Bab I - Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Gunung Pongkor, yang merupakan daerah konsesi PT. Aneka Tambang, adalah salah satu endapan emas epitermal di Indonesia dengan jumlah cadangan sekitar 98 ton Au dan 1.026 ton Ag dengan kadar rata-rata 16,4 g/t Au dan 171,2 g/t Ag (Milesi dkk., 1999). Secara administratif, UBPE Gunung Pongkor terletak di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. UBPE Gunung Pongkor terbagi menjadi 16 blok besar, baik yang telah berada pada tahap produksi maupun eksplorasi, beberapa di antaranya adalah Blok Gunung Dahu, Blok Sorongan, Blok Ciparay, Blok Ciurug, dan Blok Cepu. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor skala 1:100.000 (Effendi, A.C. dkk., 1998), litologi yang tersingkap di sekitar Gunung Pongkor adalah batuan vulkanik Kuarter. Telah banyak penelitian yang dilakukan di daerah Pongkor tetapi lebih difokuskan pada proses alterasi serta mineralisasi. Salah satu penelitian mengenai vulkanisme Pongkor dilakukan oleh Milesi dkk. (1999) yang menyebutkan bahwa empat urat utama Pongkor berada di dalam kaldera yang diinterpretasikan merupakan hasil erupsi ignimbrit. Lokasi penelitian berada pada sebagian Blok Ciparay dan Blok Sorongan dimana dalam Milesi dkk. (1999) berada pada interpretasi bentukan kaldera. Pada lokasi ini batuan vulkanik tersingkap cukup baik sehingga mudah untuk diindentifikasi serta conto inti pemboran yang ada menunjukkan variasi batuan vulkanik yang cukup beragam. Selain itu, struktur geologi yang cukup intensif juga mendukung penelitian mengenai proses alterasi yang ada. Daerah penelitian juga berada di sekitar dua dari urat utama Pongkor, yaitu Gudang Handak dan Pasir Jawa. Pengambilan data dilakukan pada saat penyusun melaksanakan Kerja Praktek di PT. Antam UBPE Pongkor pada bulan Februari hingga April 2014. Data yang disediakan oleh perusahaan berupa conto inti pemboran pada 7 titik bor serta data sekunder berupa citra satelit. Selain untuk melakukan pembahasan
1
Bab I - Pendahuluan
secara detail mengenai batuan vulkanik dan fasies vulkanik pada daerah penelitian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara fasies vulkanik dengan alterasi dan mineralisasi yang terbentuk. Hubungan ini akan menarik khususnya bagi eksplorasi emas di daerah vulkanik sehingga ke depannya nanti eksplorasi emas dapat dilakukan lebih efektif dengan didasarkan pada fasies vulkanik daerah prospek.
I.2. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1.
Mengetahui fasies vulkanik daerah penelitian serta genesa pembentukannya.
2.
Menentukan jenis dan sebaran alterasi hidrotermal pada daerah penelitian serta hubungannya dengan fasies vulkanik yang ada.
I.3. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, diharapkan manfaat penting dalam penelitian ini adalah memberikan gambaran baru mengenai fasies vulkanik yang belum pernah dilakukan secara detail sebelumnya sehingga dapat menjadi acuan pada penelitian selanjutnya di daerah yang sama maupun di daerah lain dengan kondisi geologi yang hampir sama. Manfaat lain dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi detail mengenai kondisi geologi daerah penelitian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk berbagai aplikasi khususnya dalam bidang sumberdaya mineral.
I.4. Lokasi Penelitian Daerah penelitian secara administratif berada di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Daerah penelitian berada di dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Antam UPBE Pongkor. Berdasarkan koordinat UTM 48 S, lokasi penelitian berada pada 671560 – 674562 mT dan 9263101 – 9264213 mU. Luas daerah penelitian secara keseluruhan adalah 3 km x 1 km. Letak daerah penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1.
2
Bab I - Pendahuluan
Gambar 1.1. Lokasi penelitian yang berada di dalam Blok Ciparay dan Blok Sorongan yang merupakan wilayah IUP PT. Antam UBPE Pongkor, terletak di sebelah barat Bogor, Jawa Barat.
I.5. Batasan Penelitian Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada aspek spasial, objek, dan metode yang digunakan. 1.
Secara spasial, penelitian ini dibatasi oleh cakupan daerah yang diteliti yaitu dengan luas 3 km x 1 km yang berada di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
2.
Objek penelitian adalah litologi bawah permukaan berdasarkan conto inti pemboran dan litologi yang tersingkap di permukaan yang berada di bagian atas dari titik bor yang diteliti. Dalam pembahasannya, objek penelitian ini akan difokuskan pada karakteristik litologi yang berupa batuan vulkanik serta alterasi hidrotermal sehingga batasan masalah yang dibahas adalah fasies vulkanik dan genesa atau proses vulkanisme serta hubungan dengan proses alterasi hidrotermal yang terbentuk di daerah penelitian.
3.
Metode yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengambilan data dan analisis data. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara logging conto inti pemboran untuk mengetahui hubungan stratigrafi secara vertikal dan pemetaan geologi permukaan untuk membantu mengetahui hubungan stratigrafi secara lateral, serta pekerjaan laboratorium berupa pengamatan petrografi dan analisis XRD 3
Bab I - Pendahuluan
(X-Ray Diffraction) sampel permukaan. Metode analisis data dilakukan secara kualitatif –interpretatif untuk data litologi dan alterasi berdasarkan data-data yang ada, sedangkan data struktur geologi diolah secara grafis.
1.6. Peneliti Terdahulu Beberapa penelitian geologi terkait yang pernah dilakukan pada daerah penelitian antara lain adalah: 1.
Van Bemmelen (1949) melakukan penelitian regional pada daerah Jawa Barat dan sekitarnya meliputi fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi. Fisiografi Jawa Barat dibagi menjadi empat dimana daerah penelitian berada pada Zona Bogor di dekat Kubah Bayah.
2.
Sujatmiko dan Santosa (1992) menghasilkan Peta Geologi Lembar Leuwidamar dengan skala 1:100.000 dan menyusun stratigrafi Banten Selatan dimana daerah penelitian termasuk ke dalam susunan stratigrafi tersebut.
3.
Carlile dan Mitchell (1994) melakukan penelitian secara regional pada busur magmatik dan asosiasi mineralisasi Au-Cu di Indonesia. Daerah penelitian berada pada Busur Sunda-Banda yang berumur Neogen. Busur ini termineralisasi dengan baik dan mengandung sekitar 20% endapan Au dan 14% endapan Cu di Indonesia. Mineralisasi yang terbentuk mempunyai tipe endapan epitermal sulfidasi rendah dalam bentuk urat-urat hasil proses tektonik yang terjadi pada busur tersebut.
4.
Basuki dkk. (1994) melakukan penelitian pada endapan emas epitermal di pertambangan Gunung Pongkor meliputi kondisi geologi, alterasi, mineralisasi, geofisika, inklusi fluida, dan estimasi cadangan. Endapan emas Pongkor berasosiasi dengan vulkanisme kalk-alkalin berumur Neogen dan mempunyai tipe epitermal sulfidasi rendah karena mempunyai tekstur urat, terbentuk pada pH mendekati netral dengan salinitas sekitar 1wt % NaCl ek.
5.
Effendi, Kusnama, dan Hermanto (1998) yang menghasilkan Peta Geologi Lembar Bogor dengan skala 1:100.000.
4
Bab I - Pendahuluan
6.
Milesi dkk. (1999) melakukan penelitian mengenai kondisi vulkanisme di daerah Pongkor. Hasil penelitian secara umum menyatakan bahwa daerah Pongkor diinterpretasi merupakan kaldera hasil erupsi ignimbritik serta membagi batuan vulkanik Pongkor menjadi tiga unit, yaitu lower unit (unit bawah) yang berupa andesit kalk-alkalin subaqueous yang bergradasi menjadi endapan epiklastik, middle unit (unit tengah) yang tersusun oleh batuan vulkanik erupsi ekpslosif dasitik yang terendapkan di lingkungan subaerial yang ditumpangi oleh material piroklastik yang mengalami reworked, dan upper unit (unit atas) berupa prismatic andesitic flows.
7.
Hartono dan Bronto (2005) melakukan penelitian lebih lanjut mengenai umur vulkanisme dan fasies vulkanik di daerah Pongkor. Hasil penelitian secara umum adalah terdapat urutan kegiatan vulkanisme di Pongkor dan sekitarnya dari tua ke muda berdasarkan morfostratigrafi analisis citra satelit adalah (1) vulkanisme Pongkor, (2) vulkanisme Nirmala dan Cisono, (3) vulkanisme Gunung Dahu, (4) vulkanisme Ciparigi, (5) vulkanisme Cianten Herang, (6) vulkanisme Gunung Perbakti, (7) vulkanisme Gunung Awi Bengkok, dan (8) kerucut Gunung Salak. Berdasarkan asosiasi batuan penyusunnya, mineralisasi di daerah Pongkor berada pada fasies pusat – fasies proksimal gunungapi dan terbentuk pada vulkanisme berumur Miosen Tengah – Pliosen.
Pada dasarnya penelitian-penelitian tersebut memiliki persamaan lokasi dan objek penelitian yang akan dilakukan. Namun, terdapat beberapa aspek pembeda antara lain skala dan luasan daerah penelitian, objek penelitian, dan metode penelitian (dapat dilihat pada Tabel 1.1). Daerah penelitian lebih sempit dan menggunakan skala yang lebih besar dibandingkan dengan luasan daerah dan skala peta hasil penelitian terdahulu sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang lebih detail. Objek utama penelitian adalah kondisi geologi dari permukaan dan bawah permukaan yang difokuskan pada litologi. Metode yang digunakan adalah logging conto inti pemboran, pemetaan geologi, analisis petrografi, dan analisis XRD.
5
Bab I - Pendahuluan
Tabel 1.1. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan.
Perbedaan Basuki dkk., 1994 Milesi dkk., 1999 Hartono dan Bronto, 2005 Seluruh wilayah IUP Seluruh wilayah IUP Seluruh wilayah IUP Pongkor. Daerah Pongkor. penelitian Pongkor.
Objek penelitian
Metode penelitian
Kondisi geologi meliputi Kondisi geologi stratigrafi, alterasi, dan meliputi stratigrafi, mineralisasi. alterasi, dan mineralisasi. Penelitian ini juga difokuskan pada pembagian batuan vulkanik yang lebih detail serta intrepretasi adanya kaldera di daerah penelitian. Pemetaan geologi, analisis Pemetaan geologi, mineragrafi, analisis inklusi analisis mineragrafi, fluida. analisis inklusi fluida, analisis isotop Pb.
Fasies gunungapi yang didasarkan pada morfostratigrafi dan litologi hasil penelitian Milesi dkk., 1999.
Penginderaan citra satelit).
jauh
Penelitian yang dilakukan Gunung Pongkor dan sekitarnya dengan luas 3 km x 1 km yang termasuk dalam Blok Sorongan dan Blok Ciparay IUP Pongkor. Kondisi geologi bawah permukaan dan permukaan yang meliputi litologi, alterasi, struktur geologi.
(analisis Logging conto inti pemboran dan pemetaan geologi yang difokuskan pada jalur sungai di sekitar titik bor, analisis petrografi, analisis XRD.
6