BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Mengingat Indonesia merupakan suatu negara dengan kekayaan alam yang
begitu variatif dan tersedia dalam jumlah yang memadai. Salah satu sumber daya alam yang dirasakan memiliki posisi yang strategis dan vital dalam memajukan perekonomian nasional adalah bahan tambang baik berupa mineral maupun batu-bara (Daud Silalahi dkk, 2011). Laporan ini menegaskan pandangan bahwa produksi dan penciptaan pendapatan merupakan kekuatan utama dalam pengentasan kemiskinan di mana industri pertambangan memiliki peran penting yang semakin meningkat. Hasilnya beragam, dalam aspek investasi langsung asing, kontribusi pertambangan sangat tinggi, lebih dari setengah dari total FDI (Foreign Direct Investment) tahunan. Pertambangan memberikan kontribusi besar bagi investasi dalam negeri (Yathh, 2013). Pertambangan juga berkontribusi besar bagi ekspor sampai 78% di Tanzania, 66% di Chile dan 19% di Brazil (Kasan Mulyono, 2013). Sisi positif dari pelaksanaan tambang di Indonesia bahwa perusahaan memberikan bantuan dibidang sosial budaya, pendidikan dan perkebunan, masyarakat di sekitar areal pertambangan sebagian besar mendapat keuntungan dan pekerjaan tambahan, tetapi sisi negatif dari usaha ini adalah adanya konflik-konflik yang terjadi dikarenakan oknum-oknum
1
2
perusahaan yang berlaku curang atas lahan masyarakat, dengan melakukan pembebasan lahan tidak sesuai harga, penyempitan lahan untuk berladang, hilangnya habitat binatang buruan, pencemaran lingkungan tidak ada penanggulangan (Yathh, 2013). Dari data dibawah ini menunjukan produksi barang tambang mineral yang terjadi di Indonesia, sebagai berikut: Tabel 1 Produksi Barang Tambang Mineral, 2001-2011 Batu Bara
Bauksit
Nikel
Emas
Perak
Granit
Pasir Besi
Konsentrat Tin
Konsentrat Tembaga
(ton)
(ton)
(ton)
(kg)
(kg)
(ton)
(ton)
(tonmetrik)
(tonmetrik)
71,072,961 105,539,301 113,525,813 128,479,707
1,237,006 1,283,485 1,262,705 1,331,519
2,473,825 2,120,582 2,499,728 2,105,957
148,528 140,246 138,475 86,855
333,561 281,903 272,050 255,053
3,976,274 3,975,434 3,938,915 4,035,040
440,648 190,946 245,911 79,635
69,494 88,142 74,316 73,080
2,418,110 2,851,190 3,238,306 2,812,664
149,665,233 162,294,657 188,663,068 178,930,188 228,806,887 325,325,793 415,765,068
1,441,899 2,117,630 1,251,147 1,152,322 935,211 2,200,000 24,714,940
3,790,896 3,869,883 7,112,870 6,571,764 5,819,565 9,475,362 12,482,829
142,894 138,992 117,854 64,390 140,488 119,726 68,220
326,993 270,624 268,967 226,051 359,451 335,040 227,173
4,302,849 4,514,654 1,793,440 2,050,000 na 2,172,080 3,316,813
87,940 84,954 84,371 4,455,259 4,561,059 8,975,507 11,814,544
78,404 79,100 64,127 79,210 56,602 97,796 89,600
3,553,808 817,796 796,899 655,046 973,347 993,152 1,472,238
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) Harus diakui bahwa perusahaan yang berskala besar mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, disisi lain eksploitasi terhadap sumber daya alam pun semakin marak terjadi, menurut www.antaranews.com (2013) kasus yang terjadi di perairan pulau putri dan pantai utara Batam, diantaranya limbah minyak dari kapal-kapal yang berlalu lalang di Selat Philips kawasan perbatasan Indonesia-Singapura kembali cemari ekosistem perairan Pulau Putri dan pantai utara Batam, Kepulauan Riau. Limbah minyak juga mengakibatkan tunas-tunas bakau yang
3
jatuh dari pohon induk mati akibat minyak yang bersifat panas dan saat terkena matahari menempel sehingga tidak ada pohon bakau baru yang mampu menahan ombak. Tanggungjawab sosial didasarkan pada tiga pilar (3-P) diharapkan agar ketiga segi ini: manusia atau factor social, manusia atau faktor ekonomi, dan bumi atau faktor lingkungan, tetap dalam keadaan seimbang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan bukan hanya dituntut untuk fokus pada perbaikan dan peningkatan kondisi internal perusahaan dalam artian mencari profit tetapi perusahaan dituntut untuk fokus dalam mengembangkan hubungan sosial pada kondisi eksternal perusahaan yang merupakan tanggungjawab sosial kepada stakeholders (Ramses Iwan dkk, 2009). Pada dasarnya penulis mengambil judul mengenai tanggungjawab sosial perusahaan dengan subjek penelitian di perusahaan tambang batubara, karena jika penulis lihat bahwa perusahaan tambang memproduksi bahan baku yang berasal dari alam. Sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk mengembalikan keadaan alam seperti semula, sehingga perusahaan bertanggungjawab dalam pengungkapan tanggungjawab social dengan memperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, masyarakat, dan juga faktor sosial yang mendukung pelaksanaan kegiatan pertambangan disekitar wilayah perusahaan tambang tersebut. Tanggungjawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan mendasari timbulnya akuntansi sosial menurut Hendriksen (1994) adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap masyarakat dapat di
4
evaluasi. Ramanathan (1976) dalam Arief Suadi (1988) juga menguraikan tiga tujuan dari akuntansi sosial yaitu : (1) mengidentifikasikan dan mengukur kontribusi sosial neto periodik suatu perusahaan, yang meliputi bukan hanya manfaat dan biaya sosial yang di internalisasikan keperusahaan, namun juga timbul dari eksternalitas yang mempengaruhi segmen-segmen sosial yang berbeda, (2) membantu menentukan apakah strategi dan praktik perusahaan yang secara langsung mempengaruhi relatifitas sumberdaya dan status individu, masyarakat dan segmen-segmen sosial adalah konsisten dengan prioritas sosial yang diberikan secara luas pada satu pihak dan aspirasi individu pada pihak lain, (3) memberikan dengan cara yang optimal, kepada semua kelompok sosial, informasi yang relevan tentang tujuan, kebijakan, program, strategi dan kontribusi suatu perusahaan terhadap tujuan-tujuan sosial perusahaan (www.resum.wordpress.com, 2011). Berdasarkan tujuan akuntansi sosial yang diuraikan diatas dapat dipahami bahwa akuntansi sosial berperan dalam menjalankan fungsinya sebagai bahasa bisnis yang mengakomodasi masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga pos-pos biaya sosial yang dikeluarkan kepada masyarakat dapat menunjang operasional
dan
pencapaian
tujuan
jangka
panjang
perusahaan
(www.resum.wordpress.com, 2011). Dalam mengelola perusahaan tujuan jangka panjang perusahaan salah satunya adalah going concern tetapi akan jauh lebih baik apabila kita mengetahui keadaan sebenarnya perusahaan tersebut. Keadaan yang dimaksud mencakup kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang sedang dihadapi dan penyebab
5
penyebabnya, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan perusahaan. Pengetahuan yang baik tentang hal tersebut akan meningkatkan mutu atau efektifitas menejemen, yang mana dapat menilai kinerja perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari profitabilitas perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, profitabilitas adalah
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
mencapai
laba.
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005) dalam Muchlisin Riadi (2012) menyatakan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Salah satu cara menilai kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE). Analisis rasio merupakan cara menganalisis dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukan dalam neraca atau laporan laba rugi (Kuswadi, 2006). Penggunaan Net Profit Margin untuk mengukur keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan (Kasmir, 2010). Hal ini untuk menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan pendapatan pada tingkat penjualan. Dengan memeriksa margin laba pada tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain. Efisiensi operasi perusahaan sangat menetukan jumlah laba yang dihasilkan karena mengukur seberapa besar dan maksimal perusahaan menggunakan sumber daya. Margin laba yang tinggi
6
lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik melebihi harga pokok penjualan, sedangkan penggunaan Return On Equity digunakan untuk mengukur apakah perusahaan telah efisien dalam memanfaatkan ekuitas atau modalnya pada kegiatan operasional perusahaan, selain itu ROE dianggap memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh pendapatan (Fahmi Irham, 2011). Secara yuridis formal, pemerintah memberikan pengakuan dan anjuran terhadap partisipasi pengelolaan lingkungan bagi semua pihak lewat Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab IV pasal 66 ayat 2b dan Bab V pasal 74 yang menjelaskan bahwa laporan tahunan perusahaan harus mencerminkan tanggung jawab sosial, bahkan perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggungjawab sosial. Dengan demikian menunjukan keseriusan pemerintah terhadap perusahaan yang melakukan eksplorasi sumber daya alam agar melakukan praktik tanggungjawab sosial. Dalam UndangUndang No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara ada diatur mengenai tanggungjawab sosial yang menjelaskan bahwa kegjatan paskatambang, adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memuilihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksaan tanggungjawab sosial, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati
7
investor, tanggungjawab sosial dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakain membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan tanggungjawab sosial diharapkan tingkat profitabilitas dan citra perusahaan akan juga meningkat. Oleh karena itu, tanggungjawab sosial berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan penjualan perusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial dilingkungan sekitarnya. (Norhadi, 2011). Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Belkaoui (1986) dan Patten (1990) dalam Marisa Yaparto, dkk (2013) yang menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan investasi, investor cenderung berinvestasi pada perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik, peduli terhadap lingkungan dan memiliki tanggungjawab social dengan stakeholder. Selain itu, Antara News (2007) lewat artikel “Kurang dari 50 Persen Perusahaan Laksanakan CSR” menyebutkan bahwa: pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia sejauh ini masih sangat kurang, karena kurang dari 50% perusahaan di Indonesia yang memperhatikan dan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan terlebih khususnya dalam kegiatan di bidang lingkungan. Melihat dari masih kurangnya keinginan perusahaan di Indonesia untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan menjadi topik yang menarik untuk dibahas di artikel ini. Dimulai dari definisi tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan, keuntungan nyata bagi perusahaan dan lingkungan, serta hal-hal
8
seperti apa yang dapat di implementasikan oleh perusahaan untuk dapat melakukakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan. Hal inilah yang menarik untuk dicermati dan diteliti, terutama karena konsep tanggungjawab sosial merupakan sesuatu yang relative baru bagi Indonesia dan sedang berkembang pelaksanaannya. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Tanggungjawab Sosial Terhadap Profitabilitas Perusahaan Untuk Pihak Eksternal” (Studi Kasus pada Perusahaan Tambang Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013) 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Pengaruh tanggungjawab sosial terhadap profitabilitas perusahaan untuk pihak eksternal 1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti
mengenai pengaruh tanggungjawab sosial dengan profitabilitas pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
9
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh tanggungjawab sosial terhadap
profitabilitas perusahaan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan bagi: 1. Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan serta pemahaman penulis mengenai berbagai teori dan konsep mengenai tanggungjawab sosial sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas kesesuaian antara fakta dengan teori yang ada. 2. Perusahaan Diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan yang akan melakukan tanggungjawab
sosial
dengan
melihat
dampak
dari
pengungkapan
tanggungjawab sosial yang diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan. 3. Investor Diharapkan dapat menjadi panduan bagi investor dalam pengambilan keputusan mengenai investasi terhadap perusahaan. 4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pengungkapan tanggungjawab sosial terhadap laba perusahaan
10
1.5
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam melaksanakan tulisan ini adalah metode
asosiatif. Metode asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih (Sugiyono, 2012). Sumber data untuk penyusunan skripsi ini adalah menggunakan data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari bahan-bahan yang tersedia di buku-buku, majalah, jurnal dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun mengenai teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian dilakukan dalam rangka memperoleh secara langsung data mengenai perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana data yang diperoleh akan diteliti dan dipelajari untuk kemudian dianalisis. 2) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian dalam rangka mengumpulkan data teoritis yang relevan dengan topic bahasan dalam penelitian, dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku serta berbagai literature yang tersedia.
11
Data yang dipakai adalah data Laporan Keuangan perusahaan yang meliputi Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan/CSR (sustainability report). Metode statistic yang digunakan dalam pengolahan data dan pengujian hipotesis yang diajukan. 1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan pertambangan batubara
yang listing di BEI, sedangkan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian dimulai pada bulan Februari 2015 sampai dengan selesai.