BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bila berbicara mengenai sejarah kota Medan, tentunya tidak lepas dari bayang-bayang kekuasaan Kesultanan Melayu Deli. Kesultanan Melayu Deli adalah kerajaan yang didirikan oleh Seri Paduka Gocah Pahlawan Laksamana Kud Bintan pada tahun 1632. Pada saat itu Kesultanan ini masih berada di tangan Kesultanan Aceh. Seri Paduka Gocah Pahlawan Laksamana Kud Bintan sebenarnya adalah putra seorang Raja India, nama asli beliau ialah Muhammad Dalik. Semasa kekuasaannya beliau telah meluaskan wilayahnya dengan menaklukkan Kerajaan-Kerajaan lain. Pada tahun 1653 beliau wafat dan digantikan oleh anaknya Tuanku Panglima Perunggit. Pada tahun 1669 Kesultanan Deli dalam kekuasaan Tuanku Panglima Perunggit berhasil memproklamirkan kemerdekaannya dari Aceh yang kala itu dipimpin oleh Ratu-Ratu. Tuanku Panglima Perunggit wafat pada tahun 1700 dan digantikan oleh puteranya Tuanku Panglima Paderap. Dalam kekuasaan beliau Kesultanan Deli menjadi terpuruk Tuanku Panglima Paderap pun meninggal dan terjadilah perebutan tahta oleh anak-anaknya. Setelah itu singgasana diduduki oleh Panglima Gandar Wahid. Panglima Gandar Wahid mangkat dan sigantikan Kanduhid (Marhom Bawah Hijau) yang menikahi puteri dari Hamparan Perak. Singgasana Kesultanan Deli kemudian berganti dan diduduki oleh Panglima Mangedar Alam. Dalam masa kekuasaannya terjadilah peperangan antara
1
Universitas Sumatera Utara
Kesultanan Deli dengan Kerajaan Pulo Brayan, Langkat, dan Sunggal pada tahun 1823. Panglima Mangedar Alam kemudian wafat dan putranya Sultan Osman naik tahta. (Ratna, 2006) Sultan Osman Perkasa Alam dikatakan memiliki kepribadian yang kuat dalam pimpinannya Kesultanan Deli melebarkan wilayah kekuasannya. Sultan Osman Perkasa Alam kemudian mendirikan Masjid di Medan Labuhan sebagai lambang kekuasaannya. Pada awalnya Masjid ini hanya berukuran 16 x 16 meter, dengan material kayu. Fungsi utama Masjid ini adalah sebagai tempat Sultan melaksanakan salat dan kegiatan keagamaan lainnya. Namun peninggalan bangunan asli yang bermaterialkan kayu ini tidak lagi meninggalkan sisa dikarenakan faktor usia material yang tak lagi layak digunakan, maka dilakukan pemugaran oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam. (Sinar T.L 1971) Pada tahun 1870 semasa kekuasaan Sultan Mahmud Perkasa Alam, dilakukan renovasi besar pada masjid ini. Proyek renovasi ini dikepalai oleh arsitek Jerman GD Langereis. Setelah renovasi Masjid ini menjadi bangunan permanen. Material yang digunakan pun berasal dari Eropa dan Persia. Secara arsitektural setelah renovasi tampilan Masjid Al Osmani berubah total. Arsitektur Masjid Al Osmani merupakan gabungan dari empat gaya arsitektur yaitu India, Spanyol, Melayu, dan Cina. Kombinasi arsitektur ini dapat kita amati misalnya ornamen pintunya bergaya Cina, ukiran bergaya India. Fasade bangunan sebagai media penyampaian fenomena atau kejadian budaya pada masa bangunan itu didirikan (Krier, 2001). Namun, menurut
2
Universitas Sumatera Utara
Rapoport (1969), gaya arsitektur dapat ditentukan berdasarkan dari budaya. Maka dari itu transformasi (perubahan) dalam arsitektur dan segala prosesnya juga ditentukan oleh budaya, akibatnya adanya perubahan dan transformasi budaya akan berdampak pada gaya arsitektur yang digunakan (Loebis, 2002). Bentuk atap pada bangunan Mesjid bukan elemen tradisi asli di Sumatera dan dimana saja oleh karena itu arsitekturnya terdiri dari campuran lokal dan pengaruh dari budaya di tempat dimana penduduknya sudah memeluk Agama Islam terlebih dahulu Perpaduan gaya arsitektur pada bangunan Masjid Al- Osmani sesungguhnya dipengaruhi pada beberapa gaya arsitektur di dunia. Arsitektur zaman Bizantium (330-1453) bersamaan dengan jaman Kristen Awal dan Islam Awal, keduanya banyak menggunakan kubah. Struktur kubah yang kekuatannya justru karena bentuk, mulanya untuk memenuhi kebutuhan ruang lebar tanpa kolom, karena keindahannya kemudian banyak diambil hanya bentuknya saja. Pada zaman Bizantium banyak pula dibangun gereja dengan kubah sebagai mahkota di bagian atas bangunan. (Sopandi, 2013) Namun seluruh gaya arsitektur yang berpengaruh pada desain fasade bangunan mesjid ini telah diterima dan menjadi budaya Melayu. Sehingga sangat banyak perubahan elemen – elemen bentuk terutama atap pada bangunan Masjid Al- Osmani sebelum di renovasi dengan bangunan Masjid yang sudah di renovasi pada tahun 1870 yang dilihat dari bentukatap kubah nya seperti kubah bangunan gereja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan studi penelitian tentang “ Transformasi Bentuk Atap Kubah Pada Bangunan Masjid Al- Osmani”.
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah Gaya Arsitektur yang berpengaruh pada desain atap kubah pada bangunan Masjid AlOsmani yang baru empat tahun silam di sematkan sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilestarikan ini, sangat berbeda dengan atap pada bangunan awalnya. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Mengapa terjadi perubahan bentuk pada desain atap kubah pada bangunan Masjid Al- Osmani, dan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Dilihat dari perumusan masalah dan latar belakang mengenai perubahan elemen bentuk atap pada bangunan Masjid Al- Osmani pada awalnya dengan bangunan Masjid Al- Osmani setelah di renovasi pada tahun 1870, penelitian ini bertujuan untuk mencari hal apa saja yang menjadi faktor – faktor utama yang mempengaruhi desain bentuk atap pada bangunan Masjid Al- Osmani. Dengan menganalisa bentuk atap tersebut berdasarkan elemen bentuknya. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat berfungsi sebagai peluas wawasan peneliti pada teori Transformasi dan faktor – faktor yang menyebabkan
4
Universitas Sumatera Utara
transformasi tersebut, serta dapat mengenal sejarah Kesultanan Deli sebagai asal mula perkembangan Kota Medan. Juga agar selanjutnya dalam pembangunan bangunan iconic atau monument sebuah daerah, dapat meletakkan unsur dari dalam, agar budaya asli tidak mudah terhapus dengan adanya budaya budaya baru yang dipengaruhi dari luar.
Bagi pengurus Masjid Al- Osmani dan instansi yang bersangkutan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai pelengkap dokumen mengenai pengenalan Masjid Al – Osmani dari bidang pengenalan arsitektural dan sejarah kepada badan yang terkait pada kepengurusan Masjid Al- Osmani. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sehingga dapat menjadi perbandingan dan masukan pada studi kasus yang sama maupun berbeda dalam mengintepretasi teori Transformasi pada studi kasus. 1.5 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebatas mencari faktor – faktor penyebab perubahan (transformation) elemen bentuk atap kubah pada bangunan Masjid Al – Osmani sebelum dilakukan pemugaran dengan bangunan Masjid sesudah dilakukan pemugaran menjadi masjid yang dikenal sebagai bukti kekuasaan Kesultanan Deli sebelum pusat kesultanan di pindahkan ke Kota Medan.
5
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Berfikir
Latar Belakang Dibangunnya Masjid Al- Osmani di Labuhan Deli oleh Kesultanan Deli, yang memiliki pengaruh gaya arsitektur dan budaya dari pendatang luar yang menghasilkan transformasi pada bentuk atap kubah.
Perumusan Masalah Mengapa terjadi perubahan bentuk pada desain atap bangunan Masjid Al- Osmani, dan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tersebut?
Teori
Tujuan
Manfaat
Bertujuan untuk mencari hal apa saja yang menjadi faktor – faktor utama yang mempengaruhi desain bentuk atap pada bangunan Masjid Al- Osmani.
Teori Transformasi dan faktor – faktor yang menyebabkan transformasi tersebut, serta dapat mengenal sejarah Kesultanan Deli sebagai asal mula perkembangan Kota Medan.
KESIMPULAN AKHIR
- Transformasi Arsitektur - Sejarah Masjid Al- Osmani. - Kubah
Metode Menganalisa Analisa faktor transformasi secara deskriptif
- Arsitektur Hindu
Analisa sejarah kubah
Metode Pengumpulan Data
Analisa sejarah bangunan Masjid Al- Osmani
Observasi lapangan Studi literatur
Objek Penelitian
Wawancara
Bentuk atap dan kubah bangunan Masjid Al- Osmani, Labuhan Deli
Diagram 1.1 Kerangka Berfikir
6
Universitas Sumatera Utara