BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, akan terjadi perubahan-perubahan yang bertujuan untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Hal ini didukung dengan adanya perkembangan teknologi yang melaju pesat. Perkembangan teknologi akan mempengaruhi banyak bidang termasuk diantaranya pembangunan setiap negara di seluruh dunia. Pembangunan nasional Indonesia dalam bidang industri sekarang sudah berkembang dengan pesat sesuai dengan permintaan produk yang ada di masyarakat. Hal ini diimbangi dengan pendirian perusahaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri. Penggunaan alat kerja dalam sebuah industri menjadi sangat penting karena dapat menghasilkan banyak keuntungan bagi penggunanya. Terutama dalam hal efisiensi dan efektivitas melakukan pekerjaan. Peralatan kerja selalu disertai mesin-mesin atau alat-alat mekanis lainnya yang dijalankan oleh suatu mesin penggerak dan alat mekanis ini akan menghasilkan kekuatan mekanis. Sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan ke tubuh pekerja atau lainnya dalam bentuk getaran mekanis. Pada umumnya getaran mekanis ini tidak dikehendaki oleh para pekerja kecuali getaran pneumatik, maka perlu diketahui 1
2
lebih lanjut efek buruk dan batasan-batasan getaran yang aman bagi tenaga kerja (Suma’mur, 2009). Batasan getaran yang aman bagi tenaga kerja sudah diatur di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 Bab II Pasal 6 Point 1 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. Peraturan Menteri tersebut menyebutkan bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/s2). Lebih dari 540.000 pekerja konstruksi terkena paparan getaran lebih dari nilai ambang batas (Kittusamy, dkk., 2004). Salah satu peralatan kerja yang menghasilkan getaran diatas NAB adalah mesin gerinda dengan getaran 8–12 m/s2 (Pangestuti, dkk., 2014). Mesin gerinda merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk memotong, meratakan dan membelah benda kerja (Riko, 2013). Mesin ini dapat dipergunakan dalam berbagai bidang seperti bidang perakitan atau reparasi otomotif dan kapal, kehutanan serta pekerjaan konstruksi. Bengkel las berkontribusi sebagai sarana untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan yang dilakukan di bengkel las berupa memotong benda kerja, meratakan dan membelah benda kerja, mengasah benda kerja dan membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan (Riko, 2013). Mesin gerinda merupakan alat umum yang terdapat pada bengkel las.
3
Kegunaan mesin gerinda adalah untuk memudahkan pekerjaan di bengkel las, namun mesin gerinda memiliki kelemahan alat kerja. Mesin gerinda akan menghasilkan getaran-getaran pada lengan dan tangan yang dapat mempercepat kelelahan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja. Salah satu dampak dari getaran yang dihasilkan mesin gerinda adalah Carpal Tunnel Syndrome (Pransky, dkk., 1997). Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gejala neuropati kompresi dari Nervus Medianus di daerah pergelangan tangan, ditandai dengan adanya peningkatan tekanan dalam carpal tunnel dan penurunan fungsi saraf pada pergelangan tangan (AAOS, 2007). Terdapat sebesar 87,2% responden yang mengalami keluhan CTS saat penelitian di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya dan paling banyak ditemukan responden merasakan nyeri dan kesemutan setelah beberapa menit menggunakan mesin gerinda (Pangestuti, dkk., 2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada perbedaan material yang dipotong, lokasi penelitian dan sampel yang digunakan. Material logam yang digunakan dalam perkapalan memiliki ukuran sebesar 5 feet x 20 feet & 6 feet x 20 feet dengan ketebalan 4,5mm – 100mm. Sedangkan pada bengkel las material logam yang digunakan memiliki ukuran yang bervariasi dengan ketebalan 0,6mm – 2,0mm (Riko, 2013). Lokasi penelitian sebelumnya dilakukan di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, sedangkan pada penelitian ini dilakukan di bengkel las di Kota Denpasar. Sampel yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah seluruh pekerja yang menggunakan mesin gerinda di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, sedangkan pada penelitian ini sampel yang
4
digunakan adalah sampel yang mewakili populasi pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Hubungan Getaran Mekanis Mesin Gerinda dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Bengkel Las di Kota Denpasar”.
I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil oleh peneliti adalah: 1. Berapakah intensitas getaran mekanis mesin gerinda yang terdapat pada bengkel las di Kota Denpasar? 2. Bagaimanakah gambaran keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar? 3. Apakah ada hubungan getaran mekanis mesin gerinda dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar?
I.3 Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pajanan getaran mekanis mesin gerinda berdasarkan intensitas, frekuensi dan durasi pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar.
5
I.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui intensitas getaran mekanis mesin gerinda yang terdapat pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. 2. Untuk mengetahui gambaran umum keluhan Carpal Tunnel Syndrome akibat getaran mekanik mesin gerinda pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. 3. Untuk mengetahui hubungan getaran mekanis mesin gerinda dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. I.4 Manfaat Penelitian I.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukan bagi keilmuan Fisioterapi khususnya mengenai hubungan getaran mekanis mesin gerinda dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa dijadikan acuan bagi penelitianpenelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Carpal Tunnel Syndrome. I.4.2 Manfaat Praktis Memberikan informasi mengenai efek yang ditimbulkan oleh mesin gerinda sehingga dapat dijadikan dasar pengendalian dan perlindungan terhadap pekerja gerinda bengkel las di Kota Denpasar dari penyakit akibat kerja khususnya terhadap keluhan Carpal Tunnel Syndrome.