BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama asli yang dianut oleh bangsa Indonesia tetapi agama Kristen berasal dari kawasan Asia Timur tepatnya di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11:26) yang sebenarnya sampai ke Indonesia dibawa oleh penjajah. Agama Kristen adalah agama yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga sebagaimana banyak dijelaskan dalam Alkitab Perjanjian Baru. Agama Kristen menyebar ke seluruh pelosok dunia karena sebuah perintah yang disebut Amanat Agung. Sebelum Yesus meninggalkan para muridnya naik kesurga Yesus memberi perintah yang berbunyi “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Matius 28:19-20). Ayat inilah yang melandasi para murid Yesus untuk menyebarkan agama Kristen keseluruh dunia. Dalam perkembangannya, agama Kristen mulai terjadi permasalahan internal yaitu terjadi perpecahan dalam gereja. Pada tahun 1054 gereja bagian barat dan gereja bagian timur Eropa pecah dikarenakan tuntutan Paus di
1
Roma menghendaki agar semua pendeta gereja mengakui kekuasaannya. Muncullah beberapa tokoh yang mendesak adanya pembaharuan, seperti Martin Luther dari Jerman, Calvin dari Jenewa, dan Zwingli dari Swiss. Di samping ketiga tokoh tersebut masih banyak tokoh yang kurang begitu terkenal menghendaki hal yang sama seperti tokoh-tokoh dari Belanda, Skandinavia, Inggris dan Skotlandia. Pembaharuan ini mengesampingkan tradisi dan memakai kembali Alkitab sebagai pedoman iman, mereka banyak menentang kebiasaan-kebiasaan yang salah dan mereka tidak mau mengakui kekuasaan Paus dan kemudian muncullah beberapa Gereja Protestan (Bleeker :64). Kekristenan pertama masuk ke Indonesia di abad 16 oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang membawa agama Katolik Roma. Hal ini juga sangat penting dalam penyebaran agama Kristen di Indonesia karena ketika Belanda mampu mengusir Spanyol dan Portugis agama Katolik Roma diganti dengan Kristen Protestan. Hal tersebut tidak begitu menjadi masalah bagi Belanda karena dasar Iman yang sama sehingga orang-orang yang sudah memeluk agama Katolik Roma bersedia pindah agama Kristen Protestan dengan mudah (Wolterbeek,1995:4). Membayangkan hal tersebut maka penyebaran agama Kristen di Indonesia akan sangat mudah, sebagian rakyat Indonesia pasti akan memeluk agama Kristen karena pengaruh dan kekuatan Belanda yang besar untuk bisa memaksakan kehendak mereka. Tetapi tidak seperti yang dibayangkan, sebelum kekristenan masuk ke Indonesia sudah ada agama nenek moyang
2
serta agama Islam yang sudah melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Walaupun masyarakat Indonesia bisa dipaksa dalam bekerja, membayar pajak yang tinggi, tunduk akan kekuasaan Belanda tidak sama halnya dengan kepercayaan mereka. Sangat sulit menjangkau mereka serta menyebarkan agama Kristen di Indonesia. Hanya beberapa bagian daerah saja yang mampu dimasuki agama Kristen salah satunya Ambon. Hal itu bisa terjadi karena masyarakat Ambon belum mempunyai kepercayaan dan sebelumnya Katolik lebih dulu menjangkau daerah ini dibandingkan dengan Jawa yang sangat kental dengan keagamaan Kejawen serta Islam akan sangat sulit dimasuki kekristenan. Tetapi di Jawa akan ada satu gerakan penyebaran agama Kristen yang sangat menarik untuk dibahas dengan satu tokoh yang kharismatik berasal dari keluarga kerajaan yang kuat dalam memegang kepercayaannya, namun akhirnya berpaling dari kepercayaannya dan memutuskan masuk agama Kristen serta menjadi penyebar agama Kristen di Jawa yang sangat luar biasa. Pengaruh dan ajarannya dengan mudah diterima oleh masyarakat Jawa, tokoh ini bernama Kyai Ibrahim Tunggul Wulung. Kekristenan masuk dan berkembang di Jawa mempunyai dasar yang kuat. Pihak Belanda sudah mempersiapkan para penginjilnya untuk bisa menjangkau penduduk jawa. Mereka biasa disebut Zending yang berarti pengutusan atau utusan yang mengabarkan Injil ke luar negeri atau daerah kekuasaan Belanda serta kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Kristen (Wolterbeek, 1995:1).
3
Dari latar belakang inilah kekristenan mulai dikenalkan kepada masyarakat jawa. Memang jalannya tidak mudah banyak ganjalan dari penguasa pihak pribumi yang mengingini agama Kristen tidak menyebar di masyarakat Jawa khususnya oleh Pangeran Diponegoro yang sangat kuat menghimpun kekuatan Islam untuk memerangi dan mengusir Belanda dari Jawa karena posisi Belanda sebagai penjajah. Bertahun-tahun agama Kristen tidak berkembang hanya sebagai agama yang dianut oleh orang-orang Belanda saja dan kekristenan seolah-olah tidak berguna bagi orang Jawa. Tekanan dari pihak Pangeran Diponegoro supaya jangan ada penyebaran agama Kristen di Jawa terhadap pemerintahan Belanda membuat pihak Belanda berpikir panjang memberikan kebebasan kepada para Zending untuk menyebarkan agama Kristen karena perlawanan pasukan yang digalang Pangeran Diponegoro akan sangat merepotkan. Sebab kepentingan politis inilah para Zending juga tidak maksimal menyebarkan agama Kristen dan hanya orang-orang yang belum mengenal Islam yang disebut kafir yang boleh dimasuki kekristenan serta harus mendapat surat ijin dari Gubernur Jendral, baru setelah itu Zending diperbolehkan melakukan misinya (Wolterbeek, 1995:5-12) Kekristenan mulai berkembang ketika pasca perang Jawa antara pihak Belanda dengan pihak Pangeran Diponegoro tahun 1825-1830 yang dimenangi oleh pihak Belanda. Dari sinilah para Zending mulai dengan gencar mengenalkan agama Kristen terhadap masyarakat Jawa. Para Zending membuka jalan untuk masuknya kekristenan di Jawa walaupun seperti itu
4
tidak banyak masyarakat Jawa yang dapat dijangkau. Paradigma masyarakat Jawa yang menganggap orang Belanda sebagai penjajah itulah yang menyulitkan kerja Zending. Peran Zending sebenarnya tidak kecil dalam perkembangan agama Kristen di Jawa dari organisasi inilah kekristenan yang sebelumnya tidak pernah ada mulai diperkenalkan dan disebarkan kepada masyarakat Jawa, selain hal tersebut, muncul juga banyak tokoh-tokoh Kristen pribumi yang membantu penyebaran agama Kristen. Tulisan ini akan mendiskripsikan salah satu tokoh Kristen pribumi yang sangat berperan dalam penyebaran agama Kristen di Jawa yaitu Kyai Ibrahim Tunggul Wulung. Kyai Ibrahim Tunggul Wulung menggunakan metode penyebaran agama Kristen yang berbeda dibandingkan dengan metode penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh para Zending. Berawal dari sinilah babakan baru tentang kekristenan khas Jawa mulai muncul yang masih kental dengan kebudayaan Jawa yang disertai dengan mendirikan Desa Kristen bernama Desa Banyutowo. B. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Siapakah Kyai Ibrahim Tunggul Wulung? 2. Bagaimana peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung dalam penyebaran agama Kristen di Desa Banyutowo? 3. Bagaimana cara Kyai Ibrahim Tunggul Wulung menyebarakan agama Kristen di Desa Banyutowo?
5
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan biografi tokoh Kyai Ibrahim Tunggul Wulung 2. Mendiskripsikan peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung dalam penyebaran agama Kristen di Desa Banyutowo. 3. Mendiskripsikan cara Kyai Ibrahim Tunggul Wulung melakakukan penyebaran agama Kristen di Desa Banyutowo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis a. Menjadi bahan referensi bagi mata kuliah sejarah Gereja dan sejarah Intelektual. b. Memberi sumbangan bahan penelitian lebih lanjut tentang peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa Banyutowo
Kecamatan
Dukuhseti
Kabupaten
Pati
dan
bagi
masyarakat sekitar dalam bidang pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Memberi pemahaman tentang peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa Banyutowo Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati.
6