PENGUKURAN KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN DENGAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK PEMBANGUNAN TRILLIUM OFFICE & RESIDENDE SURABAYA
BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB IV ANALISA DATA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Lingkup Pembahasan dan Batasan Masalah
Latar Belakang Setiap proyek konstruksi diharapkan dapat diselesaikan tepat waktu
sesuai dengan standar mutu dan biaya yang dianggarkan. Kondisi proyek saat ini masih 1,47% dari 1,48% yang direncanakan. Perlu adanya suatu metode untuk mengetahui adanya penyimpangan sedini mungkin, sehingga dapat dicari langkah untuk mengendalikan proyek agar pengendalian proyek dapat beralan lebih efektif dan terarah. Metode earned value merupakan upaya mendeteksi terjadinya keterlambatan dan pembengkakan biaya proyek sedini mungkin.
Permasalahan Bagaimana kondisi dan kinerja proyek pada saat
peninjauan? Berapa besar proyeksi pada akhir proyek baik dari segi biaya maupun waktu, apabila kondisi pelaksanaan sampai akhir proyek masih seperti peninjauan?
Tujuan Mengetahui kondisi dan kinerja proyek pada saat
peninjauan. Mengetahui perkiraan besarnya biaya pada akhir proyek dan lama penyeleseian proyek dengan metode earned value, bila kondisi masih seperti pada saat peninjauan.
Lingkup Pembahasan dan Batasan Masalah Peninjauan pelaksanaan proyek dilakukan selama
3 bulan dimulai dari bulan Pebruari 2009- April 2009 . Metode yang digunakan dalam melakukan pengendalian biaya dan waktu pada pelaksanaan proyek dalam tugas akhir ini menggunakan analisa Earned Value. Progress laporan adalah progress fisik. Penerapan Metode Earned Value ini dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Trillium Office & Residence.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Proyek Pengendalian Proyek Pengendalian Waktu dan BiayaProyek Konstruksi Metode Nilai Hasil
Definisi Proyek Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah ditetapkan dengan jelas (Soeharto 1999;2). Ada 3 batasan yang merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yaitu anggaran, jadwal dan mutu.
Pengendalian Proyek Menurut Mokler (1972) yang dikutip Iman Soeharto (1999;228) Pengendalian
adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Fungsi utama pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
Pengendalian Waktu dan Biaya Proyek Konstruksi Penyimpangan terhadap perencanaan
sering terjadi, baik terhadap biaya maupun waktu untuk mengetahui terjadinya penyimpangan secara dini dapat dipergunakan metode varian dan metode earned value atau konsep nilai hasil. Metode-metode ini dipakai untuk pengendalian terhadap biaya dan waktu
Metode Nilai Hasil Menurut Soeharto (2001; 232) konsep nilai hasil adalah
konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan (budgeted cost of works performed). Earned value analysis menggunakan 3 nilai dasar pada tiaptiap aktivitas (Soeharto 1999;234) yaitu PV, EV dan AC. Dari ketiga besaran tersebut dapat diperoleh besaranbesaran lain yang dapat memberikan informasi yang berbeda-beda tentang status proyek yaitu SV dan CV. Untuk mengetahui performansi proyek yaitu SPI dan CPI Perkiraan biaya dan waktu akhir proyek, untuk Biaya EAC = AC + ETC untuk waktu TE = ATE + (OD – (ATExSPI))/ SPI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan data dan sumber data
- Data primer berupa wawancara dengan kontraktor. - Data sekunder berupa schedule proyek, RAB, laporan kemajuan proyek,laporan harian, logistik dan pengeluaran biaya aktual. Menghitung PV, EV,AC,SV,CV,CPI,SPI,ETC dan EAC Dari perhitungan diatas, maka dapat di bahas mengenai masalah performance proyek yang datanya diperoleh dari data primer berupa wawancara dengan kontraktor. Sehingga dapat diketahui faktorfaktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan proyek.
LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR MENENTUKAN PV, EV, AC ANALISA PERUBAHAN WAKTU DAN BIAYA (SV,CV,SPI & CPI) PERKIRAAN BIAYA DAN WAKTU EAC & ETC PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV ANALISA DATA Gambaran umum Proyek Nama Proyek : Pembangunan Gedung Trillium
Office & Residence Alamat Proyek : Jln. Pemuda 108-116 Surabaya Kondisi fisik : 1,03 % Pemilik Proyek : PT. Pemuda Central Investindo Konsultan Proyek : Benjamin Gideon & Associates Kontraktor : PT. Wijaya Karya Biaya proyek : Rp. 135.300.000.000,-
Analisa Earned Value pada periode 2 pebruari 2009 – 23 pebruari 2009 (Bulan Pertama Peninjauan) HubunganPV, EVdanAC BiayaDalam Milyar Rupiah
3.00 2.50 2.00 1.50
PV
1.00
EV
0.50
AC
21
22
23
24
mingguke-
25
26
Informasi kondisi proyek pada bulan pertama peninjauan Pada minggu ke-25 ini, prestasi pekerjaan masih 1,92 % padahal di
rencanakan sebesar 2,25 %, dengan anggaran rencana (PV) sebesar Rp. 2,768,023,342, dari prestasi tersebut di dapatkan EV sebesar Rp. 2,361,904,480. Dengan anggaran yang di keluarkan sebesar Rp. 2,224,353,834. Di dapat nilai SV = EV – PV = Rp. – 401,093,694 dan nilai CV = EV – AC = Rp. 206,374,646 artinya, Nilai SV dan CV ini menunjukkan bahwa proyek terlambat dari jadwal yang direncanakan dan mengeluarkan biaya yang lebih kecil dari anggaran biaya. Di dapat nilai SPI = EV/PV= 0.85 dan nilai CPI = EV/AC =1.06 artinya, menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lama dari jadwal semula dan pengeluaran biaya pekerjaan lebih rendah dari anggaran biaya . ETC = (BAC – AC)/CPI ETC =(Rp.123,023,259,680 - Rp. 2,224,353,834) / 1.06 = Rp. 113,634,378,646.
EAC = AC + ETC
= Rp 2,224,353,834+ Rp 113,634,378,646 = Rp 115,789,908,480 Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek : OD = 124 minggu Actual Time Expended = 25 minggu Waktu yang di butuhkan (TE) = 25+ = 146 minggu Pembengkakan waktu = 146 – 124 = 22 minggu .
Perkiraan Proyek Bulan Pertama
Analisa Earned Value pada periode 2 maret 2009 – 30 maret 2009 (Bulan Kedua Peninjauan)
Informasi kondisi proyek pada bulan kedua peninjauan Pada minggu ke-30 ini, prestasi pekerjaan masih 3,48 % padahal di rencanakan
sebesar 3,80 %, dengan anggaran rencana (PV) sebesar Rp. 4,674,883,867, dari prestasi tersebut di dapatkan EV sebesar Rp. 4,280,529,526. Dengan anggaran yang di keluarkan sebesar Rp. 3,916,036,673. Di dapat nilai SV = Rp. – 415,489,729 dan nilai CV = Rp. 416,583,729 , artinya nilai SV dan CV ini menunjukkan bahwa proyek terlambat dari jadwal yang direncanakan dan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dari anggaran biaya. Di dapat SPI = 0.91 dan CPI = 1.09 artinya menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lama dari jadwal semula dan pengeluaran biaya pekerjaan lebih rendah dari anggaran biaya . ETC = Rp. 109,138,490,110 dan EAC = Rp. 112,983,244,783 Waktu yang dibutuhkan 137 minggu Pembengkakan waktu 13 minggu.
Perkiraan Proyek Bulan Kedua
Analisa Earned Value pada periode 6 april 2009 – 27 april 2009 (Bulan Ketiga Peninjauan)
Informasi kondisi proyek pada bulan ketiga peninjauan Pada minggu ke-34 ini, prestasi pekerjaan masih 4,80 % padahal di rencanakan sebesar
5,27 %, dengan anggaran rencana (PV) sebesar Rp. 6,483,325,785, dari prestasi tersebut di dapatkan EV sebesar Rp. 5,904,580,595. Dengan anggaran yang di keluarkan sebesar Rp. 5,731,692,417. Didapat nilai SV = Rp. – 140,215,208 dan nilai CV = Rp. 713,934,439 , artinya nilai SV dan CV ini menunjukkan bahwa proyek terlambat dari jadwal yang direncanakan dan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dari anggaran biaya. Di dapat SPI = 0.98 dan CPI = 1.12 artinya menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lama dari jadwal semula dan pengeluaran biaya pekerjaan lebih rendah dari anggaran biaya . ETC = Rp 104,544,097,727 dan EAC = Rp. 110,224,417,954. Waktu yang dibutuhkan 127 minggu Pembengkakan waktu 3 minggu
Perkiraan Proyek Bulan Ketiga
Nilai CPI dan SPI
Nilai CPI dan SPI mengalami kenaikan yang artinya anggaran yang
dikeluarkan lebih kecil dari yang dianggarkan tetapi pelaksanaan proyek lebih lama dari yang dijadwalkan. Hal ini disebabkan oleh permasalahan di proyek antara lain, pada saat pekerjaan pondasi tanah di sekitar selalu longsor dan king post tidak jadi di pasang, akibat lemahnya perencanaan pada gambar sehingga ada beberapa gambar struktur dan arsitektur tidak saling berkaitan, cuaca yang kurang mendukung (hujan) yang menghambat pelaksanaan proyek, penundaan penggalian. Penyebab permasalahan yang paling mempengaruhi pelaksanaan proyek pada bulan ke-1 peninjauan ini adalah masalah tanah longsor karena pekerjaan pondasi belum bisa dimulai menunggu dewatering. Awalnya galian open cut akhirnya menggunakan trucuk, sandback. Pihak pelaksana melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dengan secepatnya mendatangkan dewatering. Karena tanah yang selalu longsor dan kingpost tidak jadi dipasang penyelesaiannya di buat transfer beam pada semi basement. Menambah tenaga kerja untuk penggalian.
Pada bulan kedua CPI dan SPI mengalami kenaikan tetapi pekerjaan masih
dikatakan terlambat dari jadwal. Penyebab-penyebab permasalahan proyek antara lain adanya penundaan penggalian tanah pada bulan sebelumnya, pompa kurang, listrik sering padam, cuaca yang kurang mendukung (hujan), pekerjaan di zona VII dan VIII terlambat karena masih mengerjakan galian TC dan realisasinya pada minggu ke-33. Penyebab permasalahan yang paling mempengaruhi pelaksanaan proyek pada bulan ke-2 peninjauan ini adalah masalah pompa dewatering kurang dan seringnya listrik padam. Karena adanya perubahan gambar transfer beam pada bulan sebelumnya. Pada area GWT yang awalnya void diganti dengan pengaku baja profil. Pihak pelaksana melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dengan penambahan genset. Menambah tenaga kerja untuk penggalian. Upaya ini dinilai cukup efektif karena dapat mempercepat pelaksanaan penggalian yang terlambat.
Pada peninjauan bulan ketiga nilai CPI dan SPI terus mengalami kenaikan
tetapi pekerjaan masih dikatakan terlambat dari rencana awal. Penyebabpenyebab permasalahan proyek antara lain, perubahan besi dari D40 ke D40, pembuatan mock up terlebih dahulu sebelum di cor, cuaca yang kurang mendukung (hujan), perubahan GWT dan STP. Penyebab permasalahan yang paling mempengaruhi pelaksanaan proyek pada bulan ke-3 peninjauan ini adalah masalah keterlambatan pengecoran di daerah semi basement zone I karena pembuatan mock up diajukan dahulu setelah disetujui baru dikerjakan. Lamanya pengambilan keputusan akibat perubahan-perubahan yang terjadi, ceklist yang terlalu lama. Pihak pelaksana melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dengan menambah tenaga kerja untuk pembuatan mock up. Menambah 1 unit truck mixer dan tenaga khusus sekop material ke bucket batching plant. Upaya ini dinilai cukup efektif karena dapat mempercepat pelaksanaan pengecoran yang terlambat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : Dari analisa Earned Value selama 3 bulan peninjauan, Proyek mengalami keterlambatan dilihat dari jadwal yang telah direncanakan. Pada saat peninjauan bulan ke-3 prosentase pekerjaan masih 4.80%. Padahal semestinya 5.27% sesuai dengan yang direncanakan. Apabila kondisi tersebut sama seperti pada saat peninjauan sampai proyek tersebut selesai maka proyek tersebut mengalami keterlambatan selama 3 minggu. Total anggaran penyelesaian proyek dengan keterlambatan tersebut pada saat peninjauan bulan ke-3 sebesar Rp 110,224,417,954. Lebih kecil dari yang dianggarkan yaitu sebesar Rp 123,023,259,680.00. Total waktu perkiraan penyelesaian proyek dari hasil perhitungan adalah 127 minggu dari 124 minggu yang telah dijadwalkan. Saran : Perlu meningkatkan intensitas peninjauan agar Analisa Earned Value menjadi lebih baik. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai upaya pengendalian proyek karena metode earned value hanya dapat mengukur kinerja proyek dan memperkirakan waktu dan anggaran penyelesaian proyek.
TERIMA KASIH