BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan Voice dan SMS pada telekomunikasi menurut catatan
Asosiasi Telekomunikasi Seluler, saat ini sudah tergolong tinggi yaitu mencapai 110 persen. Hingga akhir 2011, jumlah pelanggan seluler di Indonesia mencapai lebih dari 240 juta pelanggan. Dari jumlah itu, kontribusi terbesar masih diberikan oleh pelanggan prabayar yang mencapai 95 persen. Selain itu, angka pemakaian percakapan suara telah mencapai 180 miliar menit percakapan. Berdasarkan data binis news, jumlah SMS mencapai 260 miliar unit SMS dengan jumlah transaksi data mencapai 27 ribu. Perkembangan industri telekomunikasi ini juga berdampak kepada kebutuhan akan menara (tower) sebagai bagian dari penunjang kegiatan usaha telekomunikasi. Industri menara telekomunikasi memiliki potensi pertumbuhan yang sangat kuat dari pembangunan menara telekomunikasi baru dan peningkatan ko-lokasi (provider kedua) pada menara yang telah dimiliki. Saat ini para operator telekomunikasi sedang agresif memperluas jaringan sehingga membutuhkan banyak menara untuk menunjang jaringan telekomunikasi. PTCOL Tbk selanjutnya disebut ―Perseroan‖ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa provider internet berencana mengembangkan usahanya dalam bidang pembangunan menara telekomunikasi, rencana ini pengembangan usaha selain merupakan pendukung usaha yang saat ini, juga Perseroan berkeyakinan bahwa masih terdapat banyak peluang yang besar pada industri ini.
1
Rencana pengembangan usaha Perseroan dalam bidang menara telekomunikasi dilakukan dengan cara melakukan akuisi Perusahaan Tower (―Perusahaan‖) yang didanai dari hasil Penawaran Umum Terbatas I (―PUT I‖). Perusahaan yang menjadi objek akuisisi merupakan Perusahaan yang didirikan pada tahun 2007 berkecimpung di bidang prasarana telekomunikasi. Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah penyewaan tower space untuk menempatkan perangkat telekomunikasi milik penyewa untuk transmisi sinyal nirkabel pada menara telekomunikasi Perusahaan. Sampai dengan bulan Oktober 2012, Perusahaan telah mengoperasikan 41 menara telekomunikasi. Jumlah tenant (penyewa) yang berada pada menara telekomunikasi tersebut adalah sebanyak 72 tenant. Konsumen-konsumen Perusahaan merupakan operator-operator telekomunikasi selular yang ternama dan beroperasi di Indonesia, yang antara lain adalah, Telkom, Telkomsel, XL, HCPT, B-Tel dan lain-lain. Dalam aksi korporasi Perseroan terhadap Perusahaan ini, maka Perseroan akan menjadi pihak pengendali untuk mendapatkan sinergi atas bisnis Perusahaan atau disebut sebagai kombinasi bisnis (business combination), yaitu suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Dalam prospektus yang diterbitkan Perseroan dalam Penawaran Umum Terbatas I dicantumkan bahwa akuisi 100 persen saham Perusahaan Tower oleh Perseroan adalah sebesar Rp438.415.000.000,00 yang merupakan harga beli pada aksi korporasi Perseroan. Harga beli atas akuisisi perusahaan pada umumnya lebih mencerminkan
pada
berapa
besar/banyaknya
biaya
yang
dikeluarkan
2
dibandingkan dengan jumlah saham yang dibeli atau yang ditransaksikan, namun tidak terlihat bagian lainnya dari kejadian transaksi tersebut. Untuk mengetahui seberapa banyak jumlah harga beli atas suatu transaksi dialokasi terhadap aset berwujud dan aset takberwujud suatu perusahaan target akuisisi, perlu dilakukan pengalokasian atas harga beli atau Purchase Price Allocation (PPA) dari suatu transaksi tersebut. Alokasi harga beli (Purchase Price Allocation) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengakuisisi untuk mengalokasikan harga beli transaksi termasuk biaya-biaya terkait transaksi yang timbul, kepada aset dan kewajiban pihak yang diakuisisi yang didasarkan pada nilai wajar aset dan kewajiban tersebut pada tanggal akuisisi. Tujuan akhir dari kegiatan alokasi harga beli pada akhirnya akan menentukan nilai goodwill dari hasil purchase price tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan - OJK (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan - Bapepam-LK) sebagai otoritas yang mengawasi perusahaan publik mengeluarkan Peraturan No. VIII.C5 tentang Pedoman Penilaian Aset Takberwujud di Pasar Modal, yang bagiannya adalah mengatur tata cara / pedoman penyajian Penilaian Aset Tak Berwujud dalam rangka purchase price allocation. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui berapa nilai Aset takberwujud dan goodwill dalam rangka purchase price allocation dari transaksi akuisi perusahaan tower oleh Perseroan, maka akan diteliti melalui penelitian yang berjudul: ―Penilaian Aset Takberwujud dalam Rangka Purchase Price Allocation pada transaksi akuisisi Perusahaan Tower‖.
3
1.2
Keaslian Penelitian Secara umum, penelitian mengenai penilaian atas saham telah banyak
dilakukan oleh peneliti lain. Beberapa penelitian terkait dengan penilaian Aset takberwujud dalam rangka purchase price allocation ini antara lain sebagai berikut. 1.
Castedello dan Klingbeil (2009) meneliti dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang indikator dari aset takberwujud yang telah didukung nilai perusahaan yang diakuisisi selama beberapa tahun terakhir dan bagaimana aset tersebut berbeda-beda tergantung pada industri yang dianalisis. Selain itu penelitian ini juga memberikan wawasan dari harga pembelian atas perusahaan yang diakuisisi yang selanjutnya telah dialokasikan untuk aset takberwujud teridentifikasi atau goodwill dan bagaimana alokasi ini berbeda antara industri satu dengan lainnya.
2.
Holloway (2013) meneliti dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang prosedur dalam analisis alokasi harga dari pembelian dan prosedur dalam penilaian aset takberwujud sebagai bagian dari akuisisi.
3.
The Brenner Group, (2012) meneliti dengan tujuan untuk alokasi harga beli (purchase price allocation) dalam rangka kombinasi bisnis untuk laporan keuangan.
4.
IFBC (2012) meneliti dengan tujuan untuk memberikan gambaran prosedur pada IFRS terkait dengan purchase price allocation.
4
5.
Lisvery dan Ginting (2004) meneliti dengan tujuan untuk memberikan gambaran sejauh mana perlakuan akuntansi untuk aset takberwujud dan implementasinya.
6.
Mayer (2012) meneliti dengan tujuan untuk memberikan gambaran proses purchase price allocation untuk kombinasi bisnis sesuai dengan FASB Accounting Standars - ASC805 .
7.
Monika, dkk. (2013) meneliti dengan tujuan untuk memberikan gambaran kategori aset takberwujud dan metodologi yang digunakan. Penelitian-penelitian tersebut mengulas mengenai prosedur, kategori, dan
metode yang digunakan untuk menilai aset takberwujud. Pada penelitian kali ini, penulis melakukan penilaian aset takberwujud dengan menggunakan prosedur dan metode yang mengacu kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. VIII.C5 tentang Pedoman Penilaian Aset TakBerwujud di Pasar Modal.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan nilai pasar wajar aset takberwujud dari Perusahaan Tower pascaakuisisi 100 persen saham oleh Perseroan dalam rangka purchase price allocation.
2.
Memberikan gambaran besaran nilai goodwill Perusahaan Tower sebagai keputusan aksi korporasi akuisisi saham 100 persen Perusahaan Tower oleh Perseroan.
5
1.4
Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Bagi ilmu pengetahuan, dapat menambah referensi khususnya dalam bidang penilaian usaha di Indonesia.
2.
Bagi peneliti dapat menambah wawasan dalam melakukan penilaian usaha, bahwa dalam suatu transaksi, harga beli saham sebagai nilai transaksi bukan hanya sekedar nilai pasar atas saham yang ditransaksikan, tetapi juga terdapat unsur lainnya dari transaksi itu sendiri.
3.
Bagi pihak pihak yang menggunakan jasa penilai usaha dapat mengetahui bahwa dalam suatu transaksi akuisisi saham, harga beli yang dibayarkan tidak hanya membeli sahamnya saja, tetapi juga terdapat unsur lainnya dari transaksi itu sendiri.
1.5
Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri atas 5 bab, Bab I Pendahuluan mencakup
uraian tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori berisikan uraian mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian, landasan teori, dan rencana penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, serta alat analisis yang digunakan. Bab III Metode Penelitian berisi data yang berhasil dikumpulkan dari perusahaan dan metode penilaian yang digunakan. Bab IV Analisis Data berisi hasil penelitian yang diperoleh dan asumsi-asumsi yang digunakan, kemudian dicari kesesuaian dengan teori yang
6
sudah diuraikan. Bab V Simpulan dan Saran berisi kesimpulan dan saran atas hasil penelitian.
7