1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang memiliki potensi budidaya yang menjanjikan di Indonesia. Berbagai macam ikan dapat dibudidayakan, terutama ikan air tawar yaitu ikan gurameh, ikan mas, ikan patin, ikan lele, ikan bawal, dan lain-lain. Namun, ikan yang sering atau banyak dibudidayakan salah satunya adalah lele dumbo (C. gariepinus). Ikan ini memiliki pertumbuhan yang cepat, mampu bertahan pada lingkungan yang kualitas airnya kurang baik, atau kandungan oksigennya rendah karena memiliki alat pernapasan tambahan yang dinamakan organ arborescent. Alat pernafasan tambahan tersebut memungkinkan ikan lele dumbo mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernafasannya (Hernowo & Suyanto, 1999). Peningkatan produksi budidaya ikan dapat dilakukan dengan menyediakan benih ikan yang sehat dengan tingkat sintasan yang tinggi. Selain itu cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan menekan terjadinya penyebaran penyakit yang ada di dalam tubuh ikan itu sendiri. Secara umum ikan mempunyai sistem pertahanan tubuh (imunitas) yang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sistem pertahanan tubuh humoral yang bersifat spesifik dan sistem pertahanan seluler yang bersifat non-spesifik. Sistem pertahanan non-spesifik ini berfungsi untuk melawan berbagai jenis pathogen penyebab penyakit yang menyerang tubuh ikan (Kresno, 2001).
1
Pengaruh Pemberian Ekstrak …, Mufarikhatul Hidayah, FKIP UMP, 2016
2
Melihat peluang pasar lele yang cukup besar, sangat mendorong para petani ikan untuk dapat meningkatkan budidaya. Produksi budidaya ikan sangat ditentukan oleh dua faktor yaitu penyakit dan pertumbuhan ikan. Pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh pakan, sehingga perlu adanya tambahan suplemen dalam pakan yang mampu meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan ikan. Sejauh ini banyak dilakukan penambahan pakan terutama penambahan immunostimulan.
Banyak
hasil
penelitian
telah
memperlihatkan
bahwa
immunostimulan yang ditambahkan dalam pakan akan meningkatkan resistensi ikan terhadap infeksi penyakit melalui peningkatan respons imun nonspesifik (Pais et al., 2008). Bahan imunostimulan lainnya bisa dari rumput laut yaitu golongan alga merah, G. verrucosa. Pada
penelitian
sebelumnya
Khasanah
(2015)
menyampaikan bahwa penggunaan ekstrak G. verrucosa yang mengandung senyawa polisakarida jenis fenol mampu meningkatkan sistem imun pada ikan nila. Menurut Sasmaya (2013), ekstrak G. verrucosa dengan kandungan agarnya sebagai suplemen pakan mampu meningkatkan pertumbuhan udang putih pada konsentrasi 2% dan meningkatkan pertambahan berat udang sebesar 131,43% serta pertambahan panjang udang sebesar 32,50% dibandingkan kontrol selama perlakuan 28 hari. Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan lautnya, termasuk rumput laut. Rumput laut memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder. Kandungan metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat, alginat, karaginan dan agar banyak dimanfaatkan sebagai
Pengaruh Pemberian Ekstrak …, Mufarikhatul Hidayah, FKIP UMP, 2016
3
bahan kosmetik untuk pemeliharaan kulit. Selain kandungan primernya yang bernilai ekonomis, kandungan metabolit sekunder dari rumput laut berpotensi sebagai produser metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivitas yang sangat luas sebagai imunomodulator (Imunomodulatory efektif) (Zainuddin & Malina, 2009). Rumput laut hijau, merah, ataupun coklat merupakan sumber potensial senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi pengembangan (1) industri farmasi seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal agent dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan herbisida (Bachtiar, 2006). Rumput laut diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu makro alga dan mikro alga. Rumput laut termasuk pada kelompok makroalga yaitu penghasil bahan-bahan hidrokoloid sebagai komponen primernya. Sedangkan komponen sekundernya digunakan sebagai obat-obatan, keperluan lain seperti kosmetik dan industri lainnya (Suptijah, 2002). G. verrucosa merupakan rumput laut yang memiliki komponen utama kimia berupa agar dan karagenan (Angka et al., 2000). Senyawa dalam rumput laut yang dapat dimanfaatkan sebagai imunostimulan adalah adanya polisakarida yang dapat meningkatkan komponen sistem imun pada ikan dan meningkatkan proteksi terhadap infeksi bakteri (Anggadiredja, 2006). Keuntungan dalam penggunaan ekstrak rumput laut adalah bahan ini ramah lingkungan, tidak membahayakan kesehatan manusia dan memiliki kandungan nutrisi yang baik (Anggadiredja, 2008).
Pengaruh Pemberian Ekstrak …, Mufarikhatul Hidayah, FKIP UMP, 2016
4
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pemberian ekstrak rumput laut merah (G. verrucosa) berpengaruh terhadap kadar hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit pada ikan lele dumbo (C. gariepinus)? 2. Pada dosis berapakah ekstrak rumputlaut merah (G. verrucosa) dapat memberikan nilai optimal terhadap kadar hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit pada ikan lele dumbo (C. gariepinus)?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka ditetapkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (G. verrucosa) terhadap kadar hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit pada ikan lele dumbo (C. gariepinus). 2. Dosis ekstrak rumput laut merah (G. verrucosa) dapat memberikan nilai optimal terhadap kadar hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit pada ikan lele dumbo (C. gariepinus).
Pengaruh Pemberian Ekstrak …, Mufarikhatul Hidayah, FKIP UMP, 2016
5
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diupayakan dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya petani yang melakukan budidaya ikan lele dumbo (C. gariepinus). Dalam hal ini untuk membantu dalam proses pembudidayaan supaya dapat meningkatkan produksi, keberhasilan, dan ketahanan tubuh ikan terhadap bakteri pathogen penyebab penyakit secara lebih baik.
Pengaruh Pemberian Ekstrak …, Mufarikhatul Hidayah, FKIP UMP, 2016