BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pelaku bisnis dalam menjalankan perusahaannya harus memperhatikan lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal dan lingkungan eksternal sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi perusahaan, maka perusahaan perlu melakukan adaptasi untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tersebut. Banyak pemimpin perusahaan yang tidak sadar bahwa perusahaannya perlu melakukan perubahan karena kinerja perusahaan dalam laporan terlihat baik. Organisasi atau perusahaan memerlukan proses berkelanjutan untuk mengevaluasi kesehatan perusahaan yang bisa dilakukan sendiri oleh perusahaan agar bisa merespon perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis yang terjadi sangat cepat. Sebuah sistem yang berkelanjutan untuk memperbahaui kesehatan perusahaan bisa menguntungkan perusahaan bahkan pada saat menghadapi krisis. Daripada menunggu terjadinya krisis lebih baik mengembangkan sistem yang bisa mengevaluasi kesehatan perusahaan (Nadler, 1970). Vermeulen et al. (2010) menyatakan bahkan perusahaan yang terlihat sehat atau tidak memiliki masalah atau bahkan dalam kondisi puncak tetap perlu melakukan perubahankarena kondisi persaingan dan dunia bisnis yang dinamis dan kompleks. Oleh karena itu untuk menghadapi dan memenangkan
persainganyang
semakin
ketat
setiap
perusahaan
perlu
memperhatikan
kesehatanperusahaan mereka.Perusahaan yangmelakukan perubahan sebelum merekadiharuskanmenjalaniproses
yang
menyakitkan
sepertireorganisasidan
restrukturisasisecara menyeluruh merupakan salah satu ciri khas dibanyak perusahaanbesar. Dari artikel Change for change’s sake dapat disimpulkan bahwasebaiknya perusahaan jangan menunggu dalam keadaan sakit atau bermasalah untuk melakukan suatu perubahan, bahkan dalam keadaan sukses pun perusahaan harus melakukan perubahan untuk menghadapi persaingan pasar (Vermeulen et al, 2010). Bartels (2011) menyatakan perubahan merupakan elemen penting dalam bisnis. Perubahan sangat diperlukan untuk proses dan perbaikan alur kerja serta untuk mengakomodasi teknologi yang baru yang lebih inovatif. Perubahan juga diperlukan bagi perusahaan untuk tetap kompetitif, untuk mengurangi biaya, menyediakan produk atau layanan yang lebih baik, dan pada dasarnya meningkatkan kepuasankonsumen dan karyawan. Dengan melakukan perubahan dapat menambah nilai bagi perusahaan. Dervitsiotis (2008) menjelaskan bahwa sebagai kemajuan pesat dalam teknologi, perubahan demografis dan globalisasi memimpin ekonomi dunia untuk meningkatkan interaksi antara organisasi manusia dan saling ketergantungan menciptakan lingkungan kompleksitas yang lebih besar dan lebih bergejolak dari yang dialami di era industri. Satu-satunya cara bagi suatu organisasi untuk bertahan hidup di lingkungan yang baru adalah untuk mengantisipasi perubahan dan memiliki kemampuan untuk menjadi adaptif dan proaktif. Singkatnya, apa
yang ada di 'dalam' harus menjadi selaras dan fit dengan 'luar'. Untuk setiap organisasi manusia, adaptasi yang efektif terjadi ketika desain organisasi, yaitu arsitektur sistem dan model bisnis menjadi selaras dengan lingkungan eksternal, yaitu preferensi pelanggan berubah dan peluang dan ancaman baru. Untuk ini terjadi para anggota suatu perusahaan harus bersedia dan mampu terlibat dalam diskusi yang membangun dimana dibutuhkan bahasa yang sama dan minimal kepercayaan untuk memfasilitasi komunikasi, kerjasama dan koordinasi. Kualitas interaksi tersebut menentukan kapasitas untuk inovasi baru untuk mengubah desain organisasi, sehingga dapat beradaptasi dengan baik. Perubahan dan adaptasi terjadi dalam sistem sosial, agen manusia sebagai bagian sistem harus bersedia dan mampu berinteraksi dan berkomunikasi. Dalam era globalisasi ekonomi, mengembangkan dan mempertahankan kepercayaan dengan pihak lain yang tidak diketahui dari pengalaman masa lalu menjadi lebih penting untuk kesuksesan masa depan dan merupakan tantangan besar bagi banyak organisasi. Welbourne (2014) menyatakan bahwa organisasi global saat ini tidak punya waktu untuk berada dalam siklus kesedihan yang panjang yang hanya berfokus pada model manajemen perubahan sebelumnya. Saat Ini adalah waktu untuk organisasi yang sukses untuk menemukan kembali manajemen perubahan berdasarkan apa yang diketahui tentang bisnis saat ini, karena saat ini perubahan adalah konstan oleh karena itu perubahan perlu dirangkul, tidak ditakuti. Karyawan yang tahu bagaimana membuat perubahan sebagai bagian karir mereka sendiri akan merangkul perubahan dan berkembang dengan keterampilan membuat perubahan-perubahan baru.
Perubahan tidak selalu dipandang sebagai sesuatu yang positif terutama didalam organisasi. Pada saat organisasi melakukan perubahan pasti ada individu atau kelompok yang menolak perubahan tersebut. Ahn et al (2004) mengatakan bahwa
penolakan
terhadap
perubahan
tidak
bisa
dihindari.
Individu
mengekspresikan penolakan baik secara terang –terangan maupun secara terselebung dan siklus emosi dari penolakan menuju penerimaan terhadap perubahan harus diantisipasi dan dikelola dengana baik. Kesiapan atas penolakan terhadap perubahan merupakan salah satu persyaratan agar implementasi perubahan bisa berhasil. Organisasi secara konsisten meremehkan waktu dan biaya yang diperlukan untuk melakukan inisiatif perubahan karena dua alasan yaitu kompleksitas dan ketidaktahuan. Kompleksitas didefinisikan sebagai jumlah orang-orang dan organisasi di dalam group network. Ketidaktahuan didefinisikan sebagai dimana spesialisasi membuat pekerjaan dari salah satu kelompok sulit untuk kelompok lainnya untuk menekan dan bekerjasama didalam kelompok kerja. Perusahaan yang gagal dalam melakukan perubahan antara lain karena kurangnya komitmen dari senior manajemen, lemahnya keahlian dalam manajemen proyek, kurangnya training serta kebingungan tentang alasan untuk berubah. Perubahan dalam organisasi harus dipandang sebagai sesuatu yang normal, alami, dan konstan dalam kehidupan organisasi (Kreitner & Kinicki, 2010 h.538). Organisasi harus bisa menanamkan ide kepada individu dalam organisasi bahwa perubahan merupakan hal yang positif. Saat ini, mengelola perubahan secara
efektif adalah sama pentingnya dengan kompetensi lainnya dalam mengelola rutinitas dengan lebih efisien (Clardy, 2013). Vermeulen et al. (2010) menjelaskan terdapat tiga kondisi dimana perusahaan atau organisasi bisa melakukan perubahan pada waktu yang tepat, mereka juga menjelaskan bahwa tidak perlu menunggu adanya masalah untukmelakukan suatu perubahan akan tetapi perubahan harus dijadikan sebagairutinitas agar perusahaan atau organisasi menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Dalam penelitiannya Vermeulen et al. (2010) mengembangkan sebuah kuesioner yaitu corporate cholesterol test dimana dengan kuesioner tersebut kita bisa mengetahui kondisi kesehatan dari perusahaan atau organisasi, sehingga perusahaan bisa melakukan evaluasi kapan saat yang tepat untuk melakukan perubahan, serta perubahan seperti apa yang harus dilakukan oleh perusahaan. Corporate cholesterol test merupakan kuesioner sederhana yang diberikan kepada semua manajer yang ada di perusahaan atau organisasi. Di dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang mewakili tiga aspek, yaitu: Quality of communication and collaboration, Capacity to adapt and the Balance of power among groups baik dari segi individu karyawan serta secara grup atau kelompok yang menggambarkan tentang perlunya perusahaan melakukan perubahan. Corporate cholesterol test dapat membantu perusahaan dalam melakukan evaluasi tentang kapan waktu yangtepat serta bagaimana perubahan yang harus dilakukan oleh perusahaan, dan sangat disarankan bagi perusahaan untuk
melakukan penilaian ini secara rutin agar kesehatan dari perusahaan atau organisasi tetap terjaga. Apabila Corporate cholesterol testdilakukannya secara rutin dapat mencegah penyakit atau masalah kronis dalam perusahaan. Penelitian dengan menggunakan alat penelitian atau kuesioner corporate cholesterol test untuk mengetahui kapan saatnya perusahaan melakukan perubahan serta perubahan seperti apa yang harus dilakukan masih sangat jarang di Indonesia. Penulis ingin melakukan penelitian mengenai kesehatan satu perusahaan dengan melakukan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Vermeulen et al pada tahun 2010 dimana penelitian ini akan menggunakan instrumen penelitian yang sama yakni corporate cholesterol test untuk menilai dan membandingkan hasil skor dengan benchmark score yang menjadi acuandari kuesioner tersebut dan hasil dari tes tersebut bisa dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan mengenai perlu atau tidak melakukan perubahan. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari Program Dana Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tabungan Hari Tua (THT). Saat ini perusahaan menghadapi tantangan yang cukup sulit dimana pemerintah telah mengeluarkan undang-undang nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanatkan pembentukan lima program asuransi sosial wajib secara terpisah yang meliputi seluruh penduduk Indonesia. Menurut Undang-Undang
SJSN, empat persero yang ada saat ini yaitu PT Jamsostek, PT Taspen, PT Asabri dan PT Askes secara bersama-sama akan menjadi administrator (BPJS) dari program SJSN. Dalam waktu dekat PT Taspen (Persero) akan mengalami banyak perubahan, tentunya menarik bagaimana menilai kesiapan PT Taspen (Persero) dalam menghadapi perubahan tersebut. Berdasarkan laporan tahunan PT Taspen (Persero) tahun 2014 Return On Asset (ROA)4,56 %, Return On Equity (ROE)28,64 %, Rasio Kecukupan Investasi (Funded Ratio) 113,97 %, dan Yield On Investment 11,20 %. Melihat rasio-rasio tersebut dapat di asumsikan PTTaspen (Persero) merupakan perusahaan yang sehat atau tidak memiliki penyakit oleh karena itupenting bagi perusahaan untuk melakukan pengecekan melalui alat penelitian Corporate Cholesterol Test agar tidak terjebak atau terlena dengan kondisi yang dihadapi saat ini. 1.2. Rumusan Masalah Banyak perusahaan yang terlihat sehat dan tidak memiliki masalah dalam perusahaan, ternyata memiliki masalah dalam perusahaan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi secara berkala mengenai kesehatan perusahaan agar bisa mengikuti kondisi lingkungan eksternal bisnis yang dinamis dan terus berubah. Banyak pemimpin perusahaan atau organisasi yang tidak sadar perusahaan mereka mempunyai masalah dan terlambat melakukan perubahan. Kebanyakan dari mereka melakukan perubahan ketika perusahaan mereka telah mengalami masalah yang sangat kronis atau berat sehingga membutuhkan usaha dan sumber daya yang besar bagi perusahaan agar bisa keluar dari masalah tersebut.
Melalui instrumen penelitian corporate cholesterol test yang diciptakan Vermeulen et al (2010), diharapkan sebuah perusahaan atau organisasi bisa melakukan tindakan pencegahan dari masalah sebelum masalah tersebut menjadi kronis dan semakin besar.Instrumen penelitian tersebut akan diaplikasikan pada kantor pusat PT Taspen(Persero) di Jakarta. Hal tersebut dilakukan agar bisa dilakukan evaluasi pada manajemen perusahaan, dalam hal kualitas komunikasi dan kolaborasi diantara karyawan, kapasitas untuk beradaptasi, serta kekuatan diantara grup. Sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan terutama dalam menghadapi persaingan global dan semakin ketat. 1.3. Pertanyaan Penelitian Permasalahan yang muncul adalah banyak perusahaan atau organisasi yang merasa nyaman dengan keadaan mereka pada saat ini, banyakperusahaan yang merasa tidak perlu melaukan perubahaan karena melihat kondisi perusahaan yang baik-baik saja atau tidak mengalami masalah. Bahkan mungkin perusahaan sendiri belummengetahui cara mengevaluasi kesehatan perusahaan dan kapan perlu melakukan perubahan tersebut. Melalui instrumen penelitian yang diciptakan Vermeulen et al (2010), dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Berapakah nilai dari corporate cholesterol testpada PT Taspen(Persero) 2. Kapan waktu yang tepat bagi PT Taspen(Persero) untuk melakukan perubahan? 3. Bagaimanakah bentuk perubahan atau perbaikan yang bisa dilakukan olehPT Taspen(Persero)? 1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu: 1. Untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan nilai corporate cholesterol test padaPT Taspen(Persero) 2. Untuk mengidentifikasi kapan waktu yang tepat bagi PT Taspen(Persero) untuk melakukan perubahan. 3. Untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk perubahan yang tepat BagiPT Taspen(Persero). 1.5. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam bidang stratejik
manajemen,
khususnya
dalam
kesehatan
perusahaan
yang
berhubungan dengan pengetahun teoritis yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan Magister Management pada Universitas Gadjah Mada Jakarta. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk bahan diskusi dan evaluasi serta menyadarkan perusahaan akan pentingnya untuk selalu melakukan evaluasi terhadap kesehatan perusahaan tidak hanya dalam aspek keuangan tetapi juga dalam aspek-aspek lain. 3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi atau sebagai pembamding bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.
1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak menyimpang dari masalah yang akan diteliti, maka dibutuhkan batasan-batasan. Batasan – batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian hanya akan berfokus meneliti kesehatan perusahaan yang ditinjau dari masing-masing aspek yang ada di dalam corporate cholesterol test pada kantor pusat PT Taspen(Persero). 2. Alat penilaian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kuesioner corporate cholesterol test yang dikembangkan oleh Vermeulen et al. (2010). 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis akanterbagi dalam lima bab yaitu: 1. BAB I : PENDAHULUAN Bagian ini berisi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup dan batasan penelitian, dan
sistematika penulisan. 2. BAB II : LANDASAN TEORI Bagian ini berisi landasan teori yang mendasari pembahasan secara mendatail.
3. BAB III : METODE PENELITIAN Bagian ini berisi desain penelitian, definisi istilah/operasional, populasi dan sampel, alat analisis (dan instrumen penelitian), sumber dan metode pengumpulan dan metode analisis data.
4. BAB IV : HASIL PENELITIAN Bagian ini berisi deskripsi data, analisis data dan hasil penelitian,danpembahasan 5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisi kesimpulan, keterbatasan, implikasi, dan saran-saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.