BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang sering dipelihara dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Alasan utama masyarakat memelihara lele dumbo, yaitu ikan tersebut memiliki daging yang enak, tekstur halus, mudah dicerna, bernilai gizi tinggi, dapat tumbuh dengan cepat, serta pemeliharaanya yang relatif mudah dibandingkan ikan air tawar lain. Selain itu, ada beberapa hal lain yang mendorong masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo, yaitu: (1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, (2) teknologi budidayanya mudah dikuasai oleh masyarakat, (3) pemasarannya relatif mudah, dan (4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (Yulinda, 2012). Di dalam budidaya lele dumbo tidak selalu mendapatkan keberhasilan maksimal. Pemberian pakan pabrik secara terus-menerus dapat merugikan pembudidaya, mengingat harga pakan pabrik yang terus meningkat. Faktor yang menyebabkan naiknya harga pakan pabrik adalah harga bahan baku yang semakin mahal, terutama tepung ikan yang masih impor. Sumber protein utama pakan produksi pabrik adalah tepung ikan dalam formulasi pakan mencapai hampir 60 % dari keseluruhan komponen pakan (Goddard, 1996). Penyediaan pakan sering kali menjadi kendala disebabkan harganya yang tinggi karena biaya pembuatanya yang cukup tinggi (hampir 70% dari biaya produksi) (Ningrum, 2007). Sementara itu, harga ikan relatif stabil atau tidak mengalami kenaikan. Hal ini
1 Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015
2
menyebabkan harga pakan pabrik yang terus meningkat menjadi sebuah masalah dalam keberlangsungan proses budidaya lele dumbo. Alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mencari bahan baku pakan ikan yang relatif murah tetapi memiliki nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan hidup ikan. Herawati (2005), menyatakan bahwa dalam budidaya ikan dengan memberikan pakan buatan, produksi dapat dinaikan sampai dua kali lipat dari produktivitas semula. Pemanfaatan bahan-bahan sisa atau limbah, misalnya bulu ayam, ampas tahu, dan ikan rucah dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pakan ikan. Pemanfaatan ikan rucah yang telah diolah dapat dijadikan solusi untuk sumber protein hewani sebagai pengganti tepung ikan impor yang mahal (Napuli et al., 2003). Persentase protein tepung ikan rucah berkisar antara 40-65% (Subagio et al., 2003). Berdasarkan penelitian Yolanda et al. (2013) menyatakan bahwa tepung ikan rucah dapat digunakan untuk mensubstitusi tepung ikan dalam formulasi pakan benih ikan nila gesit hingga 75% mampu memberikan respon pertumbuhan berat mutlak sebesar 15,83 g. Menurut Lestari (2006), limbah bulu ayam pedaging dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti tepung ikan. Karyadi (1990) pemilihan penggunaan bulu ayam sebagai bahan baku pakan ikan karena mengandung protein yang tinggi. Kandungan zat nutrisi bulu ayam berdasarkan hasil uji proksimat yaitu air 14,18%, abu 5,47%, protein kasar 65,88%, lemak 5,49%, dan serat kasar 9,45% (Lestari, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Arunlentaree & Rakyuttithamkul (2006) menyatakan bahwa hidrolisat tepung bulu ayam yang diperoleh melalui
Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015
3
proses fermentasi menggunakan ragi roti dapat mengganti tepung ikan sampai dengan 25% dalam formulasi pakan ikan lele. Selanjutnya, Lestari & Suwarsito (2007) mengganti tepung ikan dengan menggunakan tepung bulu ayam dapat dijadikan alternatif pengganti pakan buatan dan terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan ikan tawes. Selain limbah ikan rucah dan bulu ayam, limbah ampas tahu juga dapat dijadikan bahan pambuatan pakan. Menurut Nuraini et al. (2009) ampas tahu dapat dijadikan sebagai pakan sumber protein karena mengandung protein kasar cukup tinggi yaitu 27,55% dan kandungan zat nutrien lain adalah lemak 4,93%, serat kasar 7,11%, BETN 44,50%, selain itu harga bahan, biaya produksi, dan proses produksinya terbilang murah. Ampas tahu disamping mengandung protein (21,3 –27%) dan lemak (4,5 – 17%), juga mengandung serat kasar tinggi (sekitar 16 –23%) (Kompiang et al.,1997). Kendala lain dalam budidaya lele dumbo adalah adanya serangan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri patogen. Bakteri A. hydrophila merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan penyakit pada ikan. Tingkat kematian yang ditimbulkan oleh penyakit yang disebabkan A. hydrophila mencapai 80-100% dalam waktu 1-2 minggu (Kamiso, 2004 dalam Mulia, 2012). Di wilayah Banyumas, tercatat 52.000 ekor gurami dan 20.000 ekor lele dumbo terserang A. hydrophila pada tahun 2003 dan pada tahun 2004 tercatat 43.000 ekor ikan air tawar (gurami 28.000 ekor dan lele dumbo 15.000 ekor) terserang A. hydrophila (2005) (Dinas Peternakan dan Perikanan Wilayah Banyumas, 2005 dalam Mulia, 2012). Menjaga kualitas hidup ikan perlu adanya peningkatan kekebalan tubuh
Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015
4
ikan agar tidak mudah terserang penyakit akibat bakteri maupun patogen. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan melalui sistem pertahanan spesifik yaitu dengan pemberian vaksin. Vaksinasi adalah cara pemberian rangsangan atau antigen secara sengaja agar ikan dapat memproduksi antibodi terhadap suatu bibit penyakit atau patogen (Mulia, 2012). Selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan, vaksinasi juga tidak menimbulkan dampak negatif, baik pada ikan maupun lingkungan. Vaksinasi dapat meningkatkan perlindungan ikan terhadap serangan penyakit tertentu dalam waktu yang lama, yaitu lebih dari 3 bulan (Kamiso & Triyanto, 1991). Menurut Kamiso et al. (1997), tingkat perlindungan yang ditimbulkan oleh vaksinasi sangat tergantung pada jenis dan kualitas vaksin, cara vaksinasi, kondisi ikan, dan lingkungan hidupnya. Vaksinasi dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti rendaman, suntik, atau oral berupa kombinasi vaksin dengan pakan (Kamiso, 1990). Aplikasi penggunaan vaksin di lapangan untuk mengendalikan penyakit MAS pada ikan lele telah dicoba dan sintasan yang diperoleh adalah 50-100% (Supriyadi & Rukyani, 1990). Penggunaan vaksin dari sel yang lain, yaitu debris sel A.hydrophila secara suntikan dengan variasi cara booster, yaitu suntik, oral, dan rendaman pada lele dumbo, sintasan mencapai 100% dibandingkan dengan kontrol 45,56% (Mulia et al., 2004). Menurut Mulia & Purbomantoro (2007), vaksinasi dengan produk ekstraseluler dan intraseluler sel A. hydrophila pada lele dumbo mengahasilkan sintasan 58,67% untuk vaksin ekstraseluler dan 85,33% untuk vaksin intraseluler. Dalam penelitian Hayanti (2010), pemberian pakan
Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015
5
(penggunaan tepung bulu ayam dan tepung ikan rucah) berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat dan efisiensi pakan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan pertambahan panjang dan sintasan. Penambahan vaksin A.hydrophila pada pakan memberikan pengaruh nyata terhadap titer antibodi dibandingkan pakan non vaksin pada lele dumbo. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pakan Bervaksin Aeromonas hydrophila terhadap Respons Imun Dan Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Daerah Kebumen” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalah penelitian yaitu “Bagaimana Pengaruh Pakan Bervaksin Aeromonas hydrophila terhadap Respons Imun Dan Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Daerah Kebumen?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh pakan bervaksin Aeromonas hydrophila terhadap respons imun dan pertumbuhan lele dumbo (Clarias gariepinus) di daerah Kebumen. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu : Memberikan referensi atau wacana tentang pengaruh pakan bervaksin A. hydrophila terhadap respons imun dan pertumbuhan lele dumbo (Clarias gariepinus ).
Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015
6
Memberikan informasi tentang cara pembuatan pakan dari bahan dasar ikan rucah, bulu ayam dan ampas tahu. Memberikan informasi tentang aplikasi pakan bervaksin A. hydrophila di daerah Kebumen. Pembuatan vaksin dari bakteri A. hydrophila. Memberikan informasi pencegahan penyakit MA S
Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015