yang diharapkan menambah pengetahuan mengenai penerjemahan dalam subtitle film ini dan juga terhadap bidang ilmu yang berkaitan. Analisis subtitle mencakup analisis pemakaian bahasa pada metode analisis wacana (discourse analysis) dalam menganalisis unit semantik pada data. Kajian analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa, hubungan bahasa atau teks dengan konteks sosial yang konstrual, artinya konteks sosial menentukan dan ditentukan oleh teks. Dalam penelitian ini, analisis wacana dikombinasikan oleh analisis penerjemahan dalam mengolah data. Ujaran dan subtitle film The Raid dianalisis dengan menggunakan teori dan metode Linguistik Sistemik Fungsional (LFS) yaitu sistem arti dan sistem lain
Universitas Sumatera Utara
yang mendukungnya (yakni sistem bentuk dan ekspresi) untuk merealisasikan arti tersebut. Kajian ini didasari atas dua hal yang membedakan LFS dengan aliran linguistik lain yaitu (a) bahasa merupakan fenomena sosial yang wujud sebagai semiotik sosial dan (b) bahasa merupakan teks yang berkonstrual (saling menentukan dan merujuk) dengan konteks sosial. Hal inilah yang menyebabkan bahasa itu bersifat dinamis, selalu terpengaruh dengan keadaan, situasi dan kondisi dimana bahasa tersebut digunakan. Di dalam penelitian ini, Linguistik Sistemik Fungsional (LFS) memokuskan kajiannya pada ujaran dan subtitle film The Raid. Teks atau wacana menurut LFS dibatasi sebagai unit bahasa yang fungsional dalam konteks sosial (Halliday, 1994). Bahasa yang fungsional memberi arti kepada pemakai bahasa. Demikian subtitle juga adalah bahasa yang fungsional yang merupakan unit arti atau unit semantik yang mempunyai kata, frase, klausa, sebagai teks bahasa yang berfungsi dan melaksanakan tugas tertentu dalam konteksnya. Hal yang penting mengenai sifat subtitle ialah bahwa teks itu bila tertulis dengan kata-kata dan kalimat sekaligus membawa makna. Makna-makna tersebut diungkapkan atau dikodekan dalam kata-kata dan struktur dan lambang-lambang grofem. Subtitle tersebut dikodekan untuk dapat dikominukasikan sebagai teks yang mandiri. Penelitian ini mengaplikasikan teori modalitas Halliday dan teori pergeseran Catford yang difokuskan pada pergeseran bentuk untuk menganalisis ujaran dan subtitle film The Raid. Hal ini dilakukan karena dalam penerjemahan subtitle film ini harus sangat berkaitan dengan konteks situasi yang terdapat pada film ini sehingga menuntut penerjemahnya menguasai aspek budaya pada BSu dan BSa. Film ini merupakan film action dan banyak menggunakan bahasa yang tidak baku
Universitas Sumatera Utara
dari bahasa Indonesia yang terkadang memiliki makna khusus. Selain itu film ini sangat diminati bukan hanya di dalam negeri tetapi sudah lebih dulu terkenal di luar negeri. Hal ini terbukti dari lolosnya film ini ke XYZ Films di Los Angles hanya dalam waktu satu bulan setelah The Raid memasuki proses produksi. XYZ adalah perusahaan yang memiliki koneksi ke pasar film internasional. Perusahaan ini juga berkontribusi dalam memamerkan karya-karya terbaik ke sejumlah distributor film di Amerika Serikat. Lewat perusahaan ini, The Raid memiliki kesempatan masuk ke pasar perfilman Hollywood. The Raid berhasil memikat distributor bergengsi: Sonny Picture Classics. "Mereka melihat film ini original dan eksotik, unsur silat menjadi daya tarik tersendiri," kata produser film The Raid, Ario Sagantoro. Nilai-nilai alami kehidupan khas Indonesia benar-benar ditampilkan dalam film ini sehingga film ini terasa begitu alami. Kesuksesan yang diraih film ini membuat The Raid ditayangkan perdana di Amerika Serikat pada tanggal 23 Maret. Awalnya The Raid hanya diputar di 14 layar bioskop lalu kemudian bertambah menjadi 176 layar di minggu kedua, lalu 875 layar di minggu ketiga hingga akhirnya mencapai 881 layar. Film garapan Gareth Evans ini mendapatkan banyak pujian. Rotten Tomatoes memberi rating 87 dengan kepuasan penonton mencapai 94 persen. Selain itu situs pengamat film lain, IMDb, memberi rating 8.5 dan tidak banyak film Hollywood yang bisa meraih rating setinggi ini. Menurut sang sutradara sekaligus penulis naskah film The Raid, Gareth Evans : "The Raid bukan sekadar sebuah film Laga, namun ada sesuatu yang mengajarkan kita semua sebuah kekuatan sebuah pejuangan, untuk bertahan hidup."
Universitas Sumatera Utara
1.2 Pembatasan Masalah Penelitian ini hanya fokus pada pergeseran bentuk modalitas dengan rincian topik sebagai berikut: 1. Jenis modalitas pada ujaran dan subtitle film The Raid. 2. Pergeseran bentuk pada jenis modalitas yang ditemukan pada ujaran dan subtitle film The Raid. 3. Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran bentuk antara ujaran dan subtitle film The Raid.
1.3 Rumusan Masalah Penelitian ini fokus pada masalah yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Jenis modalitas apakah yang terdapat pada ujaran dan subtitle film The Raid? 2. Jenis pergeseran bentuk apa yang dominan pada modalitas yang ditemukan pada uajran dan subtitle film The Raid? 3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan pergeseran bentuk antara ujaran dan subtitle film The Raid?
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan jenis modalitas pada ujaran dan subtitle film The Raid. 2. Mendeskripsikan jenis pergeseran bentuk yang dominan pada modalitas yang ditemukan pada ujaran dan subtitle film The Raid.
Universitas Sumatera Utara
3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran bentuk pada ujaran dan subtitle film The Raid.
1.5 Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik pada tataran teoritis maupun praktis, terutama di bidang pengkajian dan praktik penerjemahan. Selain itu, penelitian ini diharapkan rujukan pada penelitian sistemik selanjutnya terutama yang berhubungan dengan modalitas.
1.6 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pemahaman teori-teori mengenai teori LFS Halliday dan aplikasinya dalam pengkajian terjemahan, dalam hal ini yang berhubungan dengan modalitas. 2. Hasil penelitian ini dapat menambah rujukan mengenai pergesaeran bentuk di dalam proses penerjemahan yang berkaitan dengan modalitas. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian sistemik selanjutnya yang berhubungan dengan metafungsi bahasa. 4. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah kepustakaan dalam bidang linguistik dan terjemahan.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam materi pengajaran terjemahan Bahasa Indonesia – Bahasa Inggris terutama yang mencakup bagian pergeseran bentuk. Selain itu, hasil penelitian ini juga memiliki hubungan yang erat dengan linguistik karena menjadikan salah satu unsur makna antarpersona yaitu modalitas. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberi pengertian yang baik kepada pembacanya.
Universitas Sumatera Utara