BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hipertensi adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini. Tidak hanya orang dewasa, saat ini anakanak dan remaja sudah dapat memiliki risiko penyakit hipertensi. Hipertensi disebut juga sebagai silent killer dimana penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan adanya tanda-tanda hipertensi selama beberapa tahun, namun secara tiba-tiba mengalami serangan jantung atau stroke (Mahan dan Escott-Stump, 2008). Prevalensi hipertensi pada usia >18 tahun di Indonesia adalah 25,8%. Di Yogyakarta sendiri, prevalensi hipertensi yaitu sebesar 25,7%. Sedangkan prevalensi hipertensi pada golongan usia 15-17 adalah sebesar 5,3% (Riskesdas, 2013). Menurut Saing (2005), di Indonesia, prevalensi hipertensi pada anak dan remaja bervariasi antara 3,11% hingga 4,6%. Hipertensi pada usia remaja merupakan suatu masalah yang dapat berlanjut hingga usia dewasa yang akan meningkatkan risiko terjadinya morbiditas dan mortalitas (Saing, 2005). Hipertensi yang tidak ditangani akan menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke (Riskesdas, 2013). Meskipun prevalensi remaja yang menderita hipertensi masih sedikit dibandingkan pada orang
1
dewasa namun banyak bukti menunjukkan bahwa hipertensi esensial pada orang dewasa bermula pada masa kanak-kanak dan remaja (Saing, 2005). Hipertensi dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer disebabkan oleh multifaktoral, seperti faktor genetik, lingkungan, berat badan lahir, jenis kelamin, usia, dan asupan makanan (Gray, H et al., 2005). Asupan makanan yang dapat mempengaruhi tekanan darah salah satunya adalah konsumsi makan tinggi natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur. Natrium
banyak
ditemukan
pada
makanan
kemasan,
makanan
pengawet, makanan olahan, dll. Perilaku makan masyarakat saat ini mulai mengalami perubahan seiring dengan berkembangannya zaman. Masyarakat dahulu yang mengkonsumsi makanan rendah natrium mulai berubah menjadi masyarakat yang mengkonsumsi makanan tinggi natrium (Chikmah, 2013). Perilaku makan remaja pun sudah menjadi gaya hidup, dimana para remaja berperilaku makan yang tidak seimbang seperti melewatkan sarapan, mengkonsumsi fast food dan soft drink (French et al., 2001). Saat ini kebiasaan konsumsi makan pada remaja didominasi oleh konsumsi makanan kemasan atau instan serta makanan cepat saji. Makanan instan dalam kemasan dan makanan cepat saji memiliki kandungan natrium yang cukup tinggi. Hal tersebut memunculkan suatu pemikiran mengenai perilaku makan remaja dapat mempengaruhi
2
tekanan darah. Menurut Chikmah (2013), individu yang memiliki perilaku konsumsi makan tinggi natrium dapat meningkatkan risiko 1,4 kali lebih besar untuk memiliki tekanan darah melebihi normal pada individu yang mengkonsumsi makanan bernatrium tinggi ≥3x/minggu daripada yang tidak mengkonsumsi. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji seperti fast food dan soft drink pun menjadi gaya hidup para remaja saat ini. Menurut Rafiony (2013), terdapat 51,3% remaja memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi fast food dan terdapat 33,8% remaja sering mengkonsumsi soft drink. Remaja yang sering mengkonsumsi fast food memiliki risiko 2,03 kali mengalami obesitas dibandingkan remaja yang tidak mengkonsumsi fast food. Sedangkan kebiasaan konsumsi soft drink dapat meningkatkan risiko obesitas 1,12 kali lebih besar. Efek obesitas terhadap kesehatan salah satunya adalah peningkatan tekanan darah. Menurut Krauss et al., (1998), perkiraan risiko dari studi populasi menunjukkan bahwa obesitas dapat mengakibatkan hipertensi secara langsung sebesar ≥75%. Terdapat penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2007 di Yogyakarta yang menunjukkan bahwa sebanyak 42,9% subjek memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi fast food memiliki risiko 1,44 kali lipat untuk menderita hipertensi (Eneng, 2007). Hal tersebut menunjukkan kebiasaan konsumsi fast food berkaitan dengan konsumsi natrium yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan risiko hipertensi lebih besar (Heredia et al., 2014).
3
Berdasarkan pada pemikiran di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi makan tinggi natrium, fast food dan soft drink dengan tekanan darah pada remaja di Kota Yogyakarta.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara kebiasaan konsumsi makan tinggi natrium, fast food dan soft drink dengan tekanan darah pada remaja di Kota Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum : Mengetahui adanya hubungan antara konsumsi makan tinggi natrium, fast food dan soft drink dengan tekanan darah pada remaja di Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus : a.
Menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi makan tinggi natrium dengan tekanan darah pada remaja di Kota Yogyakarta.
b.
Menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan tekanan darah pada remaja di Kota Yogyakarta.
4
c.
Menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi soft drink dengan tekanan darah pada remaja di Kota Yogyakarta.
d.
Mengetahui prevalensi remaja di Kota Yogyakarta yang memiliki tekanan darah tinggi.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain : 1.
Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta media belajar dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan untuk memperbaiki permasalahan gizi di masyarakat.
2.
Bagi institusi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar perencanaan program promosi dan pencegahan hipertensi di kemudian hari.
3.
Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan edukasi bagi masyarakat terkait faktor risiko hipertensi yaitu pola konsumsi makan tinggi natrium, fast food dan soft drink, sehingga dapat lebih memperhatikan perilaku serta konsumsi makanan sehari-hari.
5
E.
Keaslian Penelitian 1.
Nur Chikmah (2013), Hubungan Perilaku Makanan Tinggi Natrium Terhadap Tekanan Darah Pada Siswa SMP Di Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Di Kota Yogyakarta dengan menggunakan metode penelitian case-control. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan konsumsi makanan tinggi natrium dengan peningkatan tekanan darah. Kebiasaan konsumsi makanan tinggi natrium dapat meningkatkan risiko sebesar 1,4 kali lebih besar untuk memiliki tekanan darah melebihi normal. Perbedaan dengan peneltian ini pada metode penelitiannya yaitu case-control sedangkan pada penelitian ini menggunakan crosssectional.
2.
Ayu Rafiony (2013), Konsumsi Fast Food dan Soft Drink Sebagai Faktor Risiko Obesitas Pada Remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Pontianak. Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Kota Pontianak dengan menggunakan metode case-control. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengkonsumsi fast food sering memiliki risiko 2,03 kali untuk mengalami obesitas dibandingkan yang tidak mengkonsumsi fast food. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ialah metode penelitian dan variabel penelitian. Pada penelitian ini menggunakan metode casecontrol dan variabel yang diteliti adalah konsumsi fast food dan soft drink dengan obesitas. Sedangkan pada penelitian yang ini
6
menggunakan metode cross-sectional dan variabel yang diteliti adalah hubungan konsumsi fast food dan soft drink dengan tekanan darah pada remaja SMA. 3.
Dhingra R, Lisa Sullivan, Paul F. J., Thomas J. W., Caroline S. F. James B. M., Ralph B.D., J. Michael G., Ramachandran S.V (2007), Soft Drink Consumption And Risk of Developing Cardiometabolic Risk Factors and Metabolic Syndrome in Middle-Aged Adults in the Community. Metode peneitian ini adalah cohort study. Subjek penelitian ini adalah wanita dengan usia rata-rata 52,9 tahun atau middle-aged adults. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi soft drink ≥ 1 porsi per hari meningkatkan risiko penyakit sindrom metabolik, obesitas, peningkatan waist-circumference, glukosa darah yang tinggi, peningkatan tekanan darah, hipertrigliseridemia, penurunan low-density lipoprotein kolesterol. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu metode dan variabel penelitian. Dalam penelitiain ini peneliti ingin mengetahui hubungan konsumsi soft drink dengan tekanan darah, dengan menggunakanan metode cross-sectional pada subjek remaja SMA.
7