BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Balakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi ini sangatlah maju
dan pesat. Pemanfaatannya dalam kehidupan masyarakat secara luas mengalami peningkatan yang sangat tinggi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak yang dominan dalam kegiatan sehari-hari. Sekarang ini disadari bahwa hampir semua aspek kegiatan disegala bidang ditentukan oleh kualitas dari teknologi dan informasi yang diterima dan dihasilkan. Pemakaian teknologi komputer sebagai salah satu hasil dari teknologi saat ini meluas dan tidak hanya terbatas dalam lingkungan kerja tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini komputer merupakan alat bantu yang mutlak digunakan dalam sistem pengolahan informasi, maupun penunjang dalam sistem pengambilan keputusan. Kemajuan di dalam bidang komputer yang sangat pesat ini kebutuhan akan informasi yang semakin dirasakan, maka tidak mengherankan lagi banyak instansi baik pemerintah maupun swasta yang memanfaatkan teknologi komputer di dalam meningkatkan kinerjanya. Berbagai aktivitas dalam lingkungan instansi suatu pemerintahan dapat lebih efisien dan efektif, serta pengolahan data dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.
1
2
Pada PT.Sinar Baru Wijaya Perkasa memiliki asset berupa unit alat berat untuk menjalankan aktivitas penambangan batubara dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan. Peranan karyawan dalam pengolahan data produktivitas menjadi faktor utama dalam memberikan informasi yang akurat mengenai data produktivitas, kesediaan, dan breakdown. Namun hal tersebut belum maksimal dikarenakan masih terkendala dikarenakan pengolahan data tersebut masih menggunakan aplikasi Microsoft Office yang belum mencukupi kebutuhan karyawan bagian administrasi Departemen Repair and Maintenance dan bagian administrasi Departemen Produksi. Proses pengolahan data produktifitas alat berat ini di mulai dari bagian administrasi departemen produksi yang membuat katalog kegiatan unit yang selanjutnya akan menjadi pegangan checker produksi yang bertugas di tambang. Disaat bertugas checker produksi akan mencatat semua aktifitas unit alat berat kedalam form timesheet, selajutnya form tersebut diambil oleh admin produksi dan dicatat kembali kedalam bentuk Microsoft Excel. Selanjutnya data timesheet yang sudah dinputkan oleh bagian admin produksi selama 1 bulan akan dibuatkkan laporan produktifitas unit (MA, PA, UA, EU) kepada pimpinan. Sementara di departemen Repair & Maintenance berdasarkan catatan mekanik akan menginput semua aktifitas perbaikan dan perawatan unit kedalam bentuk excel, sehingga pada akhir bulan akan dilaporkan kepada pimpinan unit-unit alat berat yang mengalami kerusakan. Sistem yang berjalan saat ini sangat sering terjadi kesalahan data antara data dari departemen produksi dan departemen repair & maintenance mengenai jumlah jam breakdown (perbaikan/perawatan). Dikarenakan sumber informasi
3
kedua departemen tersebut berbeda, departemen produksi berdasarkan catatan dan pantauan checker dilapangan, sementara departemen repair & maintenance berdasarkan catatan mekanik yang bekerja. Melihat kondisi ketidak akuratan jam breakdown dari kedua departemen tersebut akan sulit membuat keputusan bagi perusahaan untuk menghitung produktifitas unit tersebut dengan benar bahkan merugikan perusahaan dalam hal produktifitas karena dari departemen produksi mencatat rusak, sementara departemen repair & maintenance mencatat tidak rusak. Untuk mengantisipasi hal ini, maka diperlukan suatu Perangkat Lunak Perhitungan Produktivitas Alat Berat Pada PT Sinar Baru Wijaya Perkasa. Salah satu cara yang efisien agar informasi data produktivitas dapat tersajikan dengan cepat dan baik. Dengan menggunakan suatu sistem komputer berbasis client server yang dapat menampilkan data produktivitas secara cepat dan akurat dengan menggunakan suatu program yang komputerisasi dengan database, sehingga dapat mempermudah apabila suatu saat data tersebut akan dipergunakan sebagai bahan informasi. Dengan adanya sistem informasi ini maka kinerja karyawan semakin efisien karena dapat informasi-informasi yang dibutuhkan tentang informasi data produktivitas telah tersedia dengan baik, sehingga tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencari data-data produktivitas unit alat berat yang berkerja dilapangan serta dapat mengawasi secara baik aktifitas mekanik dilapangan agar dapat lebih taat administrasi dalam hal pengisian form aktifitas mekanik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memilih judul “Perangkat Lunak Perhitungan Produktivitas Alat Berat Pada PT Sinar
4
Baru Wijaya Perkasa” Agar harapannya dapat menciptakan suatu sistem informasi yang lebih baik dalam melakukan perhitungan produktivitas alat berat.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dikembangkan
suatu rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana merancang dan membangun aplikasi tentang produktivitas alat berat yang memberikan informasi produktivitas (MA, PA, UA & EU) alat berat di PT Sinar Baru Wijaya Perkasa?
1.3
Batasan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, agar
pembahasan lebih terarah maka dalam penulisan laporan proposal skripsi ini perlu dibatasi ruang lingkup pembahasan yaitu : 1. Aplikasi ini hanya membahas proses penginputan aktifitas unit oleh admin produksi pada Departemen Produksi dan penginputan data breakdown unit oleh admin repair & maintenance di Departemen Repair & Maintenance. 2. Aplikasi ini hanya menyediakan informasi terkini tentang produktivitas alat berat pada PT Sinar Baru Wijaya Perkasa. 3. Aplikasi ini di tunjukan untuk proses penginputan data jam operasional produksi dan aktivitas alat berat di departemen produksi. 4. Aplikasi ini menginformasikan laporan unit breakdown secara detail dan rekaptulasi mengenai kuantiti breakdown jumlah jam breakdown dan estimasi biayanya yang dilakukan oleh admin departemen repair & maintenance.
5
1.4
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan Penelitian Tujuan penulisan ini yaitu membahas produktivitas alat berat dan
menyusun suatu program aplikasi yang dapat membantu perusahaan memprediksi kesesuaian jam produktivitas alat berat dan mengetahui kesiapan mekanikal (Mechanical Availabilty), kesiapan fisik (Physical Availability), penggunaan efektif alat (Effective of Utility) dan ketersediaan pemakaian alat (Used of Avalability). 1.4.2
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan proposal skripsi ini adalah
sebagai berikut : 1. Memudahkan perusahaan dalam memprediksikan keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produktivitas alat berat. 2. Akses pelaporan produktifitas dan breakdown unit yang cepat dan akurat akan sangat membantu pimpinan dalam mengkontrol produktifitas dan kerusakan unit. 3. Perusahaan dapat menentukan keputusan terhadap unit alat berat yang memiliki nilai MA yang buruk, apakah akan tetap diperbaiki ataupun dijual.
6
1.5
Metodelogi Penelitian
1.5.1
Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan penulis di PT Sinar Baru Wijaya Perkasa
Jl. Lintas Muara Enim – Lahat Km. 17 Ds. Tanjung baru, Kec. Merapi barat Kab. Lahat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2016 sampai dengan bulan Juli 2016. 1.5.2
Alat Dan Bahan Penelitian 1. Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi perhitungan produktifitas unit ini antara lain : a. Sistem operasi Windows 7 / 8.1 / 10. b. Database yang digunakan untuk mengolah data yaitu Microsoft SQL Server 2008. c. Perangkat lunak pengolah database yaitu Microsoft Visual Studio. 2. Kebutuhan Perangkat Keras Adapun perangkat keras yang diperlukan dalam aplikasi perhitungan produktifitas unit ini antara lain: 1) Personal Computer dengan Processor minimal atau setara dengan Intel Pentium Dual Core, RAM minimal 1024 MB, Hard Disk Minimal 80 GB, mouse dan keyboard, monitor. 2) Printer, sebagai perangkat pencetakan laporan.
7
1.5.3
Data Penelitian Berikut ini adalah data-data perhitungan yang telah dibuat oleh pihak
admin engineering PT.SBWP mengenai rencana produktifitas unit-unit alat berat. Dengan melakukan perhitungan terhadap item-item standar yang mungkin terjadi pada saat operasional unit di lokasi tambang dan saat melakukan penambangan dalam kurun waktu yang telah di tetapkan. a.
Asumsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Dijelaskan pada table dibawah ini, adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas di penambangan, diantaranya adalah ; Jumlah hari dalan satu bulan, jumlah hari kerja, hari libur, mobilisasi unit. Dan juga terdapat factor yang bisa menghambat produktifitas unit seperti ; pemeriksaan, pengisian bbm, penggantian ban, penggantian oli dan lainlain yang telah dijelaskan pada tabel berikut.
8
Tabel 1.1 Asumsi Faktor Perhitungan Produktifitas
Description
Schedule work hours Schedule work hours/day
Asump
Possible days Public holidays Mobilization& Commisioning Schedule work days Available hours per month Non productive hours Delays Pre-use check Refueling, lube, tyre Move equipment Wait equipment Wait survey Wait blasting Washing Meal / rest / praying Friday praying Over capacity Wait operator Change shift Over shift ( untuk hari sabtu ) Haze General safety talk ( setiap senin ) Idle Rain & slippery Customer problem Mobilization& Commisioning Strike
Unit days days days days hours hours
0.33 0.33 0.33 0.33 0.08 2.33 1.00 4.00 5.00 0.50
hours hours hours hours hours hours hours hours hours hours hours hours hours hours hours
-
hours hours hours hours hours hours
Utilization
(Sumber : Admin Engineering PT.SBWP Lahat) b.
Perkiraan Produktifitas Dan Kalender Rencana Tahun 2015 Tabel dibawah ini adalah penjelasan lebih lanjut dari asumsi faktor perhitungan produksi yang telah di tuangkan dalam periode 1 tahun.
9
Tabel 1.2 Rencana Produktifitas Unit Tahun 2015 (Sumber : Admin Engineering PT.SBWP Lahat)
10
Dari dua table diatas dapat disimpuklan bahwa rencana produktifitas unit telah di tentukan berdasarkan factor-faktor yang mempengaruhi aktifitas di lapangan, dan faktor tersebut adalah factor yang standar digunakan oleh perusahaan tambang untuk merencanakan penambangan, namun terlepas dari hal tersebut, dapat ditambahkan atau dikurangi lagi sesuai dengan perintah perusahaan. 1.5.4
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan
(action research) adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan mengambil keputusan (decision maker) tentang variabelvariabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menetukan penelitian dan pembangunan. Peneliti dan decision maker bersamasama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program untuk membangun perangkat lunak Perhitungan Produktivitas Alat Berat Pada PT Sinar Baru Wijaya Perkasa. Ciri utama dari penelitian tindakan adalah tujuanya untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika penelitian dilaksanankan. Penelitian tindakan mengadakan rangka kerja penelitian yang didasarkan pada observasi objektif. Tujuan penelitian tindakan yaitu : a. Untuk memperoleh keterangan yang objektif. b. Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian atau tindakan yang akan datang.
11
c. Untuk menstimulasikan pekerja-pekerja pelaksanaan program kearah yang lebih dinamis serta lebih menggiatkan implikasi dari berbagai alat untuk mencapai tujuan. Langkah-langkah pokok dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian bersama-sama antara peneliti dan pekerja praktis dan decision maker. 2. Himpun data yang tersedia tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah ataupun metode-metode dengan melakukan studi kepustakaan. 3. Merumuskan hipotesis serta strategi pendekatan dan memecahkan masalah. 4. Membuat desain penelitian bersama-sama antara peneliti dengan pelaksana program serta rumuskan prosedur, alat, dan kondisi pada mana penelitian tersebut akan dilaksanakan. 5. Menentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, serta teknik-teknik analisis yang digunakan. 6. Mengumpulkan data, analisis, serta beri interprestasi dan saran-saran. 7. Melaporkan penelitian dengan penulisan ilmiah (Nazir, 2003, hal. 79-83). 1.5.5
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan secara langsung dari objek yang diteliti. Adapun
cara-cara yang dipakai untuk pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :
12
1. Wawancara / Interview Dengan cara mengadakan wawancara atau interview secara langsung dengan pihak yang terkait dangan objek yang berkaitan tentang alat berat yang sedang berjalan guna mendapatkan informasi yang jelas, akurat dan tepat. 2. Observasi Dengan cara mengadakan penelitian secara langsung ke lapangan dan melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang diteliti. 3. Studi Pustaka Dengan mengambil dan membaca berbagai buku yang ada pada daftar pustaka, termasuk bahan-bahan yang didapat dari perkuliahan. 1.5.6
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Penggunaan SDLC yang memadai akan menghasilkan sistem informasi
yang berkualitas. Penggunaan SDLC akan lebih optimal jika dilengkapi dengan berbagai
teknik
pengembangan
sistem
(Mulyani,
2009).
Siklus
hidup
pengembangan Sistem atau SDLC adalah metodologi untuk merancang, membangun, dan memelihara infor-masi dan proses sistem. Terdapat banyak model SDLC, salah satunya adalah model Waterfall yang terdiri dari lima tahap untuk secara berurutan diselesaikan dalam rangka untuk mengembangkan solusi perangkat lunak. Metode perangkat lunak Waterfall adalah model pengembangan sistem yang menjadi dasar atau awal untuk model pengembangan sistem lainnya (Khurana, 2012). Ada 5 tahapan dalam membuat perangkat lunak, yaitu :
13
1. Analisis Sistem Program (Analysis) Pada tahap ini, penulis melakukan beberapa aktifitas, yaitu identifikasi masalah, usulan pemecahan masalah dan analisa kebutuhan system. Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan system yang akan diaplikasikan kedalam bentuk software. Didalam analisis system terdapat tiga langkah dasar yang harus dilakukan, yaitu; a. Identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi masalah yang didapat dalam aktifitas penginputan data sebelumnya. b. Usulan pemecahan masalah, yaitu mengusulkan pemecahan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. c. Software Requirement, yaitu menganalisis kebutuhan software. Berdasarkan identifikasi masalah diatas yang akan dikembangkan. 2. Perancangan Sistem Program (Design) Tahap berikutnya adalah perancangan, pada tahap ini penulis mulai melakukan pemodelan berdasarkan hasil analisis. Perancangan menentukan bagaimana suatu aplikasi menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan model dari aplikasi. Maksud pembuatan model ini adalah untuk memperoleh pengertian yang lebih baik terhadap aliran data dan control, proses-proses fungsional, tingkah laku operasi dan informasiinformasi yang terkandung didalamnya. Proses ini meliputi beberapa hal, yaitu ; Context Diagram, Entity Relationalship Diagram (ERD), Data Flow Diagram (DFD), Perancangan Struktur Menu, Perancangan Layar dan perancangan database.
14
Penjelasan tersebut antara lain : a. Context Diagram, yaitu diagram aliran data yang memfokuskan pada aliran data dari dan kedalam system, serta memproses data-data tersebut. b. Data Flow Diagram, yaitu diagram yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut. c. Entity Relationalship Diagram, yaitu teknik analisis data terstruktur yang mempresentasikan proses-proses data didalam organisasi. d. Perancangan Struktur Menu, yaitu menggambarkan struktur dari menu-menu yang terdapat di aplikasi yang dikembangkan. e. Perancangan layar, yaitu menggambarkan rancangan masing-masing layar menu. f. Perancangan Database, menggambarkan hubungan antar table basis data. 3. Implementasi dan Pengujian Pada Sitem Program (Implementation) Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai program atau unit program. Kemudian pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit program telah memenuhi spesifikasinya. 4. Integrasi dan Pengujian Sistem Program (Testing) Unit program/program individual diintegrasikan menjadi sebuah kesatuan sistem dan kemudian dilakukan pengujian. Dengan kata lain, pengujian ini ditujukan untuk menguji keterhubungan dari tiap-tiap fungsi perangkat lunak
15
untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah terpenuhi. Setelah pengujian sistem selesai dilakukan, perangkat lunak dikirim ke pelanggan/user. 5. Operasi dan Pemeliharaan Aplikasi Atau Program (Maintenance) Tahap ini biasanya memerlukan waktu yang paling lama. Sistem diterapkan (di-install) dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dari beberapa kesalahan yang tidak diketemukan pada tahapan sebelumnya, perbaikan atas implementasi unit system dan pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan-persyaratan baru ditambahkan.
1.6
Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi tulisan ini, berikut sistemakita
penulisan dari skripsi ini: BAB I:
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, metode pengembangan aplikasi dan sistematika penulisan.
BAB II:
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan umum yang meliputi uraian landasan teori yang dijadikan sebagai ucuan dalam penulisan skripsi ini.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu penelitian tindakan atau action research.
16
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan laporan lengkap hasil penelitian, proses aplikasi yang telah dibuat dan informasi yang dihasilkan. BABV:
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan dan saran pembaca agar bisa menghasilkan aplikasi yang lebh baik.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Defenisi Produktivitas Ervianto (2004), Bandung : Graha Ilmu dalam bukunya Teori-Aplikasi
Manajemen Proyek Konstruksi mengatakan bahwa produktivitas didefenisikan sebagai rasio antara output dan input, atau rasio antara hasil produk dengan total sumber daya yang digunakan. Selain itu beliau juga Ervianto (2004) mengungkapkan dalam jurnal yang berjudul Pengukuran Produktivitas Kelompok Pekerja Bangunan Dalam Proyek Konstruksi diakses pada : 28 April 2016. pengertian produktivitas tersebut biasanya dihubungkan dengan produktivitas pekerja dan dapat dijabarkan sebagai perbandingan antara hasil kerja dan jam kerja. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu; daya produksi; keproduktifan. Menurut Wikipedia Alat Berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan bahan bangunan. Alat berat umumnya terdiri atas lima komponen, yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya (power train), serta sistem kendali. Sehingga Produktivitas alat berat dapat diartikan
18
sebagai kemampuan mesin yang berukuran besar yang memiliki fungsi tertentu dalam mencapai target pekerjaan dengan memperhatikan antara jam kerja dan hasil kerja. Menurut Wignjosoebroto (2000), produktivitas secara umum dapat diformulasikan sebagai berikut :
(
)
(
)
Input invisible meliputi tingkat pengetahuan, kemampuan teknis, metodologi kerja dan pengaturan organisasi serta motivasi kerja. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengertian produktivitas menurut Boy, yaitu dapat dinyatakan dengan rumus :
(Boy dalam Santoso dan Chandra, 2006) 2.1.2
Faktor–faktor yang mempengaruhi Produksi Alat Muat dan Alat Angkut Untuk menentukan kemampuan produksi alat muat dan alat angkut yang
digunakan untuk pemuatan dan pengangkutan batubara perlu diperhatikan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap produksi alat-alat tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan produksi alat muat dan alat angkut adalah : 1. Faktor pengisian mangkuk 2. Waktu edar 3. Kesediaan alat
19
4. Effisiensi kerja 5. Kondisi tempat kerja 6. Pola Pemuatan 7. Kondisi Jalan Angkut 2.1.3
Produktivitas Alat Berat Dalam melaksanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat berat.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Tujuan penggunaan alat–alat berat tersebut untuk memudahkan pekerja dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah pada waktu yang relativ lebih singkat. 2.1.4
Kesediaan Alat Salah satu hal yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan alat muat dan
alat angkut yang diinginkan dalam operasi penambangan adalah masalah kesediaan (availability) alat. Kesediaan alat merupakan faktor yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu selama waktu kerja dari alat yang tersedia. 1. Kesediaan Mekanis (Mechanical Availibility) Faktor yang menunjukkan kesediaan alat dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu yang digunakan untuk memperbaiki mesin, perawatan dan alasan mekanis lainnya. Jika kesediaan mekanis kecil maka kondisi mekanis alat kurang baik, jam perbaikan tinggi sehingga hanya digunakan sebagai cadangan.
20
2. Kesediaan Fisik (Physical Availibility) Faktor yang menunjukan kesediaan alat untuk melakukan kerja dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jalan, faktor cuaca dan lain-lain. Kesediaan fisik selalu lebih besar dari kesediaan mekanis, berarti bahwa alat belum digunakan sesuai dengan kemampuannya 3. Pemakaian Kesediaan (Use of Availability) Faktor yang menunjukkan effisiensi kerja alat selama waktu kerja yang tersedia dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa efektif alat yang tidak rusak dimanfaatkan dan menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan. Persentase rendah menunjukkan bahwa pengoperasian alat tidak maksimal. 4. Penggunaan Efektif (Effective Utilization) Faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang dimanfaatkan oleh alat untuk bekerja dari sejumlah waktu kerja yang tersedia. 2.1.5
Fungsi Dan Cara Kerja Alat Berat 1. Excavator/Backhoe Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck mounted), pada kedudukan arah kerja attachment
21
tidak searah dengan sumbu memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat berat terguling. Untuk mengurangi kemungkinan terguling ini diberikan alat yang disebut outtriggers. Excavator/backhoe dikhususkan untuk penggalian yang letaknya di bawah kedudukan backhoe itu sendiri. 2. Bulldozer Alat ini merupakan alat berat yang sangat kuat untuk pekerjaan pekerjaan: mendorong tanah, menggusur tanah (dozer), membantu pekerjaan alat-alat muat, dan pembersihan lokasi (land clearing).(Ronald C.Smith 42:1986 Principles and Practices of Heavy Construction) Kegunaan Buldoser sangat beragam antara lain untuk: Pembabatan atau penebasan (cleraring) lokasi proyek, merintis (pioneering) jalan proyek, gali/ angkut jarak pendek, Pusher loading, menyebarkan material, penimbunan kembali, trimming dan sloping, ditching, menarik, memuat. 3. Vibration roller Pemadatan tanah merupakan proses untuk mengurangi adanya rongga antar partikel tanah sehingga volume tanah menjadi lebih kecil. Pada umumnya proses ini dilakukan oleh alat pemadat khususnya roller. Akan tetapi, dengan adanya lalulintas di atas suatu permukaan maka secara tidak langsung material diatas permukaan tersebut menjadi lebih padat, apalagi yang melewati permukaan tersebut adalah alat berat.
22
4. Dump Truck Dumptruck adalah alat angkut jarak jauh, sehingga jalan angkut yang dilalui dapat berupa jalan datar, tanjakan dan turunan. Untuk mengendarai
dumptruck
pada
medan
yang
berbukit
diperlukan
keterampilan operator atau sopir. Operator harus segera mengambil tindakan dengan memindah gigi ke gigi rendah bila mesin mulai tidak mampu bekerja pada gigi yang tinggi. Hal ini perlu dilakukan agar dumptruck tidak berjalan mundur karena tidak mampu menanjak pada saat terlambat memindah pada gigi yang rendah. Untuk jalan yang menurun perlu juga dipertimbangkan menggunakan gigi rendah, karena kebiasaan berjalan pada gigi tinggi dengan hanya mengandalkan pada rem (brakes) sangat berbahaya dan dapat berakibat kurang baik. 5. Motor Grader Motor grader adalah alat besar yang berfungsi sebagai pembentuk permukaan tanah atau perataan tanah. Blade dari motor grader ini dapat diatur sedemikian rupa, sehingga fungsinya bisa diubah angle dozer atau tilting dozer ini jelas lebih flexible dari pada jenis dozer. Variasi posisi blade ini tidak berarti bahwa motor grader termasuk dari jenis dizer, karena dalam pekerjaan penggusuran tanah, bulldozer jauh lebih efektif dari pada grader, hal ini disebabkan tenaga yang tersedia dan juga letak sentroid (titik berat) pada blade bulldozer.
23
6. Wheel Loader Wheel Loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban), sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu : hanya mampu beroperasi didaerah yangkeras dan rata, kering tidak licin karena traksi di daerah basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah bank sendiri atau tanpa dibantu lebih dulu oleh bulldozer (Ronald
C.Smith
42:1986
Principles
and
Practices
of
Heavy
Construction).Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun wheel loader ada 3 macam : a. I shape/cross loading b. V shape loading c. Pass loading 2.1.6
Metode Penjadwalan Dan Alokasi Produktivitas atau kapasitas alat adalah besarnya keluaran (output) volume
pekerjaan tertentu yang dihasilkan alat per-satuan waktu. Untuk memperkirakan produktivitas alat, diperlukan : a. kinerja alat yang diberikan oleh pabrik pembuat alat. b. Faktor efisiensi alat, operator, kondisi lapangan dan material. Produktivitas alat dihitung berdasarkan volume per-siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam.
24
Dimana : Q = produksi alat per jam (m³/jam) q
= produksi alat per siklus (m³/siklus)
E = faktor efisiensi kerja total N = jumlah siklus per jam, yaitu :
Ws = waktu siklus ( menit ) Dengan demikian, produktivitas alat dapat dihitung dengan :
Masing-masing alat berat mempunyai produktivitas spesifik sesuai dengan kapasitas produksinya : 1. Produksi Wheel Loader (m³/jam)
Dimana : Q = produksi alat per jam (m³/jam) q = produksi tiap siklus (m3) = q1 x k q1 = kapasitas bucket (m3) k = faktor bucket
25
E = faktor efisiensi kerja total Ws = waktu siklus 2. Produksi Excavator (m³/jam)
Dimana : Q = produksi alat per jam (m³/jam) q = kapasitas per siklus (m³) = q1 x k q1 = kapasitas bucket ( m³) k = faktor bucket E = faktor efisiensi kerja total Ws = waktu siklus (menit) = wg + 2(wp) + wb Wg = waktu menggali (menit) Wp = waktu putar (menit) Wb = waktu buang/ muat (menit) 3. Produksi Dump Truck (m³/jam)
Dimana : P = produksi alat per jam (m³/jam) C = kapasitas dump truck (m3) E = faktor efisiensi kerja total
26
(
)
n = jumlah rit pengisian oleh pemuat q1 = kapasitas alat pemuat (m3) Ws = waktu siklus alat pemuat (menit) D = jarak (m) V1 = kecepatan angkut rata-rata (m/menit) V2=kecepatan kembali rata-rata (m/menit) t1= waktu bongkar (menit) t2= waktu maneuver memuat kembali (menit) 4. Produksi Motor Grader (m³/jam) (
Dimana : Q = produksi alat per jam (m³/jam) V = kecepatan kerja (m/ jam) Le = panjang efektif blade (m) Lo = lebar overlap = 0,3 m E = faktor efisiensi kerja total N = jumlah trip Ws = waktu siklus 5. Produksi Alat Pemadat ( m³/jam )
)
27
Dimana : Q = produksi alat per jam (m³/jam) V = kecepatan kerja (km/ jam) W = lebar efektif compactor (m) H = tebal lapisan pemadatan (antara 0,2– 0,5 m) E = faktor efisiensi kerja total N = jumlah lintasan compactor 6. Produksi Water Tank Truck (m³/jam)
Dimana : Q = produksi alat per jam (m³/jam) C = kapasitas bak/volume tangki (m³) n = pengisian tangki perjam E = faktor efisiensi kerja total Wc = kebutuhan air/m³ material padat
7. Produksi Air Compressor (m³/jam)
28
Dimana : Q = produksi alat per jam (m³/jam) q = kapasitas kerja alat Ap = aspal perekat/pengikat (spec) Analisa Kebutuhan Peralatan Kebutuhan peralatan dipengaruhi oleh: 1. Volume pekerjaan : m3 2. Durasi : hari 3. Jenis alat 4. Kapasitas produksi alat 5. Jam efektif alat : waktu yang dibutuhkan oleh alat untuk menghasilkan pekerjaan dalam jam. ( ( (
2.1.7
) )
)
Visual Basic Kata “Visual” merujuk kepada metode yang digunakan untuk membuat
antar muka yang bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Kata “Basic” merujuk kepada bahasa BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code), sebuah bahasa yang digunakan oleh banyak programmer dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam sejarah komputer. Microsoft Visual Basic (sering
29
disingkat
sebagai
VB)
merupakan
sebuah
bahasa
pemograman
yang
menawarkan Integrated Development Environment (IDE) yang didalamnya berisi perintah-perintah yang dapat dimengerti oleh komputer untuk melaksanakan tugas-tugas. Tugas tersebut dapat dijalankan jika ada respon dari pemakai. Respon tersebut berupa kejadian/event tertentu. Misalnya memilih tombol, memilih menu dan sebagainya. “Visual Basic telah menjadi bahasa pemograman Visual yang paling popular dan mudah untuk dipelajari oleh pemula sekalipun”. Menurut Ridwan Sanjaya (2005: 1) 2.1.8
SQL Server Dalam
bukunya
yang
berjudul
SQL Server
untuk
Profesional,
mendefinisikan bahwa: “SQL Server adalah sebuah sistem arsitektur terbuka yang memungkinkan para pengembang program memperluas dan menambahkan fungsi-fungsi ke dalam database tersebut”. Menurut Feri Djuandi (2002:3) Dalam bukunya yang berjudul Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic & SQL Server, mendefinisikan bahwa: SQL Server adalah perangkat lunak relation database management system (RDBMS) yang didesain untuk melakukan proses manipulasi database berukuran besar dengan berbagai fasilitas.” Menurut Andri Kuniyo dan Kusrini (2007:145) 2.1.9
Data Flow Diagram Data Flow Diagram adalah diagram yang menggunakan notasinotasi atau
simbol-simbol khusus untuk menggambarkan arus dari sistem. Data Flow Diagram ini adalah bagian yang menggambarkan arus data, proses data, entity
30
bagian yang membuat serta menerima data. Penggambaran alur data dengan Data Flow Diagram menitikberatkan pada isi data, kemudian proses pengolahan data.
Tabel 2.1. Komponen Data Flow Diagram Komponen 1. Terminator Terminator dikenal dengan nama entity (eksternal) sumber dan tujuan. 2. Proses Menggambarkan bagian dari sistem yang mentranformasikan satu input atau lebih menjadi output 3. Data Store Data store digunakan sebagai sarana pengumpulan data 4. Data Flow Digunakan untuk menerangkan arah menuju masuk dan keluar dari proses juga untuk menerangkan perpindahan dari suatu bagian kebagian lain.
Gambar
31
2.1.10 Entity Relationship Diagram (ERD) Menggambarkan hubungan antara elemen data dari entity-entity yang ada dalam sistemnya. Entity Relationship Diagram mempunyai 3 komponen, yaitu : Komponen
Gambar
1. Entity / Objek Sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan satu dengan yang lainnya 2. Relationship Yang menghubungkan antara entity yang satu dengan yang lainnya. 3. Attribut Karakter dari masing-masing entity Batasan jumlah keterhubungan satu entity dengan entity lainnya didalam ERD disebut Cardinality Ratio. Ada tiga jenis Cardinality Ratio, yaitu : a. One to One (1 : 1) b. One to Many (1 : M) c. Manya to Many (M : N) Participation Constrain didalam ERD menjelaskan apakah keberadaan suatu entity tergantung pada hubungannya dengan entity lainnya. Terdapat dua macam participation constrain, yaitu : a. Total Participation b. Partial Participation
32
2.2
Penelitian Sebelumnya Adapun Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh penulis untuk
melakukan penelitian ini adalah : 1. Jurnal dengan judul “Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Rigid Pavement (Studi Kasus : Pelebaran Jalan Isimu-Paguyaman)” Kartika Candra (2014). Berdasarkan hasil penelitian penulis tersebut, Adapun kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dalam penulisan ini adalah “ Dalam durasi pekerjaan berdasarkan hasil analisis berkurang karena adanya perubahan metode pelaksanaan di lapangan. Perubahan tersebut di sebabkan oleh jumlah alat yang bertambah berdasarkan produktivitas dari masing-masing alat untuk memenuhi volume pekerjaan yang harus di selesaikan sehingga, harga sewa alat berdasarkan hasil analisis sebesar Rp. 2.781.000.000 lebih sedikit dari harga sewa alat berdasarkan situasi di lapangan yaitu Rp. 3.762.000.000.”
2. Jurnal dengan judul “Analisis Produktivitas Alat Berat Pada Proyek Pembangunan Pabrik Krakatau Posco Zone IV Di Cilegon” Dwi Novi Setiawati. Berdasarkan hasil penelitian penulis tersebut, Adapun kesimpulankesimpulan yang didapatkan dalam penulisan ini adalah “Agar untuk mengetahui kombinasi alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek ini dan Untuk menghitung produktifitas kerja masing-masing alat berat yang digunakan pada saat kerja serta Untuk menganalisis biaya dan durasi proyek yang paling efektif dan efisien dengan pemilihan alternatif yang murah dan cepat pada proyek ini.”
33
BAB III TINJAUAN OBJEK
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah PT.Sinar Baru Wijaya Perkasa
Site Lahat, yang beralamat di Jl.Lintas Muara Enim – Lahat, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat.
3.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan PT Sinar Baru Wijaya Perkasa Palembang berdiri pada tahun 2002, Sinar
wijaya group telah mengembangkan usahanya ke berbagai bidang melalui beberapa anak perusahaanya yang bergerak dibidang kehutanan (industri pengelolahan kayu) dan pertambangan. Dalam menjalankan roda usaha kami menerapkan prinsip
“good corporate governance”
karena kami ingin
memberikan hasil yang terbaik kepada stake holders dan mitra kerja serta meningkankan kesejeteraan karyawan salah satu unit usaha utama dari Sinar wijaya group pada PT Sinar Wijaya Plywood industries, yang mampu menghasilkan kayu olahan dalam bentuk plywood dengan kapasitas 130.000 m³ pertahun, sawmill dengan kapasitas 50.000 m³ pertahun, serta moulding dengan kapasitas 35.000 m³ pertahun dengan kualitas produksi sesuai standar pasar global. Kapasitas dan kualitas produksi tersebut akan terus ditingkatkan untuk
34
memanfaatkan peluang pasar Internasional yang potensial, seperti Eropa, Australia, Amerika, dan beberapa negara di Asia. Sinar Wijaya Group merupakan group perusahan yang bergerak diberbagai bidang usaha meliputi pelayaran, kehutan, industry perkayu, perkebunan dan pertambangan. Sesuai visi dan misinya, sinar wijaya group akan terus meningkatkan dan mengebangkan kualitas produk serta pelayanan secara berkesenambungan, melalui sertifikasi standar produk bertarap Internasional maupun penerapan system mutu. Untuk menyukseskan tujuan tersebut, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia pun menjadi inti dari strategi utama kami. Seluruh sertifikasi Internasional tersebut merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan mutu produk agar diterima oleh pasar global, serta memastikan terjamin kelestarian lingkungan. Dalam menjalankan kegiatan usaha. Kami selalu mengedepankan ke harmonisan sosial dan lingkungan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahan, pengelolahan hutan secara lestari serta upaya – upaya konservasi alam. Kami menyadari bawah landasan untuk melakukan kegiatan operasional terletak ke pada kemampuan menjalani kerja sama yang harmonis dengan semua pihak terkait, khususnya masyarakat disekitar tempat kami jalankan usaha. 3.1.2
Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan Misi dari PT Sinar Baru Wijaya Perkasa adalah : VISI :
“Menjadi perusahan Internasional terkemuka yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi secara konsisten dengan dukungan bahan baku dari sumber daya alam yang terkelola lestari.”
35
MISI :
1. Memiiliki kontribusi untuk meningkatkan kesejeteraan karyawan, masyarakat sekitar dan Negara. 2. Menghasilkan produk - produk yang berkualitas tinggi, ramah lingkungan dan mengutamakan kepuasan pelanggan. 3. Fokus kepada kemampuan inti dan pertumbuhan berkelanjutan.
3.1.3
Struktur Organisasi Struktur organisasi PT.Sinar Baru Wijaya Perkasa sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh pihak manajemen merupakan gambaran wewenang, tugas serta tanggung jawab dalam melaksanakan tujuan perusahaan yang tercermin dalam Visi dan Misi Perusahaan.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT.Sinar Baru Wijaya Perkasa Site Lahat
3.1.4
Uraian Tugas Masing-Masing Bagian
36
Uraian tugas yang terdapat dalam PT.Sinar Baru Wijaya Perkasa berdasarkan susunan organisasi terkait adalah sebagai berikut : 1.
Direktur Utama Tugas : Mampu Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif, Mampu Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar,
Memainkan bagian terkemuka dalam
menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas, Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting BOD, Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum. 2.
Direktur Operasional Tugas : Membantu kelancaran tugas Direktur Utama, khususnya yang terkait dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan serta menjalankan bagian tugasnya secara baik, sebagaimana job description yang melekat pada kedudukannya dalam memangku jabatan sebagai Direktur Administrasi, Keuangan & Pemasaran. Memimpin, merencanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas para Manager agar tercapai pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah, terkendali dan terpadu. Memimpin dan mengelola usaha perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan. Dan menguasai, memikirkan dan mengurus kekayaan
37
perusahaan agar dapat tetap berdayaguna dan berhasilguna. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara periodik yang dituangkan dalam laporan keuangan lengkap kepada Direktur Utama sebagai bahan pertanggungjawaban di hadapan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 3.
General Manager Tugas : Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat
dijalankan
secara optimal.
Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat. Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya. Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan. 4.
Departemen Information & Technology Tugas : Memastikan semua perangkat IT berjalan dengan normal dan lancer
serta
melakukan
support
kepada
end-user
yang
membutuhkan bantuan jika bermasalah dengan perangkat hardware maupun software.
5.
Site Manager
38
Tugas : Membuat rencana kerja dan anggaran konstruksi. Mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait. Membangun komunikasi internal dan eksternal. Menetapkan kebutuhan sumber daya. Menentukan alternatif mencapai target. Menyetujui rencana dan metode kerja. Menunjuk pemasok
dan
mutu,waktu,
subkontraktor.
k3 dan
Tercapainya
lingkungan. Efisiensi
sasaran
biaya,
dan efektifitas
penggunaan sumber daya. Terkoordinasinya semua pihak terkait. 6.
Kepala Teknik Tambang Tugas : Bertanggung jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-undangan K3 pada suatu kegiatan usaha pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
7.
Departemen Engineering Tugas : Melakukan pemetaan, perencanaan penambangan dan mengukur hasil produksi.
8.
Departemen Produksi Tugas : Melakukan
aktifitas
produksi
penambangan
batubara
atau
overburden (tanah) sesuai dengan draft yang telah dibuat oleh bagian engineering. 9.
Departemen Repair & Maintenance Tugas : Melakukan perawatan dan perbaikan unit-unit alat berat, dumpt truck ataupun alat support lainnya.
10. Departemen Sipil & Workshop
39
Tugas : Melakukan
pekerjaan
konstruksi
bangunan
dan
pekerjaan
workshop sesuai dengan permintaan dari site manager. 11. Departemen Inventory & Logistik Tugas : memepersiapkan barang yang akan dikirim bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang diterima dari retur penjualan bertanggung jawab menyerahkan surat order barangnya
ke
bagian
pengiriman
penjualan dan
mengajukan
permintaan
pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang. 12. Departemen HRDGA Tugas : membuat perencanaan pegawai sesuai kebutuhan dari setiap departemen. Bertanggungj jawab dalam memilih dan mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan memberikan pelatihan kepada pegawai agar mempunyai motivasi kerja dan menemukan solusi untuk setiap persoalan yang dihadapi oleh pegawai perusahaan. 13. Departemen Finance Tugas : mengkoordinir,menganalisa,mengelola
data-data,
sehingga
tersusun suatu laporan keuangan perusahaan ikut serta dalam mengamankan asset perusahaan bertanggung jawab atas kegiatan keuangan mengatur masalah yang berhubungan dengan penyediaan dan enggunaan dana. Menyediakan laporan keuangan untuk internal maupun eksternal perusahaan.
40
14. Departemen Purchasing Tugas : Membuat Purchase Order sesuai dengan permintaan pembelian dari user, dan melakukan pembelian barang ke supplier, untuk selanjutnya dikirim ke gudang / bagian inventory & logistic. 3.1.5
Waktu Kerja Efektif Waktu kerja efektif adalah waktu yang benar-benar digunakan oleh
operator bersama alat yang digunakan untuk kegiatan produksi. Berdasarkan pengaturan kegiatan kerja oleh PT. Sinar Baru Wijaya Perkasa telah ditetapkan kegiatan penambangan dalam satu hari terdiri dari dua Shift, yaitu Shift I dan Shift II Untuk Shift I dimulai pukul 07.00 wita sampai dengan pukul 19.00 wita. Sedangkan untuk Shift II dimulai pukul 19.00 wita sampai dengan pukul 07.00 wita, termasuk waktu yang digunakan untuk beristirahat selama 1 jam untuk masing-masing Shift. Dalam kenyataannya di lapangan terjadi hambatan-hambatan baik hambatan yang dapat dihindari maupun yang tidak dapat dihindari terhadap jam kerja yang telah dijadwalkan untuk kegiatan penambangan batubara. a. Hambatan yang dapat dihindari : Hambatan yang dapat dihindari merupakan hambatan yang terjadi karena adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan, diantaranya adalah :
41
Tabel 3.1 Jadwal Kerja Kegiatan
Shift I
Shift II
07.00
19.00
Persiapan
07.00 – 07.30
19.00 – 19.30
Waktu kerja
07.30 – 12.00
19.30 – 24.00
Istirahat
12.00 – 13.00
24.00 – 01.00
Waktu kerja
13.00 – 18.30
01.00 – 06.30
Ganti Shift
18.30 – 19.00
06.30 – 07.00
Masuk kerja
Terlambat kerja Keterlambatan memulai operasi penambangan dikarenakan kurangnya kedisiplinan para operator, khususnya operator alat angkut, sehingga operator alat muat setelah tiba di lokasi harus menunggu beberapa saat kedatangan alat angkut.
Cepat berakhir kerja Disebabkan karena berhentinya aktifitas kerja sebelum waktu yang telah ditentukan, seperti cepat berhenti sebelum istirahat dan berhenti sebelum ganti shift.
Istirahat terlalu lama Hal ini disebabkan pada waktu istirahat sering operator mengulur-ulur waktu, sehingga waktu 1 jam untuk istirahat tidak digunakan betul-betul untuk istirahat. Selain itu pengisian BBM dan pelumasan dilakukan pada
42
saat jam kerja, sehingga operator berhenti beberapa saat untuk menunggu sampai selesai. b. Hambatan yang tidak dapat dihindari Hambatan yang tidak dapat dihindari merupakan hambatan yang terjadi pada waktu jam kerja yang menyebabkan hilangnya waktu kerja, diantaranya adalah:
Persiapan kerja Meliputi pengecekan dan pemanasan mesin secara rutin dilakukan sebelum alat beroperasi baik itu alat muat maupun alat angkut.
Pindah lokasi kerja Apabila satu tempat penggalian dan pemuatan selesai dikerjakan, maka alat-alat akan pindah lokasi yang baru.
Keperluan operator Waktu yang digunakan operator untuk keperluan pribadi, misalnya minum, buang air dan untuk keperluan ibadah.
Hambatan pada alat Waktu yang hilang karena adanya gangguan-gangguan tak terduga pada alat, seperti ban truk meletus atau bocor, ban slip, radiator bocor, macetnya sistem hydraulic pada backhoe.
Safety talk Waktu yang hilang dikarenakan adanya diskusi keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan ditujukan pada operator-operator alat berat. Berdasarkan pengamatan di lapangan hambatan-hambatan yang dialami
oleh masing-masing alat rata-rata adalah sebagai berikut :
43
Tabel 3.2 Hambatan Pada Alat Muat Sebelum Perbaikan (menit/hari) No
JENIS HAMBATAN
PC 400
PC 300
1 Terlambat kerja
60
60
2 Istirahat terlalu awal
20
20
3 Istirahat terlalu lama
20
20
4 Berhenti sebelum ganti shift
60
60
5 Isi BBM dan pelumasan
40
40
200
200
1 Persiapan kerja
40
40
2 Pindah tempat kerja
10
15
3 Keperluan Operator
20
20
4 Hambatan pada alat
60
60
5 Safety talk
15
15
6 Menunggu alat angkut
5
5
150
155
DAPAT DIHINDARI
Jumlah TIDAK DAPAT DIHINDARI
Jumlah
Tabel 3.3 Hambatan Pada Alat Angkut Sebelum Perbaikan (menit/hari)
44
No
JENIS HAMBATAN
Komb. 1
Komb.2
1 Terlambat kerja
75
75
2 Istirahat terlalu awal
20
15
3 Istirahat terlalu lama
20
25
4 Berhenti sebelum ganti shift
60
60
5 Isi BBM dan pelumasan
25
25
6 Operator berhenti kerja
40
40
Jumlah
240
240
1 Persiapan kerja
60
60
2 Pindah tempat kerja
10
15
3 Keperluan Operator
20
20
4 Hambatan pada alat
60
55
5 Safety talk
20
20
170
170
DAPAT DIHINDARI
TIDAK DAPAT DIHINDARI
Jumlah
3.2
Perhitungan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
45
Untuk dapat mengetahui produksi alat muat dan alat angkut yang bekerja pada penambangan batubara perlu dilakukan perhitungan terhadap kemampuan alat muat dan alat angkut dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi. Perhitungan kemampuan produksi dari masing-masing alat mekanis pada saat ini adalah sebagai berikut : 3.2.1
Alat Muat (Backhoe) Dengan persamaan yang sudah ada untuk menghitung kemampuan
produksi backhoe diperoleh hasil : Tabel 3.4 Produksi Teoritis Alat Muat No
Alat Muat
Produksi
1
Komatsu PC 400
22.019,173 Ton/bulan
2
Komatsu PC 300HR39
15.967,25 Ton/bulan
Jumlah
3.2.2
37.986,423 Ton/bulan
Alat Angkut (Truk Jungkit Nissan FM) Untuk menghitung kemampuan produksi dari alat angkut dengan
menggunakan persamaan yang sudah ada, maka besarnya produksi dari alat angkut adalah : Tabel 3.5 Produksi Teoritis Alat Angkut
46
No
Kombinasi Kerja
Produksi
1
DT. Nissan dengan Komatsu PC 400
13.931,39 Ton/bulan
2
DT. Nissan dengan Komatsu PC 300 HR39
10.133,97 Ton/bulan
Jumlah
24.065,36 Ton/bulan
3.2.3 Analisa Alat Berat 1. Analisa Backhoe - Nama alat = Backhoe - Tipe alat = Hydraulic Excavator 320D LRR Tahun 2010 - Volume Bucket (ql) = 0.9 m3 - Kondisi Alat = Baik sekali - Jenis tanah = Tanah berpasir/tanah biasa - Kondisi Operator = Baik - Faktor Bucket (K) = 0,8 - Efisiensi Kerja = 0,81 - Waktu gali = 13 dtk - Waktu Buang = 5 dtk (diperkirakan) - Waktu Putar = 8 dtk 2. Analisa Dump truck - Nama alat = Dump Truck - Tipe alat = FE 74 HD 125 PS 6 RODA DUMP Tahun 2010 - Kapasitas bak (c) = 6 m3
47
- Kondisi Alat = Baik sekali - Kondisi Operator = Baik - Efisiensi Kerja = 0.75 - Jarak angkut = 12 km = 12000 m - Cycle Time backhoe = Waktu gali + (waktu putar x 2 ) + waktu buang - Kapasitas bucket backhoe = 0.9 m3 - Kecepatan rata-rata isi = 30 km/jam 1000 = 30000 1 jam = 60 menit = 30000/60 = 500 m/menit - Kecepatan rata-rata kosong = 50 km/jam = 50 x 1000 = 50000 = 1 jam = 60 menit = 50000/60 = 833.3 m/menit 3. Analisa Bulldozer - Nama alat = Loader - Tipe alat = Wheel Loader WA 200-6 Tahun 2007 - Kapasitas Bucket = 2.44 m³ - Kondisi Alat = Baik sekali - Kondisi Operator = Baik - Efisiensi Kerja = 0.81 - Jarak Gusur = 35 m - Waktu Ganti Perseneling = 0.1 menit - Kecepatan maju = 10.8 km/jam = 180 m/menit
48
- Kecepatan mundur = 12.9 km/jam = 215 m/menit 3.2.4
Biaya Produksi a. Sewa alat = Harga per jam x Jam kerja perhari b. Bahan bakar = Jumlah liter x Harga per liter x Jam kerja per hari c. Upah Operator = Upah per jam x Jam kerja per hari d. Upah Pembantu Operator = Upah per jam x Jam kerja per hari Total Biaya Per hari : = a + b + c +d c. Perhitungan Jumlah Alat Berat yang Digunakan Untuk menghitung jumlah alat berat diperlukan data volume pekerjaan tanah per hari di bagi dengan produktivitas alat perhari
Total Volume Galian = 10000 m3
Total Volume Timbunan = 6480 m3
Durasi rencana proyek yaitu 50 hari kerja, sehingga: Volume Galian per hari : = 10000
= 333,33 m3 = per hari
30 Volume Timbunan per hari :
49
= 6480
= 129,60 m3 = per hari
50
Tabel 3.6 perhitungan jumlah alat berat yang digunakan pada penggalian
50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penganalisisan dan penelitian dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya mengenai aplikasi perhitungan produktifitas alat berat dan dump truck pada PT Sinar Baru Wijaya Perkasa Site Lahat, maka pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa : 1. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi perhitungan produktifitas alat berat dan dump truck pada PT Sinar Baru Wijaya Perkasa Site Lahat yang sebelumnya masih dilakukan menggunakan excel. 2. Sistem Informasi ini bisa menjadi alat bantu bagi user dalam proses pengolahan data timesheet dan data breakdown. 3. User juga terbantu untuk melakukan pengontrolan pencapaian target unit sehingga target dan efisiensi perusahaan tetap dapat di kontrol.
51
4. User juga lebih dimudahkan dalam memperoleh informasi produktifitas unit (MA, PA, UA, EU) berdasarkan periode tertentu. 5. Dengan adanya aplikasi ini maka permasalahan yang sudah didefinisikan pada bab sebelumnya dapat terjawabkan atau terselesaikan. Dimana aplikasi ini dapat memberikan informasi secara cepat dan akurat.
6.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis paparkan, maka ada
beberapa saran yang akan penulis sampaikan : 1. Penulis berharap aplikasi ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh PT.Sinar Baru Wijaya Perkasa Site Lahat untuk mendapatkan informasi produktifitas unit. 2. Sistem informasi yang sudah dibangun bisa dikembangkan kembali dengan menambahkan modul inventori yang dapat memperinci informasi sparepart apa saja yang terdapat dalam sistem. Dan modul purchasing untuk mengetahui secara pasti harga sparepat yang diinput pada Form Breakdown. 3. Dalam melakukan penelitian dan penerapannya, peneliti belum merasa tuntas dalam menyelesaikan setiap tahap-tahap pengembangan aplikasi tersebut. Apabila nantinya, penelitian ini akan dilakukan ulang untuk menciptakan sebuah aplikasi perhitungan produktifitas yang baru, maka
52
diharapkan akan dapat menyelesaikan kesemua tahapan dan menyajikan informasi yang lebih lengkap.