BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku dan
budaya. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki berbagai macam agama seperti agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agam islam. Dapat dilihat dari hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah beragama islam, 6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan (id.wikipedia.org). Indonesia termasuk lima negara muslim terbesar di dunia (www.merdeka.com). TABEL 1.1 5 NEGARA MUSLIM TERBESAR DI DUNIA Negara Populasi Muslim Indonesia 209.120.000 India 176.190.000 Pakistan 167.410.000 Bangladesh 133.540.000 Nigeria 77.300.000 Sumber : www.merdeka.com
Presentase Muslim di Dunia 13,1% 11% 10,5% 8,4% 4,8%
Dari tabel 1.1 diatas Indonesia menduduki populasi paling tinggi diantara empat negara muslim lainnya. Populasi muslim Indonesia sebesar 209.120.000, angka ini mencakup 13,1% dari jumlah populasi muslim di dunia. Dengan populasi muslim yang sangat besar, Indonesia harus bekerja sama dengan tenaga profesionalisme sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pariwisata syariah. 1
2
Sedangkan di Nigeria populasi muslim sangat sedikit dibandingkan populasi empat negara islam lainnya, yaitu sebesar 77.300.000 angka ini mencakup 4,8% dari jumlah populasi di dunia. Selain memiliki beraneka ragam suku dan budaya, Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang harus dikembangkan secara maksimal, termasuk dalam sektor pariwisata. Sektor pariwisata sangatlah dibutuhkan untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia. Salah satu sektor pariwisata yang harus dikembangkan adalah pariwisata syariah. Pariwisata syariah dapat didefinisikan sebagai berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan syariah. Indonesia sebenarnya sudah lama bisa menjadi destinasi wisata syariah, dan wisata syariah Indonesia berpotensi menjadi pesaing kuat Malaysia, Uni Emirat Arab, Jordania, dan Turki bila digarap dengan serius. Wisata syariah di Indonesia harus dikembangkan karena trend wisata syariah semakin tinggi dan menjadi ladang bisnis bagi para pengusaha untuk menggarap keuntungan. Indonesia adalah salah satu tujuan utama para turis untuk menuju pasar global. Adapun
di
Indonesia
baru
sekitar
1,2%
jumlah
pariwisata
syariah
(www.mirajnews.com). Sementara kunjungan wisata muslim ke Indonesia mampu mencapai 1.270.437 orang (www.antaranews.com). Kurangnya promosi pelaku industri wisata menyebabkan perkembangan wisata syariah tersendat. Sehingga pariwisata syariah harus memiliki kriteria-kriteria umum yaitu : pertama, memiliki orientasi kepada kemslahatan umum. Kedua, memiliki orientasi pencerahan,
3
penyegaran, dan ketenangan. Ketiga, menghindari kemusyrikan dan khurafat. Keempat, bebas dari maksiat. Kelima, menjaga keamanan dan kenyamanan. Keenam, menjaga kelestarian lingkungan. Ketujuh, menghormati nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal (www.mirajnews.com). Cakupan wisata syariah, selama ini hanya pada peninggalan sejarah islam, ziarah kubur dan sejenisnya. Pemerintah Indonesia sudah menerapkan pariwisata syariah sejak tiga tahun lalu, namun potensi besar yang dimiliki Indonesia belum maksimal digarap jika dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sehingga peran pemerintah perlu ditingkatkan untuk mendukung mempromosikan dan menggarap wisata syariah ini. Pemerintah dan pelaku usaha harus bahumembahu untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata syariah di level global. Salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi pengembangan serta destinasi wisata syariah adalah Provinsi Banten (www.republika.com). Banten merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Kebudayaan Banten memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang membedakan daerah satu dengan daerah lainnya. Selain memiliki kebudayaan yang unik, Banten juga memiliki pariwisata potensial yang dapat dikembangkan secara optimal yang bernilai ekonomis dan sosial yang tinggi yang dapat dipromosikan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Banten memiliki wisata yang lengkap mulai dari wisata alam, wisata kesejarahan, wisata ziarah, dan masih banyak lagi wisata yang dimiliki oleh Banten. Jumlah wisatawan yang
4
berkunjung di Banten tidaklah sedikit, wisatawan yang berkunjung bukan hanya wisatawan domestik melainkan wisatawan mancanegara. TABEL 1.2 JUMLAH WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI BANTEN Tahun Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara 2007
1.122..533
53.956
2008
1.026.168
91.364
2009
1.099.241
49.967
2010
1.095.999
54.853
2011
1.431.235
78.066
2012
1.399.920
100.690
Sumber : Badan Pusat Statistik Banten Berdasarkan tabel 1.2, jumlah wisatawan domestik tahun 2008 menurun sebesar 96.365 pengunjung, tahun 2010 mengalami penurunan kembali sebesar 3.242 pengunjung, dan tahun 2012 pengunjung menurun sebesar 31.315. penurunan jumlah wisatawan domestik terbesar pada tahun 2008 dan 2012. Sedangkan penurunan jumlah wisatawan mancanegara hanya di tahun 2009 yaitu sebesar 36.511 pengunjung. Salah satu objek wisata di Banten yang sudah terkenal di kalangan masyarakat adalah Pantai Carita. Pantai Carita adalah sebuah pantai di pesisir barat provinsi Banten, Indonesia. Pantai ini merupakan objek pariwisata pantai di Banten yang cukup terkenal selain di Pantai Anyer, Pantai Karang Bolong, dan Pantai Tanjung Lesung. Pantai Carita merupakan objek wisata yang terletak di
5
Kabupaten Pandeglang dan telah ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.440/kpts/UM/1978 pada tanggal 15 juli 1978 sebagai Taman Wisata Alam. Pantai ini terkenal dengan pasir pantainya yang putih sehingga membuat kawasan ini
sering
dikunjungi
oleh
wisatawan
lokal
maupun
mancanegara
(id.wikipedia.org). Pada tahun 2015 jumlah wisatawan ke Pantai Carita menurun, jumlahnya hanya ribuan berbeda dengan pergantian tahun 2015 yang mencapai belasan ribu wisatawan. Menurut Sutaedi mantri polisi Kecamatan Munjul yang diperbantukan bertugas di Pantai Carita di kutib di harian radar Banten, membenarkan liburan tahun baru kali ini wisatawan yang datang ke Carita tidak sepadat tahun lalu, meskipun Sutaedi tidak memiliki data ril jumlah pengunjung Pantai Carita dan sekitarnya. Pantai Carita Banten telah dikenal lama sebagai salah satu tempat wisata di Banten yang sering dikunjungi para wisatawan. Wisata di Pantai Carita menawarkan panorama laut yang indah dengan hamparan pasir putih, beragam permainan air dan olahraga, tempat rekreasi keluarga, sekaligus tempat wisata laut. Pantai ini juga memiliki sejumlah kegiatan wisata yang menarik bagi para pengunjungnya. Dimulai dari bermain jetsky, banana boat, diving, snorkeling, bahkan sekedar bersantai sambil menikmati megahnya Gunung Krakatau (www.initempatpariwisata.com). Meskipun Banten merupakan salah satu provinsi destinasi wisata syariah di Indonesia, namun di Pantai Carita belum diimbangi dengan konsep wisata syariah. Di pantai ini fasilitas seperti tempat ibadah, tempat penginapan, tempat makan dan MCK sudah tersedia, namun berdasarkan hasil observasi fasilitas-
6
fasilitas tersebut belum menerapkan konsep dari wisata syariah. Terlihat dari tempat ibadah (mushola) kurang terjaga kebersihannya sehingga kurang memberikan rasa nyaman bagi wisatawan yang beragama islam, selain itu masih banyak tempat makan di sekitar pantai yang belum memaparkan sertifikat halal, dan masih banyak tempat penginapan yang belum berkonsep syariah, serta fasilitas MCK yang kurang terjaga kebersihannya dan masih ada MCK yang belum terpisah antara wanita dan pria. Sedangkan dikalangan masyarakat indeks kesadaran akan konsep syariah dan produk halal meningkat. Berdasarkan LPPOM-MUI indeks kesadaran produk halal yang berkisar 70% pada tahun 2009 meningkat menjadi 92% pada tahun 2010, serta jumlah produk bersertifikat halal naik 100% dalam kurun waktu 2009-2010 (www.mirajnews.com). Dengan meningkatnya akan konsep syariah dan produk halal menunjukkan bahwa fasilitas dan pelayanan berkonsep syariah harus benar-benar diperhatikan, sehingga akan memberikan dampak bagi kepuasan pengunjung. TABEL 1.3 PRESENTASE JUMLAH KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN PENGUNJUNG PANTAI CARITA Keterangan Puas Tidak Puas Fasilitas 16% 84% Infrastruktur 34% 66% Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 1.3, pengunjung sebesar 84% tidak puas dengan fasilitas yang ada di Pantai Carita dan 66% pengunjung tidak puas dengan Infrastruktur menuju Pantai Carita. Hasil dari wawancara peneliti kepada 50 responden, pengunjung tidak puas karena toilet yang ada di Pantai Carita belum terjaga kebersihannya dan masih kurangnya toilet sehingga pengunjung banyak yang
7
antri untuk mandi maupun sekedar buang air kecil. Selain itu pengunjung mengeluhkan tempat ibadah (mushola) yang kurang bersih dan masih banyak sampah yang ada di pinggir pantai, serta akses jalan ke Pantai Carita masih banyak yang rusak dan berlubang. Sehingga pengunjung belum merasakan kenyamanan pada fasilitas dan infrastruktur yang ada di Pantai Carita. Dengan fasilitas dan pelayanan yang baik akan memberikan dampak kepuasan
bagi
pengunjung
(wisatawan),
sehingga
pengunjung
akan
merekomendasikan kepada orang lain untuk mengunjungi Pantai Carita dan akan memberikan dampak pada jumlah peningkatan pengunjung. Karena kini semakin disadari bahwa pelayanan dan fasilitas merupakan aspek vital untuk bertahan dalam bisnis agar memenangkan persaingan. Kualitas pelayanan dan fasilitas menjadi sangat penting seiring dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Hal ini disebabkan karena tuntutan perkembangan sudah semakin pesat, akibat dari meningkatnya persaingan antar wisata, kemajuan teknologi, dan kemudahan transportasi. Dalam mempermudah penulisan skripsi ini, peneliti membatasi pengaruh Destination Image, Travel Motivation, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pengunjung pada Wisatawan Nusantara Muslim di Pantai Carita, Pandeglang Banten. Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah yang sudah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Destination Image, Travel Motivation, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pengunjung pada Wisatawan Nusantara Muslim di Pantai Carita, Pandeglang Banten”.
8
B.
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dirumuskan suatu perumusan
masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1.
Apakah destination image berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung Pantai Carita Banten?
2.
Apakah travel motivation berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung Pantai Carita Banten?
3.
Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung Pantai Carita Banten?
C. 1.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh destination image terhadap kepuasan pengunjung Pantai Carita Banten. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh travel motivation terhadap kepuasan pengunjung Pantai Carita Banten. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung Pantai Carita Banten.
2.
Kontribusi Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat mempunyai dua kontribusi yaitu
kontribusi akademik dan praktik :
9
1) Kontribus akademik Penelitian
ini
diharapkan
untuk
menambah
wawasan
dan
pengembangan keilmuwan dalam bidang destination image, travel motivation, kualitas pelayanan, dan kepuasan pengunjung. 2) Kontribusi praktik Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan memberikan masukan untuk pengelola Pantai Carita Banten dalam meningkatkan kepuasan pengunjung.