1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era pasar bebas persaingan usaha diantara perusahaan yang ada semakin
ketat.
Kondisi
demikian
menuntut
perusahaan
untuk
selalu
mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau bahkan berkembang untuk itu perusahaan perlu mengembangkan mutu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat dapat dilakukan dengan cara melakukan ekspansi. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini, perusahaan dapat melakukan ekspansi bisnis dengan melakukan pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi. Menurut Ross et al (2008), merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan pengakuisisi (bidder) mempertahankan nama dan identitasnya, dan mengakuisisi semua aset dan liabilitas dari perusahaan yang diakuisisi
(target). Perusahaan hasil merger akan mewarisi seluruh aset dan
hutang dari perusahaan pembentuknya. Sedangkan menurut PSAK 22, akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi
(acquirer) memperoleh kendali atas aset neto dan operasi
perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aset tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham. Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi selain karena tidak perlu untuk membuat bisnis baru dari awal juga untuk pertumbuhan atau diversifikasi,
2
sinergi, penggalangan dana, meningkatkan kemampuan manajerial atau teknologi, pertimbangan pajak, meningkatkan likuiditas pemilik, dan melindungi dari pengambilalihan (Gitman, 2011). Dengan bergabungnya perusahaan, diharapkan dapat menunjang kegiatan usaha dan memberikan nilai tambah atau sinergi. Sinergi adalah kondisi dimana penggabungan dua perusahaan atau lebih akan memberikan nilai perusahaan yang lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan jika menjalankan kegiatannya sendiri dan terpisah (Ross etal, 2009). Penggabungan usaha di Indonesia diatur dalam bab VII Pasal 122 s.d 137 Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Dijelaskan didalamnya penggabungan uaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh atau Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aset dan liabilitas dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. PSAK 22 menyatakan bahwa penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aset dan operasi perusahaan lain. Subramanyu dan Wild (2009) menyatakan bahwa penggabungan usaha mengacu kepada merger dengan, atau pengakuisisian suatu usaha. Penggabungan usaha juga dapat muncul untuk meningkatkan citra perusahaan, potensi
3
pertumbuhan yang dirasakan, atau kemakmurannya, dan itu adalah cara meningkatkan laba yang dilaporkan. Merger dan akuisisi merupakan alternatif untuk menentukan ekspansi atau perluasan usaha. Perluasan usaha memang dapat dilakukan dengan ekspansi intern yaitu menambah kapasitas pabrik, menambah kapasitas pabrik, menambah unit produksi, menambah divisi baru dan sebagainya. Untuk ekspansi eksternal dapat dilakukan dengan menggabungkan dengan usaha yang telah ada (merger da konsolidasian) atau membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi). Beberapa perusahaan memilih utuk mengakuisisi perusahaan lain dalam mendukung pengembangan mereka. Keputusan perusahaan untuk melakukan merger dan akuisisi selain membawa manfaat, tidak terlepas juga dari permasalahan diantaranya yaitu perbedaan budaya dari masing-masing perusahaan yang bisa mempengaruhi sumber daya manusia yang akan dipekerjakan. Selain itu, terdapat permasalahan lain yaitu diantaranya kurangnya pengetahuan mengenai perusahaan target, dan tidak adanya pengalaman melakukan merger dan akuisisi (Mayasari, 2008). Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik pada perusahaan. Informasi kinerja keuangan perusahaan, diperlukan untuk menilai potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada. Dalam penelitian sebelumnya Yunita (2007) menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman peristiwa merger dan
4
akuisisi pada perusahaan sampel penelitian periode 1999 – 2006 di BEJ. Hasil yang berbeda dikemukakan oleh Rahadiani (2010) yaitu pengujian terhadap abnormal return dan semua rasio keuangan tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Satish Kumar (2008) melakukan penelitian terhadap perusahaan di India yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 1988-2005 berdasarkan pada modal, laba operasional perusahaan, Earning per Share, dan Debt to Equity Ratio. Menunjukkan hasil yang positif dimana kinerja perusahaan mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum melakukan merger dan akuisisi. Sonia Sharma (2013) yang melakukan penelitian pada industri metal di pasar india dengan sampel sebanyak 9 perusahaan yang terdaftar pada bursa India yang melakukan aktivitas M&A pada rentang waktu 2009-2010. Penelitian ini melihat performa perusahaan melalui rasio profitabilitas, likuiditas serta leverage dimana hasil menunjukan terjadi kenaikan walaupun tidak signifikan terhadap rasio likuiditas dan leverage serta penurunan secara signifikan terhadap rasio profitabilitas. Kumara dan Satyanarayana (2013) yang meneliti pada perusahaan India dengan tahun penelitian mulai tahun 2010-2012 menemukan bahwa tidak terjadi kenaikan performa perusahaan secara signifikan pasca merger dan akuisisi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Yonathan dan Hermawan (2013) mengenai pengaruh kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi terhadap nilai perusahaan yang direprentasikan oleh PBV dimana hasil menunjukan bahwa kinerja perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pasca M&A.
5
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian di atas penulis merasa perlu untuk melanjutkan kajian lebih lanjut mengenai analisis merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Yunita (2007) dan Rahadiani (2010) menunjukan menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman peristiwa merger dan akuisisi pada perusahaan sampel penelitian periode 1999 – 2006 di BEJ. Hasil yang berbeda dikemukakan oleh Rahadiani (2010) yaitu pengujian terhadap abnormal return dan semua rasio keuangan tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini berfokus pada rasio keuangan untuk satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger dan akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Untuk return saham dalam penelitian ini menunjukkan actual return saham sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, penelitian ini menggunakan delapan kelompok rasio keuangan termasuk didalamnya rasio pasar yang menggambarkan kinerja perusahaan dilihat dari sudut pandang investor kaitannya dengan analisis kinerja perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi. Kemudian periode penelitian aktivitas merger dan akuisisi perusahaan go public keuangan dan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperpanjang dari tahun 2010 sampai 2012. Selain itu, dalam penelitian ini dimasukkan secara spesifik tiap-tiap komponen dari rasio keuangan, penelitian ini menggunakan alat uji normalitas,uji paired sample T-Test dan uji Wilcoxon .
6
Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul :”Analisis kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI). B. Rumusan masalah Berdasarkan
latar belakang
dan beberapa penelitian terdahulu diatas
rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?” C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan serta untuk mengkaji perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi 2. Bagi investor Sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja atas investasi yang ditanamkannnya
7
3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya tentang penilaian kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.