BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Taman Nasional Betung Kerihun merupakan kawasan konservasi terluas di Propinsi Kalimantan Barat yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas total area sekitar 800.000 hektar. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Hutan dan Konservasi Alam. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun terdiri dari 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdiri dari DAS Sibau, DAS Kapuas, DAS Mendalam dan DAS Embaloh. DAS Embaloh merupakan kawasan paling barat dari Taman Nasional Betung Kerihun yang memiliki satwa endemik berupa Orangutan dan Burung Rangkong. DAS Embaloh terdiri dari dua desa yaitu Desa Pulau Manak dan Desa Menua Sadap. (Dephut, Taman Nasional Betung Kerihun, 15/09/2015) Desa Menua Sadap merupakan desa yang relatif dekat dengan Taman Nasional Betung Kerihun yang dapat ditempuh dalam waktu tiga jam. Desa Menua Sadap terdiri dari Dusun Kelayam, Dusun Kerangan Bunut, dan Dusun Sadap. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2014 pasal 5 penataan ruang daerah bertujuan untuk mewujudkan daerah di
1
Beranda Depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman, nyaman, produktif melalui pengembangan ekowisata yang harmonis dengan agropolitan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan daerah tertinggal dengan pola pembangunan berkelanjutan yang berwawasan konservasi. Desa Menua Sadap belum memiliki legalitas sebagai desa ekowisata, namun Dusun Sadap yang merupakan salah satu dusun di desa tersebut sudah diresmikan sebagai dusun wisata pada bulan Oktober tahun 2011. (Kepala Desa Menua Sadap 02/10/2015) Pihak Desa Menua Sadap menginginkan desa mereka dijadikan sebagai desa ekowisata dengan tujuan untuk menciptakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sehingga mengurangi aktivitas warga yang dilakukan di Taman Nasional Betung Kerihun untuk meminimalisir kerusakan lingkungan (Kepala
Desa
Menua
Sadap,
16/09/2015).
Berdasarkan
hal
tersebut
pengembangan Desa Menua Sadap sebagai Desa Ekowisata harus melibatkan masyarakat dalam pengembangan maupun pengelolaan. Menurut Murphy dalam Muallisin (2007: 7) produk pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal karena masyarakat lokal yang akan menanggung dampak kumulatif dari perkembangan tersebut, sehingga pengembangan ekowisata menggunakan prinsip Community Based Tourism (CBT). Community Based Tourism digunakan sebagai tool of community development bagi masyarakat lokal. Masyarakat Desa Menua Sadap belum sepenuhnya memahami mengenai pengelolaan sebuah Desa Ekowisata. Masyarakat Desa Menua Sadap belum pernah mendata kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Desa Menua Sadap untuk menikmati paket wisata yang sudah ada di Desa Menu Sadap (Kepala Desa Menua Sadap, 02/10/2015)
2
Setiap dusun di Desa Menua Sadap memiliki sumber daya yang dapat dikembangkan menjadi menjadi daya tarik wisata. Dusun Kelayam memiliki potensi wisata sejarah seperti kuburan tua yang memiliki nilai sejarah bagi masyarakat setempat. Dusun Kerangan Bunut memiliki potensi wisata alam berupa 30 air terjun dan hutan desa yang dapat dijadikan jalur trekking bagi wisatawan. Dusun Sadap memiliki potensi wisata budaya diantaranya kain tenun tradisional serta fauna yaitu Orangutan. Dusun Sadap ini merupakan satu-satunya dusun wisata yang terdapat di Desa Menua Sadap. Potensi yang terdapat di Desa Menua Sadap memungkinkan untuk dikembangkan menjadi desa ekowisata dengan mengikuti prinsip ekowisata. Menurut Morrison (2013: 4) atraksi menjadi salah satu komponen yang menjadi magnet dari kedatangan wisatawan ke suatu destinasi, untuk mencapai destinasi tersebut haruslah tersedia akses yang mudah dicapai dan dilalui oleh wisatawan serta infrastruktur dan fasilitas yang lengkap sehingga dapat menambah nilai positif destinasi tersebut di mata wisatawan. Desa Menua Sadap juga menyiapkan fasilitas wisata berupa homestay yang berbentuk Rumah Betang yang telah dilengkapi furniture sederhana dan telah disediakan toilet untuk wisatawan. (Kepala Desa Menua Sadap, 16/09/2015) Desa Menua Sadap dapat dijangkau melalui jalur darat dari Kota Pontianak menuju Putussibau dengan waktu tempuh 12 hingga 15 jam. Sesampainya di Putussibau dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan darat selama 2 jam ke Desa Menua Sadap. Dalam mewujudkan produk wisata yang berkelanjutan diperlukan pengelolaan yang terpadu dalam pengembangannya. Dalam pengelolaan Desa Menua Sadap, stakeholderss (pemangku kepentingan) yang terkait saat ini selain masyarakat
3
adalah pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kapuas Hulu, terbukti dengan adanya surat keputusan pemerintah Nomor 29/KEP/DPDP/I/2013 tentang bantuan desa wisata kepada kelompok masyarakat penerima PNPM mandiri bidang pariwisata di Desa Menua Sadap. Selain keterlibatan pemerintah, terdapat juga lembaga LSM KOMPAKH yang turut terlibat dalam mengembangkan Desa Menua Sadap sebagai desa ekowisata yang telah melakukan sosialisasi ekowisata pada masyarakat Desa Menua Sadap. “Perhaps the greatest challenge is the effective planning and management of tourism development to ensure that the benefits of travel and tourism are optimized (or the costs minimized) for all stakeholders” (Sharpley, 2006: 9). Sharpley menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam perencanaan dan pengelolaan dalam pengembangan pariwisata adalah tercapainya manfaat bagi seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan pariwisata. Untuk itu peran dan fungsi stakeholders sangat penting dalam pencapaian tujuan pengembangan dan pengelolaan ekowisata, karena para stakeholders tersebut yang akan menjalankan pengembangan dan akan berpotensi terkena dampak dari pengembangan tersebut dengan meminimalkan biaya operasional dan memaksimalkan manfaat bagi stakeholders terutama masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul “PENGEMBANGAN DESA EKOWISATA
MENUA
SADAP
KABUPATEN
KAPUAS
HULU
KALIMANTAN BARAT”.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, tim peneliti menguraikan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi dan pengelolaan produk ekowisata di Desa Menua Sadap? 2. Bagaimana keterlibatan stakeholders dalam pengelolaan ekowisata Desa Menua Sadap?
C.Tujuan dan Sasaran Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah terwujudnya produk Desa Ekowisata Menua Sadap yang dikelola dengan memaksimalkan manfaat bagi masyarakat. Adapun sasaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terkajinya produk wisata dan pengelolaan yang sesuai dengan kegiatan ekowisata Desa Menua Sadap. 2. Terkajinya stakeholders terkait dengan pengembangan Desa Ekowisata Menua Sadap.
5
D.Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Desa Menua Sadap yang meliputi Dusun Sadap, Dusun Kelayam, dan Dusun Kerangan Bunut. 2. Ruang Lingkup Substansi Ruang lingkup substansi dalam penelitian ini antara lain: a. Produk ekowisata 1) Atraksi ekowisata alam 2) Atraksi ekowisata budaya 3) Aktivitas ekowisata 4) Amenitas ekowisata 5) Akomodasi ekowisata 6) Aksesibilitas b. Keterlibatan stakeholders ekowisata 1) Pemerintah 2) Sektor swasta 3) Wisatawan 4) Penduduk lokal 5) Lembaga swadaya masyarakat
6
E. Sistematika Penulisan Berikut adalah sistematika penulisan penelitian: Bab 1 Pendahuluan: Pada bab ini peneliti menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan penelitian. Bab 2 Landasan Teori dan Konsep: Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang landasan teori dan konsep produk ekowisata dan keterlibatan stakeholderss ekowisata. Bab 3 Metodologi Penelitian: Pada bab ini peneliti menjelaskan metode penelitian, objek penelitian, teknik dan alat kumpul data, teknik analisis, populasi , sampel, kerangka penelitian dan pedoman observasi. Bab 4 Data Hasil Penelitian: Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai gambaran umum Kabupaten Kapuas Hulu dan Desa Menua Sadap serta data hasil penelitian. Bab 5 Pembahasan : Pada bab ini peneliti menjelaskan perbandingan antara kondisi ideal dengan kondisi aktual. Bab 6 Kesimpulan dan Rekomendasi : Pada bab ini peneliti memaparkan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan serta rekomendasi dari peneliti untuk pengembangan Desa Ekowisata Menua Sadap.
7
BAB II Landasan Teori dan Konsep
A.Ekowisata Menurut Damanik dan Weber (2006: 43) Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan wisata alam yang bertangung jawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus. Bentuknya yang khusus itu menjadikan ekowisata sering diposisikan sebagai lawan dari wisata massal. “Ecotourism is a form of tourism centered on learning experiences which based and respects the natural environment and cultural associates and ensure the wellbeing of local community while being environmentally and socio-culturally sustainable, preferably in a way that enhances the natural and cultural resources in the destination as a viable economic activity” (Weaver, 2001 & Ratnayake 2007) Menurut Weaver 2001 dan Ratnayake 2007 dalam Sri Lanka Tourism Development Authority Ekowisata adalah bentuk pariwisata yang berbasis edukasi dan menghormati lingkungan alam serta budaya untuk meningkatkan kesejahteraan
8
masyarakat setempat dengan tetap menjaga lingkungan dan budaya yang berkelanjutan. Menurut Murphy dalam Muallisin (2007: 7) produk pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal karena masyarakat lokal yang akan menanggung dampak kumulatif dari perkembangan tersebut, sehingga pengembangan ekowisata menggunakan prinsip Community Based Tourism (CBT). Ekowisata berbasis masyarakat (community based tourism) merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat mengetahui pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarkat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka memiliki secara adat ataupun sebagai pengelola. (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF Indonesia, 2009 : 2). 1. Produk Ekowisata a. Atraksi Ekowisata Alam 1) Sungai Menurut Vilnius Consult Business Consulting (2007: 8) kriteria sungai yang dijadikan sebagai tolak ukur pengelolaan sungai antara lain: a) Kejernihan air b) Menyediakan tempat khusus untuk kegiatan rekreasi
9
c) Populasi ikan yang stabil (tidak dilindungi) d) Lingkungan yang menarik 2) Air Terjun Menurut Juniarto et al (2013: 291) dalam pengelolaan air terjun sebagai sebuah daya tarik wisata harus tetap mempertahankan kelestarian lingkungan air terjun tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: a) Perlu adanya dukungan dari masyarakat dan pemerintah dalam pengembangan dan menjaga kelestarian lingkungan air terjun b) Melakukan penanaman kembali pada tanaman yang telah mati atau tumbang akibat kebakaran maupun bencana alam c) Memberikan informasi kepada pengunjung untuk tetap menjaga kebersihan air terjun dan kelestarian flora dan fauna 3) Hutan Menurut National Ecotourism Plan dalam Manhas, (2006: 31) Hutan sebagai daya tarik wisata harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Menyediakan fasilitas untuk berisitirahat bagi wisatawan yang menciptakan
kesadaran
masyarakat
tentang
bagaimana
mempertahankan keaslian alam dan khususnya untuk mempertahankan hutan lindung bagi kesejahteraan masyarakat. b) Memberikan dukungan dan kesempatan untuk menjelajahi hutan melalui akses di kawasan hutan. Fasilitas yang di berlakukan untuk berkemah, kegiatan adventure tourism.
10
c) Mempertahankan kawasan hutan sebagai penyeimbang alam dan paruparu dunia 4) Fauna Menurut Valentine dan Birtles (2004: 15) “wildlife watching tourism is wildlife tourism that is focused on watching free-ranging animals in their natural habitats” Wildlife watching tourism adalah wisata dimana wisatawan dapat melihat hewan di alam bebas (tanpa kandang buatan manusia) di habitat asli mereka. Dalam wildlife watching kontak langsung dengan satwa merupakan tujuan utama yang menjadi parameter kepuasan pengunjung dan penikmat satwa. Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk mendukung tercapai wildlife waching, antara lain (Hakim, 2004: 96-101) : a) Faktor spesies (1) Hewan-hewan harus dapat diprediksi lokasi dan aktivitasnya (2) Satwa dapat didekati (3) Satwa mudah diamati seperti pada habitat terbuka (4) Satwa toleran terhadap instruksi pegunjung (5) Satwa mempunyai elemen/sifat kejarangan (6) Satwa sebisa mungkin bersifat diurnal yaitu, menghabiskan waktu pada pagi, siang, dan sore hari dalam aktivitasnya. b) Faktor habitat (1) Mendukung upaya pengamatan dan mengandung spesies yang menarik
11
(2) Habitat terbuka yang mengizinkan pengamat dengan mudah melakukan pengamatan (3) Mempunyai naungan yang memadai sehingga pengamat dapat telindung dari kontak dengan satwa (4) Mempunyai
suatu
titik
sentral
di
mana
satwa
selalu
mengunjunginya, seperti kubangan air (5) Menawarkan suatu proteksi dan sarana mobilitas pengunjung b. Atraksi Ekowisata Budaya 1) Intangible culture Intangible culture yang harus dilestarikan untuk menghindari kepunahan dari budaya tersebut. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga agar budaya tersebut tidak punah antara lain (Heritage Foundation of Newfoundland and Labrador, 2008 : 4-7) : a) Tetap melaksanakan budaya tersebut secara turun-menurun b) Meregenerasi budaya kepada generasi selanjutnya 2) Kerajinan UNESCO (2009:26) dalam Framework for Cultural Statistic mendefinisikan kerajinan sebagai segala sesuatu yang diproduksi pengrajin baik dengan tangan maupun menggunakan bantuan alat selama dalam pembuatannya pengrajin terlibat banyak dalam penciptaan komponen penting produk. Kerajinan memilki unsur khas yang membedakan meliputi unsur manfaat atau fungsional, estetika, kreatif, dan dekorasi.
12
c. Aktivitas Ekowisata 1) Trekking Menurut McPeake, et al. (2009: 2) untuk melindungi dan menyatu dengan alam, maka terdapat beberapa solusi untuk jalur trekking yang berkelanjutan, yaitu: a) Jalur yang sesuai kontur tanah. b) Pengontrolan perubahan kontur tanah yang cukup sering. c) Memiliki daya tahan terhadap erosi d) Jalur trekking harus mengikuti topografi dengan tidak memotong kemiringan. e) Memberikan pengalaman positif bagi pengguna jalur. 2) Fishing Menurut Bauer dan Herr (2004 : 69) beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengelola usaha memancing antara lain : a) Membuat area memancing untuk rekreasi b) Melindungi dan melakukan pemulihan habitat ikan c) Mempromosikan kegiatan memancing yang bertanggungjawab 3) Berburu Menurut Bauer dan Herr (2004: 70) strategi untuk melindungi populasi hewan dalam hunting tourism antara lain : a) Open and closed seasons b) Ukuran hewan
13
c) Jenis kelamin hewan d) Jenis umpan e) Peralatan yang boleh digunakan d. Amenitas Ekowisata Menurut Adityo (2009: 97) prasarana yang harus ada dalam ekowisata adalah air bersih dan energi alternatif, sedangkan fasilitas dalam ekowisata antara lain: 1) Informasi dan Komunikasi a) Pemandu dan interpreter pariwisata lokal Menurut Anggorojai (2000: 10) Pemandu yang baik diperlukan agar pengunjung mendapatkan informasi yang lengkap seputar wisata. Untuk menjaga kualitas pemandu diperlukan : (1)
Memiliki pengetahuan dan mampu memberikan interpretasi pada daerah tersebut
(2)
Memiliki pengetahuan dan mampu memberikan interpretasi pada budaya lokal dan adat
(3)
Pemandu yang melayani dengan ramah
(4)
Pemandu yang dapat bekerjasama
b) Brosur, peta, dan petunjuk jalan lain c) Jaringan komunikasi (internet, telepon, dll)
14
2) Fasilitas lainnya a) Toilet umum b) Fasilitas kesehatan dan keamanan pariwisata c) Galeri cinderamata Asean Tourism Standards (2007: 10) menambahkan bahwa sebuah destinasi pariwisata harus memiliki fasilitas dasar seperti dibawah ini: 1) Persediaan air yang memadai 2) Sistem pembuangan air limbah yang efektif 3) Tempat penampungan yang berkapasitas besar untuk menampung sampah maupun barang-barang lainnya 4) Fasilitas toilet yang memadai yang terjaga dari keramaian dan jauh dari area makanan. 5) Ketetapan tentang fasilitas untuk kaum difabel dan lansia 6) Ketetapan tentang kamar kecil untuk pria dan wanita Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia (2009: 7) fasilitas dalam ekowisata harus mampu menjaga nilai konservasi dan keberlanjutan kawasan ekowisata, untuk itu harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Fasilitas pendukung yang dibangun tidak merusak atau didirikan pada ekosistem yang sangat unik dan rentan 2) Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal, dan masyarakat lokal terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan
15
3) Ada sistem pengolahan sampah di sekitar fasilitas umum e. Akomodasi Ekowisata Berdasarkan Final Homestay Standar (2011: 5) terdapat beberapa kriteria homestay antara lain, menyatu dengan pemilik rumah (masyarakat), berinteraksi langsung dengan penghuni lain, lokasi, sanitasi yaitu bersih dari bau tidak sedap, kotoran, debu, dan jaring laba-laba. Berdasarkan Asean Tourism Standards (2007: 13) standarisasi dari sebuah homestay antara lain: 1) Penggunaan motif dan bahan-bahan lokal untuk akomodasi, furniture, dan dekorasi interior 2) Pengontrolan secara berkala dan perawatan atas akomodasi (termasuk jendela) 3) Sistem ventilasi yang baik 4) Kamar dan aksesoris kamar yang bersih 5) Kamar mandi dan toilet yang bersih 6) Pengontrolan secara berkala atas serangga dan hewan yang menganggu. (seperti tikus, nyamuk, kecoa, semut dan lain sebagainya). f. Aksesibilitas Menurut Asean Tourism Standards (2007: 13) aksesibilitas yang baik dalam pariwisata antara lain: 1) Akses yang pantas dan memadai
16
2) Papan penunjuk arah yang mencukupi 3) Aman bagi wisatawan untuk berkunjung
B. Keterlibatan Stakeholders Ekowisata Menurut Pitana dan Diarta (2009: 86) tujuan dari pengelolaan atau manajemen pariwisata adalah untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan pendapatan ekonomi dengan pelayanan kepada wisatawan serta perlindungan terhadap lingkungan dan pelestarian keberagaman budaya. Faulkner (2003: 217) mengatakan “effective involvement and coordination all of stakeholder who have a role of play in tourism development and potentially affected by such development” menurut Faulkner peran stakeholders menjadi penting karena para stakeholders itulah yang berperan dalam pengembangan dan berpotensi terkena dampak dari pengembangan tersebut. “Perhaps the greatest challenge is the effective planning and management of tourism development to ensure that the benefits of travel and tourism are optimised (or the costs minimised) for all stakeholders” (Sharpley, 2006: 9). Sharpley menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam perencanaan dan pengelolaan dalam pengembangan pariwisata adalah tercapainya manfaat bagi seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan pariwisata. 1. Pemerintah Menurut Pratiwi (2007: 24) peran pemerintah daerah demi menjaga kelestarian budaya antara lain:
17
a. Pariwisata harus menginisiasi masukan dari masyarakat b. Program pendidikan dan pelatihan untuk memperbaiki dan mengelola warisan budaya dan alam harus dilakukan c. Melestarikan keanekaragaman budaya d. Menghormati hak atas lahan dan kepemilikan masyarakat adat e. Menjamin perlindungan alam, budaya asli/adat (indigenous) dan terutama pengetahuan tradisional f. Bekerjasama dengan tetua adat dan kelompok minoritas untuk perlakuan terhadap kelompok adat tradisional dilakukan secara benar g. Perkuat,
tumbuhkan,
dan
dorong
kemampuan
komunitas
untuk
mempertahankan dan menggunakan keahlian tradisionalnya h. Memberikan penerangan kepada wisatawan mengenai perilaku yang diharapkan dan dihargai. i. Memberikan pengetahuan pada industri pariwisata mengenai perilaku yang diharapkan dan dihargai. 2. Pengelola Taman Nasional Mac Kinnon et al (1990) dalam Anwar (2009) dalam Fauziah ( 2010:11) menyatakan
taman
nasional
sebagai
kawasan
dengan
tujuan
utama
pengelolaannya adalah: a. Mempertahankan contoh ekosistem dalam kondisi alamiahnya b. Mempertahankan keanekaragaman ekologis dan pengaturan lingkungan c. Melestarikan kondisi kawasan tangkap air
18
d. Menyediakan pelayanan rekreasi dan pariwisata e. Melindungi keindahan alam serta tempat terbuka, dan f. Mendorong pemanfaatan rasional serta berkelanjutan dari kawasan marjinal dan pembangunan perdesaan. 3. Sektor Swasta Menurut Nugroho (2011: 86) Sektor swasta menyediakan berbagai fasilitas penunjang pariwisata, produk wisata, program pendidikan, pelatihan dan kualitas pelayanan dengan tujuan agar dapat menarik wisatawan, memberikan kepuasan, dan pengalaman yang berharga. Sektor swasta terdiri dari beragam sektor, mulai dari jasa transportasi, biro perjalanan, tour operator, dan penunjang lainnya 4. Pengunjung atau Wisatawan Menurut Yoeti (2000: 38) keikutsertaan wisatawan berkaitan keingintahuan, pendidikan, kesenangan dan penelitian tentang sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Didukung oleh Nugroho (2011: 87) bahwa wisatawan diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, sebagai akibatnya wisatawan akan memperoleh pengalaman dan pendidikan tentang lingkungan dan nilai-nilai lokal positif dari masyarakat. 5. Penduduk Lokal Menurut Suwantoro (1997: 86) menyebutkan partisipasi masyarakat sekitar kawasan objek wisata dapat berbentuk usaha dapat berbentuk usaha dagang atau pelayanan jasa, baik di dalam maupun di luar kawasan objek wisata, antara lain:
19
a. Jasa penginapan (homestay) b. Penyediaan usaha warung makan dan minuman c. Penyediaan toko cinderamata dari daerah tersebut d. Jasa pemandu/ penunjuk jalan e. Fotografi f. Menjadi pegawai perusahaan/ pengusaha wisata alam dan lain-lain Rahardjo (2005) dalam Qomariah (2009: 18) menambahkan bentuk keterlibatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal antara lain: a. Membentuk joint venture dengan tour operator dimana masyarakat menyediakan lebih banyak service sedangkan pihak swasta hanya fokus pada promosi dan pemasaran; b. Menyediakan layanan kepada tour operator; c. Mengembangkan program sendiri secara mandiri; dan d. Bekerja sebagai staf tour operator baik full time maupun part time 6. Lembaga Swadaya Masyarakat Peran LSM dalam ekowisata menurut Latupapua (2015: 26) antara lain : a. Fasilitator dan pendamping masyarakat b. Membangun pemahaman masyarakat tentang ekowisata c. Mendukung peran dan tanggung jawab masyarakat lokal d. Membangun kelembagaan lokal e. Menyiapkan atraksi wisata f. Mempromosikan produk wisata yang dikembangkan
20
BAB III Metodologi Penelitian A.Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian ini menitikberatkan pada pengamatan dan juga melakukan interaksi terhadap stakeholders dan lingkungan Desa Menua Sadap. Menurut Nasution (2003: 5) penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Metode deskriptif yang digunakan oleh tim peneliti menurut Nasution (2009: 24) adalah penelitian yang mengadakapn deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. Dengan menggunakan metode deskriptif, tim peneliti membuat gambaran sistematis mengenai produk wisata apa saja yang ada di Desa Menua Sadap dan keterlibatan stakeholders Desa Menua Sadap.
B. Objek Penelitian Objek penelitian yaitu permasalahan yang diamati oleh tim pengamat. Menurut Husen Umar (2005:303) pengertian dari objek penelitian adalah “Objek
21
penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan halhal lain jika dianggap perlu”. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Desa Menua Sadap.
C.Teknik Dan Alat Kumpul Data 1. Teknik Kumpul Data Teknik Kumpul Data menurut Satori dan Komariah (2014: 238) merupakan perolehan data yang luas serta mendalam, maka upaya yang dilakukan melalui: a. Focus Group Discussion (FGD) Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta. Metode FGD memberikan kebebasan bagi peserta untuk menyampaikan ide, pendapat, dan saran selama masih dalam batas kerangka kerja dari tujuan FGD, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan harus mendapatkan persetujuan dari masyarakat dimana pengembangan ekowisata harus sepenuhnya mendapat persetujuan dari masyarakat lokal. 1) Langkah-Langkah (Metodologi) Fasilitator dan pencatat harus datang tepat waktu sebelum peserta datang. Fasilitator dan pencatat (notulen) sebaiknya bercakap-cakap
22
secara informal dengan peserta, sekaligus mengenal nama peserta dan yang menjadi perhatian fasilitator maupun pencatat. Sebelum FGD dilaksanakan perlu ada persiapan-persiapan sebagai berikut: a) Menentukan jumlah kelompok Focus Group Discussion Untuk menentukan jumlah kelompok yang dibutuhkan perlu ditetapkan terlebih dahulu hipotesa topik yang akan diteliti. Misalnya apakah jenis kelamin, umur, pendidikan, status sosial ekonomi penting bagi topik penelitian. b) Menentukan komposisi kelompok Focus Group Discussion c) Menentukan tempat diskusi Focus Group Discussion d) Pengaturan tempat duduk. e) Menyiapkan undangan. f) Menyiapkan fasilitator g) Menyiapkan notulen Focus Group Discussion 2) Focus Group Discussion yang dilakukan meliputi kepada: a) Pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat KOMPAKH b) Pengurus Desa Menua Sadap. c) Seluruh Kepala Dusun Desa Menua Sadap. d) Pengurus setiap dusun di Desa Menua Sadap. e) Masyarakat yang memiliki pekerjaan. b. Wawancara Teknik wawancara yang digunakan oleh tim peneliti adalah wawancara mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan spesifik dari narasumber.
23
Menurut Stainback dalam Satori dan Komariah (2014: 130), wawancara mendalam adalah “interviewing provides the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon that can be gained through observation along.” Wawancara yang dilakukan oleh tim peneliti meliputi: 1) Kepala Desa Menua Sadap 2) Kepala Pengelola TNBK 3) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat KOMPAKH 4) Masyarakat Desa Menua Sadap yang bermatapencaharian dalam sektor wisata. 5) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek kajian. Alasan tim peneliti menggunakan teknik observasi adalah konteks data didasarkan atas pengalaman secara langsung dan memungkinkan pengamat menemukan sesuatu yang baru. Menurut Satori dan Komariah (2014: 105) observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Pengamatan secara langsung yang dimaksud adalah dengan terjun ke lapangan dan melibatkan seluruh panca indra. Sedangkan secara tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu melalui media visual/audiovisual, misalnya teleskop, handycam dan sebagainya.
24
Berikut merupakan yang dijadikan objek observasi oleh tim peneliti: 1) Taman Nasional Betung Kerihun 2) Desa Menua Sadap d. Studi Dokumentasi Tim peneliti menggunakan studi dokumentasi untuk memperoleh data secara utuh dan lengkap, melalui foto dan data sekunder seperti data demografi penduduk, data kunjungan wisatawan dan sebagainya. Menurut Satori dan Komariah (2014: 148-149) studi dokumentasi adalah mengumpulkan
dokumen
dan
data-data
yang
diperlukan
dalam
permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi
bisa
berbentuk
tulisan,
gambar,
atau
karya-karya
monumental dari seseorang. 2. Alat Kumpul Data a. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan oleh tim peneliti untuk menyusun daftar pertanyaan terkait dengan stakeholders yang terlibat dalam pengembangan Desa Ekowisata Menua Sadap. Pedoman wawancara menurut Moleong dalam Sudarmiati (2009: 3080) berisi pertanyaan terbuka yang disusun berdasarkan tujuan penelitian dan akan berkembang sesuai dengan jawaban partisipan dengan tujuan untuk mengklarifikasi, mengembangkan kesadaran kritis partisipan,
25
meminta penjelasan lebih rinci dan meminta partisipan untuk kembali berfokus pada pertanyaan dan tujuan penelitian. b. Checklist Checklist atau daftar periksa berisi daftar yang digunakan oleh tim peneliti untuk mengidentifikasi produk wisata. Checklist menurut Widhiarto (2009) adalah jenis alat ukur afektif atau perilaku yang memuat sejumlah indikator, biasanya kata sifat atau perilaku yang diisi oleh seorang penilai. c. Fotografi Menurut Satori dan Komariah (2014: 155) foto dapat dijadikan bahan pelengkap
penelitian
karena
foto
dapat
menggambarkan
situasi
sebenarnya. Tim peneliti menggunakan fotografi untuk memotret situasi yang perlu di dokumentasikan.
D. Teknik Analisis Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, display data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi.
26
Gambar 1 Proses Analisis Data
Data Collection
Data Reduction
Conclution Drawing & Verifying
Data Display
Sumber: Bungin (2012: 69)
1. Pengumpulan Data Menurut Bungin (2012: 70) dalam pengumpulan data, peneliti melakukan perbandingan-perbandingan
untuk
memperkaya
data
bagi
tujuan
konseptualisasi, kategorisasi, atau teoritisasi. Pada saat pengumpulan data tim peneliti menggunakan sistem koding. Dimana menurut Nasution (2003:135) koding adalah lambang atau kata singkatan untuk aspek-aspek
laporan lapangan. Kode yang diberikan
berkaitan dengan tema penelitian. Dalam penelitian ini kode yang digunakan dikategorikan berdasarkan sumber data, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian, dan tema sebagai berikut: a. Pengkodean Terhadap Sumber Data 1) KADES
: Kepala Desa
2) SEKDES
: Sekretaris Desa
3) KADUS
: Kepala Dusun
4) KMP
: KOMPAKH
5) STN
: Staff TNBK
6) KPH
: Kesatuan Pengelola Hutan
7) MSY
: Masyarakat
27
8) RDM
: Roadmap Pengembangan Klaster Industri Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu
9) RPJMD
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
10) RPJPD
: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
11) RESNTRA : Rencana Strategis 12) SK
: Surat Keputusan
b. Pengkodean Terhadap Teknik Pengumpulan Data 1) CHW
: Catatan hasil wawancara
2) CHO
: Catatan hasil observasi
3) CHD
: Catatan hasil dokumen
c. Pengkodean Terhadap Lokasi 1) DMS
: Desa Menua Sadap
2) PSU
: Putussibau
d. Pengkodean Terhadap Tema 1) ATR
: Atraksi wisata
2) ATV
: Aktivitas wisata
3) AME
: Amenitas
4) AKO
: Akomodasi
5) AKS
: Aksesibilitas
6) KLG
: Kelembagaan lokal
7) KKD
: Kerjasama KOMPAKH dengan Desa Menua Sadap
8) PSS
: Partisipasi sektor swasta
9) PPL
: Pemberdayaan penduduk lokal
10) PTP
: Peraturan tentang pengelolaan
28
11) NNW
: Nilai-nilai yang didapatkan wisatawan
2. Reduksi Data Menurut Nasution (2013: 129) Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis atau diketik dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. Dalam penelitian ini, peneliti mengetik data berupa transkrip wawancara, catatan hasil observasi, dan catatan studi dokumentasi. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu. 3. Display Data Data yang bertumpuk akan menyulitkan tim peneliti untuk melihat hubungan antara detail yang banyak. Maka dari itu, agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks, dan charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data tidak tenggelam dalam tumpukan detail. Nasution (2013:129) Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorikan hasil data temuan berdasarkan tema-tema penelitian yang terdiri dari produk dan stakeholders.
29
4. Kesimpulan dan Verifikasi Dalam tahap ini tim peneliti melakukan penarikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penyajian data yang duah dikategroikan berdasarkan tema. Menurut Nasution (2013: 130) hasil dari data yang dikumpulkan kemudian dicari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya.
E.Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian Menurut Satori dan Komariah (2014: 46), populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat –syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang ditetapkan oleh tim peneliti adalah masyarakat Desa Menua Sadap yang terdiri dari 52 kepala keluarga. 2. Unit Analisis Menurut Satori dan Komariah (2014: 46) sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representatif. Teknik sampel yang diambil adalah purposive sampling, yang menentukan subjek/objek sesuai tujuan. Teknik purposive sampling digunakan karena peneliti memilih sampel sesuai dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian.
30
Dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan topik penelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis. Peneliti memilih unit analisis tersebut berdasarkan kebutuhannya dan menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif (Satori dan Komariah, 2014: 48). Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat pemilik homestay, kelompok pemuda dan pemudi, ibu-ibu anggota pengrajin Desa Menua Sadap, Kepala Desa Menua Sadap, Ketua LSM KOMPAKH, Kepala pengelola Taman Nasional Betung Kerihun.
31
F. Kerangka Pemikiran Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Desa Menua Sadap
Produk Wisata
Produk Wisata Alam Produk Wisata Budaya
Stakeholders Pemerintah Sektor Swasta Pengelola Taman Nasional Wisatawan Penduduk Lokal Lembaga Swadaya Masyarakat
Analisis melalui reduksi data untuk mengkaji produk wisata beserta cara pengelolaan yang tepat dan sesuai dengan konsep Taman Nasional
Terkajinya produk wisata yang menunjang kegiatan ekowisata Desa Menua Sadap Terkajinya peran dan fungsi stakeholders ekowisata yang seharusnya
Pengembangan Desa Ekowisata Menua Sadap
Modifikasi konsep Marpaung (2002: 80) ,UNESCO (2009:24), Nugroho (84-90)
32
G. Pedoman Observasi Tabel 1 Pedoman Observasi KONSEP
TEMA
SUB-TEMA
INDIKATOR
ALAT KUMPUL DATA
Kejernihan air Menyediakan tempat khusus untuk kegiatan Sungai Produk
Atraksi Ekowisata
Ekowisata
Alam
Air terjun
rekreasi
Checklist Checklist
Populasi ikan yang stabil ( tidak dilindungi)
Pedoman wawancara
Lingkungan yang menarik
Pedoman wawancara
Adanya dukungan dari masyarakat dan
Pedoman wawancara
pemerintah dalam pengembangan dan menjaga lingkungan
33
Melakukan penanaman kembali pada
Pedoman wawancara
tanaman yang telah mati atau tumbang Memberikan informasi agar menjaga
Pedoman wawancara
kebersihan air terjun dan kelestarian flora dan fauna Menyediakan fasilitas untuk beristirahat
Checklist
bagi wisatawan Hutan
Memberikan dukungan dan kesempatan
Checklist
bagi wisatawan untuk menjelajahi hutan Mempertahankan kawasan hutan sebagai
Checklist
penyeimbang alam dan paru-paru dunia Atraksi Ekowisata Budaya
Fauna Intangible
Faktor spesies
Checklist
Faktor habitat
Pedoman wawancara
Tetap melaksanakan budaya tersebut secara
Pedoman wawancara
34
Culture
turun-menurun Meregenerasikan budaya generasi
Pedoman wawancara
selanjutnya Memiliki manfaat atau fungsional
Checklist
Estetika
Checklist
Kreatif
Checklist
Dekorasi
Checklist
Aktivitas
Jalur yang sesuai kontur tanah
Checklist
Ekowisata
Pengontrolan perubahan jalur tanah yang
Checklist
Kerajinan
cukup sering Trekking
Memiliki daya tahan terhadap erosi
Checklist
Jalur trekking harus mengikuti topografi
Checklist
dengan tidak memotong kemiringan Memberikan pengalaman positif bagi
Checklist
35
pengguna jalur
Fishing
Membuat area memancing untuk rekreasi
Checklist
Melindungi dan melakukan pemulihan
Checklist
habitat ikan Mempromosikan kegiatan memancing yang
Checklist
bertanggung jawab
Berburu
Amenitas
Informasi komunikasi
Open and closed season
Pedoman wawancara
Ukuran hewan
Pedoman wawancara
Jenis Kelamin hewan
Pedoman wawancara
Jenis umpan
Pedoman wawancara
Peralatan yang boleh digunakan
Pedoman wawancara
Pemandu dan interpreter pariwista lokal
Pedoman wawancara
Brosur, peta dan penunjuk jalan
Pedoman wawancara
Jaringan komunikasi ( internet, telepon)
Pedoman wawancara
36
Toilet umum
Pedoman wawancara
Fasilitas
Fasilitas kesehatan dan keamanan
Pedoman wawancara
lainnya
pariwisata
Fasilitas dasar
Galeri cinderamata
Pedoman wawancara
Persediaan air yang memadai
Pedoman wawancara
Sistem pembuanagn air limbah yang efektif
Pedoman wawancara
Tempat penampungan yang berkapasitas
Pedoman wawancara
besar Fasilitas toilet yang memadai
Pedoman wawancara
Fasilitas untuk kaum difabel dan lansia
Pedoman wawancara
Kamar kecil untuk pria dan wanita
Pedoman wawancara
Kriteria
Fasilitas yang dibangun tidak didirikan di
Pedoman wawancara
amenitas
ekosistem yang rentan
ekowisata
Rancangan fasilitas sesuai dengan tradisi
Pedoman wawancara
37
lokal dan melibatkan masyarakat Ada sistem pengolahan sampah di sekitar
Pedoman wawancara
fasilitas umum Akomodasi
Penggunaan motif dan bahan lokal dalam
Checklist
furnitur dan dekorasi
Standar homestay
Perawatan dan Pengontrolan secara berkala
Checklist
Sistem ventilasi yang baik
Checklist dan pedoman wawancara
Kamar dan aksesoris kamar yang bersih
Checklist
Kamar mandi dan toilet yang bersih
Checklist
Pengonrolan secara berkala atas serangga
Checklist
dan hewan yang mengganggu Aksessibilitas
Standar akses
Akses yang pantas dan memadai dan
Pedoman wawancara
yang baik
Papan penunjuk arah yang mencukupi
Pedoman wawancara
38
Pemerintah
Aman untuk wisatawan untuk berkunjung
Pedoman wawancara
Pariwista harus mengisiasi masukan dari
Pedoman wawancara
masyarakat
Keterlibatan
Peran
Stakeholders
pemerintah
Ekowisata
daerah
Program pendidikan dan pelatihan
Pedoman wawancara
Melestarikan keanekaragaman budaya
Pedoman wawancara
Menghormati hak atas lahan dan
Pedoman wawancara
kepemilikan masyarakat Menjamin perlindungan alam dan budaya
Pedoman wawancara
asli Bekerjasama dengan tetua adat dan
Pedoman wawancara
kelompok minoritas Memperkuat mendorong dan
Pedoman wawancara
menumbuhkan kemampuan komunitas lokal
39
Memberikan penerangan kepada wisatawan
Pedoman wawancara
mengenai perilaku yang diharapkan dan dihargai Memberikan pengetahuan kepada industri
Pedoman wawancara
pariwisata mengenai perilaku yang diharapkan dan dihargai Mempertahankan contoh ekosistem dalam
Pedoman wawancara
kondisi alami
Pengelola Taman
Tujuan utama
Nasional
pengelolaan
Mempertahankan keanekaragaman ekologis
Pedoman wawancara
Melestarikan kondisi kawasan tangkap air
Pedoman wawancara
Menyediakan pelayanan rekreasi dan
Pedoman wawancara
pariwisata Melindungi keindahan alam serta tempat
Pedoman wawancara
terbuka
40
Mendorong pemanfaatan rasional dan
Pedoman wawancara
berkelanjutan
Sektor Swasta
Peran sektor swasta
Menyediakan fasilitas penunjang
Pedoman wawancara
Membuat produk wisata
Pedoman wawancara
Mengadakan program pendidikan, pelatihan Pedoman wawancara dan kualitas pelayanan
Pengaruh Wisatawan
terhadap wisatawan
Penduduk Lokal
Memperoleh pengalaman dan pendidikan
Pedoman wawancara
tentang lingkungan Memperoleh nilai-nilai lokal yang positif
Pedoman wawancara
dari masyarakat Jasa penginapan
Pedoman wawancara
Partisipasi
Penyedia usaha warung makan dan
Pedoman wawancara
masyarakat
minuman Penyedia toko souvenir/ cinderamata
Pedoman wawancara
41
Jasa pemandu/ penunjuk jalan
Pedoman wawancara
Fotografi
Pedoman wawancara
Menjadi pegawai perusahaan/ pengusaha
Pedoman wawancara
wisata alam Membentuk joint venture dengan tour
Pedoman wawancara
operator Bentuk partisipasi lain
Menyediakan layanan kepada tour operator
Pedoman wawancara
Mengembangkan program sendiri secara
Pedoman wawancara
mandiri
LSM
Peran LSM
Bekerja sebagai staff tour operator
Pedoman wawancara
Fasilitator dan pendamping masyarakat
Pedoman wawancara
Membangun pemahaman masyarakat
Pedoman wawancara
tentang ekowisata Mendukung peran dan tanggung jawab
Pedoman wawancara
42
masyarakat lokal Membangun kelembagaan lokal
Pedoman wawancara
Menyiapkan atraksi wisata
Pedoman wawancara
Mempromosikan produk wisata yang
Pedoman wawancara
dikembangkan
43
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN
A.Gambaran Umum Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang secara astronomi terletak antara 0o5’ – 1o4’ LS dan antara 111o40’ – 114o10’ BT. Kabupaten Kapuas Hulu terbentang kurang lebih 240 km dan melebar dari Utara ke Selatan kurang lebih 126,70 km. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten paling timur di Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Kapuas Hulu dapat ditempuh dari Pontianak melalui jalur darat dengan jarak kurang lebih 657 km dan melalui Sungai Kapuas dengan jarak kurang lebih 842 km serta melalui jalur udara sekitar 1,5 jam. Secara administrasi batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut:
44
1. Sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Malaysia bagian timur (Sarawak) 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur 3. Sebelah Barat dengan Kabupaten Sintang 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Kapuas Hulu, 12/9/2015)
B. Desa Menua Sadap Desa Menua Sadap terletak di DAS Embaloh, Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas Hulu. Desa Menua Sadap merupakan desa terdekat dengan Taman Nasional Betung Kerihun dan merupakan pintu masuk menuju Taman Nasional Betung Kerihun. Untuk menuju ke Desa Menua Sadap dapat menempuh jalur darat maupun udara. Desa Menua Sadap sendiri memiliki dua jenis transportasi yaitu darat dan air melalui sungai. Transportasi darat yang dapat digunakan selama di Desa Menua Sadap seperti mobil dan motor sedangkan untuk transportasi sungai berupa perahu sampan yang rata-rata dapat menampung 5 sampai 6 orang. Desa Menua Sadap terdiri dari Dusun Kelayam, Dusun Kerangan Bunut, dan Dusun Sadap. Desa Menua Sadap belum memiliki legalitas sebagai desa ekowisata, namun Dusun Sadap yang merupakan salah satu dusun di desa tersebut sudah diresmikan sebagai dusun wisata pada bulan Oktober tahun 2011. Pihak Desa Menua Sadap menginginkan desa mereka dijadikan sebagai desa ekowisata dengan tujuan untuk menciptakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sehingga mengurangi
45
aktivitas warga yang dilakukan di Taman Nasional Betung Kerihun untuk meminimalisir kerusakan lingkungan. Pada tahun 2014 LSM KOMPAKH mendampingi Desa Menua Sadap dalam mengembangkan ekowisata. 1. Produk Wisata Desa Menua Sadap Desa Menua Sadap memiliki atraksi wisata alam dan atraksi wisata budaya yang dapat dikembangkan manjadi daya tarik ekowisata. Berbagai daya tarik wisata alam yang dimiliki oleh Desa Menua Sadap diantaranya sungai, air terjun, hutan, serta flora fauna yang keadaannya masih asli, sementara atraksi ekowisata budaya Desa Menua Sadap memiliki produk wisata budaya yaitu tenun, manikmanik, anyaman, ukiran kayu, Rumah Betang, tradisi berburu, tradisi berladang, terdapat pula berbagai ritual yang diselenggarakan di Desa Menua Sadap diantaraya adalah Ritual Mali Umay, Ritual Gawai Tahunan, serta Ritual Bumai. Prasarana yang terdapat di Desa Menua Sadap antara lain listrik, air, dan jalan. Fasilitas listrik di setiap dusun berbeda. Aktivitas ekowisata yang disajikan Desa Menua Sadap antara lain trekking Air Terjun Telijan Embawang, trekking Air Terjun Munggu Kara, trekking Parimpah Tuah, memancing di tepi Sungai Embaloh Dusun Sadap, Kerangan Semulai dan Kerangan Trantomawang, berburu, dan berladang. Selain aktivitas yang dilakukan di dalam kawasan desa, masyarakat Desa Menua Sadap juga bersedia untuk memandu wisatawan melakukan aktivitas wisata didalam kawasan TNBK, seperti trekking Tekelan, trekking Binalik, trekking Air Terjun Laboh serta memancing di hulu Sungai Embaloh. 46
2. Stakeholders Desa Menua Sadap Stakeholders yang terlibat dalam pengembangan Desa Menua Sadap diantaranya adalah: a. Masyarakat Desa Menua Sadap b. Komunitas Pariwisata Kapuas Hulu (KOMPAKH) c. Pengelola Taman Nasional Betung Kerihun d. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu
47
C.DATA TEMUAN Laporan Pengembangan Desa Ekowisata Menua Sadap Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat diperoleh melalui wawancara, studi dokumentasi dan observasi tim peneliti. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji produk wisata yang terdiri dari atraksi alam dan budaya, aktivitas, aksesibilitas, akomodasi, amenitas serta kepengelolaan yang terdiri dari kelembagaan lokal, partisipasi sektor swasta, pemberdayaan penduduk lokal, peraturan tentang pengelolaan, dan nilai-nilai yang didapatkan wisatawan. Kemudian temuan data hasil penelitian akan dipaparkan secara berkelompok sesuai dengan aspek-aspek tersebut.
48
Tabel 2 Triangulasi Atraksi Ekowisata Alam TEMA: ATRAKSI EKOWISATA ALAM CHD
HASIL TRIANGULASI
Roadmap Pengembangan Klaster Industri Ekowisata Sesuai: Kabupaten Kapuas Hulu BAB IV Visi dan Misi 1. Mewujudkan Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian sebagai daerah 1 tentang Visi bahwa terwujudnya Kabupaten Kapuas Hulu tujuan ekowisata sebagai daerah tujuan ekowisata yang maju dengan bertumpu pada potensi alam dan budaya lokal melalui yang bertumpu pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata pada potensi alam yang berkelanjutan. (RDM.KPL.CHD.ATR) dan budaya. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Belum sesuai: Kapuas Hulu Tahun 2011-2031 mengenai penetapan dan 1. Penetapan obyek pengembangan objek dan atraksi wisata unggulan. Strategi ini dilaksanakan melalui arah kebijakan: (a) penetapan wisata yang obyek wisata yang memiliki nilai spesifik dan unik yang memiliki nilai layak dikembangkan sebagai obyek wisata unggulan, dan spesifik dan unik (b) pengembangan atraksi wisata unggulan dan atraksi yang layak wisata potensial dengan pengadaan dan keikutsertaan pada dikembangkan event nasional dan Internasional. (RPJPD.KPL.CHD.ATR)
Sungai CHW
Berbagai daya tarik yang dimiliki Desa Menua Sadap salah satunya adalah sungai. Sungai dengan air yang jernih ini mengalir di semua dusun yang ada di wilayah Desa Menua Sadap yaitu Sungai Kanyau di Dusun Sadap, Sungai Embaloh yang masih 1 aliran sungai dengan Sungai Kanyau terdapat pada Dusun Kerangan Bunut, dan Sungai Kelayam di Dusun Kelayam. Sungai – sungai ini juga dijadikan sebagai tempat rutinitas warga seperti mandi dan mencuci. (KADES.DMS.CHW.ATR)
sebagai obyek wisata unggulan 2. Pengembangan atraksi wisata unggulan dan atraksi wisata potensial dengan pengadaan dan keikutsertaan pada event nasional dan Internasional
49
CHO
Sungai Kelayam
a. b. c. d.
Kondisi Aliran : Mengalir sepanjang tahun Debit Air : Tidak stabil Warna Air : Jernih Tidak Berwarna Bau Air : Tidak Berbau
Sungai Kerangan Bunut
a. Kondisi Aliran : Mengalir sepanjang tahun b. Debit Air : Tidak Stabil c. Warna Air : Jernih tidak berwarna, sedikit keruh ketika hujan d. Bau Air : Tidak Berbau
50
Sungai Sadap
a. Kondisi Aliran : Mengalir sepanjang tahun b. Debit Air : Tidak Stabil c. Warna Air : Jernih tidak berwarna, sedikit keruh ketika hujan d. Bau Air : Tidak Berbau
Air Terjun Air Terjun Munggu Kara
a. Ketinggian air terjun : 6 meter
51
b. c. d. e.
Arus air : Tidak deras Vegetasi : Alami Warna Air : Jernih, Tidak berwarna Bau air : Tidak berbau
Air Terjun Telijan Mawang
a. b. c. d. e.
Ketinggian air terjun : 6 meter Arus air : Tidak deras Vegetasi : Alami Warna Air : Jernih, Tidak berwarna Bau air : Tidak berbau
Laboh Besar
a. b. c. d. e.
Ketinggian air terjun : 12 meter Arus air : Tidak deras Vegetasi : Alami Warna Air : Jernih, Tidak berwarna Bau air : Tidak berbau
52
Hutan Hutan Munggu Kara
a. Fasilitas istirahat bagi wisatawan : Tidak ada b. Membuat akses bagi wisatawan untuk menjelajahi hutan : Tidak ada c. Mempertahankan kawasan hutan sebagai penyeimbang alam : Ya Hutan Telijan Mawang
a. Fasilitas istirahat bagi wisatawan : Tidak ada b. Membuat akses bagi wisatawan untuk menjelajahi hutan : Tidak ada c. Mempertahankan kawasan hutan sebagai penyeimbang alam : Ya
53
Hutan Parimpah Tuah
a. Fasilitas istirahat bagi wisatawan : Tidak ada b. Membuat akses bagi wisatawan untuk menjelajahi hutan : Ya (terdapat area khusus berkemah) c. Mempertahankan kawasan hutan sebagai penyeimbang alam : Ya Fauna
Jenis satwa
: Orangutan
Endemik
: Ya
Waktu terlihat
: Bulan Desember
Perilaku satwa
: Cenderung menjauhi wisatawan
Warna satwa
: Coklat
Upaya konservasi : Oleh Balai Besar TNBK
54
Tabel 3 Triangulasi Atraksi Ekowisata Budaya TEMA: ATRAKSI BUDAYA
HASIL TRIANGULASI
CHD
Sesuai:
Berdasarkan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA-SKPD)
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 20112015 Bab III tentang kebijakan umum bahwa Kekayaan sub-kultur merupakan aset penting untuk menjadikan kawasan ini sebagai tujuan dalam peta baru tradisi perjalanan,
khususnya
di
Kabupaten
Kapuas
Hulu.
(RENSTRA.KPL.CHD.ATR)
Pengembangan
wisata
budaya telah sesuai dengan kebijakan RENSTRA bahwa kekayaan
sub-kultur
merupakan
aset
penting
untuk menjadikan kawasan ini sebagai tujuan dalam peta
Dalam Roadmap Pengembangan Klaster Industri Ekowisata baru tradisi perjalanan dan Kabupaten Kapuas Hulu BAB IV Visi dan Misi memajukan Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian dengan
ekowisata
bertumpu
pada
1 tentang Visi bahwa terwujudnya Kabupaten Kapuas Hulu potensi budaya lokal. sebagai daerah
tujuan ekowisata yang maju dengan
bertumpu
potensi
pada
alam
dan
budaya
lokal.
(RDM.KPL.CHD.ATR, Oktober 2015) CHW
Desa Menua Sadap memiliki berbagai potensi wisata budaya diantaranya terdapat beberapa pertunjukan tarian tradisional diantaranya Tarian Nyambut Temuai (Tarian Sambut Tamu) dan Tarian Ngayau (Tarian Perang). Selain itu terdapat juga beberapa kerajinan seperti tenun, gantungan kunci, anyaman tikar, dan manik-manik yang dibuat oleh masyarakat setempat. Terdapat pula ritual Mali Umay, Bumai dan Gawai yang masih dilakukan oleh masyarakat Dusun Sadap. (MSY.DMS.CHW.ATR,Oktober
55
2015) CHO
Tenun Ikat
Tenun Pilih
Songket
a. Manfaat
:
Sidan
Sebagai
bahan
dasar
dalam
pembuatan pakaian tradisional masyarakat Desa Menua Sadap, dan sebagai cinderamata b. Estetika : Motif khas dayak iban c. Kreatifitas : Dapat dijadikan tas, dasi, syal, ikat pinggang dll. d. Simbol sosial : e. Bahan dasar : Benang putih dan benang
berwarna, pewarna alami yang terbuat dari daun gerbai, rengat.
56
Manik-manik kalung
a. Manfaat : Sebagai bahan dasar pembuatan aksesoris. b. Estetika : Memiliki keberagaman warna dan bentuk. c. Kreatifitas : Dibuat menjadi gelang, kalung, gantungan kunci, anting, cincin, tas, aksesoris baju adat dll. d. Simbol sosial : e. Bahan dasar : Plastik
57
Anyaman
a. Manfaat : Digunakan untuk kebutuhan seharihari b. Estetika : Motif yang beragam sesuai dengan kreativitas pembuatnya c. Kreatifitas : Dibuat sebagai tikar, keranjang, tas, gelang, cincin, ikat kepala d. Simbol sosial: e. Bahan dasar : Terbuat dari rotan, tali bata ( plastik)
58
Gantungan kunci kayu
a. Manfaat : Dijadikan sebagai cinderamata b. Estetika : Memiliki ukiran yang khas dayak c. Kreatifitas : Dibuat menjadi perisai, gantungan kunci, mandau. d. Simbol sosial : e. Bahan dasar : Kayu Ritual Mali Umay
a. Waktu ritual : Bulan Oktober b. Tempat ritual : Ladang dan Rumah Betang c. Alat-alat ritual : Salib, air suci, Sesajen,
Alkitab,
lilin, makanan tradisional (Pulut,
Renai, Tuak, Telur, Pinang, Sirih, Tumpi,
59
Beram) d. Pelaksana ritual : Masyarakat yang memiliki ladang e. Filosofi ritual : Mali Umay dilakukan sebagai
ucap syukur serta untuk mengusir roh jahat dan hama dari ladang mereka agar padi tumbuh subur.
Ritual Gawai Tahunan
Sumber: Dokumentasi Desa Menua sadap, 2014
a. Waktu ritual : Bulan Juni b. Tempat ritual : Rumah Betang c. Alat-alat ritual : Alat untuk menusuk babi, alat
60
musik, sesajen, makanan khas d. Pelaksana ritual : Seluruh penduduk dusun e. Filosofi ritual : Gawai dilakukan sebagai ucap
syukur atas hasil panen yang berlimpah. Ritual Bumai
a. Waktu ritual : Juli – Agustus b. Tempat Ritual : Ladang dan Rumah Betang c. Alat-alat ritual : Salib , air suci, Sesajen,
Alkitab,
lilin, makanan tradisional (Pulut,
Renai, Tuak, Telur, Pinang, Sirih, Tumpi, Beram) d. Pelaksana ritual : Masyarakat yang memiliki ladang e. Filosofi ritual : Bumai dilakukan untuk memberkati lahan yang akan dijadikan lahan untuk berladang agar lahan yang digunakan f.
Memiliki tanah yang subur
Tabel 4 Triangulasi Aktivitas EKowisata TEMA : AKTIVITAS EKOWISATA CHD
HASIL TRIANGULASI
Kegiatan sehari-hari termasuk panen, menanam, mencari Sesuai : ikan, berburu dapat dimasukkan ke dalam atraksi lokal untuk memperkenalkan wisatawan pada cara hidup
Aktivitas wisata yang ada di
masyarakat dan mengajak mereka menghargai pengetahuan
61
dan kearifan lokal. (RDM.KPL.CHD, 2014) CHW
Desa Menua Sadap adalah
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Desa Menua antaralain trekking ke beberapa air terjun di Dusun Sadap, dan kawasan TNBK, serta memancing ikan di Sungai dan berladang. (KADES.DMS.CHW.ATR, Oktober 2015)
CHO
Berdasarkan catatan hasil observasi tim peneliti, aktivitas
1. Trekking 2. Berburu 3. Memancing 4. Berladang
wisata yang disajikan Desa Menua Sadap yakni trekking Air Terjun Telijan Embawang, trekking Air Terjun Munggu Kara, trekking Parimpah Tuah, memancing di tepi Sungai Embaloh Dusun Sadap, Kerangan Semulai dan Kerangan Trantomawang, berburu, dan berladang. Selain aktiviktas yang dilakukan di dalam kawasan desa, masyarakat Desa Menua Sadap juga bersedia untuk memandu wisatawan melakukan aktivitas wisata didalam kawasan TNBK, seperti trekking Tekelan, trekking Binalik, trekking Air Terjun Laboh serta memancing di hulu Sungai Embaloh.
(MSY.CHO.DMS.ATR,
CHO.DMS.ATR,
Oktober 2015).
Tabel 5 Triangulasi Amenitas Ekowisata TEMA : AMENITAS EKOWISATA Rencana
Strategis
HASIL TRIANGULASI Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah Sesuai :
(RENSTRA-SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata CHD
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015 Bab III tentang kebijakan umum bahwa, yang dilakukan kedepan adalah pembuatan dan pengembangan bilik
Sarana yang telah terdapat di Desa Menua Sadap sesuai dengan
catatan
hasil
pengunjung, pembuatan pusat informasi wisata, pelatihan
62
interpreter, uji coba paket, mempersiapkan regulasi dokumentasi antara lain : mengenai pariwisata, membangun beberapa sarana dan prasarana pendukung, membangun akses jaringan, serta pengembangan
home
industry.
(RENSTRA.KPL.CHD.AME) Rencana
Pengembangan
Jangka
Menengah
1. Pengembangan
home
industry (kerajinan) 2. Pemandu wisata lokal
Daerah
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII Belum sesuai : dalam poin 1.B.5 bahwa, Membangun pusat informasi pariwisata. (RPJMD.KPL.CHD.AME). Rencana
Pengembangan
Jangka
Menengah
Fasilitas belum
pariwisata terdapat
dalam poin 1.B.6 bahwa, Membangun galeri pariwisata. (RPJMD.KPL.CHD.AME).
1. Pusat
fasilitas toilet yang khusus untuk digunakan oleh
informasi
pariwisata
(tourism
information center)
Founder KOMPAKH mengatakan bahwa pernah dibangun 2. Jaringan
komunikasi
yang sulit
wisatawan, namun toilet tersebut dibuat di halaman Rumah 3. Galeri pariwisata (toko Betang sehingga toilet tersebut tidak pernah digunakan lagi. (KMP.DMS.CHW.AME, Oktober 2015)
cinderamata)
Prasarana :
1. Listrik : a. Dusun Sadap : 18.00 – 21.00 WIB b. Dusun Kelayam : 17.00 – 05.00 WIB CHO
Desa
Daerah Menua Sadap antara lain :
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
CHW
di
yang
c. Dusun Kerangan Bunut : 17.00 – 05.00 WIB 2. Air bersih yang berasal dari hulu Sungai Embaloh 3. Jalan beraspal dengan lebar sekitar 4 meter Sarana Penunjang Pariwisata :
1. Long boat sebagai alat transportasi sungai 2. Pemandu wisata lokal
63
Tabel 6 Triangulasi Akomodasi Ekowisata TEMA : AKOMODASI EKOWISATA CHD
HASIL TRIANGULASI
Berdasarkan ROADMAP Pengembangan Klaster Industri Sesuai : Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu dalam BAB III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan Bagian B tentang
1. Homestay yang terdapat di Desa Menua Sadap
Ekonomi Berbasis Masyarakat bahwa Homestay bisa
berupa
penginapan
mencakup berbagai jenis akomodasi dari penginapan
sederhana
sederhana yang dikelola secara langsung oleh keluarga
berbentuk rumah betang.
yang
sampai dengan menginap di rumah keluarga setempat. 2. Homestay Sistem homestay mempunyai nilai tinggi sebagai produk
secara
ekowisata dimana seorang turis mendapatkan kesempatan
masyakat
untuk belajar mengenal alam, budaya masyarakat dan kehidupan
sehari-hari
di
lokasi
tersebut.
(RDM.KPL.CHD.AKO). CHW
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Menua Sadap, homestay dijadikan sebagai akomodasi yang disediakan Desa Menua Sadap agar wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan pemilik homestay dan penduduk lain di Rumah Betang. Saat ini terdapat tiga homestay
yang
terletak
di
Dusun
langsung di
oleh Dusun
Sadap 3. Wisatawan
dapat
memperoleh kesempatan untuk mengenal kondisi alam dan kebudayaan masyarakat Desa Menua Sadap
Sadap.
(KADES.DMS.CHW.AKO, Oktober 2015) Didukung oleh pernyatan dari Kepala Dusun Sadap bahwa ketiga homestay yang terdapat di Dusun Sadap difasilitasi oleh pihak TNBK. Fasilitas didalam homestay merupakan fasilitas sederhana yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan untuk istirahat. (KADUS1.DMS.CHW.AKO, Oktober 2015)
dikelola
Belum sesuai:
1. Homestay Menua
di
Desa
Sadap
hanya
terletak di Dusun Sadap sedangkan
di
Dusun
Kelayam dan Kerangan
64
Menurut founder KOMPAKH, homestay merupakan
Bunut belum didirikan
pilihan
homestay.
yang
menggunakan
tepat
karena
dalam
pengelolaannya
prinsip
rumah
tangga
dimana
yang
mengelola adalah masyarakat yang memiliki homestay tersebut. (KMP.DMS.CHW.AKO, Oktober 2015) CHO
Desa Menua Sadap memiliki tiga homestay yang terletak di Dusun Sadap. Sedangkan di Dusun Kelayam dan Kerangan Bunut belum didirikan homestay untuk menunjang pengembangan ekowisata. Homestay yang terdapat di Dusun Sadap memiliki kondisi yang bersih, dapat dilihat dari tidak adanya debu, sampah maupun sarang laba-laba.
Tabel 7 Triangulaasi Aksesibilitas TEMA : AKSESIBILITAS Dalam
HASIL TRIANGULASI
ROADMAP
Pengembangan
Klaster
Industri Sesuai:
Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu BAB II Kondisi Kepariwisataan Kapuas Hulu Bagian 6 Aksesibilitas CHD
tentang Sistem pengangkutan atau transportasi yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu secara garis besar merupakan perpaduan antara subsistem perhubungan darat,
Kondisi
aksesibilitas
Menua Sadap telah sesuai dengan
peraturan
dalam
catatan hasil dokumentasi.
sungai dan udara. (RDM.KPL.CHD.AKS) Untuk CHW
menuju
Desa
Menua
Sadap
hanya
Desa
dapat
menggunakan jalur darat. (KADES.DMS.CHW.AKS, Oktober 2015)
65
Transportasi yang dapat digunakan didalam kawasan Desa CHO
Menua Sadap adalah melalui jalur darat yang dapat dan jalur sungai menggunakan long boat. Kondisi jalan sudah sebagian besar beraspal, dengan lebar jalan sekitar 4 meter.
Tabel 8 Triangulasi Stakeholders Pemerintah TEMA : PEMERINTAH (DISBUDPAR KAPUAS HULU) Rencana
Pengembangan
Jangka
HASIL TRIANGULASI
Menengah
Daerah Sesuai:
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII dalam poin 1.B.1 disebutkan bahwa, Memberi pelatihan, pembinaan dan pendampingan kepada operator wisata
CHD
Strategis
Satuan
Kerja
pelatihan
kepada masyarakat Belum sesuai :
setempat. (RPJMD.KPL.CHD.STK) Rencana
1. Memberi
Perangkat
Daerah 1. Melakukan pembinaan
(RENSTRA-SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
yang rutin.
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015 Bab 2. Membangun III tentang kebijakan prioritas program, bahwa Membangun
kesepahaman
kesepahaman dengan masyarakat dan para pihak yang
masyarakat
dengan
relevan tentang manfaat kawasan konservasi melalui keterlibatan serta peran serta para pihak dalam program ekowisata. (RENSTRA.KPL.CHD.STK) Beberapa peran yang telah dilakukan Dinas Kebudayaan CHW
dan
Pariwisata
Kabupaten
Kapuas
Hulu
adalah
mengadakan studi banding di Jawa Tengah serta bantuan dalam
bentuk
PNPM
Desa
Wisata.
66
(KADES.DMS.CHW.STK, Oktober 2015) Pembinaan yang dilakukan oleh DISBUDPAR Kab. CHO
Kapuas Hulu tidak rutin sehingga peran NGO lebih mendominasi dibandingkan peran pemerintah.
Tabel 9 Triangulasi Stakeholders Pengelola TNBK TEMA: PENGELOLA TNBK
HASIL TRIANGLASI
CHD
-
Sesuai :
CHW
Pihak TNBK telah membuat biogas yang dapat digunakan
1. Pihak
oleh masyarakat Desa Menua Sadap untuk mengolah
membuat
sampah organik menjadi tenaga listrik. biogas yang dibuat
altertaif
oleh pihak TNBK di Desa Menua Sadap khususnya Dusun Sadap untuk memanfaatkan limbah organik yaitu kotoran hewan. Biogas digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan sampah anorganik yang dihasilkan masyarakat maupun wisatawan diolah dengan cara dibakar. (KADES.MSD.CHW.STK, Oktober 2015) CHO
TNBK
telah
membuat dalam
pengolahan sampah dan kotoran. 2. Pihak TNBK membantu masyarakat
dalam
pembuatan energi listrik alternatif.
Dalam pengelolaan sampah dan limbah yang dilakukan di Belum sesuai : Desa Menua Sadap, memang belum ada peraturan yang menyatakan mengenai hal tersebut, tetapi masyarakat Desa 1. Kurang
memberikan
Menua Sadap mengolah sampah dengan cara dibakar serta
fasilitas
pariwisata
terdapat biogas yang dibuat oleh pihak TNBK di Desa
dalam kawasan TNBK
Menua
seperti interpretasi dan
Sadap
khususnya
Dusun
Sadap
untuk
memanfaatkan limbah organik yaitu kotoran hewan. Biogas digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik
papan penunjuk arah. 2. Kurang merawat jalur trekking
di
kawasan
TNBK
67
Tabel 10 Triangulasi Stakeholders Sektor Swasta TEMA : SEKTOR SWASTA Rencana
HASIL TRIANGULASI
Pengembangan
Jangka
Menengah
Daerah Belum sesuai:
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII CHD
dalam poin 1.B.9 bahwa, pemerintah Menyelenggarakan kolaborasi
dengan
operator
wisata
Internasional.(
RPJMD.KPL.CHD.STK)
Belum terdapat sektor swasta dalam pariwisata Desa Menua Sadap
Kepala Desa Menua Sadap mengatakan bahwa partisipasi CHW
sektor swasta untuk saat ini belum ada sehingga peraturan tentang
perizinan
masih
dalam
penyusunan.
(KADES.DMS.CHW.STK, Oktober 2015) CHO
Belum ada sektor swasta dan investor yang terlibat dalam pariwisata di Desa Menua Sadap
68
Tabel 11 Triangulasi Stakeholders Wisatawan TEMA: WISATAWAN CHD
Roadmap
HASIL TRIANGULASI Pengambangan
Klaster
Industri
Ekowisata Sesuai:
Kabupaten kapuas Hulu BAB III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian 1 PrinsipPrinsip Pengembangan Bagian B tentang Ekonomi Berbasis Masyarakat bahwa Homestay bisa mencakup berbagai jenis akomodasi dari penginapan sederhana yang dikelola secara langsung oleh keluarga sampai dengan menginap di rumah keluarga setempat. Sistem homestay mempunyai nilai tinggi sebagai
produk
ekowisata
di
mana
seorang
Wisatawan
sudah
mendapatkan untuk alam
belajar dan
kesempatan mengenal budaya
masyarakat serta kehidupan sehari-hari masyarakat.
turis
mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenal alam, budaya masyarakat dan kehidupan sehari-hari di lokasi tersebut. (RDM. KPL.CHD.NNW) Bab III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu
Bagian 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan
Bagian D Prinsip Konservasi dan Wisata Kriteria Terakhir tentang kegiatan sehari-hari termasuk panen, menanam, mencari ikan, berburu dapat dimasukkan ke dalam atraksi lokal untuk memperkenalkan wisatawan pada cara hidup masyarakat dan mengajak mereka menghargai pengetahuan dan kearifan lokal. (RDM.KPL.CHD.NNW) CHW
Wisatawan yang tinggal di homestay di Desa Menua Sadap mendapat kesempatan untuk belajar mengenal keseharian masyarakat, seperti berladang, memancing ikan, membuat kain tenun. Wisatawan juga sering berdiskusi ringan dengan warga di rumah betang pada malam hari.
69
CHO
Wisatawan sebagai stakeholders mendapatkan pengetahuan mengenai kearifan budaya lokal Desa Menua Sadap melalui keseharian masyarakat. Pada saat melakukan kegiatan trekking wisatawan akan mendapatkan pengetahuan mengenai flora dan fauna yang terdapat di kawasan trekking.
Tabel 12 Triangulasi Stakeholders Penduduk Lokal TEMA : PENDUDUK LOKAL
HASIL TRIANGULASI
Menurut Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah Sesuai : Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2011-2015 BAB VIII dalam poin B.3 menyebutkan adanya Pembangunan lembaga pengelola ekowisata. (RPJMD.KPL.CHD.STK).
dilakukan di Desa Menua Sadap antara lain :
BAB III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan bagian B tentang Prinsip Partisipasi Masyarakat bahwa Organisasi pengelolaan ekowisata perlu melibatkan semua stakeholders CHD
Pemberdayaan yang telah
termasuk masyarakat, pemerintah daerah, UPT dan sektor swasta.
1. Mengikuti pelatihan dan studi banding 2. Menjual kerajinan yang dibuat
masyarakat
sebagai cinderamata 3. Pemandu wisata lokal
(RDM.KPL.CHD.STK). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Belum sesuai : Kapuas Hulu Tahun 2011-2031 poin 4.2.12.c tentang pariwisata
menyatakan
pengembangan
industri
wisata.
Strategi ini dilaksanakan melalui arah kebijakan: (a) peningkatan sumberdaya manusia pada keahlian bidang kesenian budaya dan kerajinan tangan, dan (b) peningkatan peran
dan
fungsi
masyarakat
dalam
Pemberdayaan masyarakat yang
belum
adalah Kelompok
dilakukan membentuk Pengelola
pengembangan
70
kepariwisataan dan atraksi wisata. (RPJPD.KPL.CHD.STK)
Pariwisata (KPP)
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII dalam poin 1.B.1 disebutkan bahwa, Memberi pelatihan, pembinaan dan pendampingan kepada operator wisata setempat. (RPJMD.KPL.CHD.STK) Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII dalam poin 1.B.4 bahwa, Melatih/menciptakan/merekrut pemandu wisata lokal. (RPJMD.KPL.CHD.STK) Kepala Desa Menua Sadap mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan saat ini antara lain
1. Penduduk yang memasak untuk wisatawan 2. Hasil kerajinan dijual sebagai cinderamata 3. Ikut serta dalam pelatihan CHW
(KADES.DMS.CHW.STK, Oktober 2015). Founder KOMPAKH mengatakan bahwa KOMPAKH akan membentuk Kelompok Pengelola Pariwisata (KPP) sebagai media untuk pemberdayaan masyarakat lokal. Tujuan dari pembentukkan KPP juga untuk meminimalisir konflik antara masyarakat Desa Menua Sadap. (KMP.PSU.CHW.STK, Oktober 2015) Pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan hanya
CHO
sebagai pemandu lokal, penyedia homestay, dan pembuat kerajinan.
71
Tabel 13 Triangulasi Stakeholders LSM TEMA : LSM ( KOMPAKH) CHD
Desa
Menua
HASIL TRIANGULASI Sadap Saat
ini
sedang direncanakan Sesuai :
pembentukan organisasi pengelolaan ekowisata di Desa Menua Sadap yang terdiri dari masyarakat itu sendiri dan dibantu oleh sektor swasta dari LSM KOMPAKH. Dengan
1. Pengelolaan sudah
ekowisata melibatkan
dibentuknya organisasi ini, kepengurusan ekowisata akan
berbagai
digilir setiap dusun sehingga pola pengelolaan akan lebih
seperti KOMPAKH.
sistematis dan adil di semua dusun. Hal ini terdapat pada
2. LSM KOMPAKH telah
BAB III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten
membuat
Kapuas Hulu Bagian 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan
dalam
bagian B tentang Prinsip Partisipasi Masyarakat bahwa
ekowisata
Organisasi pengelolaan ekowisata perlu melibatkan semua stakeholders termasuk masyarakat, pemerintah daerah, UPT dan sektor swasta. Terbentuknya forum atau badan akan
stakeholders
pembinaan pengembangan
Belum sesuai :
1. Pengelolaan
dan
banyak membantu pola pengelolaan yang adil dan efektif
kepengurusan ekowisata
terutama di daerah dimana ekowisata merupakan sumber
belum digilir ke setiap
pendapatan
dusun
utama
bagi
masyarakat
setempat.
(
RDM.KPL.CHD.STK). Rencana
Strategis
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
(RENSTRA-SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015 Bab III tentang kebijakan prioritas program, bahwa Membangun kesepahaman dengan masyarakat dan para pihak yang relevan tentang manfaat kawasan konservasi melalui keterlibatan serta peran serta para pihak dalam program ekowisata. (RENSTRA.KPL.CHD.STK, Oktober 2015).
72
CHW
Desa Menua Sadap untuk saat ini melakukan kerjasama yang dijalin antara KOMPAKH dengan Desa Menua Sadap berupa
pembinaan
dan
pembentukan
kepengurusan
pariwisata, namun LSM KOMPAKH dinilai masih kurang dalam mendukung kegiatan pariwisata dikarenakan fokus dari LSM KOMPAKH terbagi dengan desa binaan yang lain. Selain itu LSM KOMPAKH baru satu tahun membina Desa Menua Sadap. (KADES.DMS.CHW.KKD, Oktober 2015). Tujuan dari pembentukkan KPP antaralain untuk 1. Meminimalisir konflik antara masyarakat Desa Menua Sadap. 2. KPP akan membuat divisi yang didalamnya terdapat perwakilan dari ketiga dusun 3. Pembentukan mekanisme kerja dari setiap divisi yang dibuat. 4. KPP bertanggungjawab menetapkan standar harga untuk
menghindari
persaingan
antar
penyedia
fasilitas dari masyarakat. (KMP.PSU.CHW, Oktober 2015) CHO
Untuk saat ini pihak Desa Menua Sadap dan LSM KOMPAKH tengah menjalankan sebuah bentuk kerjasama pembentukan organisasi ke tingkat desa sehingga setiap dusun yang terletak di Desa Menua Sadap mendapatkan giliran untuk mengelola pariwisata dan mendapatkan pembinaan untuk pengelolaan pariwisata yang berbasis masyarakat.
73
Berdasarkan paparan hasil temuan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk ekowisata Desa Menua Sadap yang meliputi atraksi alam, atraksi budaya, aktivitas wisata, aksesibilitas, dan amenitas sudah dikembangkan sesuai dengan kebijakan yang telah dibuat oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kapuas Hulu. Akan tetapi untuk aspek amenitas belum dikembangkan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah. Saat ini amenitas yang disediakan oleh Desa Menua Sadap adalah guide, perahu beserta life jacket, headlamp, serta peralatan untuk pengamatan satwa. Sementara itu, sarana pariwisata seperti pusat informasi, toilet umum dan sebagainya masih dalam tahap pengembangan.
74
BAB V PEMBAHASAN
A.Produk Ekowisata 1. Atraksi Ekowisata Alam Potensi atraksi ekowisata yang terdapat di Desa Menua Sadap terdiri dari :
75
Tabel 14 Pembahasan Atraksi Ekowisata Alam Atraksi Ekowisata
Indikator
Triangulasi
Dokumentasi
Alam Sungai
Vilnius
Consult
Business
Consulting
(2007: 8) Kriteria sungai:
Sesuai : Kondisi Sungai Desa Menua Sadap dan
a) Kejernihan air
TNBK :
b) Menyediakan tempat khusus untuk
1. Air bersih (jernih, tidak berasa dan
kegiatan rekreasi c) Populasi ikan yang stabil (tidak dilindungi) d) Lingkungan yang menarik
tidak berbau) 2. Populasi ikan stabil 3. Lingkungan menarik, dapat dilihat dari vegetasi yang sangat alami
Belum sesuai : 1. Belum terdapat tempat khusus untuk kegiatan wisata (ex: area khusus memancing)
76
Air Terjun
Juniarto et al (2013: 291)
Sesuai :
Perlu adanya dukungan dari masyarakat 1. Masyarakat tetap menjaga kelestarian dan pemerintah dalam pengembangan
lingkungan air terjun dapat dilihat dari
dan menjaga kelestarian lingkungan air
kondisi air terjun yang bersih dengan
terjun
vegetasi yang masih sangat alami.
1. Melakukan penanaman kembali pada tanaman
yang
telah
mati
atau
tumbang akibat kebakaran maupun bencana alam 2. Memberikan
Tidak sesuai : 1. Belum dilakukan penanaman kembali
informasi
kepada
pada tanaman yang tumbang
pengunjung untuk tetap menjaga 2. Belum
terdapat
interpretasi
yang
kebersihan air terjun dan kelestarian
mengajak wisatawan untuk turut serta
flora dan fauna
menjaga lingkungan
77
Hutan
National
Ecotourism
Plan
dalam
Manhas, (2006: 31) a) Menyediakan
1. Kesadaran masyarakat untuk tetap fasilitas
untuk
berisitirahat bagi wisatawan. ground, dan adventure tourism. kawasan
mempertahankan keaslian alam 2. Terdapat camping ground
b) Membuat jalur trekking, camping c) Mempertahankan
Sesuai :
3. Terdapat jalur trekking walaupun bukan jalur khusus untuk pariwisata
hutan
sebagai penyimbang alam dan paru-
Belum sesuai :
paru dunia
1. Belum terdapat fasilitas khusus untuk istirahat
78
Fauna
Hakim, 2004: 96-101:
Salah satu fauna yang terdapat di Desa
1. Faktor spesies
Menua Sadap adalah Orangutan.
(1) Dapat
diprediksi
lokasi
dan
aktivitasnya (2) Satwa dapat didekati
Sesuai :
(3) Satwa mudah diamati (4) Satwa toleran terhadap instruksi pegunjung (5) Satwa mempunyai elemen/sifat kejarangan (6) Satwa sebisa mungkin bersifat diurnal. a. Mendukung upaya pengamatan. b. Habitat
terbuka
yang
mengizinkan pengamat dengan mudah melakukan pengamatan c. Mempunyai dapat
aktivitasnya 2. Orangutan mudah diamati di habitat terbuka 3. Orangutan bersifat diurnal 4. Habitat Orangutan mendukung upaya pengamatan
2. Faktor habitat
memadai
1. Orangutan dapat diprediksi lokasi dan
naungan sehingga
telindung
yang
pengamat
dari
5. Habitat Orangutan terbuka sehingga pengamat
mudah
melakukan
pengamatan 6. Habitat sentral
Orangutan dimana
memiliki
Orangutan
titik selalu
mengunjunginya seperti kebun buah.
Sumber http://ukkitb.tumblr.com/post/104304114556/burung-enggang
kontak
dengan satwa 79
d. Mempunyai suatu titik sentral di Tidak sesuai : mana
satwa
selalu
mengunjunginya e. Menawarkan suatu proteksi dan sarana mobilitas pengunjung
1. Orangutan tidak bisa didekati 2. Orangutan
tidak
toleran
terhadap
pengunjung 3. Tidak memiliki sifat kejarangan 4. Tidak
terdapat
melindungi
naungan
pengamat
dari
untuk kontak
dengan satwa 5. Belum terdapat proteksi dan sarana mobilitas bagi pengunjung.
80
2. Atraksi Ekowisata Budaya Tabel 15 Pembahasan Atraksi Ekowisata Budaya Atraksi Ekowisata
Indikator
Dokumen
Triangulasi
Budaya Intangible
Heritage Foundation of Newfoundland Sesuai :
Culture
and Labrador, 2008 : 4-7 : 1. Tetap melaksanakan budaya tersebut secara turun-menurun 2. Meregenerasi
budaya
generasi selanjutnya
Intangible culture yang terdapat di Desa Menua Sadap sudah sesuai, seperti:
kepada 1. Terdapat
ritual
Gawai
yang
dilaksanakan secara turun-temurun dan juga dilakukan setiap tahunnya 2. Generasi mengenai
muda
sudah
kebudayaan
diajarkan sumber : Dokumentasi Desa Menua Sadap 2014 lokal sejak
masih kecil dengan mengikuti berbagai ritual seperti gawai, Mali Umay dan Bumay
81
sumber : Dokumentasi Desa Menua Sadap 2014
Kerajinan
UNESCO
(2009:26)
Kerajinan Sesuai :
memilki unsur khas yang membedakan meliputi unsur manfaat atau fungsional, estetika, kreatif, dan dekorasi.
1. Kerajinan memiliki unsur fungsional seperti dasi, anyaman tikar, aksesoris seperti
kalung,
gelang,
dan
ikat
pinggang. 2. Estetika kerajinan seperti kain tetap terjaga karena dibuat dengan bahan alami
sehingga
tidak
luntur,
dan
keindahannya tetap terjaga. 3. Masyarakat dengan
mempunyai
pembuatan
kreativitas
aksesoris
yang
terbuat dari koin perak Tidak sesuai: 1. Kain tenun sebagai kerajinan utama yang dijual kurang memiliki manfaat yang fungsional, karena kain tidak dapat langsung dipakai saat itu juga oleh wisatawan.
82
3. Aktivitas Wisata Potensi aktivitas wisata yang terdapat di Desa Menua Sadap adalah: Tabel 16 Pembahasan Aktivitas Ekowisata Aktivitas
Indikator
Ekowisata Trekking
McPeake, et al. (2009: 2)
Sesuai :
1. Jalur yang sesuai kontur tanah. 2. Pengontrolan perubahan kontur tanah yang cukup sering. 3. Memiliki daya tahan terhadap erosi 4. Jalur
trekking
harus
mengikuti
topografi dengan tidak memotong kemiringan. 5. Memberikan pengalaman positif bagi pengguna jalur.
Dokumentasi
Triangulasi
1. Jalur trekking di Desa Menua Sadap dan Kawasan TNBK sesuai dengan kontur tanah 2. Jalur trekking memiliki daya tahan terhadap erosi 3. Jalur trekking telah mengikuti topografi dan tidak memotong kemiringan 4. Wisatawan mendapatkan pengalaman positif
dari
memanfaatkan
jalur flora
trekking disekitar
seperti jalur
trekking untuk minum dll.
83
Belum sesuai : 1. Belum dilakukan pengontrolan secara berkala Fishing
Bauer dan Herr (2004 : 69)
Belum sesuai :
a) Membuat area memancing untuk 1. Desa Menua Sadap maupun TNBK rekreasi b) Melindungi
belum dan
melakukan
pemulihan habitat ikan c) Mempromosikan
menyediakan
area
khusus
memancing 2. Belum terdapat pemulihan habitat ikan
kegiatan
memancing yang bertanggungjawab
karena populasi ikan yang berlimpah 3. Belum
melakukan
promosi
yang
bertanggung jawab karena untuk atraksi memancing di Desa Menua Sadap belum dikembangkan Berburu
Bauer dan Herr (2004: 70)
Kegiatan berburu di Desa Menua Sadap
1. Open and closed seasons
belum sesuai dengan indikator karena
2. Ukuran hewan
Desa
3. Jenis umpan
mengembangkan wisata berburu.
Menua
Sadap
belum
4. Peralatan yang boleh digunakan
84
4. Amenitas Ekowisata Tabel 17 Pembahasan Amenitas Ekowisata Indikator Adityo (2009: 97)
Sesuai :
Prasarana: air bersih dan energi alternatif, Sarana : a. Pemandu dan interpreter pariwisata lokal b. Brosur, peta, dan petunjuk jalan lain komunikasi
1. Prasarana berupa air bersih
2. Pemandu
a. Informasi dan Komunikasi
c. Jaringan
Dokumentasi
Triangulasi
(internet,
wisata
lokal
yang
memiliki
pengetahuan yang luas akan Desa Menua Sadap dan juga Kawasan TNBK. 3. Fasilitas kesehatan berupa POLINDES (Pos Bersalin Desa).
telepon, dll) b. Fasilitas lainnya a. Toilet umum b. Fasilitas kesehatan dan keamanan pariwisata
c. Galeri cinderamata
Tidak sesuai : 1. Belum terdapat galeri cinderamata. 2. Belum terdapat interpretasi. 3. Belum terdapat peta wisata. 4. Belum terdapat fasilitas toilet umum.
85
5. Jaringan konumikasi masih sangat lemah. 6. Belum terdapat tempat pembuangan air limbah..
86
5. Akomodasi Ekowisata Tabel 18 Pembahasan Akomodasi Ekowisata Indikator
Triangulasi
Asean Tourism Standards (2007 : 13)
Dokumentasi
Sesuai :
1. Penggunaan motif dan bahan-bahan lokal 1. Wisatawan dapat berinteraksi secara langsung untuk akomodasi, furniture, dan dekorasi interior 2. Pengontrolan
dengan masyarakat. 2. Kondisi homestay bersih.
secara
berkala
dan
perawatan 3. Sistem ventilasi yang baik 4. Kamar dan aksesoris kamar yang bersih 5. Kamar mandi dan toilet yang bersih 6. Pengontrolan secara berkala atas serangga
Tidak sesuai : 1.
Belum terdapat dekorasi dayak yang mencolok.
2.
Tidak terdapat sistem ventilasi udara di kamar homestay
dan hewan yang menganggu.
87
6. Aksesibilitas Tabel 19 Pembahasan Aksesibilitas Indikator Asean Tourism Standards (2007 : 13) 1. Akses yang pantas dan memadai 2. Papan penunjuk arah yang mencukupi
Triangulasi
Dokumentasi
Sesuai : 1.
Akses di Desa Menua Sadap dan Kawasan TNBK aman untuk dikunjungi wisatawan.
3. Aman bagi wisatawan untuk berkunjung
Tidak sesuai : 1.
Sebagian jalan belum di aspal dan terdapat banyak batu-batu sehingga jalan tersebut agak terjal untuk dilalui.
2.
Belum terdapat papan petunjuk arah.
88
B. Keterlibatan Stakeholders Ekowisata Tabel 20 Pembahasan Stakeholders Ekowsiata Stakeholder Pemerintah
Triangulasi
Indikator
Ekowisata Pratiwi (2007: 24)
Sesuai :
1. Menginisiasi masukan dari masyarakat
1. Masyarakat
telah
memberikan
pendapat-
2. Program pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat.
pendapat mereka dalam pengembangan Desa
3. Melestarikan keanekaragaman budaya
Ekowisata Menua Sadap
4. Menghormati hak atas lahan dan kepemilikan masyarakat adat
2. Mengadakan pelatihan untuk mengelola Desa
5. Menjamin perlindungan alam, budaya asli/adat (indigenous) dan terutama
Ekowisata bagi masyarakat lokal
pengetahuan tradisional 6. Bekerjasama dengan tetua adat dan kelompok minoritas 7. Perkuat,
tumbuhkan,
dan
dorong
kemampuan
komunitas
untuk
mempertahankan dan menggunakan keahlian tradisionalnya 8. Memberikan penerangan kepada wisatawan mengenai perilaku yang diharapkan dan dihargai. 9. Memberikan pengetahuan pada industri pariwisata mengenai perilaku yang
Belum Sesuai : 1. Belum mengadakan program pelatihan khusus dengan tujuan melestarikan budaya 2. Belum menetapkan dos and don’ts bagi wisatawan
89
diharapkan dan dihargai. Pengelola Taman Nasional
3. Belum menetapkan dos and don’ts bagi industri
Mac Kinnon et al (1990) dalam Anwar (2009) dalam Fauziah ( 2010:11)
Pengelola TNBK sudah melakukan perannya sesuai dengan indikator
a. Mempertahankan contoh ekosistem dalam kondisi alamiahnya b. Mempertahankan keanekaragaman ekologis dan pengaturan lingkungan c. Melestarikan kondisi kawasan tangkap air d. Menyediakan pelayanan rekreasi dan pariwisata e. Melindungi keindahan alam serta tempat terbuka, dan
f. Mendorong pemanfaatan rasional serta berkelanjutan dari kawasan marjinal dan pembangunan perdesaan. Sektor swasta
Nugroho (2011: 86)
Saat ini belum terdapat sektor swasta yang terlibat
Sektor swasta menyediakan berbagai fasilitas penunjang pariwisata, di Desa Menua Sadap dikarenakan Desa Menua produk wisata, program pendidikan, pelatihan dan kualitas pelayanan dengan Sadap masih dalam tahap pengembangan. tujuan agar dapat menarik wisatawan, memberikan kepuasan, dan pengalaman yang berharga.
Wisatawan
Menurut
Yoeti
(2000:38)
keikutsertaan
wisatawan
berkaitan Sesuai :
keingintahuan, pendidikan, kesenangan dan penelitian tentang sesuatu yang 1. Wisatawan telah memberikan dampak positif berkaitan dengan lingkungan sekitar.
terhadap ekonomi lokal
Nugroho (2011: 87) bahwa wisatawan diharapkan dapat memberikan 2. Wisatawan telah memperoleh pelajaran melalui dampak positif terhadap ekonomi lokal, sebagai akibatnya wisatawan akan
nilai-nilai lokal dari masyarakat
memperoleh pengalaman dan pendidikan tentang lingkungan dan nilai-nilai
90
lokal positif dari masyarakat. Masyarakat
Suwantoro (1997: 86) 1. Jasa penginapan (homestay) 2. Penyediaan usaha warung makan dan minuman
Peran masyarakat telah sesuai dengan indikator, hanya
diperlukan
beberapa
peningkatan
pengetahuan dan keahlian masyarakat
3. Penyediaan toko cinderamata dari daerah tersebut 4. Jasa pemandu/ penunjuk jalan 5. Fotografi 6. Menjadi pegawai perusahaan/ pengusaha wisata alam dan lain-lain
Rahardjo (2005) dalam Qomariah (2009: 18) 1. Membentuk joint venture dengan tour operator 2. Menyediakan layanan kepada tour operator; 3. Mengembangkan program sendiri secara mandiri; dan 4. Bekerja sebagai staf tour operator baik full time maupun part time LSM
Peran LSM dalam ekowisata menurut Latupapua (2015: 26) antara lain : 1. Fasilitator dan pendamping masyarakat
LSM KOMPAKH telah melakukan perannya sesuai dengan indikator.
2. Membangun pemahaman masyarakat tentang ekowisata 3. Mendukung peran dan tanggung jawab masyarakat lokal 4. Membangun kelembagaan lokal
91
5. Menyiapkan atraksi wisata 6. Mempromosikan produk wisata yang dikembangkan
92
BAB VI Kesimpulan dan rekomendasi A.Kesimpulan 1. Produk Ekowisata a. Atraksi Ekowisata Alam 1) Sungai Sungai yang terdapat di Desa Menua Sadap dan Kawasan TNBK (Tekelan dan Binalik) telah memenuhi kriteria sungai yang baik untuk dijadikan atraksi ekowisata karena kondisi airnya yang jernih dan dapat diminum, memiliki populasi ikan yang stabil, dan memiliki lingkungan yang menarik. Namun belum tersedia tempat khusus untuk kegiatan rekreasi. 2) Air Terjun Masyarakat telah memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan air terjun, namun belum terdapat interpretasi yang bertujuan untuk mengajak wisatawan menjaga kelestarian lingkungan.
93
3) Hutan Kondisi hutan di sekitar Desa Menua Sadap dan Kawasan TNBK masih dalam kondisi yang alami karena belum dilakukan pembangunan yang merubah kontur lahan alamiah. Fasilitas khusus yang tersedia bagi wisatawan hanya camping ground. Masyarakat Desa Menua Sadap telah memiliki kesadaran untuk menjaga area hutan namun belum terdapat pengembangan fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan saat memasuki hutan. 4) Fauna Masyarakat telah cukup memahami mengenai spesies dan habitat fauna yang terdapat di sekitar Desa Menua Sadap maupun TNBK. Sehingga dalam pengembangan wildlife watching tourism, masyarakat dapat sangat membantu. b. Atraksi Ekowisata Budaya 1) Intangible Culture Intangible Culture yang masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Menua Sadap adalah ritual yang berhubungan dengan kegiatan berladang. Ritual tersebut terdiri dari Bumai, Mali Umay, dan Gawai. Ritual tersebut masih dilakukan secara turun-temurun.
94
2) Kerajinan Kerajinan yang terdapat di Desa Menua Sadap antara lain kain tenun, manik-manik, ukiran kayu dan anyaman. Kerajinan tersebut dibuat oleh masyarakat lokal dan telah memenuhi unsur estetika, kreatif, dan dekorasi, namun belum memenuhi unsur fungsional karena kerajinan tenun yang dibuat oleh masyarakat memiliki bentuk yang monoton sehingga tidak dapat digunakan secara maksimal secara fungsional. c. Aktivitas Ekowisata 1) Trekking Jalur trekking di sekitar Desa Menua Sadap tidak merubah kontur tanah alami dari jalur tersebut, namun masyarakat tidak melakukan pemeriksaan rutin terkait perubahan kontur tanah. Jalur trekking tahan terhadap erosi. 2) Fishing Desa Menua Sadap belum menetapkan area khusus memancing, sehingga wisatawan dapat melakukan aktivitas memancing disepanjang aliran sungai. Saat ini wisatawan belum melakukan pemulihan habitat ikan karena belum aktivitas memancing yang dilakukan di Desa Menua Sadap . 3) Berburu Dalam melakukan aktivitas berburu di wilayah Desa Menua Sadap, masyarakat tidak menetapkan aturan tertentu mengenai alat yang harus
95
digunakan. Pihak pengelola juga tidak menetapkan peraturan open and closed seasons untuk aktivitas berburu. d. Amenitas Ekowisata Prasarana yang telah tersedia di Desa Menua Sadap antara lain jalan beraspal, aliran listrik pada malam hari, dan sumber air bersih. Sarana pariwisata yang terdapat di Desa Menua Sadap adalah pemandu lokal (local guide) yang cukup menguasai wilayah Desa Menua Sadap dan Kawasan TNBK. Desa Menua Sadap memiliki POLINDES (Pondok Bersalin Desa) sebagai fasilitas kesehatan. e. Akomodasi Ekowisata Akomodasi Ekowisata di Desa Menua Sadap berupa homestay di dalam Rumah Betang yang menyatu dengan rumah warga sehingga wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal. Homestay telah dilengkapi dengan fasilitas sederhana yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan untuk beristirahat dengan kondisi yang bersih. f. Aksesibilitas Kondisi akses di Desa Menua Sadap dan Kawasan TNBK (Tekelan dan Binalik) sudah cukup memadai dan aman bagi wisatawan, namun belum terdapat papan penunjuk arah di Desa Menua Sadap maupun Kawasan TNBK (Tekelan dan Binalik).
96
2. Keterlibatan Stakeholders Ekowisata a. Pemerintah (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu telah memberikan dukungan dan bantuan melalui PNPM Desa Wisata dan menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat Desa Menua Sadap untuk meningkatkan keahlian mereka dalam mengelola Desa Ekowisata. b. Pengelola Taman Nasional Betung Kerihun Pengelola TNBK tetap mempertahankan kelestarian alam termasuk ekosistem flora dan fauna didalamnya. Fasilitas wisata yang disediakan oleh pengelola TNBK adalah camping ground. c. Sektor Swasta Belum terdapat sektor swasta yang berinvestasi langsung di Desa Menua Sadap sehingga peraturan tentang perizinan dan desain tapak wisata masih dalam proses penyusunan. d. Pengunung atau Wisatawan Wisatawan telah memberikan manfaat bagi masyarakat dalam hal pendapatan. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Menua Sadap akan mendapatkan pembelajaran berupa nilai-nilai lokal dari budaya masyarakat. e. Penduduk lokal Masyarakat lokal bekerjasama dengan tour operator untuk menjadi perantara antara masyarakat dengan wisatawan. Salah satu penduduk juga bekerja sebagai staf dari tour operator tersebut.
97
Tingkat kemandirian masyarakat masih rendah karena masyarakat masih sangat tergantung kepada fasilitator yang mendampingi mereka dalam pengembangan Desa Menua Sadap sebagai desa ekowisata. f. Lembaga Swadaya Masyarakat Salah satu LSM yang mendampingi masyarakat Desa Menua Sadap adalah KOMPAKH. KOMPAKH telah melakukan beberapa sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam mengelola Desa Ekowisata Menua Sadap.
B. Rekomendasi 1. Atraksi Ekowisata Alam a. Sungai 1) Sungai Kelayam berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi spa. Pilihan pertama masyarakat bisa mengembangkan kegiatan spa langsung di sungai maupun pilihan kedua masyarakat membangun pondok untuk melakukan spa di pinggir sungai.
98
Gambar 3 Ilustrasi Spa
Sumber :tekooo.com Gambar 4 Ilustrasi Spa 2
Sumber: www.ayungresortubud.com
2) Selain spa, di pinggir sungai dapat dibangun sebuah tempat makan maupun tempat istirahat yang nyaman bagi wistawan. Makanan yang disajikan bisa dimasak oleh masyarakat setempat.
99
Gambar 5 Ilustrasi tempat makan di sungai
Sumber: Indonesia.tripcanvas.com
b. Fauna 1) Pembuatan kalender open and closed season untuk melihat fauna langka seperti Orangutan yaitu pada bulan Desember, karena orang utan hanya dapat dijumpai pada bulan tersebut. 2) Membuat peraturan-peraturan khusus di kawasan TNBK saat melakukan pengamatan seperti tidak melakukan pengamatan terlalu dekat dengan satwa, tidak menyalakan flash maupun menghidupkan suara kamera pada saat memotret satwa, tidak membawa binatang peliharaan saat melakukan pengamatan, tidak memindahkan satwa maupun tanaman saat berada di kawasan TNBK, dan tidak melakukan pergerakan secara tiba-tiba karena dapat menakuti satwa. 3) Menyediakan perlatan untuk pengamatan satwa seperti teropong.
100
4) Pembuatan tempat naungan untuk mempermudah pengamatan satwa seperti rumah pohon Gambar 6 Ilustrasi Rumah Pohon
Sumber : www.desainrumahkeren.com
2. Atraksi Ekowisata Budaya a. Intangible culture 1) Membuat kalender kegiatan ritual bagi wisatawan Tabel 21 Rekomendasi Kalender Event Ritual No
Waktu
Kegiatan
1. 2.
Awal bulan Juni Juli-Agustus
3.
Oktober
Ritual Gawai yang dilakukan di Rumah Betang, merupakan ritual untuk mensyukuri hasil panen. Ritual Bumai yang dilakukan di ladang dan Rumah Betang untuk memberkati lahan yang akan dijadikan tempat berladang. Mali Umay yang dilakukan di ladang dan Rumah Betang untuk mengusir roh jahat dan hama dari ladang.
Sumber : Olahan tim peneliti
101
2) Membuat sanggar seni sebagai pusat kegiatan seni di Desa Menua Sadap yang di dalamnya dapat dilakukan kegiatan keesenian dan toko souvenir. Gambar 7 Ilustrasi Sanggar Kesenian
Sumber : googgleseo2015.com
Tabel 22 Rekomendasi kegiatan sanggar seni: No.
Hari
Kegiatan
Peserta
1.
Senin,Selasa, Rabu
Latihan menari dan bermain alat musik Umum pengiring tarian
2.
Kamis
Membuat kerajinan tangan seperti: manik- Umum manik, gelang, tenun
3.
Jumat, Minggu
Sabtu, Latihan menari dan alat musik untuk anggota Anggota tetap tetap sanggar kesenian
Sumber : Olahan tim peneliti
102
b. Kerajinan Tim peneliti merekomendasikan kerajinan tenun yang berpotensi untuk terlebih dahulu dikembangkan karena kerajinan tenun merupakan produk yang menggambarkan identitas kebudayaan Dayak Iban. Membuat souvenir yang fungsional dari kain tenun. Kain tenun dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis barang seperti tas, sandal, gelang, gantungan kamera, topi dan dompet. Gambar 8 Ilustrasi Kreasi Kain Tenun
Tas
Sandal
Sumber: www.pinterest.com
Sumber: ristajpr.wordpress.com
103
Gelang
Gantungan Kamera
Sumber: http://indonesian.alibaba.com
Sumber: eibag.com
Topi
Dompet
Sumber: baliludesign.blogspot.com
Sumber: www.tokopedia.com
104
3. Aktivitas Ekowisata a. Trekking Tabel 23 Rekomendasi Trekking REKOMENDASI Pembuatan jalur jelajah hutan atau trekking di telijan mawang yang memiliki kondisi jalur yang jelas, yang didalamnya terdapat papan interpretasi mengenai tanaman yang ada di sekitar kawasan.
ILUSTRASI
Sumber: : http://assets.kompas.com/data/photo/2015/03/06 /183518BadegaParang211425641687-preview780x390.jpg
Fasilitas yang harus diadakan di jalur jelajah hutan ini diantaranya adalah pos/shelter di beberapa titik sepanjang jalur trekking. Shelter ini sangat dibutuhkan oleh wisatawan sebagai tempat istirahat dan berteduh saat terjadi atau hujan atau sebagai tempat istirahat. Shelter dapat terbuat dari kayu yang dicat sesuai dengan motif tradisional masyarakat suku dayak iban agar terlihat Sumber: lebih unik dan memiliki ciri khas.
https://hamydy.wordpress.com/2011/12/01/gunung-datukpendakian-malam-25-nov-2011/
Pembuatan papan penunjuk arah dan interpretasi, Hal ini sangat dibutuhkan agar pendaki dapat mengetahui jalur dengan mudah sehingga meminimalisir peluang terjadinya tersesat. Papan penunjuk arah dapat dibuat dengan menunjukkan arah jalur yang disertai dengan kata-kata yang unik seperti “ayo semangat sebentar lagi sampai”, “kalo ngaku anak gaul buang sampah pada Sumber: tempatnya ya”, serta kata-kata unik http://ayopiknik.net/gunung-api-purba-nglanggeran/ 105
lainnya. Menyediakan tempat sampah bagi masyarakat dan juga wisatawan agar tempat pembuangan sampah lebih teratur dengan baik. Tempat sampah yang disediakan dibedakan menjadi dua jenis yaitu organik dan anorganik. Tempat sampah dapat dicat dengan motif tradisional.
Sumber: lapaspekalongan.wordpress.com
b. Fishing 1) Melakukan
kegiatan
memancing
yang
bertanggungjawab
seperti
menetapkan ukuran ikan, dan melepaskan kembali ikan-ikan kecil. 2) Penetapan tempat khusus memancing untuk wisatawan di Trantomawang dan Kerangan Semulai. 3) Penggunaan umpan yang tidak terbuat dari bahan-bahan kimia, seperti penggunaan ikan-ikan kecil maupun cacing tanah. 4) Melakukan pembenihan ikan agar ekosistem ikan tetap terjaga,minimal setiap satu tahun sekali. 5) Menetapkan open and closed season yang dimulai pada saat musim hujan yaitu pada Bulan November hingga Bulan Februari karena ikan-ikan akan muncul lebih banyak pada bulan tersebut, dan tidak terjadi aktivitas memancing yang berlebihan untuk menjaga habitat ikan.
106
4. Amenitas Ekowisata a. Galeri cinderamata Membuat galeri cinderamata agar wisatawan dapat melihat hasil kerajinan masyarakat dalam satu tempat, sehingga wisatawan dapat lebih mudah untuk memilih cinderamata yang akan dibeli. Gambar 9 Ilustrasi Galeri Cinderamata
Sumber: travel.detik.com Tabel 24 Rekomendasi Operasional Toko Souvenir Jenis Souvenir yang dijual Tenun, Anyaman, Gelang, Aksesoris dari manik-manik, gantungan kunci,
Jam Operasional 09.00-17.00 (Senin-Jumat) 08.00-15.00 (Sabtu-Minggu)
Penjaga toko 1. Ibu rumah tangga di Desa Menua Sadap. Tugas ini dapat dibagi jadwalnya di setiap dusun. Misalnya, hari Senin dan Selasa merupakan tanggung jawab Dusun Sadap, Rabu dan Kamis untuk Dusun Kelayam, dan Jumat Sabtu untuk Dusun Kerangan Bunut, sementara hari Minggu dapat dilakukan oleh anak remaja yang libur sekolah. 107
2. Anak remaja (Opsional), anak remaja dapat melakukan tugas jaga toko souvenir di waktu luang mereka.
Sumber : Olahan tim peneliti
b. Toilet Tabel 25 Rekomendasi Toilet Rekomendasi
Ilustrasi
Membuat toilet dengan arsitektur alam
Kondisi toilet bersih dan tidak menimbulkan bau tidak sedap
Memisahkan antara toilet wanita dengan pria dan memberikan papan penanda
Sumber : balikamilagi.wordpress.com
Sumber : paketoutbond.com
Sumber : www.stationary.co.id
108
c. Peta wisata Peta wisata dapat memudahkan wisatawan untuk mengetahui letak atraksi wisata di Desa Menua Sadap. Peta wisata tersebut harus terdapat di setiap dusun di Desa Menua Sadap. Gambar 10 Ilustrasi Peta Wisata
Sumber: backpackerakhirpekan.blogspot.com
d. Interpretasi sejarah desa dan budaya lokal Interpretasi dapat membantu wisatawan untuk lebih mudah mengetahui informasi Desa Menua Sadap dan budaya Dayak Iban. Interpretasi tersebut diletakkan di setiap dusun Desa Menua Sadap.
109
Gambar 11 Ilustrasi Interpretasi
Sumber : www.mytravelnotes.web.id
5. Akomodasi Ekowisata 1) Membuat sistem ventilasi 2) Homestay dilengkapi dengan furniture seperti lampu tidur, tempat tidur, meja rias yang terbuat dari bahan kayu dan dekorasi interior dengan motif Dayak Iban. 3) Melakukan pengontrolan secara berkala (dua hari satu kali) atas serangga dan hewan yang mengganggu seperti tikus, nyamuk, kecoa, semut dan lain sebagainya.
110
Gambar 12 Ilustrasi homestay
Sumber : www.gambar-rumah.com
Gambar 13 Ilustrasi Homestay 2
Sumber : www.homeaway.co.id
111
Gambar 14 Ilustrasi Motif Lokal pada Furniture Homestay
Sumber: Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata (UNESCO: 2009)
6. Aksesibilitas a. Dibuatnya papan penunjuk arah menuju daya tarik wisata beserta dengan jarak tempuhnya. Gambar 15 Ilustrasi Papan Penunjuk Arah
Sumber : artikel-kecil.blogspot.com
112
b. Dibuatnya jalur evakuasi untuk bencana alam di masing-masing daya tarik wisata Gambar 16 Ilustrasi Jalur Evakuasi
Sumber : mitigasitanahlongsor.blogspot.com
C.Kelembagaan Lokal Tim peniliti memberikan rekomendasi tentang organisasi pengelola Desa Ekowisata Menua Sadap karena organisasi tersebut sangat diperlukan dalam pengelolaan sebuah Desa Ekowisata yang berbasis masyarakat dan harus secepatnya
dibentuk
karena
Desa
Menua
Sadap
sudah
dalam
tahap
pengembangan.
113
Gambar 17 Struktur Organisasi Komunitas Ekowisata Menua Sadap (KEMAS)
PENASEHAT
PEMBINA
KETUA PENGELOLA
SEKRETARIAT
KEUANGAN
DIVISI AKOMODASI
DIVISI KEAMANAN
DIVISI OPERASIONAL
DIVISI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN
DIVISI KESENIAN DAN KERAJINAN
DIVISI PEMANDU DAN DOKUMENTASI
Rincian tugas dan tanggung jawab : 1. Penasehat : Kepala Dinas Kebuadayaan dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu a. Berfungsi sebagai penanggung jawab formal dan institusional. b. Bertugas memberikan instruksi dan arahan kepada KPP untuk peningkatan serta pengembangan kualitas pelayanan kepada wisatawan
114
c. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pariwisata di Desa Menua Sadap secara berkala (maksimal setiap 3 bulan) d. Sebagai salah satu penyalur dana melalui PNPM e. Membuat standarisasi pariwisata 2. Pembina : Kepala Desa Menua Sadap a. Sebagai penanggung jawab seluruh aktivitas di Desa Menua Sadap b. Membina dan mengawasi produktifitas kerja KPP 3. Ketua Pengelola Desa Ekowisata a. Membuat visi dan misi organisasi b. Bertugas menciptakan ide-ide yang baik yang berorientasi pada kemajuan Desa Ekowisata Menua Sadap c. Bersama dengan anggota membuat SOP untuk setiap divisi d. mengawasi pelaksanaan kegiatan organisasi agar dapat mencapai pencapaian yang maksimal 4. Sekretariat a. Melakukan pencatatan semua kegiatan yang bersifat rutin maupun insidentil b. Melakukan inventarisasi semua dokumen yang berhubungan dengan organisasi 5. Keuangan a. Bertugas untuk mendata atau mencatat keluar masuknya uang yang ada di organisasi b. Membuat rancangan anggaran biaya setiap program 6. Divisi Operasional 115
a. Divisi akomodasi Bertugas untuk menyediakan segala keperluan yang dibutuhkan oleh para tamu atau wisatawan yang akan menginap sesuai standardisasi dan SOP b. Divisi local guide dan dokumentasi Bertugas untuk memberikan interpretasi secara lisan kepada wisatawan c. Divisi Kesenian dan Kerajinan 1) Bertugas untuk menyediakan hiburan-hiburan yang normatif dengan maksud melestarikan budaya lokal 2) Bertugas untuk menyediakan cinderamata bagi wisatawan yang berasal dari kerajinan lokal d. Divisi keamanan Bertugas dan bertanggungjawab atas keamaanan wisatawan selama berada dalam wilayah Desa Menua Sadap 7. Divisi pengembangan dan pemasaran a. Membuat dan mengembangkan paket-paket wisata b. Melakukan aktivitas pemasaran melalui media internet (setelah tersedia jaringan komunikasi) c. Melakukan aktivitas pemasaran kepada travel agent dan tour operator
116
Daftar pustaka
Adityo. 2009. Proyek Pengembangan Hutan Pendidikan Wanagama di Gunung Kidul Sebagai Sarana Rekreasi-Edukatif. Skripsi Universitas Atmajaya. Anggorojai, Ayodya Satrio. 2000. Standar Produk Ekowisata di Indonesia. [online]. Tersedia: http://www.terangi.or.id/. [09/11/2015]. ASEAN NTOs. 2007. ASEAN Tourism Standard. Thailand: Ministry of Tourism and Sports of Thailand. ASEAN NTOs. 2011. Final ASEAN Homestay Standard. [online]. Tersedia: http://vietnamtourism.gov.vn. [05/10/2015]. Bauer, Johannes dan Alexander Herr. 2004. “Hunting and Fishing Tourism”. Jurnal Wildlife Tourism Impacts, Management and Planning. 67-69. Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF Indonesia. 2009. Prinsip dan
Kriteria
Ekowisata
Berbasis
Masyarakat.
[online].
Tersedia:
117
awsassets.wwf.or.id/downloads/wwf_indonesia_prinsip_dan_kriteria_ecotouri sm_jan_2009.pdf . [11 September 2015]. Faulkner, Bill et al. 2003. Embracing & Managing Change in Tourism International Studies. London: Routledge. Fauziah,
Yunita
Rahma.
2010.
Strategi Pengembangan Ekowisata
Taman
Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Hakim, Luchman. 2004. Dasar-dasar Ekowisata. Ed-1. Cet ke-1. Malang: Bayumedia. Heritage Foundation of Newfoundland and Labrador. 2008. Intangible culture heritage program. Canada: Heritage Fondation of Newfoundland and Labrador. Juniarto et al. “Daya Tarik Wisata Air Terjun Gunung Serindung di Kecamatan Salatiga Kabupaten Sambas”. Jurnal Kehutanan Universitas Tanjungpura. 284-291. Latapapua,
Yosevita.
2015.
“Implementasi Peran Stakeholder Dalam
Pengembangan Ekowisata Di Taman Nasional Manusela (TNM) Di Kabupaten Maluku Tengah”. Jurnal Agroforestri. 21-30. Manhas, S. Parikshat. 2012. Sustainable and Resposible tourism: Trend, Practice and Cases. New Delhi: PHI Learning Private.
118
McPeake, Becky, et al. 2009. Nature Trail Development on Small Acreages. Arkansas: University of Arkansas. Morrison,
Alastair M.
2013.
Marketing and Managing Tourism Destination.
Routledge. Muallisin, Isnaini. 2007. “Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Kota Yogyakarta”. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta. 515. Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelajutan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Paramita, Astridya dan Kristiana, Lusi. 2012. “Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian Kualitatif”. Jurnal Penelitian Sistem Kesehatan. 118123. Pitana, I Gde. dan I
Ketut
Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Yogyakarta : Andi Publishing. Pratiwi,
Wiwik.D.
2007.
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan
Pariwisata
Daerah.
Bandung: Pusat Pengembangan dan Perencanaan Kepariwisataan ITB. Qomariah, Lailatul. 2009. Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Meru Betiri.
Skripsi
Fakultas
Kehutanan
Institut
Pertanian Bogor.
119
Satori, Djam’an dan Komariah Aan. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sharpley, Richard. 2006. Travel and Tourism. SAGE. Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sri Lanka Tourism Development Authority. 2009. Guidelines Eco Tourism Facilities
and
Activities.
[online].
BAB
Metode
Tersedia: http:// www.sltda.lk.
[16/11/2015]. Sudarmiati,
Sari.
2009.
III
Peneltian.
[Online].
Tersedia:
http://core.ac.uk/download/pdf/12128098.pdf. [06/10/2015]. Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Publishing. UNESCO. 2009. Framework for Cultural Statistic. Canada : UNESCO Institute for Statistic. Unikom.
BAB
III
Objek
Dan
Metode
Penelitian.
[Online].
Tersedia:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/542/jbptunikompp-gdl-puspawsuha27082-6-13.unik-i.pdf. [10 September 2015]. Valentine, Peter dan Alastair Birtles. 2004. “Wildlife Watching”. Jurnal Wildlife Tourism: Impact, Management, and Planning. 15-34.
120
Vilnius Consult Business Consulting. 2007. "Lake And River Use For Tourism, Recreation And Transport In Latgale And Rytu Aukštaitija Regions – Potential, Infrastructure Development And Necessary Investments” . Latgale: Vinius Consult. Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta.
121
LAMPIRAN
TIM PENELITI NO
NAMA MAHASISWA
NIM
1
Irwansyah Nasrulloh
201318891
2
Aulia Nurul Walida
201318880
3
Dian Purbo Rini
201318886
4
Ila Rahma Cahayani
201318889
5
Made Krisnantha Swimbawa
201318894
6
Merry Rosemary Uyang
201318896
7
Muhamad Dary Rizqi
201318897
8
Retno Astrini
201318902
9
Rinda Octaviani
201318904
Gambar 1 Wawancara Kepala Dusun Sadap
Sumber : Dokumentasi Peneliti Gambar 2 Wawancara Kepala Dusun Kerangan Bunut
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 3 Wawancara Kepala Desa
Sumber : Dokumentasi Peneliti Gambar 4 Wawancara Ibu Tenun
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 5 Forum Group Discussion
Sumber : Dokumentasi Peneliti Gambar 6 Alat Ritual
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 7 Daftar Perangkat Desa / Kelurahan
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Peta Wilayah Desa Menua Sadap
Lampiran Catatan Kaji Dokumen
LEMBAR ISIAN IKHTISAR DOKUMEN Nama Dokumen
: Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015
Tempat Dokumen
: Dinas Kebudayaan dan
No. Dokumen :
Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun. Dok : 2011-2015
Hal/Peristiwa Penting Terkait dengan Dokumen : Dokumen ini ditujukan untuk Pemerintah Kota/Kabupaten dan swasta. Sehingga pemerintah Kota/Kabupaten mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan
RENSTRA.KPL.CHD
swasta yang masih menjadi kendala utama dalam pengembangan potensi pariwisata di daerah, sedangkan di sisi lain potensi besar tersebut belum mampu menarik minat investor secara maksimal.
Deskripsi isi Dokumen 1.
Arti Penting & Komentar Atas Isi Dokumen
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Pembangunan
Daerah
Dinas
pengembangan sarana dan prasarana dan
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
upaya lainnya akan dilakukan Kabupaten
Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015
Kapuas
Bab III tentang kebijakan umum bahwa,
keberlangsungan kegiatan pariwisata di
(RENSTRA-SKPD)
…..Adapun yang sedang dilakukan adalah
Hulu
akses
untuk
jaringan
Kode Data yang Relevan dan
mendukung
RENSTRA.KPL.CHD.AKS
menambah dan mempersiapkan beberapa
Kabupaten Kapuas Hulu.
paket wisata, penlilaian potensi wisata, dan
mempromosikan
paket
wisata.
Sementara yang dilakukan kedepan adalah pembuatan
dan
pengembangan
paket
wisata, pembuatan bahan-bahan promosi dan
informasi,
pengembangan
bilik
pengunjung, pembuatan pusat informasi wisata, pelatihan interpreter, uji coba paket, mempersiapkan regulasi mengenai pariwisata, membangun beberapa sarana dan prasarana pendukung, membangun akses jaringan, serta pengembangan home industry. 2.
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Kegiatan
Daerah
manfaat yang dirasakan langsung oleh
(RENSTRA-SKPD)
Dinas
pariwisata
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
masyarakat
Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015
perangsang bagi sektor lainnya seperti
Bab
industri
III
tentang
kebijakan
umum,
bahwa…..Saat ini menurut catatan Dinas Pariwisata
dan
Kebudayaan
Daerah
Kabupaten Kapuas Hulu teridentifikasi bayak sekali lagi yang sedang berjalan
yang
memberikan
penginapan,
juga
menjadi
cinderamata,
kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
RENSTRA.KPL.CHD.PPL.
yang disebabkan oleh adanya pariwisata. Salah satunya yang paling signifikan terlihat adalah lebih banyak kesempatan kerja
pada
sector
ekonomi
lainnya.
Dengan kata lain kegiatan pariwisata di Kapuas Hulu telah menjadi stimulus bagi kegiatan di sector ekonomi lainnya. Menurut catatan Biro Pusat Statistik Kapuas Hulu menegaskan bahwa secara umum kegiatan yang terstimulus oleh sector
pariwisata
meliputi
Industri
Penginapan (hotel, motel, homestay, dan sarana
akomodasi
lainnya),
Industri
Katering (restoran, kedai kopi , dan café), Usaha Perjalanan (agen perjalanan, tour operator
dan
Transportasi
sejenisnya),
(maskapai
Industri
penerbangan,
angkutan bis, penyewaan mobil, dan lainlainnya),
pramuwisata,
cinderamata,
kerajinan tangan, dan sector hiburan. 3. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA-SKPD)
Desa Menua Sadap yang memiliki
Dinas
keanekaragaman hayati dan budayanya
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
merupakan aset bagi Kabupaten Kapuas
RENSTRA.KPL.CHD.ATR
Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015
Hulu untuk dijadikan detinasi prima
Bab
umum,
karena
hayati,
Nasional Betung Kerihun (TNBK).
III
tentang
kebijakan
bahwa…..Keankeragaman kekayaan
sub-kultur,
dan
berada
di
kawasan
Taman
keindahan
lansekap tropis yang diwarisi oleh taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) merupakan aset penting untuk menjadikan kawasan ini sebagai tujuan dalam peta baru tradisi perjalanan, khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu. 4. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA-SKPD)
Dinas
Kebijakan-kebijakan tentang konservasi sumber
daya
alam
hayati
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
ekosistemnya
Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015
mengembangkan dan mempromosikan
Bab
umum,
potensi
terjadi
Kabupaten Kapuas Hulu.
III
tentang
kebijakan
bahwa…..Perkembangan dalam
setahun
yang
ini
menunjukkan
kecenderungan yang menggembirakan, seperti
angka
peningkatan dengan
kunjungan
jaringan
beberapa
turis
dan
dan
kerjasama
praktisi
pariwisata.
Selain itu pencanangan Kapuas Hulu
dibutuhkan
dan
ekowisata
yang
untuk dimiliki
sebagai
kabupaten
konservasi
juga
merupakan momentum strategis guna mempromosikan
segenap
potensi
pengembangan ekowisata yang ada di Kapuas Hulu, sebagai acuan segenap jajaran pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas
Hulu
sebagai
kabupaten
konservasi. Penetapan ini akan lebih berarti apabila diikuti dengan kebijakankebijakan yang terkait dengan konservasi sumber
daya
alam
hayati
dan
ekosistemnya. 5.
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Kesepahaman dan peran serta seluruh
Daerah
pihak dalam memberdayakan kawasan
(RENSTRA-SKPD)
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
taman
Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2011-2015
mewujudkan program ekowisata.
Bab
III
program,
tentang
kebijakan
prioritas
bahwa……Membangun
kesepahaman dengan masyarakat dan para pihak yang relevan tentang manfaat kawasan konservasi melalui keterlibatan serta peran serta para pihak dalam program ekowisata.
nasional
dibutuhkan
dalam
RENSTRA.KPL.CHD.PTP
LEMBAR ISIAN IKHTISAR DOKUMEN Nama Dokumumen Tempat Dokumen
: Roadmap Pengembangan Klaster Industri Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu : Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten
Kapuas Hulu
No. Dokumen : -
Tahun. Dok : 2014
Hal/Peristiwa Penting Terkait dengan Dokumen : Dokumen ini ditujukan untuk Pemerintah Kota/Kabupaten, swasta. Sehingga pemerintah Kabupaten dapat memanfaatkan roadmap ini sebagai salah satu tolak ukur dalam pengembangan ekowisata. Roadmap bertujuan untuk mendorong usaha pelestarian dan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Kapuas Hulu serta membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di daerah tujuan wisata.
RDM.KPL.CHD
Deskripsi Isi Dokumen
1. Bab III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan Bagian D Prinsip Konservasi dan Wisata Kriteria Terakhir tentang Kegiatan sehari-hari termasuk panen, menanam, mencari ikan, berburu dapat dimasukkan ke dalam atraksi lokal untuk memperkenalkan wisatawan pada cara hidup masyarakat dan mengajak mereka menghargai pengetahuan dan kearifan lokal. 2. BAB III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan Bagian B tentang Ekonomi Berbasis Masyarakat bahwa Homestay bisa mencakup berbagai jenis akomodasi dari penginapan sederhana yang dikelola secara langsung oleh keluarga sampai dengan menginap di rumah keluarga setempat. Sistem homestay mempunyai nilai tinggi sebagai produk
Arti Penting & Komentar Atas Isi Dokumen
Kode Data yang Relevan
Desa Menua Sadap memiliki sungai yang bernama Sungai RDM.KPL.CHD.ATR Kanyau. Sungai ini dapat dijadikan sebagai atraksi wisata yang mana di sungai ini wisatawan dapat mengikuti kebiasaan seharihari masyarakat untuk memancing ikan maupun pergi berladang. Melalui aktivitas wisata ini, wistawan dapat mengetahui dan mempelajari kegiatan sehari-hari masyarakat desa.
Homestay yang ada di Desa Sadap terletak menyatu di dalam RDM.KPL.CHD.HST rumah betang yang merupakan rumah adat tradisional suku Dayak. Homestay tersebut juga dikelola sendiri oleh keluarga pemilik homestay. Melalui adanya homestay yang menyatu dengan rumah warga ini, wistawan dapat lebih mudah bersosialisasi dengan masyarakat. Di Dusun Sadap misalnya, wisatawan yang menginap di homestay rumah betang sering melakukan diskusi santai dengan warga di rumah betang bahkan hingga larut malam. Wisatawan juga dapat menyaksikan dan mengikuti kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat pada pagi hari maupun sekedar melihat ibuibu di rumah betang membuat kain tenun tradisional dan juga aksesoris yang terbuat dari manik-manik yang sebagian dibuat oleh anak-anak di rumah betang.
ekowisata di manaseorang turis mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenal alam, budaya masyarakat dan kehidupan sehari-hari di lokasi tersebut 3. BAB II Kondisi Kepariwisataan Kapuas Hulu Bagian 5 tentang Amenitas bahwa Fasilitas dasar penunjang kegiatan pariwisata yang telah tersedia di Kabupaten Kapuas Hulu berupa tempat penginapan, rumah makan, dan fasilitas lainnya. Perkembangan jumlah kunjungan ke Kabupaten Kapuas Hulu turut meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan dengan membangun berbagai fasilitas dasar untuk menunjang kegiatan pariwisata. 4. BAB II Kondisi Kepariwisataan Kapuas Hulu Bagian 6 Aksesibilitas tentang Sistem pengangkutan atau transportasi yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu secara garis besar merupakan perpaduan antara subsistem perhubungan darat, sungai dan udara 5. BAB IV Visi dan Misi Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu
Fasilitas yang disediakan oleh masyarakat Desa Menua Sadap RDM.KPL.CHD.AME yaitu fasilitas menginap berupa homestay yang terletak di rumah betang, sedangkan untuk fasilitas makan dan minum memang belum terdapat rumah makan, namun terdapat warung yang menjual makanan instan dan berbagai makanan ringan. Untuk saat ini wisatawan yang menginap di homestay akan disajikan makanan yang dimasak sendiri oleh pemilik homestay.
Wisatawan dapat menempuh jalur darat maupun udara untuk RDM.KPL.CHD.AKS menuju ke Kapuas Hulu. Desa Menua Sadap sendiri memiliki dua jenis transportasi yaitu darat dan air melalui sungai. Transportasi darat yang dapat digunakan selama di Desa Menua Sadap seperti mobil dan motor sedangkan untuk transportasi sungai berupa perahu sampan yang rata-rata dapat menampung 5 sampai 6 orang.
Saat ini potensi wisata utama yang diberikan pada wisatawan yaitu RDM.KPL.CHD.ATR potensi wisata alam dan wisata budaya. Potensi wisata alam di
Bagian 1 tentang Visi bahwa Terwujudnya Kabupaten Kapuas Hulu sebagai daerah tujuan ekowisata yang maju dengan bertumpu pada potensi alam dan budaya lokal melalui pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan 6. BAB III Konsep Pengembangan Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu Bagian 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan bagian B tentang Prinsip Partisipasi Masyarakat bahwa Organisasi pengelolaan ekowisata perlu melibatkan semua stakeholder termasuk masyarakat, pemerintah daerah, UPT dan sektor swasta. Terbentuknya Forum atau Badan akan banyak membantu pola pengelolaan yang adil dan efektif terutama di daerah dimana ekowisata merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat.
Desa Menua Sadap terdiri dari Sungai Sadap, Sungai Kelayam, Sungai Kerangan Bunut, Air Terjun Munggukara, serta Air terjun Telijan Mawang. Potensi wisata budaya di Desa Menua Sadap berupa kain tenun yang terdiri dari kain Ikat, Songket, Pilih, Sidan, berbagai anyaman berbentuk tikar serta manik-manik. Berbagai potensi tersebut dikelola sendiri oleh masyarakat, seperti halnya masyarakat menjadi pemandu wisata ke tempat-tempat yang menjadi daya tarik wisata alam, dan masyarakat pula yang membuat berbagai jenis kerajinan tangan tradisional. Saat ini sedang direncanakan pembentukan organisasi pengelolaan RDM.KPL.CHD.STK ekowisata di Desa Menua Sadap yang terdiri dari masyarakat itu sendiri dan dibantu oleh sektor swasta dari LSM Kompakh. Dengan dibentuknya organisasi ini, kepengurusan ekowisata akan digilir setiap dusun sehingga pola pengelolaan akan lebih sistematis dan adil di semua dusun.
LEMBAR ISIAN IKHTISAR DOKUMEN Nama Dokumumen Tempat Dokumen
: RENCANA PENGEMBANGAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU 2011-2015 : BAPPEDA KABUPATEN KAPUAS HULU
No. Dokumen : -
Hal/Peristiwa Penting Terkait dengan Dokumen : RPJMD merupakan pedoman pokok pembangunan untuk kurun waktu 5 tSahun sejalan dengan masa tugas Kepala Daerah terpilih. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RPJMD disusun mengacu kepada berbagai dokumen perencanaan terkait, baik yang dihasilkan oleh komponen vertikal maupun horisontal. Dari komponen vertikal dapat digunakan sebagai acuan adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) atau RPJPD Provinsi dan memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/Provinsi, serta dokumen perencanaan lainnya yang disusun secara sektoral. Dari sisi horisontal, RPJMD Kabupaten mengacu kepada RPJPD Kabupaten, RTRW Kabupaten dan dokumen perencanaan lainnya, baik yang telah disusun dan ditetapkan di Kabupaten Kapuas Hulu ataupun kabupaten tetangga yang berbatasan langsung. Maksud dirujuknya semua dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan.
Tahun. Dok : 2011-2015
Deskripsi Isi Dokumen 1.
Rencana
Pembangunan
Arti Penting & Komentar Atas Isi Dokumen Daerah
Upaya untuk mendukung keterlibatan masyarakat secara
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011-2015 Bab VI
umum dalam pengelolaan dan pengembangan ekowisata
tentang Strategi dan arah kebijakan umum poin 6.1
Kapuas
mengenai strategi, bahwa strategi penciptaan iklim
memungkinkan investasi tumbuh subur di Kapuas Hulu yang
investasi
rangka
berkaitan dengan keberadaan berbagai sarana dan prasarana
masyarakat,
serta kebijakan yang mendukung sehingga dapat menarik
diperlukan adanya upaya untuk mendukung keterlibatan
masyarakat dan investor mengembangkan pariwisata di
masyarakat secara umum dalam pengelolaan dan
Kapuas Hulu.
yang
Jangka
kondusif
mengembangkan
Menegah
Kode Data yang Relevan
adalah
ekowisata
Dalam
berbasis
Hulu
memerlukan
adanya
kondisi
RPJMD.KPL.CHD.PPL
yang
pengembangan ekowisata Kapuas Hulu. Untuk dapat menarik masyarakat dan investor mengembangkan pariwisata di Kapuas Hulu diperlukan adanya iklim atau kondisi yang memungkinkan investasi tumbuh subur di Kapuas Hulu, hal ini akan berkaitan dengan keberadaan berbagai sarana dan prasarana serta kebijakan yang mendukung. 2.
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menegah
Daerah
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011-2015 Bab VI tentang Strategi dan arah kebijakan umum poin 6.2 mengenai arah pengembangan, bahwa pada tahun 2014, pembangunan
tetap
diarahkan
untuk
melanjutkan
Pengembangan ekowisata di Kapuas Hulu telah serius dilakukan sejak tahun 2014 dengan ditetapkannya sasaran pemantapan pembangunan industri ekowisata dan sasaran pembangunan peningkatan ekonomi masyarakat miskin, akan dicapai targetnya pada tahun tersebut.melaui perwujudan
RPJMD.KPL.CHD.PTP
beberapa keberhasilan pembangunan tahun sebelumnya,
ekowisata Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman
yaitu pembangunan infrastruktur dasar dan infrastruktur
Nasional Betung Kerihun menjadi tujuan wisata Nasional dan
pendukung unggulan daerah. Pembangunan infrastruktur
Dunia didukung dengan keberhasilan pembangunan akan
dasar ini ditargetkan tercapai pada tahun 2014 ini.
mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui focus
Demikian
pembangunan pada tahun 2015 yang mana juga diarahkan
juga
pembangunan
dengan
industri
sasaran
ekowisata
pemantapan dan
sasaran
pembangunan peningkatan ekonomi masyarakat miskin,
untuk menyelesaikan target-target pembangunan yang belum dicapai pada tahun sebelumnya.
akan dicapai targetnya pada tahun ini. Pembangunan Kapuas Hulu pada tahun 2015 diarahkan kepada kebijakan untuk menyelesaikan target-target pembangunan
yang
belum
dicapai
pada
tahun
sebelumnya. Fokus pembangunan pada periode akhir lima tahunan ini diarahkan kepada kehidupan
masyarakat
yang
menimbulkan
sejahtera,
melalui
perwujudan ekowisata Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Betung Karihun, menjadi tujuan wisata
Nasional
dan
Dunia
didukung
dengan
keberhasilan pembangunan di bidang kepemerintahan. 3.
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah
Kebijakan tentang
mengembangkan ekowisata
berbasis
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011-2015 Bab VII
masyarakat, menyediakan sarana penunjang wisata, serta
tentang Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
membangun jaringan promosi wisata dengan operator wisata
Daerah poin 7.1 mengenai kebijakan umum strategi VI,
domestik dan internasional diperlukan untuk mencapai
bahwa menciptakan iklim investasi yang kondusif
keberhasilan pengembangan desa ekowisata di Kabupaten
RPJMD.KPL.CHD.AME
kebijakan yang ditempuh; Mengembang-kan ekowisata
Kapuas Hulu, salah satunya adalah Desa Menua Sadap.
berbasis masyarakat (Meningkatkan industri pariwisata Kapuas Hulu); Menyediakan sarana penunjang wisata; Membangun jaringan promosi wisata dengan operator wisata domestik dan internasional 4.
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII dalam poin A.IX bahwa, Mewujudkan Pembangunan Ekowisata Berbasis Masyarakat
5.
Upaya Pemerintah Daerah Kapuas Hulu dalam mewujudkan pembangunan ekowisata
berbasis
masyarakat.
Hal
RPJMD.KPL.CHD.PPL
ini
membuktikan bahwa kegiatan pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu sangat penting.
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Peningkatan
pelayanan
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
Kabupaten
dalam poin A.IX bahwa, Mewujudkan masyarakat yang
keberlangsungan kegiatan pariwisata.
Kapuas
dan
Hulu
partisipasi sangat
masyarakat
dibutuhkan
di
RPJMD.KPL.CHD.PPL
dalam
sehat dan cerdas melalui peningkatan pelayanan dan partisipasi masyarakat. 6.
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu dengan
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
memberikan pelatihan, pembinaan dan pendampingan kepada
dalam poin 1.B.1 bahwa, Memberi pelatihan, pembinaan
operator wisata membuktikan bahwa pemerintah setempat
dan pendampingan kepada operator wisata setempat.
ingin adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia
RPJMD.KPL.CHD.PPL
dalam sector pariwisata. 7.
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Lembaga pengelolaan ekowisata dibutuhkan di Kabupaten
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
Kapuas Hulu untuk memperkuat keberlangsungan program
RPJMD.KPL.CHD.KLG
dalam poin 1.B.3 bahwa, Membangun lembaga pengelola
ekowisata di Kabupaten Kapuas Hulu.
ekowisata. 8.
9.
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Kualitas sumber daya manusia dalam menjadi pemandu lokal
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
sangat didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas
dalam poin 1.B.4 bahwa, Melatih/menciptakan/merekrut
Hulu agar pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu menjadi
pemandu wisata lokal
lebih bermutu.
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Pembangunan pusat informasi pariwisata adalah bagian dari
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini
dalam poin 1.B.5 bahwa, Membangun pusat informasi
membuktikan adanya visi positif akan kegiatan pariwisata di
pariwisata.
Kabupaten Kapuas Hulu di masa mendatang.
10. Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Pembangunan galeri pariwisata adalah bagian dari rencana
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini
dalam poin 1.B.6 bahwa, Membangun galeri pariwisata.
membuktikan adanya visi positif akan kegiatan pariwisata di
RPJMD.KPL.CHD.PPL
RPJMD.KPL.CHD.AME
RPJMD.KPL.CHD.AME
Kabupaten Kapuas Hulu di masa mendatang, dengan itu dilengkapilah fasilitas pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu. 11. Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu akan melakukan
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
upaya kerjasama dengan operator wisata internasional, dengan
dalam poin 1.B.9 bahwa, Menyelenggarakan kolaborasi
begitu akan mempermudah kenaikan kunjungan wisatawan ke
dengan operator wisata internasional.
Kabupaten Kapuas Hulu.
RPJMD.KPL.CHD.PSS
12. Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah
Festival TN Danau Sentarum dan Betung Kerihun akan
(RPJMD) Kabupaten Kapuas Hulu 2011-2015 Bab VIII
memberikan informasi tentang potensi dan daya tarik yang
dalam poin 1.B.10 bahwa, Mengadakan Festival TN
dimiliki TN Danau Seantarum dan Betung Kerihun pada
Danau Sentarum dan Betung Kerihun.
khalayak.
RPJMD.KPL.CHD.ATR
LEMBAR ISIAN IKHTISAR DOKUMEN Nama Dokumen : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011-2031 Tempat Dokumen : BAPPEDA
No. Dokumen :
Tahun Dokumen : 2011-2031
Hal/Peristiwa Penting Terkait dengan Dokumen : RPJP Daerah ini disusun dengan maksud untuk memberikan acuan dan dasar hukum bagi pembangunan jangka panjang daerah dalam 20 tahun mendatang. Selain itu, penyusunan RPJP Daerah juga dimaksudkan untuk menjamin terjadinya keterpaduan dan kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan dalam jangka panjang sesuai dengan kondisi dan karakteristik daerah dalam mewujudkan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama. RPJP Daerah disusun dengan tujuan untuk memberikan arah dan acuan bagi para calon Kepala Daerah dalam menyusun program kerja yang akan disampaikan pada masa pemilihan Kepala Daerah. Selain itu, RPJP Daerah disusun dengan tujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan daerah; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarwaktu, antarfungsi pemerintah daerah dan pusat; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; menjamin tercapainya penggunaan sumber daya yang efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan; serta menjaga kesinambungan pembangunan daerah yang dilaksanakan dalam waktu lima tahunan. Rencana yang termuat di dalam RPJP Daerah Kabupaten Kapuas Hulu merupakan rencana jangka panjang dari semua aspek pembangunan yang akan dilaksanakan dengan memperhatikan kemungkinan adanya penyempurnaan sesuai perkembangan dan perubahan yang terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu Deskripsi Isi Dokumen
a. Penetapan dan pengembangan objek dan atraksi wisata unggulan. Strategi ini dilaksanakan melalui arah kebijakan: (a) penetapan obyek wisata yang memiliki nilai spesifik dan unik yang layak dikembangkan sebagai obyek wisata unggulan, dan
Arti Penting & Komentar Atas Isi Dokumen Pengembangkan Desa Menua Sadap diperlukan penetapan obyek wisata yang memiliki nilai spesifik dan unik yang layak dikembangkan sebagai obyek wisata unggulan, dan pengembangan atraksi wisata unggulan dan atraksi wisata potensial
Kode Data yang Relevan
RPJPD.KPL.CHD.ATR
(b) pengembangan atraksi wisata unggulan dan atraksi wisata potensial dengan pengadaan dan keikutsertaan pada event nasional dan Internasional.
dengan pengadaan dan keikutsertaan pada event nasional dan Internasional. Hal ini diperlukan untuk mengangkat eksistensi Desa Menua Sadap.
b.
Pengembangan Industri wisata. Strategi ini dilaksanakan melalui arah kebijakan: (a) peningkatan sumberdaya manusia pada keahlian bidang kesenian budaya dan kerajinan tangan, dan (b) peningkatan peran dan fungsi masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan dan atraksi wisata.
Pembuatan Komunitas ibu – ibu tenun pada keahlian bidang kesenian dan kerajinan tangan desa Menua Sadap mampu membantu membangun pengembangan dalam industri wisata kedepannya.
c.
Pengembangan jalur wisata yang efisien dan menarik. Strategi ini dilaksanakan melalui arah kebijakan: (a) pengembangan jalur wisata unggulan, dan (b) pengadaan Infrastruktur pada daerah persinggahan jalur wisata pada wisata unggulan dan potensial.
Dalam pengembangan Desa Menua Sadap diperlukan pengembangan jalur wisata unggulan, dan pengadaan Infrastruktur pada daerah persinggahan jalur wisata pada wisata unggulan dan potensial untuk meminimalisir kemungkinan wisatawan akan tersesat dan menimbulkan area kerusakan pada area hutan karena wisatawan akan secara asal mencari jalur wisata .
d.
Pariwisata, di masa mendatang dihadapkan pada berbagai tantangan yang berkaitan dengan berbagai upaya pengembangan dan pembinaan terutama terhadap berbagai sarana dan prasarana serta infrastruktur sebagai penunjang pembangunan di bidang pariwisata. Langkah penyediaan dan pengembangan baik kualitas maupun kuantitas sarana prasarana pariwisata seperti trasportasi, akomodasi, restoran, serta fasilitas-fasilitas umum lainnya penunjang kegiatan wisata perlu diikuti pula dengan kegiatan berbagai promosi mengenai potensi wisata.
Dalam pengembangan pariwisata Desa Menua Sadap diperlukan berbagai potensi pariwisata namun harus ditunjang dengan pembangunan sarana dan prasarana serta infrastruktur penunjang seperti trasportasi, akomodasi, restoran, serta fasilitas-fasilitas umum lainnya.
RPJPD.KPL.CHD.PPL
RPJPD.KPL.CHD.AKS
RPJPD.KPL.CHD.AME
e.
Pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu semakin meningkat perannya, terutama wisata berbasis alam dan perairan. Jaringan wisata nasional semakin mantap yang ditandai oleh adanya integrasi antar kunjungan wisata, semakin berkembangnya akomodasi dan industri wisata. Kemasan wisata yang makin menarik melalui pengembangan jalur wisata dan kalender wisata yang makin menarik. Obyek wisata yang ada semakin tertata dan memiliki ciri yang khas sehingga secara keseluruhan membentuk atraksi yang saling melengkapi. Pengelolaan pariwisata semakin membaik, yang ditandai oleh semakin meningkatnya kualitas SDM dan manajemen kepariwisataan
Dengan adanya integrasi kunjungan wisata Desa Menua Sadap, mampu memberikan manfaat peningkatan pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam mengelola desa.
RPJPD.KPL.CHD.PPL
LEMBAR ISIAN IKHTISAR DOKUMEN Nama Dokumumen
: SK Pengadaan Barang dan Jasa
Tempat Dokumen: Kantor Desa Menua Sadap
No. Dokumen:-
Tahun. Dok:2013
Hal/Peristiwa Penting Terkait dengan Dokumen : Dokumen ini ditujukan untuk Kepala Desa Menua Sadap, Badan Pemberdayaan Desa Perempuasn Dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu ,Lembaga Swadaya Masyarakat , dan masyarakat.pembentukan Keputusan Badan Pemberdayaan Desa perempuan dan Keluarga Kabupaten Kapuas Hulumempunyai tujuan agar pembentukan panitia pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi administrasi, fisik, keuangan dan manfaatnya guna mewujudkan tugas pemerintah dan memberikan pelayanan kepada masyarakat;
Deskripsi Isi Dokumen
1.
Keputusan
Kepala
Badan
Pemberdayaan
Desa,
Perempuan Dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2013, Tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Barang Dan Jasa Di Lingkungan Badan Pemberdayaan
Desa
Perempuan
Dan
Keluarga
Berencana Kabupaten Kapuas Hulu menetapkan bahwa untuk
mengatur
kelancaran
dalam
pelaksanaan
Arti Penting & Komentar Atas Isi Dokumen
Kode Data yang Relevan
Pembentukan panitia pengadaan barang / jasa dilingkungan
SK.DMS.CHD.PSS
Badan Pemberdayaan Desa, Perempuan dan Keluarga tahun 2013 dalam pengadaan bahan tenun yang diketuai oleh Emeliana Telibai untuk pembelian benang Sidan, Benang Kotak,dan manik. Selain itu terdapat juga LSM Asosiasi Perempuan
Usaha
Kecil
yang
ikut
memberdayakan
masyarakat di Dusun Kelayam dengan melakukan pembinaan
pengadaan barang/ jasa yang berlandaskan pada etika
mengenai tanaman yang dapat digunkan untuk mewarnai kain
pengadaan barang/jasa dengan prinsip bersaing secara
tenun dan juga LSM FORCLAIM yang membagian benang
sehat, adil/ tidak diskriminatif perlu dibentuk panitia
secara gratis kepada masyarakat.
pengadaaan barang/jasa pada Badan Pemberdayaan Desa, Perempuan dan Keluarga berencana Kabupaten Kapuas Hulu.
Lampiran Catatan Hasil Wawancara Kepala Desa Menua Sadap FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Produk Wisata
Tema
:
Akomodasi
Waktu
: 19 Oktober 2015
Kode
:
KADES.DMS.CHW.AKO
Tempat
: Rumah kepala Desa Menua Sadap
Sumber Data
:
Kepala Desa Menua Sadap
Catatan : Desa Menua Sadap memiliki homestay yang terletak di Dusun Sadap. Alasan Dusun Sadap terlebih dahulu dibangun homestay karena hanya Dusun Sadap yang dikembangkan menjadi dusun ekowisata pada tahun 2011. Untuk menunjang pengembangan Desa Menua Sadap sebagai desa ekowisata, homestay merupakan pilihan yang paling tepat karena wisatawan dapat berinteraksi langung dengan penduduk lokal di Rumah Betang.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Pengelolaan Tema
:
Bentuk Kerjasama
Kode Sumber data
: KADES.DMS.CHW.KKD :: Kepala Desa Menua Sadap
Waktu
: 19 Oktober 2015
Tempat : Rumah Kades Menua Sadap
Catatan : Bentuk kerjasama yang dijalin antara KOMPAKH dengan Desa Menua Sadap berupa pembinaan mengenai pariwisata yang sudah dilakukan, namun LSM KOMPAKH dinilai masih kurang dalam mendukung kegiatan pariwisata dikarenakan fokus dari LSM KOMPAKH terbagi dengan desa binaan yang lain. Selain itu LSM KOMPAKH baru satu tahun membina Desa Menua Sadap.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Kelembagaan lokal
Waktu
: 19 Oktober 2015
Kode
: KADES.DMS.CHW.KLG
Tempat
: Rumah Kades Menua Sadap
Sumber Data
: Kepala Desa Menua Sadap
Catatan : Beberapa kelembagaan lokal yang terdapat di Desa Menua Sadap antara lain Karang Taruna yang lebih bergerak dibidang olahraga saat hari-hari besar, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), dan kelompok tani yang beranggotakan masyarakat yang memiliki ladang.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Pemberdayaan penduduk lokal
Waktu
: 19 Oktober 2015
Kode
: KADES.DMS.CHW.PPL
Tempat
: Rumah Kepala Desa Menua Sadap
Sumber Data
: Kepala Desa Menua Sadap
Catatan : Pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan saat ini seperti ibu-ibu yang memasak untuk wisatawan yang menginap dan kerajinan yang dibuat oleh anak-anak dan ibu-ibu dijual untuk dijadikan cinderamata. Beberapa perwakilan dari masyarakat telah beberapa kali melakukan pelatihan seperti pelatihan pemandu wisata, pelatihan budidaya ikan sema, dan pelatihan mengelola desa wisata di Desa Candi Rejo, Yogyakarta. Setelah KPP selesai dibentuk, Kepala Desa Menua Sadap mengharapkan terdapat program-program yang dibuat dengan melibatkan ketiga dusun dalam pelaksanaannya untuk menghindari konflik dan persaingan tidak sehat antar dusun yang masuk kedalam wilayah Desa Menua Sadap.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP
Fokus
: Pengelolaan
Tema
:
Partisipasi sektor swasta
Waktu
: 19 Oktober 2015
Kode
:
KADES.DMS.CHW.PSS
Tempat
: Rumah Kades Menua Sadap
Sumber Data
:
Kepala Desa Menua Sadap
Catatan : Kepala Desa Menua Sadap mengatakan bahwa sampai saat ini belum asa investor yang berinvestasi di Desa Menua Sadap karena struktur kepengurusan Desa Ekowisata Menua Sadap masih dalam tahap pembahasan. Peraturan tentang perizinan usaha pariwisata tingkat desa masih dalam pembahasan oleh pengurus desa.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Peraturan tentang pengelolaan
Waktu
: 19 Oktober 2015
Kode
: KADES.DMS.CHW.PTP
Tempat
: Rumah Kepala Desa Menua Sadap
Sumber Data : Kepala Desa Menua Sadap Catatan : Kepala Desa Menua Sadap mengatakan bahwa belum terdapat peraturan tentang pengolahan sampah dan limbah di Desa Menua Sadap. Saat ini masyarakat Desa Menua Sadap mengolah sampah dengan cara dibakar, namun masih ada beberapa masyarakat yang membuang sampah ke sungai tanpa mengetahui akibat dari sampah yang mereka buang ke sungai. Kepala Desa Menua Sadap mengatakan bahwa lahan yang mereka gunakan untuk berladang diperoleh secara turun-temurun, namun yang memperoleh ladang secara turuntemurun hanya anak laki-laki.
Lampiran Catatan Hasil Wawancara Kepala Dusun Sadap FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Produk Wisata
Tema
: Akomodasi
Waktu
: 16 Oktober 2015
Kode
: KADUS1.DMS.CHW.AKO
Tempat
: Rumah Kepala Dusun Sadap
Sumber Data
: Kepala Dusun Sadap
Catatan : Pada awalnya salah satu rumah di dusun Sadap sering dijadikan tempat menginap oleh kerabat sehingga pihak TNBK menjadikan rumah tersebut sebagai homestay. Fasilitas yang disediakan dalam homestay adalan fasilitas sederhana yang dapat mencukupi kebutuhan dasar wisatawan untuk istirahat. Fasilitas tersebut diberikan oleh pihak TNBK. Terdapat tiga homestay di Dusun Sadap, dalam satu homestay memiliki kapasitas dua sampai tiga orang.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Produk Wisata Tema
: Atraksi Wisata
Kode : KADUS1.DMS.CHW.ATR Sumber data :: Kepala Dusun Sadap
Waktu
: 14 Oktober 2015
Tempat
: Rumah Kepala Dusun Sadap
Catatan : Terdapat berbagai cinderamata yang dibuat oleh masyarakat Dusun Sadap antara lain tenun, anyaman, manik-manik, dan ukiran yang terbuat dari kayu.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Pengelolaan Tema 1
: Kelembagaan Lokal
Waktu
: 16 Oktober 2015 Pukul. 09.00 WIB.
Kode : KADUS1.DMS.CHW.KLG Sumber data :: Kepala Dusun Sadap
Tempat
: Rumah Kepala Dusun Sadap
Catatan : Terdapat tiga kelembagaan lokal di Dusun Sadap yang terdiri dari Kelompok Pengrajin, Kelompok Tari, dan Karang Taruna. Kelompok Pengrajin di Dusun Sadap memiliki kegiatan mewadahi ibu-ibu pengrajin kain tenun dan pernak-pernik lainnya. Kelompok Tari beranggotakan siapapun yang memiliki minat dan suka menari. Kelompok ini berperan dalam menyambut wisatawan yang ingin disambut dengan tarian tradisional. Kelompok Karang Taruna merupakan organisasi yang mewadahi masyarakat di bidang olahraga melalui kegiatan bermain sepak bola dan voli.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Pemberdayaan penduduk lokal
Waktu
: 16 Oktober 2015
Kode
: KADUS1.DMS.CHW.PPL
Tempat
: Rumah Kepala Dusun Sadap
Sumber Data : Kepala Dusun Sadap Catatan : Pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan saat ini adalah dalam hal kerajinan berupa anyaman, tenun, dll yang dijual sebagai cinderamata kepada wisatawan. Kepala Dusun Sadap mengharapkan untuk meningkatkan komunikasi antar dusun untuk mencegah persaingan tidak sehat dalam hal pengelolaan pariwisata di Desa Menua Sadap.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Pengelolaan Tema
: Peraturan Tentang Pengelolaan
Waktu
: 16 Oktober 2015 Pukul. 09.00 WIB.
Kode : KADUS1.DMS.CHW.PTP Sumber data :: Kepala Dusun Sadap
Tempat
: Rumah Kepala Dusun Sadap
Catatan : Dusun Sadap memiliki pipa ledeng yang digunakan untuk mengalirkan air dari bukit ke rumah warga. Air dari bukit tersebut digunakan untuk memasak, makan, dan minum, sedangkan yang digunakan untuk mandi dan mencuci masih menggunakan air sungai. Tidak terdapat pengelolaan drainase di Dusun Sadap. Masyarakat Dusun Sadap sebagian memiliki lahan tetap untuk berladang dan ada pula yang masih berpindah-pindah dengan membuka lahan.
Lampiran Catatan Hasil Wawancara Kepala Dusun Kerangan Bunut
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Produk Wisata
Tema
: Akomodasi
Waktu
: 14 Oktober 2015
Kode
: KADUS2.DMS.CHW.AKO
Tempat
: Rumah Betang Madang 2
Sumber Data : Kepala Dusun Kerangan Bunut Catatan : Homestay hanya terdapat di Dusun Sadap. Homestay yang terdapat di Dusun Kerangan Bunut masih dalam proses pembuatan yang berbentuk rumah betang. masyarakat di Kerangan
Bunut sudah memulai persiapan dalam menunjang
pengembangan Desa Ekowisata dengan membangun Homestay. Penginapan yang terdapat di Kerangan Bunut berbentuk homestay agar dapat menambah penghasilan masyarakat dan masyarakat memang sedang membangun rumah betang yang sekaligus dapat dijadikan Homestay agar lebih menambah ciri khas masyarakat dayak Iban.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Produk Wisata Tema
: Atraksi Wisata
Waktu
: 14 Oktober 2015
Kode : KADUS2.DMS.CHW.ATR Sumber data :: Kepala Dusun Kerangan Bunut
Tempat
: Rumah Betang Madang 2
Catatan : Terdapat cinderamata yang dibuat oleh masyarakat antara lain anyaman raga yang merupakan anyaman untuk menyimpan barang, uyut yang merupakan anyaman berbentuk tas untuk berladang.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Kelembagaan lokal
Waktu
: 14 Oktober 2015
Kode
: KADUS2.DMS.CHW.KLG
Tempat
: Rumah Betang Madang 2
Sumber Data : Kepala Dusun Kerangan Bunut Catatan : Salah satu kelembagaan lokal yang terdapat di Desa Menua Sadap adalah Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) yang bertanggungjawab dalam pengelolaan hutan Desa Menua Sadap yang masuk kedalah wilayah Dusun Kerangan Bunut.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Pemberdayaan penduduk lokal
Waktu
: 15 Oktober 2015
Kode
: KADUS2.DMS.CHW.PPL
Tempat
: Rumah Betang Madang 2
Sumber Data : Kepala Dusun Kerangan Bunut Catatan : Pemberdayaan penduduk lokal dilakukan dengan menjual kerajinan yang dibuat oleh masyarakat seperti tenun dan anyaman. Menurut Kepala Dusun Kerangan Bunut pertemuan antar dusun harus ditingkatkan untuk menghindari persaingan tidak sehat antar masyarakat dalam pariwisata.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Pengelolaan Tema 1
: Peraturan Tentang Pengelolaan
Kode : KADUS2.DMS.CHW.PTP Sumber data :: Kepala Dusun Kerangan Bunut
Waktu
: 14 Oktober 2015
Tempat
: Rumah Kepala Dusun Kerangan Bunut
Catatan : Masyarakat Dusun Kerangan Bunut mendapatkan sumber air dengan cara mengalirkan air sungai menggunakan mesin dengan bahan bakar bensin, namun masih ada sebagian orang yang langsung pergi ke sungai untuk mandi dan juga mencuci. Terdapat pengelolaan drainase saat musim hujan untuk meminimalisir penggunaan air sungai karena dibutuhkan bahan bakar bensin untuk mengalirkan air sungai ke rumah warga. Masyarakat Dusun Kerangan Bunut masih membuka lahan baru untuk kebutuhan berladang.
Lampiran Catatan Hasil Wawancara KOMPAKH
FIELD NOTES KOMPAKH Fokus
: Produk wisata
Tema
: Akomodasi
Waktu
: 30 Oktober 2015
Kode
: KMP.DMS.CHW.AKO
Tempat
: Basecamp KOMPAKH
Sumber Data : Founder KOMPAKH Catatan : Letak homestay di Desa Menua Sadap hanya terdapat di Dusun Sadap. Rumah Betang dijadikan homestay supaya wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan pemilik homestay dan dengan penduduk Rumah Betang yang lain. Pilihan akomodasi jatuh pada homestay karena prinsip dari homestay adalah tinggal di rumah penduduk dan dalam pengelolaannya dapat dikelola dengan prinsip rumah tangga sehingga lebih mudah disbanding guest house yang dalam pengelolaannya akan melibatkan banyak orang.
FIELD NOTES KOMPAKH Fokus
: Produk wisata
Tema
: Amenitas
Waktu
: 30 Oktober 2015
Kode
: KMP.DMS.CHW.AME
Tempat
: Basecamp KOMPAKH
Sumber Data : Founder KOMPAKH Catatan : Founder KOMPAKH mengatakan bahwa pernah dibangun fasilitas toilet yang khusus untuk dihunakan oleh wisatawan, namun toilet tersebut dibuat di halaman Rumah Betang sehingga toilet tersebut tidak pernah digunakan lagi, dan hingga saat ini belum dibuat fasilitas toilet dan fasilitas penunjang pariwisata lainnya di Desa Menua Sadap.
FIELD NOTES KOMPAKH Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Kerjasam KOMPAKH dengan Desa Menua Sadap
Waktu
: 30 Oktober 2015
Kode
: KMP.PSU.CHW.KKD
Tempat
: Basecamp KOMPAKH
Sumber Data : Founder KOMPAKH Catatan : Bentuk kerjasama antara KOMPAKH dengan Desa Menua Sadap adalah KOMPAKH sebagai pendamping dalam pengelolaan Desa Ekowisata Menua Sadap. Saat ini KOMPAKH sedang melakukan diskusi intensif dengan Desa Menua Sadap mengenai penyusunan Kelompok Pengelola Pariwisata (KPP). KOMPAKH akan membantu membuat struktur, membuat Sandard Operasional prosedur (SOP), dan pola pemasaran yang akan dilakukan. Dalam waktu dekat KOMPAKH akan mengirim pengajar yang akan tinggal di Desa Menua Sadap selama tiga bulan untuk mengajari bahasa Inggris kepada masyarakat Desa Menua Sadap.
FIELD NOTES KOMPAKH Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Nilai-nilai yang didapatkan wisatawan
Waktu
: 30 Oktober 2015
Kode
: KMP.PSU.CHW.NNW
Tempat
: Basecamp KOMPAKH
Sumber Data : Founder KOMPAKH Catatan : Menurut founder KOMPAKH, nilai-nilai lokal yang diperoleh dari kunjungan mereka ke Desa Menua Sadap antara lain kehidupan masyarakat Desa Menua Sadap, seperti aktivitas berladang dan berburu, membuat kerajinan, dan interaksi langsung wisatawan dengan masyarakat Desa Menua Sadap. Pelajaran lain dapat diperoleh selama wisatawan melakukan aktivitas wisata menggunakan jasa pemandu lokal, dimana pemandu lokal akan menjelaskan tentang flora maupun fauna yang akan mereka temui selama melakukan aktivitas wisata tersebut. Pemandu lokal akan menjelaskan informasi tersebut tanpa menggunakan bahasa ilmiah melainkan menggunakan penafsiran masyarakat lokal.
FIELD NOTES KOMPAKH Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Pemberdayaan penduduk lokal
Waktu
: 30 Oktober 2015
Kode
: KMP.PSU.CHW.PPL
Tempat
: Basecamp KOMPAKH
Sumber Data : Founder KOMPAKH Catatan : Founder KOMPAKH mengatakan bahwa KOMPAKH akan membentuk Kelompok Pengelola Pariwisata (KPP) yang akan menjadi media untuk pemberdayaan masyarakat lokal. KPP merupakan organisasi untuk mengelola Desa Ekowisata Menua Sadap yang diantaranya akan menentukan penanggung jawab dari setiap divisi yang dibutuhkan dalam struktural pengelola Desa Ekowisata Menua Sadap termasuk pembuatan SOP dll. Tujuan dari pembentukkan KPP juga untuk meminimalisir konflik antara masyarakat Desa Menua Sadap. KPP akan membuat divisi yang didalamnya terdapat perwakilan dari ketiga dusun yang masuk kedalam wilayah Desa Menua Sadap, termasuk mekanisme kerja dari setiap divisi yang dibuat. Selain itu KPP bertanggungjawab menetapkan standar harga untuk menghindari persaingan antar penyedia fasilitas dari masyarakat, dan standarisasi lainnya.
FIELD NOTES KOMPAKH Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Partisipasi sektor swasta
Waktu
: 30 Oktober 2015
Kode
: KMP.PSU.CHW.PSS
Tempat
: Basecamp KOMPAKH
Sumber Data : Founder KOMPAKH Catatan : Founder KOMPAKH mengatakan bahwa belum ada investor yang berinvestasi langsung di Desa Menua Sadap karena belum ada desain tapak wisata di Desa Menua Sadap. Peraturan daerah tentang perizinan usaha jasa pariwisata telah dibuat tiga tahun lalu dan sedang menunggu keluarnya peraturan bupati untuk dapat diimplementasikan. Saat ini untuk usaha pariwisata yang ingin berinvestasi di Desa Menua Sadap hanya mengurus perizinan dengan Kepala Desa Menua Sadap dan Ketua Adat di Desa Menua Sadap.
FIELD NOTES KOMPAKH Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Peraturan tentang pengelolaan
Waktu
: 30 Oktober 2015
Kode
: KMP.PSU.CHW.PTP
Tempat
: Basecamp KOMPAKH
Sumber Data : Founder KOMPAKH Catatan : Founder KOMPAKH mengatakan bahwa terdapat biogas yang dibuat oleh pihak TNBK di Desa Menua Sadap khususnya Dusun Sadap untuk memanfaatkan limbah organik yaitu kotoran hewan. Biogas digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan sampah anorganik yang dihasilkan masyarakat maupun wisatawan diolah dengan cara dibakar.
Lampiran Catatan Hasil Wawancara Masyarakat Desa Menua Sadap
FIELD NOTES MASYARAKAT DESA MENUA SADAP
Fokus: Produk Wisata Tema
: Atraksi Wisata
Waktu: 16 Oktober 2015
Kode
: MSY.DMS.CHW.ATR
Tempat: Dusun sadap
Sumber Data : Ketua Kesenian dan Pengrajin Dusun Sadap
Catatan : Di Dusun Sadap terdapat beberapa pertunjukan tarian diantaranya Tarian Nyambut Temuai (Tarian Sambut Tamu) dan Tarian Ngayau (Tarian Perang). Tarian Nyambut Tamu biasanya dilakukan untuk menyambut wisatawan mancanegara. Tarian Nyambut Temuai dilakukan oleh maksimal delapan orang penari sedangkan Tarian Ngayau merupakan tarian perorangan. Kedua tarian tersebut diiringi olrah alat musik tradisional seperti Gendang, Kerumung, Gong, dan Bebenai (gong kecil). Tarian Ngayau membutuhkan properti seperti pisau dan terabai (pisau berukir).
Lampiran Catatan Hasil Wawancara Desa Menua Sadap
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Produk Wisata
Tema
: Akomodasi
Waktu
: 15 Oktober 2015
Kode
: SEKDES.DMS.CHW.AKO
Tempat
: Rumah Sekdes Menua Sadap
Sumber Data : Sekretaris Desa Menua Sadap Catatan : Dusun Kelayam belum memiliki homestay, tetapi masyarakat menyetujui apabila rumah betang dijadikan homestay untuk mendukung kegiatan pariwisata. Rumah betang dijadikan homestay agar masyarakat dapat belajar secara langsung dalam menangani wisatawan dan agar wisatawan dapat merasakan tinggal di rumah betang layaknya masyarakat Iban.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Produk Wisata Tema
: Atraksi Wisata
Waktu
: 15 Oktober 2015
Kode : SEKDES.DMS.CHW.ATR Sumber data :: Sekretaris Desa Menua Sadap
Tempat
: Rumah Sekdes Menua Sadap
Catatan : Terdapat berbagai cinderaata yang dibuat oleh masyarakat Dusun Kelayam antara lain kain tenun dan anyaman .
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Kelembagaan lokal
Waktu
: 15 Oktober 2015
Kode
: SEKDES.DMS.CHW.KLG
Tempat
: Rumah Sekdes Menua Sadap
Sumber Data : Sekretaris Desa Menua Sadap Catatan : Salah satu kelembagaan lokal yang terdapat di Desa Menua Sadap khususnya di Dusun Kelayam adalah komunitas tenun yang beranggotakan ibu-ibu di Rumah Betang Kelayam. Saat ini komunitas tenun Kelayam dibina oleh Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPUK) yang bergerak dibidang tenun tradisional dan pewarna alami.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP Fokus
: Pengelolaan
Tema
: Pemberdayaan penduduk lokal
Waktu
: 15 Oktober 2015
Kode
: SEKDES.DMS.CHW.PPL
Tempat
: Rumah Sekdes Menua Sadap
Sumber Data : Sekretaris Desa Menua Sadap Catatan : Pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan dalam hal kerajinan seperti tenun dan anyaman. Saat ini ibu-ibu pengrajin tenun sedang didampingi oleh NGO yang bergerak dibidang kerajinan tenun dan pewarna alami yaitu Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPUK). Menurut Sekdes Menua Sadap untuk menghindari persaingan tidak sehat antar masyarakat dilakukan dengan membagi kegiatan pariwisata secara merata di setiap dusun yang masuk dalam wilayah Desa Menua Sadap.
FIELD NOTES DESA MENUA SADAP FOKUS : Pengelolaan Tema
: Peraturan Tentang Pengelolaan
Kode : SEKDES.DMS.CHW.PTP Sumber data :: Sekretaris Desa Menua Sadap
Waktu
: 15 Oktober 2015
Tempat
: Rumah Sekdes Menua Sadap
Catatan : Masyarakat Dusun Kelayam masih menggunakan air sungai untuk mencuci dan mandi, karena air yang dilairkan melalui pipa yang berasal dari hulu tidak selalu menghasilkan air bagi warga. Tidak terdapat pengelolaan drainase di Dusun Kelayam. Masyarakat Dusun Kelayam juga masih membuka lahan baru untuk berladang setelah panen, karena menurut kepercayaan mereka lahan yang telah dipakai sebelumnya akan kehilangan kesuburan tanah.
Transkrip Kepala Desa Menua Sadap (File name: KADES.DMS.CHW)
Date: 19 Oktober 2015 Location: Desa Menua Sadap Length: 01 : 32 : 44 Interviewee: Kepala Desa Menua Sadap Interviewer: Tim BR TNBK 2015 Transcriber: Tim BR TNBK 2015 KADES.DMS.CHW.mp3 (Runtime: 01:32:44)
Informan
Isi Wawancara
Peneliti
: Kelembagaan lokal apa saja yang terdapat di Desa Menua Sadap?
KADUS
: Kelembagaan yang ada di Desa Menua Sadap antara lain karang taruna, komunitas Hutan Desa dan komunitas kelompok tani
Peneliti
: Bagaimana bentuk kerjasama anatara KOMPAKH dengan desa Menua Sadap?
KADES
: Pembinaan mengenai pariwisata sudah dilakukan tetapi LSM KOMPAKH masih dinilai kurang dalam mendukung kegiatan pariwisata karena focus dari Lsm KOMPAKH terbagi dengan desa binaan yang lain, selain itu LSM KOMPAKH baru setahun membina Desa Menua Sadap.
Peneliti
: Area mana saja yang dapat dijadikan sebagai area usaha pariwisata Desa Menua Sadap?
KADES
: Belum ada pengusaha yang masuk ke Desa Menua Sadap, karena untuk pembentukan kepengurusan pengelola Desa Ekowisata juga baru mau
Informan
Isi Wawancara dibuat.
Peneliti
: Bagaimana bentuk perizinan membuka usaha di Desa Menua Sadap?
KADES
: Untuk perizinan belum ada, karena memang belum ada pengusaha yang masuk ke desa. Sampai saat ini masalah kepengurusan baru sampai tahap pembahasan pengurus desa.
Peneliti
: Bagaimana
bentuk
pemberdayaan
penduduk
lokal
untuk
mengembangkan potensi masyarakat? KADES
: Pemberdayaan penduduk paling dilakukan dalam hal kerajinan dan pemberdayaan dalam hal memasak baik untuk wisatawan yang menginap di Desa Menua Sadap
Peneliti
: Bagaimana upaya untuk meningkatkan keterampilan masyarakat?
KADES
: Upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan, beberapa yang sudah dilakukan seperti pelatihan guide, pelatihan budidaya ikan sema, dan pelatihan tentang pengelolaan ekowisata di Candi Rejo Jawa Tengah.
Peneliti
: Apa yang dilakukan untuk mencegah persaingan yang tidak sehat antar masyarakat Desa Menua Sadap dalam pariwisata?
KADES
: Antisipasi untuk mencegah adanya konflik antar dusun belum ada tetapi akan dilakukan melalui program-program yang akan dibuat kedepan setalah struktur kepengurusan selesai.
Peneliti
: Bagaimana bentuk pengelolaan limbah di Desa Menua Sadap?
KADES
: Masyarakat desa biasanya sampahnya dibakar, cuma ya namanya itu masih ada orang-orang yang buang sampah ke sungai, soalnya mereka tidak mengerti soal akibat dari buang sampah ke sungai. Mereka menganggap buang sampah ke sungai tidak akan berdampak buruk ke sungainya. Untuk peraturan, tidak ada peraturan khusus yang mengatur soal pengolahan limbah, tapi kita baru mau membuat peraturan tersebut.
Informan
Isi Wawancara
Peneliti
: Bagaimana bentuk pengelolaan lahan pertanian Desa Menua Sadap?
KADES
: Masyarakat punya ladang secara turun temurun. Kalo anak laki-laki biasanya dapet lading dari orang tuanya.
Peneliti
: Dimana saja letak homestay dan guest house Desa Menua Sadap?
KADES
: Kalau Homestay di Desa Menua Sadap ini baru ada di Dusun Sadap karena memang awalnya hanya dusun Sadap yang dikembangkan jadi Dusun ekowisata tapi karena peraturan tentang Dusun ekowisata tidak ada, yang ada itukan Desa Ekowisata untuk itu kita ingin membenahi dengan mengadakan pariwista di tingkat Desa.
Peneliti
: Mengapa rumah betang dapat dijadikan sebagai homestay di Desa Menua Sadap?
KADES
: Untuk menunjang pengembangan Desa Menua Sadap sebagai desa ekowisata untuk itu penginapannya agar lebih menyatu dengan alam kita lebih utamakan yang berbentuk rumah betang, selain itukan rumah betang lebih identik dengan masyarakat dayak iban dan supaya wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dan kegiatan masyarakat sehari-hari.
Peneliti
: Bagaimana bapak mendapat keuntungan materi secara langsung melalui kegiatan wisata?
KADES
: Materi yang kita dapat ini kadang kala tapi dari segi penyerapan mereka agak kurang tetapi masih mendapat juga.
Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan kerjasama antara kepala dusun dengan masyarakat?
KADES
: Hubungan saya dengan masyarakat secara itu tidak masalah memang di masyarakat ini kadang kala pas kebetulan ada kegiatan yang istilanya bersifat ada sedikit nilai itu mereka sering curiga tinggi mereka padahal mereka kan dari segi aturan yang tidak paham kadang kala ada ucapan terima kasih itu biasa.
Informan Peneliti
Isi Wawancara : Bagaimana kondisi hubungan / kerjasama dengan pihak TNBK dan Dinas Pariwisata?
KADES
: Hubungan baik baik saja.
Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan yang dijalin antara Dusun Sadap, kelayam, dan Kerangan Bunut?
KADES
: Ada hubungan kalau dari desa tapi dari dusun sendiri belum ada hubungan yang sering ketemu
Peneliti
: Apa saja bentuk kontribusi / sumbangan yang diberikan dalam kegiatan wisata? Apakah dilakukan secara sukarela?
KADES
: Mau secara sukarela kepengurusannya, jelas mulai dari wisatawan yang datang masyarakat dapat terlibat dengan giliran mengajak orang – orang lain biasanya di rapatkan oleh dusun dan teman – teman di dusun sadap
Peneliti
: Apa saja bentuk dukungan berupa tenaga yang diberikan dalam pengembangan desa ekowisata Menua Sadap?
KADES
: Bentuk dukungan berupa tenaga yang dari Tim TNBK dan lembaga KOMPAKH
Peneliti
: Apa saja bentuk dukungan lain yang diberikan dalam pengembangan desa Ekowisata Menua Sadap?
KADES
: Dukungan lain diberikan dana untuk berjalannya pengembangan desa Ekowisata Menua Sadap
Peneliti
: Apakah bapak dapat mengeluarkan peraturan yang dapat diikuti oleh seluruh desa?
KADES
: Sebenarnya bisa hasil musyawarah kita bersama bagi warga yang tidak mengindahkan peraturan mungkin dari segi administrasi yang kita tidak urus atau ada masalah mungkin salah satu kita tekankan ke masyarakat
Informan
Isi Wawancara nanti.
Peneliti
: Apa saja ide /pendapat /saran
yang telah diberikan dalam
mengembangkan desa? KADES
: Saran sih banyak kan dan ide – ide termasuk juga sekarang sih lebih menekankan istilahnya kebersihan, ramah tamah, mulai dari kebiasaan kita, suka menyapa da ada jemuran di luar juga ada anjing yang datang liar itu kana pa istilhnya dan dari tamu – tamu ada kucing mungkin ada teman – teman yang suka dan tidak senang dengan itu mungkin ada juga yang memakai kendaraan yang menghargai tamu apa istilah kita sampaikan ke masyarakat seperti itu kadang kala ini susah untuk menggungkapkan.
Peneliti
: Apa bapak mempunyai pengalaman dalam kegiatan wisata ?
KADES
: Pengalaman sih sebelumnya belum ada cuma kita di bawah oleh teman-teman kita lebih focus dengan dalam istilahnya paket wisata dan juga melihat lokasi untuk dijadikan pariwisata seperti itu
Peneliti
: Apa saja pengetahuaan dalam kegiatan wisata dikuasai oleh bapak?
KADES
: Kalau pengetahuan sangat kurang dalam kegiatan wisata belum terlalu mengerti dan belum paham.
Peneliti
: Apakah bapak memiliki hak untuk menghentikan pariwisata di Desa Menua Sadap?
KADES
: Dari masyarakat ada sedikit bagi saya tidak merugikan akan terjadi untuk kedepannya kalau untuk sekarang gak ada tapi gak tahu kalau kedepannya kita lihat ekowisata yang mempunyai potensi besar dan kita mengginginkan seperti itu.
Kepala Dusun Sadap File name: KADUS1.DMS.CHW
Date: 16 Oktober 2015 Location: Desa Menua Sadap Interviewee: Kepala Dusun Sadap Interviewer: Tim BR TNBK 2015 Transcriber: Tim BR TNBK 2015
Informan Peneliti
Isi Wawancara : Bagaimana
bentuk
pemberdayaan
penduduk
lokal
untuk
mengembangkan potensi masyarakat? KADUS
: Pemberdayaan masyarakat dalam hal kerajinan tangan seperti tenun, tikar,dan syal
Peneliti
: Apa yang dilakukan untuk mencegah persaingan yang tidak sehat antar masyarakat Desa Menua Sadap dalam pariwisata?
KADUS
: Komunikasi antar dusun lebih dikoordinasikan dengan baik supaya apabila ada wisatawan yang datang tidak hanya beberapa orang saja yang mendapatkan keuntungan
Peneliti
: Dimana saja letak homestay dan guest house Desa Menua Sadap
KADUS
: Pada awalnya salah satu rumah di dusun Sadap yang berbentuk rumah betang sering dijadikan tempat menginap oleh kerabat, yang dirumahnya mbak piani jadi TNBK menjadikan rumah mbak Piani jadi homestay. Selain itu Homestay juga ada yang berbentuk rumah biasa yang dibiayai oleh PNPM pariwisata
Peneliti
: Mengapa rumah betang dapat dijadikan homestay?
Informan KADUS
Isi Wawancara : Biar wisatawan yang ada mau berinteraksi sama masyarakat dan mau mengikuti kegiatan masyarakat sehari-hari, agar lebih tahu juga kebiasaan masyarakat .
Peneliti
: Apa saja bentuk cinderamata yang disediakan di desa Menua Sadap?
KADUS
: Cinderamata yang dibuat oleh masyarakat Dusun Sadap antara lain tenun, anyaman, manik-manik, dan ukiran yang terbuat dari kayu
Peneliti
: Apa saja bentuk kelembagaan lokal desa Menua Sadap?
KADUS
: Kelembagaan di Dusun Sadap antaralain kelompok pengrajin,kelompok tari dan karang taruna.
Kepala Dusun Kerangan Bunut File name: KADUS2.DMS.CHW
Date: 14 Oktober 2015 Location: Desa Menua Sadap Interviewee: Kepala Dusun Kerangan Bunut Interviewer: Tim BR TNBK 2015 Transcriber: Tim BR TNBK 2015
Informan
Isi Wawancara
Peneliti
: Kelembagaan lokal apa saja yang terdapat di Desa Menua Sadap?
KADUS
: Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) yang bertugas untuk mengelola hutan di Desa Menua Sadap.
Peneliti
: Bagaimana
bentuk
pemberdayaan
penduduk
lokal
untuk
mengembangkan potensi masyarakat? KADUS
: Masyarakat membuat cinderamata seperti tenun dan anyaman untuk dijual ke wisatawan
Peneliti
: Apa yang dilakukan untuk mencegah persaingan yang tidak sehat antar masyarakat Desa Menua Sadap dalam pariwisata?
KADUS
: Meningkatkan komunikasi antar dusun dengan sering mengadakan pertemuan
Peneliti
: Dimana saja letak homestay di Desa Menua Sadap
KADUS
: Kalau di Madang ini homestaynya belum jadi, jadi masih dalam proses pembuatan tapi dalam bentuk rumah betang. adanya baru di Sadap karena Sadap yang lebih banyak didatangi sama wisatawan. Tapi kalau kerangan Bunut mau nantinya ada pariwisata kita sedang buatkan penginapan untuk pengunjung yang datang kesini
Informan
Isi Wawancara
Peneliti
: Mengapa rumah betang dijadikan sebagai homestay?
KADUS
: Supaya masyarakat bisa punya tambahan kegiatan dari pariwisata ini. sama karena yang dibangun rumah betang makannya sekalian rumah betang dijadikan homestay sekalian biar tidak bangun berkali-kali.
Peneliti
: Bagaimana bentuk Pengelolaan lahan Pertanian desa Menua Sadap?
KADUS
: Masyarakat Dusun Kerangan Bunut masih membuka lahan baru untuk berladang
Peneliti
: Bagaimana bentuk Pengelolaan air minum desa Menua Sadap?
KADUS
: Masyarakat menyedot air dari sungai menggunakan mesin dengan bahan bakar bensin, namun masih ada sebagian orang yang langsung pergi ke sungai untuk mandi dan mencuci
Peneliti
: Bagaimana bentuk Pengelolaan drainase desa Menua Sadap?
KADUS
: Pengelolaan drainase dilakukan saat musim hujan untuk meminimalisir penggunaan air sungai karena untuk mengaliri air sungai ke rumah menggunakan bensin
Peneliti
: Apa saja bentuk cinderamata yang disediakan di desa Menua Sadap?
KADUS
: Cinderamata yang dibuat oleh masyarakat antara lain anyaman raga (anyaman untuk menyimpan barang, uyut ( anyaman berbentuk tas untuk berladang)
Founder KOMPAKH File name: KMP.PSU.CHW
Date: 30 Oktober 2015 Location: Putussibau Length: 0 : 22 : 12 Interviewee: Founder KOMPAKH Interviewer: Tim BR TNBK 2015 Transcriber: Tim BR TNBK 2015 KMP.PSU.CHW.mp3 (Runtime:0:22:57) Informan Peneliti
Isi Wawancara : Bagaimana bentuk kerjasama antara KOMPAKH dengan Desa Menua Sadap?
KMP
: Bentuk kerjasama itu melalui project ini, kita baru menggagas dengan kades, kades disana itu anak muda, jadi pikiran nya muda. Jadi harus anak muda yang saya kirim kesana biar pikirannya sama. Dalam waktu dekat ini kita sedang diskusi intensif dengan desa tentang kepengurusan pengelola, jadi KPP nya tidak hanya dusun sadap saja, tapi desa menua sadap. Pihak desa sudah oke tentang itu, kompakh akan membantu bagaimana strukturnya dibangun, semua orang oke dengan itu, aturan mainnya dibuat, pola-pola marketingnya dibuat, dan beberapa kali pelatihan termasuk pelatihan bahasa inggris. Dan ada program internship 3 bulan jadi kita tarik orang itu 3 bulan jadi orang kampung disana dan ngajarin bahasa inggris disana tapi harus bule.
Peneliti
: Area mana saja yang dapat dijadikan sebagai area usaha pariwisata Desa Menua Sadap?
Informan KMP
Isi Wawancara : Belum ada ketentuan khusus tentang itu karena desain tapaknya saja belum ada. Lagipula sampai saat ini masih belum ada investor yang invest langsung ke Desa Menua Sadap.
Peneliti
: Bagaimana bentuk perizinan membuka usaha di Desa Menua Sadap?
KMP
: Belum ada peraturan tentang perizinan usaha, bahkan kemarin kami baru membuat perda 3 tahun yang lalu tentang jasa usaha pariwisata itupun belum ada perbu nya, jadi belum bisa di implementasi. Paling izinnya ke kades, ke ketua adat ya ke tataran-tataran lokal lah
Peneliti
: Bagaimana
bentuk
pemberdayaan
penduduk
lokal
untuk
mengembangkan potensi masyarakat? KMP
: Salah satunya kita bentuk kelompok, kita dampingi. Kelompok itu merupakan media bagaimana nanti masyarakat terlibat, kelompok ini yang
nanti
transportasinya,
akan
mengorganisir
guidenya,
penyedia
masyarakatnya, kateringnya,
kelompok
homestaynya,
masem-macem. Kelompok ini kita pengen mereka akan menjadi kompak di desa menua sadap itu. Jadi apapun kegiatan, mereka akan menjadi pelaksana di lapangan. Itulah pola kita di bidang ekowisata. Juga untuk ibu-ibu itu di bidang kerajinan tapi belum sama sekali direalisasikan, baru dari pnpm kemarin. Banyak stimulan untuk pnpm itu, ibu-ibu dimasukin. ASPUK juga baru masuk. Peneliti
: Bagaimana upaya untuk meningkatkan keterampilan masyarakat?
KMP
: Kita dulu tahun lalu membuat pelatihan pengelolaan destinasi. Kalo kerjasama kita dengan dians dan wwf kita pernah lakukan studi banding desa wisata di candi rejo. kalo yang pengelola lama lebih intens dengan TNBK sempat ke bogor untuk training tentang pengelolaan pariwisata.
Peneliti
: Apa yang dilakukan untuk mencegah persaingan yang tidak sehat antar masyarakat Desa Menua Sadap dalam pariwisata?
Informan KMP
Isi Wawancara : Ya memang itu tadi, kelompok itu tidak hanya untuk memberdayakan mereka tapi juga untuk meminimalisir konflik, karena dengan adanya kelompok, kelompok ini akan mengidentifikasi siapa yang potensial untuk pelaksana misalnya transportasi. Masing-masing dusun ini diharapkan punya kelompok-kelompok tertentu. Nah kelompokkelompok ini kemudian akan dibuatkan mekanisme kerjanya, aturan mainnya tentang pergiliran. Harapannya itu tidak membuat gaduh di masyarakat dan juga untuk menekan persaingan yang tidak sehat dan pricing yang tidak buas jadi nanti harganya standar sesuai dengan kesepakatan didalam kelompok masyarakat itu tadi, jadi di kelompok masyarakat itulah kita akan menetapkan standar pelayanan seperti apa, harga seperti apa, modal seperti apa. Kalo di meliau udh kita buat.
Peneliti
: Bagaimana bentuk pengelolaan limbah di Desa Menua Sadap?
KMP
: Satu kali dengan teman-teman TN bisa dikatakan berhasil dulunya itu ada kolam-kolam didepan itu kan tapi kemarin tidak sempat keliatan ya, dulunya ada kolam- kolam didepan itu isinya ikan, ada kandangkandang babi, isinya babi pasti kan. Kemudian saat teman-teman ini masuk sama TNBK sama si Mustar disosialisasikan, saya belum lihat secara langsung namun menurut laporan mereka itu sudah tidak ada lagi, nah artinya beberapa limbahnya itu tidak diolah, tapi sistemnya dibakar dan ditaro diluar, sama di biogasnya mereka yang dari TNBK itu. Itu kan kalo sampah organik, kalo yang plastik ya paling dibakar.
Peneliti
: Dimana saja letak homestay dan guest house Desa Menua Sadap
KMP
: Kalau homestay hanya terletak di Dusun Sadap saja, kalau yang di dusun lain seperti di kerangan Bunut itu masih dalam proses pembangunan rumah betang karena baru di relokasi.
Peneliti
: Mengapa rumah betang dijadikan Homestay di Desa Sadap?
Informan KMP
Isi Wawancara : Rumah
Betang
dijadikan
homestay
supaya
wisatawan
dapat
berinteraksi langsung dengan pemilik homestay dan dengan penduduk Rumah Betang yang lain. Pilihan akomodasi jatuh pada homestay karena prinsip dari homestay adalah tinggal di rumah penduduk dan dalam pengelolaannya dapat dikelola dengan prinsip rumah tangga sehingga lebih mudah. Peneliti
: Nilai-nilai lokal apa saja yang didapatkan wisatawan saat berkunjung ke Desa Menua Sadap?
KMP
: Dalam paket yang kita coba kembangkan dengan masyarakat itu yaitu denngan cara menginap di homestay. Dengan dia menginap disitu dia akan berinteraksi dengan pemilik disitu dan tidak hanya dengan pemilik saja tapi dengan penduduk lain di rumah betang. Jadi dia bisa belajar tentang kehidupan masyarakat disitu, bagaimana dia bisa survive, membuat kerajinan, termasuk membuat renai,berburu dan macem-macem. Kalo untuk melaksanakan kegiatan wisatanya biasanya kita minta ada local guide, nah local guide ini yang akan memberikan interpretasi memberikan penafsiran tentang apa yang mereka lihat dan temukan di lapangan, seperti kayu, bagaimana kayu itu dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Meskipun guide ini tidak memberi interpretasi denga bahasa ilmiah tapi menggunakan bahasa lokal, misalnya kayu ini namanya A, biasanya kayu ini kita gunakan untuk obat ini. Nah diharapkan dari sana ada delivered knowledge dari interpretasi lokal itu. Jadi para guide itu juga dibekali bagaimana etika dasar bagaimana cara memeberi interpratasi, bagaimana informasi yang mereka berikan dapat diterima oleh turis.
Peneliti
: Bagaimana beliau mendapat keuntungan materi secara langsung melalui kegiatan wisata?
KMP
: Kalau secara keuntungan kita ini LSM lokal dari beberapa kegiatan
Informan
Isi Wawancara program pariwisata yang trip-trip itu kita punya manajemen fee, nah manajemen fee itu biasanya untuk operasional kita tapi sebelum dibantu sama project ini kadang juga kita tekor manajemen feenya umpamanya sekian persen terus pengeluaran kita perbulan itu sekian persen jadi banyaklah yang disubsidi makannya dari awal awal temanteman dari Kompakh nggak ada yang punya salary mereka mereka hanya mengandalkan dari beberapa kegiatan. Secara tidak langsung sebenarnya yang penting untuk pembelajaran mengorganisasikan seperti apa membina destinasi, karena kita ndak muluk-muluk di Kapuas Hulu ada empat destinasi saja sudah cukup. Dari manajemen fee biasanya masing-masing orang dapat dari trip kita kalau lihat dari manajemen fee itu guide sekian perhari selanjutnya pekerjaan sekian hari itu ditotal.
Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan kerjasama KOMPAKH dengan Desa Menua Sadap?
KMP
: Hubungan kerja sama kita masih dalam proses menjalin hubungan kerjasama
yang lebih
di
Sadap.
Kalau
di
Sadap
itu
kita
mendampinginya dari baru bulan Juni nah kalau Meliau kita udah lama mendampingi dari 2008, Meliau termasuk salah satu destinasi andalan kita . bentuk kerjasama kita dengan beberapa destinasi itu itulah mereka biasanya kalau ada potensi pariwisata yang kira-kira bisa dikembangkan mereka update ke kita terus kita survey dengan mereka kita carikan terus kita survey dengan mereka kita carikan baiknya kita eksekusi sama-sama seperti apa kemudian kita kemas paketnya sperti apa. Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan/ kerjasama antara KOMPAKH dengan TNBK?
Informan KMP
Isi Wawancara : Kondisi hubungan KOMPAKH dengan TNBK selama ini hubungan komunikasi tetapi selama di lapangan kita agak renggang dengan aturan bukan dengan individunya karena dalam beberapa kasus kemarin kita inikan mempromosikan potensi wisata yang ada di Betung Kerihun. Tahun ini mungkin nanti tahun depan baru mereka datangnah jadi harus beberapa kali kita diskusi dengan mereka tentang PP no.2 itu yang penghasilan negara bukan pajak itu yang masalah Simaksi itu nah kita juga dengan orang-orang taman Nasional mau bilang tidak bayar susah mau dibayara susah karena 300% dipake dari harga. Makanya kita perlu kadang-kadang kalau dengan setingkat leader di TNBK itu hubungannya bagus tapi kawan-kawan di UPT yang di lapangan yang agak susah karenakan harus menerapkan seperti ini nah di lain sisi kalau kita membawa tamu kesana kadang-kadang turis bilang mereka bayar percumah ga bisa dapat apa-apa sperti yang kawan-kawan lakukan kemarin kalau yang ada di situ orang utan sarang orang utan pun tidak, yang ada adalah perburuan satwa makanya tugas kita kedepan itu yang mau kita tertibkan dan memfasilitasi masyarakat.
Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan kerja sama antara KOMPAKH dengan Dinas Pariwisata?
KMP
: Kalau hubungan dengan Dinas Pariwisata kita sama dengan TNBK kalau dengan beberapa orang yang paham dengan pariwisata paham dengan konsep pemberdayaan masyarakat masalah mereka mensupport kita tapi kalau menyangkut masalah kebijakan itu Kepala Dinas Pariwisatanya tidak paham pariwisata tapi kita kategorikan bagus sama mereka karena bulan depan kita adakan pelatihan dasar pemndu wisata.
Informan
Isi Wawancara
Peneliti
Apa saja bentuk kontribusi/ sumbangan yang diberikan dalam kegiatan wisata? Apakah dilakukan secara sukarela?
KMP
Seperti yang dibilang tadi yang nulan Juli itu kita belum berani ngomong berkontribusi disitu karena ada Dinas ada TNBK. Kalau dibilang berkontribusi iya tapi tidak dalam porsi yang banyak. Kontribusi kita disitu hanya untuk pendampingan dan memfasilitasi saja
Peneliti
Apa saja bentuk dukungan berupa tenaga yang diberikan dalam pengembangan Desa Menua Sadap? Salah satu program kita adalah salah satu bentuk dukungan kita untuk
KMP
: mengidentifikasi ini terus memfasilitasi kepengelolaan kepengurusan itu ditarik ke pengelolaan berbasis desa itu salah satu dukungan kitaSebenarnya bisa saja kita mengadakan budget untuk menyumbang karena takutnya masyarakat menjadi manja, ada beberapa kebutuhan yang menyangkut masalah program kita tidak terapkan ke mereka karena kita benar-benar ajarin ekowisata ke mereka
Peneliti
: Apa saja bentuk dukungan lain yang diberikan dalam pengembangan Desa Ekowisata Menua Sadap?
Informan KMP
Isi Wawancara : Bentuk dukungan lain kita memfasilitasi beberapa kegiatan selain yang fasilitas program ini kita masukan desa Menua Sadap itu PNPM Pariwisata makannya di Desa Sadap itu ada homestay terus ada MCKnya itu yang tahun 2012 menurut peraturan seharusnya itu berlanjut tapi sampai sekarang belum berlanjut tapi kita yang memfasilitasi.
Peneliti
: Apa saja pengalaman dalam kegiatan wisata yang dimiliki oleh beliau?
KMP
: pengalaman kita dilapangan itu,salah satunya di desa menua sadap itu, nah pengalamannya kita disitu banyak sedihnya, sedihnya tuh karena apa kita sering melalui ngobrol diskusi dengan masyarakat kita jelaskan seperti apa pengembangan desa ekowisata dan itu tidak digubris sama masyarakat, tetap saja perburuan masih berjalan satwasatwa yang diburu masih berjalan. Selama kita mendampingi masyarakat di sadap sama meliau yang manis-masnisnya itu masyarakat sangat antusias, keterlibatannya sangat ini apa mereka mau terlibat tapi beberapa juga yang tidak seperti itu.
Peneliti
Apa saja pengetahuan dalam kegiatan pariwisata yang dikuasai beliau?
Informan
Isi Wawancara
KMP
yah semuanya yang ada disini sera sama ega mereka nggak pernah ngeguide nggak pernah ke lapangan. Kalau saya itu sebagai harian saya di wwf, waktu itu wwf ada kegiatan kunjungan
dari eropa,dari
beberapa kegiatan itu saya ikut untuk mengorganisir kegiatan nah saat kegiatan itu ada kunjungan wisata, mengapa kemudian didirikan suatu lembaga organisasi seperti kompakh ini seiringan dengan berdirinya dinas pariwisata di kapuas hulu tahun 2005. Nah dan ditetapkan tnbk tnds itu sebagai taman nasional menurut peraturan katanya pemerintah tidak boleh berjualan paket wisata untuk itu dibuatlah suatu wadah yang disebut komunitas pariwisata kapuas hulu dan juga melalui sedikit pengalaman.kita belajar di lapangan kita disini tidak ada yang basic pariwisata, ini orang fisika kalau saya orang ekonomi kalau pa hermas tadi orang bahasa, ndak ada yang basic pariwisata. Peneliti
Apakah beliau memiliki hak untuk menghentikan kegiatan ekowisata?
KMP
Kalau kita nggak karena seperti yang Pak Hermas bilang tadi, kita ini sebagai fasilitator kaya konflik tiga dusun itu, kayak program ini, makannya teman-teman kemarin bilang mampu ndak KOMPAKH melakukan program ini, saya bilang mampu karena saya orang lokal jadi kegiatan-kegiatan ini maksudnya kita buat apa aturannya dari dusun kita tarik ke berbasis desa pengelolaannya biar semakin akrab tidak ada kecemburuan sosial antar dusun, kalau untuk ini ndak boleh itu ndak bleh kita ndak bisa.
Sekretaris Desa Menua Sadap (Perwakilan Dusun Kelayam) File name: SEKDES.DMS.CHW
Date: 15 Oktober 2015 Location: Desa Menua Sadap Interviewee: Sekretaris Desa Menua Sadap Interviewer: Tim BR TNBK 2015 Transcriber: Tim BR TNBK 2015
SEKDES
Isi Wawancara
Peneliti
: Kelembagaan lokal apa saja yang terdapat di Desa Menua Sadap?
SEKDES
: Kelembagaan di Dusun Kelayam adalah komunitas ibu-ibu tenun yang dibina oleh Asosiasi Perempuan Usaha Kecil ( ASPUK)
Peneliti
: Dimana saja letak homestay dan guest house Desa Menua Sadap
SEKDES
: Kalau di Dusun Kelayam belum ada homestay adanya baru di Sadap tetapi masyarakat disini mendukung kalau rumah betang dijadikan homestay agar masyarakat bisa punya penghasilan tambahan
Peneliti
: Mengapa rumah Betang dapat dijadikan Homestay di Desa Menua Sadap?
SEKDES
: Supaya masyarakat di sadap bisa tahu bagaimana mengangani wisatawan dan juga agar wisatawan tahu dan merasakan hidup di rumah betang
Peneliti
: Bagaimana bentuk Pengelolaan lahan Pertanian Desa Menua Sadap?
SEKDES
: Masyarakat Dusun Kelayam masih membuka lahan baru untuk berladang setelah panen, karena menurut kepercayaan lahan yang sudah dipakai sebelumnya akan kehilangan kesuburan tanahnya.
SEKDES
Isi Wawancara
Peneliti
: Bagaimana bentuk Pengelolaan air minum desa Menua Sadap?
SEKDES
: Masyarakat masih menggunakan air sungai untuk mencuci dan mandi karena air yang dialiri melalui pipa yang berasal dari hulu tidak selalu ada
Peneliti
: Bagaimana bentuk Pengelolaan drainase desa Menua Sadap?
SEKDES
: Tidak ada pegelolaan drainase
Peneliti
: Apa saja bentuk cinderamata yang disediakan di desa Menua Sadap?
SEKDES
: Cinderamata yang dibuat oleh masyarakat Dusun Kelayam antara lain tenun dan anyaman yang dibuat oleh ibu-ibu
Kepala Resort TNBK File name. STN.DMS.CHW Date: 20 Oktober 2015 Location: Mess TNBK Interviewee: Kepala Resort TNBK Interviewer: Tim BR TNBK 2015 Transcriber: Tim BR TNBK 2015
Informan Peneliti
Isi Wawancara : Bagaimana beliau mendapat keuntungan materi secara langsung melalui kegiatan wisata ?
STN
: Tentu saja pihak TNBK udah jelas mendapatkan keuntungan secara materi karena yang pertama kita bisa mendapatkan pemasukan penerimaan bukan pajak, ada karcis yang harus dikeluarkan setiap para pelaku yang mengunjungi TNBK harus ada proses ijin dulu disana ada pp12 untuk perijinan, kami dari pihak TNBK mendapatkan keuntungan , harga perijinaan asing satu hari per orang 150 rebu, kalau warga negara indoesia 5000 per hari, atraksi berkemah , 5000 satu malam biaya boat di biaya perhari 100ribu , satu boat untuk 5-6 orang (safety )
Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan kerjasama antara TNBK dengan masyarakat ?
STN
: Kondisi hubungan TNBK dengan desa sadap ,Desa Menua Sadap salah satu pintu masuk TNBK, karena TNBK instansi pemerintah mau tidak mau harus terjalin sesuai hubungan instan terkaait , pihak TNBK lebih banyak kordiinasi dengan kecamatan , jadi setiap ada kegiatan kegiatan antraksi ada di dalam sana harus melibatkan desa , hubungannya secara tidak langsung,
ada hubungannya
sosialisasi yang bisa di kerjasama ,salah satunya
tentang pemberian
masyarakat langsung diberikan kepada masyarakat , ada pembentukan kelompok lalu kita memberi bantuan seperti bibit atau alat2 pertanian kita mengadakan pertemuan dlu dan membuat satu kelompok, jadi kita punya satu kegiatan apa yang dinginkan masyarakat jadi kita memberikan apa yg di inginkan masyarakat, ada sumbangan sumbangan untuk peternakan kita kontrol terus pertahun perbulan, kalau di menua sadap ini kan perlu babi untuk ritual , jadi dengan masyarakat itu pasti, sesuai dengan visi misi TNBK bhwa keberadaan taman nasional untuk kesejahteraan masyarakat , bila masyarakat tidak sejahtera dianggap gagal, diskusi terakhir itu membahas sosialisasi tentang penangulangan kebakaran hutan , setiap desa kita sosialisasi, jadi kita di TNBK itu penyuluh perhutanan, meberikan sosialsiasi terkait dengan kebakaran hutan, menjaga hutan konservasi tersebut, kalau saya secara pribadi lebih saya agak jarang sibuk , tetapi kalau dengan masyarakat setiap kali ke rumah betang , saya lebih ke aktivitas masyarakat , maunya masyarakat apa nah saya lebih ke arah bertamu secara perorangan tidak harus ngumpul banyak orang kecuali ada satu kegiatan bantuan, bantuan bio gas , saya harus mengumpulkan mereka, kita mendapatkan bantuan bio gas fungsinya untuk apa dan pembangunannya seperti apa.
Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan/kerjasama pihak pengelola TNBK dengan dinas terkait ?
STN
: hubungan dengan dinas dinas terkait , kita tetap selalu kordinasi dengan dinas perhutanan, kph juga sama kordinasi selalu di kegiatan selalu sama, dinas pariwisata juga koordinasi untuk pengembangan ekowisata kapuas hulu, terutama TN jadi kita punya hubungan membangun pariwisata di kapuas hulu ini , selain koordinasi kita kerjasama dengan dinas pariwisata dari tahun 2013 kita sudah dekat dengan bidang promosi pariwisata seperti pameran kita selalu bersama dengan dinas pariwisata , waktu event di batam kita bekerjasa sama dengan dinas pariwisata untuk pengembangan ekowisata kapuas hulu ini.
Peneliti
: Bagaimana kondisi hubungan yang dijalin dengan LSM ?
STN
: Hubungan TNBK dan KOMPAKH , kalau hubungan dengan LSM LSM TNBK selalu terbuka apalagi teman – teman TFCA berbasis konservasi terus KOMPAKH kami mempunya hubungan baik dgn KOMPAKH , kami di taman nasional tidak bisa menjadi pelaku pariwisata ,melalui KOMPAKH taman nasional ini jadi terkenal dengan pariwisatanya kami sangat support dan membuka selebar lebarnya untuk melakukan event, menjual paket wisata itu silahkan saja, ya kami sangat senang kalau isa mengangat potensi - potensi TN, kami punya keterbatasaan karena kami basicnya perlindungan dan pemsnfaatan, tapi tidak keluar dari kaidah - kaidah aturan TN , kita berkomitmen kepada KOMPAKH satu daerah semakin sedikiTNya orang masuk kawasan itu semakin aman, satu kawasan itu akan baik bila sedikit orang yg masuk, tetapi di kapuas hulu ini sangat ingin sekali banyak orang - orang masuk supaya terexpose.
KOMPAKH bergerak di bidang ekowisata dan mereka punya basic konservasi dan makanya kami sangat support, dan kami juga para pelaku di TN ikut mengikuti peraturan, bentuk sukarela dari TNBK itu dulu pernah sebelum KOMPAKH dulu basisnya das mendalam, belum banyak bermain di das embaloh, pembentukan kelompok ekowista Desa Menua Sadap itu di beri fasilitas oleh TN dan sampai saat ini Dusun Sadap dilaunching jadi dusun wisata itu oleh TNBK yang memfasilitas dan punya ide serta gagasan, supaya Dusun Sadap di launching sebagai dusun wisata, TNBK yg punya ide dan gagasan, tujuannya supaya wisatawan bisa mengenal lebih dekat Dusun Sadap dan selebihnya bisa masuk, karena Dusun Sadap dusun penyanggah Peneliti
: Apa saja bentuk kontribusi/sumbangan yang diberikan dalam kegiatan wisata ? apakah secara sukarela ?
STN
: Kita tidak meberikan uang tetapi kita memberikan bentuk barang
Peneliti
: Apa saja bentuk dukungan berupa tenaga yang diberikan dalam pengembangan Desa Ekowisata Menua Sadap ?
STN
: kami selalu meberikan support kepada Desa Menua Sadap, penyuluhan, pelatihan pelatihan, studi banding, sebagian daripada TNBK terhadap ekowisata di Desa Menua Sadap, bentuk berupa tenaga dari TNBK kita lebih ke program kami lebih meberikan support program ke desa, Desa Menua Sadap maunya apa sih ? nah kita bantu memfasilitasi pembuatan poroposal pengajuan kegiatan pembentukan kelompok ekowisata tersebut berupa sumbangan.
Untuk saat ini belum pernah ada untuk khusus Desa Menua Sadap kalau untuk Embaloh Hulu kita pernah ada namanya LSM Sibatopah, itu
LSM
yg
dibentuk
oleh
masyarakat
untuk
memfasilitasi
pemerdayaan yang ada di masyarakat sumbangan dari TNBK di kelola oleh LSM Sibatopah itu sendiri perlindunganya terus terang saya tidak berani berbicara lebih jelas karena saya tidak memahami keberadaan Sibatopah untuk perlindungannya hukum saya tidak tahu karena sebelum saya di sini sudah ada. Peneliti
: Apakah beliau dapat mengeluarkan peraturan yang dapat diikuti oleh seluruh desa ?
STN
: Misalkan di TNBK ada penebangan liar karena adanya pariwisata banyak masuk bisa ga pihak TNBK menghentikan ? sudah pasti kita punya hukum positif dan undang2 nomer 41 thn 99 itu sudah jelas tentang kehutanan kalau ga salah di pasal 2 itu para pelaku ilegal logging akan ditindak pidana itu tu udah jelas. Jadi setiap pelaku ilegal didalam kawasan taman nasional itu ditindak secara hukum sesuai aturan yang ada itu pasti. A kalo mengeluarkan ijin usaha itu tidak, tidak memberi ijin karena itu menteri yang memepunyai kekuasaan ijin didalam klawasan. Nah, tetapi kalo untuk aktivitas masyarakat itu kita di taman nasional itu ada zonasinya ada zonanya.
Ada zona pemanfaatan, terus diatasnya ada zona rimba, terus ada zona inti nah di zona pemnfaatan itu juga terbagi lagi ada zona apa namanya ada e zona untuk pemanfaatan itu kan seperti misalnya wisata itu nah itu silakan saja diurus oleh TNBK. Iya itu bukan ijin tapi itu ada aturan itu bukan TNBK yang mengeluarkan ijin itu. Itu aturan yang udah ditentukan di seluruh taman nasional itu ada zonanya supaya aktivitas masyarakat itu jadi bisa dibatasi ruang geraknya itu nah tetapi penentuan zonasi ini kita melibatkan seluruh stakeholder yang ada didaerah itu sendiri seperti embaloh hulu ini kita undang dari setiap pihak
kecamatan
,
25:02............dari
pihak
kecamatan
terus
dari....................dari kapolseknya terus dari ketumenggungannya dari masyarakaTNya nah itu kita undang kita duduk bersama untuk menentukan zonasi ini misalnya e kita sepakat ini. masyarakat bergerak sampai mana untuk mencari apa namnaya untuk mencari makannya lah untuk aktivitas e suatu masyarakat o dia bilang dia sampai sampai daerah ini gitu. Nah bikinlah gambaran zona pemanfaatan ya kan? Nah kalo dia sudah bilang dia oke disini nah berarti diatasnya kita bisa bikin zona rimba, nah zona rimba terus disini zona inti nah secara otomatis kalo seperti ini masyarakat sudah sepakat kalo dia masuk di daerah ini ini sudah larangan karena ini ada habitat yang harus kita lindungi atau ada kawasan e rimba yang harus kita lindungi gitu sama juga dengan inti gitu kan nah kalo mereka bisa masuk kesini nah itu mereka dikenakan sanksi gitu karena kita sudah sepakat. Kalo mereka mau disini gitu kan ya langsung disini aja zona pemanfaatanya lebar aja tetapi dia tidak diubah-ubah karena dari awal kita sudah sepakat bahwa ini zona yang harus kita lindungi. Kita sama-sama dengan masyarakat untuk menjaga wilayah inti ini gitu. Jadi taman nasional itu tidak mengeluarkan suatu ijin TN itu melaksanakan suatu tugas melindungi kawasan tidak melegalkan apapun didalam kawasan itu .
Peneliti
: Apa
saja
ide/pendapat/saran
yang
telah
diberikan
dalam
mengembangkan desa ? STN
: Setelah dilaunchingnya Dusun Sadap itukan TNBK punya gagasan nah mau tidak mau harus ada para pelakuunya yang untuk melaksanakan suatu supaya para ta,mu wisata tidak ngmabnag kearah mana. Nah setelah dilaunchingnya Dusun Sadap ini mau tidak mau ada kelompok yang harus kita bentuk nah TN memfasilitasi bentuk ekowisata yg kmrn itu Langun Jerangau. Nama organisasinya Langun Jerangau sudah ada ketuanya nah setelah dibentuk itu berjalan meraka itu sendiri nah taman nasional tinggal melihat saja memonitor pergerakan mereka kita lepas mereka
Peneliti
: Apa saja pengalaman dalam kegiatan wosata yang dimiliki oleh beliau ?
STN
: Untuk pengalamnnya kita sering kalau pengalamnnya teman2 dari peh di diklat kadangkala didiklat untuk mendapatkan ilmu desa ekowisata sendiri. Kalo pribadi saya sih awalnya saya bsasicnya krnm mmg menguasai das semua das yang ada di taman nasional terdiri dr 4 das. Das ny ada das kapuas sub dasn ya ada 4 yaitu das eembaloh, kedua sibau ketika ada subdas mendalam keempat ada subdas.......... sama dengan kapuas juga. Nah saya menguasai keempat das ini nah jadi kami taman nasional itu waktu itu belum ada pelaku ekowisata nah tamu itu langsung ke taman nasional nah kita yang membawa mereka ke objek-objek taman nasional lebih tau objek-objek yang ada di kawasan nah lama kelamaan makin berkembang teman-teman di juga semakin paham ttg ekowisata ini harus kita kembangkan dan apa di TN sendiri kita harus di taman nasional ini di zona pemanfaatan ini jadi kita harus
kembangkan ekowisata disana
supaya
dampaknya
keuntungannya kemasyarakat itu tujuannya adalah untuk masyarakat semua pelakunya adalah masyarakat. Orang taman nasional tidak boleh mangguide kami Cuma bisa memberikan informasi tentang kawasankawasan didalam taman nasional itu sendiri dan kami tidak boleh langsung sebagai pelakunya. Karena apa? Karena disini sudah ada kelompok yang dibentuk kecuali di das yang belum ada ekowisatanya nah itu bisa untuk membantu. Seperti penelitian itu bisa itu harus kami yang mendampingi karena terkait dengan spesies yang ada dalam kawasan. Kalo kami dari TNBK kami sudah lama eksplornya tentang potensi malahan sekarang kami punya bukan paket ya kalo paket berarti kami manjuual ini kita punya tripnya trip explore itu berada dr putussibau misal trip explorenya dari bandara kita menju ke kantor TN. Betung kerihun nah disana banyak mendapatkan informasi langsung kita arahkan misalnyua jam makannya. Abis itu perjalanan kita menuju embaloh kita masuk menuju dusun utik disitu ada betang sungai utik.
Betang yang memang bisa wisatawan lihat keunikan betang tersebut sama budaya yang ada disana terus naik ke mataso ini nah itu untuk misalnya explore rumah betang bisa diarahkan ke dusun kelayam terus langsung ke sadap nah dari situ ke homestaynya nah bentuk itulah taman nasional sudah banyak potensinya. Tetapi kan kami tidak sehebat para pelaku LSM yang di ekowisata tersebut seperti KOMPAKH kalau kami kan sekelas mengetahui potensi kita tidak lebih untuk menjual ya sering kita juga promosi-promosi di pameran kita promosikan lah tentang objek-objek yang ada di taman nasional nah kami lebih banyaknya di dalam kawasan nah silakan saja temanteman dari KOMPAKH dan pariwisata mengangkat potensi yang ada di desa atau dikecamatan karena itu ranahnya mereka kalo kami lebih ke kawasan itu yang kami kembangkan membantu masyarakat para pelaku untuk memfasilitasi memberikan support bantuan seperti SDM didiklatkan diberikan studi banding gitu di daerah tempat - tempat wisata yang sudah maju kalo di desa, desa memang
itu bukan
ranahnya taman nasional silahkan saja teman – teman dari Dinas Pariwisata dan pelaku LSM yang bergerak di bidang pariwisata seperti LSM KOMPAKH silahkan saja. Walaupun itu kami tau ada. Kalau saya sangat banyak sekali mengguidenya semua das ini saya sudah mengguide semua. Kalau untuk e domestik kita pernah membuat suatu kegiatan yaitu ekspedisi untuk membuat suatu trek wisata yaitu kapuas mahakam namanya itu di tahun 2004 di das kapuas itu paling banyak menggali potensi disana dan wisatawan mancanegara lebih banyak kesana dan saya sudah mengguide beberapa negara di putussibau, embaloh, terakhir kemarin dari Inggris eh bukan Inggris, Australia ada dua orang kemaren Juli itu ada 2 org dari Australia. Kalau embaloh saya baru guide satu itu kalo di das lain, Amerika, Perancis Finlandia yang paling sering Jepang. Kalau Jepang itu empat DAS dia masuk semua saya tiga tahun berturut-turut didatangi oleh orang Jepang. Dari tahun 2010, 2011, 2012, 2013
Peneliti
: Apa saja pengetahuan dalam kegiatan wisata yang dikuasai oleh beliau ?
STN
: Saya gada saya untuk background pariwisata gak ada karena memang saya senang dengan saya lebih senang ke adventure nah dari situ saya lebih senang berpetualang - petualang di beberapa das ini apalagi kapuas hulu itu kan nah disitu saya punya modal bisa dari informasi yang saya dapatkan itu nah itu bisa memerikan informasi kepada wisatawan yang datang nah mereka datang maunya apa nah nanti saya akan arahkan kesini seperti itu, nah kalau pengalaman paling besar sih skripsi lebih ke ekowisata saya kembangkan ekowisata. Skripsi saya disana karena basicnya disana senang kan ya saya mengambil skripsi itu ya langsung disetujui memang ekowisata saya ambilnya itu, di das mendalam yang saya ambil karena waktu dulu saya masih di kantor balai saya lebih senang main ke mendalam yang pertama kenapa saya mengangkat das mendalam disana ada keunikan daripada perbedaan sukunya disana. Disitu ada beberapa suku disana yang pertma ada suku melayu kalau kita ketemu kedua ada suku Taman ketiga .............. kemudian suku bukat jadi ada satu das mendiami nah wisatawan lebih senang mereka perbedaan - perbedaan ini mereka bisa lihat semua sampai ke atraksi keseniannya juga nah habis itu lebih dekat masuk ke kawasannya nah disana mereka bisa berexplore disana mereka mau lihat apa mau lihat fauna lebih mudah mereka mau lihat hutan tropisnya lebih mudah lebih daat. Jadi saya mengantarkannya kesana dulu gitu.
Peneliti
: Apakah beliau memiliki hak untuk menghentikan kegiatan wisata Desa Menua Sadap ?
STN
: Ada kalau misalnya pelaku ekowisata ini melakukan larangan larangan yg kita buat itu TN berhak menghentikan supaya mereka tidak beraktivitas berwisata dalam kawasan itu bisa, misalnya larangannya seperti ini e setiap pengunjung harus mendapatkan ijin masuk kawasan atau simaksi atau beli karcis terus kedua pengunjung tidak boleh misalnya e wisatawan tidak boleh merusak, mengotori, menggambar, menebang membakar di dalam kawasan nah itu contohnya seperti itu. Tidak boleh membawa minuman-minuman keras di kawasan nah itu contohnya seperti itu saya ada simaksinya nanti saya printkan saya ada simaksi yang aturan, kewajiban apa yang harus mereka taati pariwisatanya seperti itu. Bisa bisa itu bisa, karena Desa Menua Sadap adalah desa penyangga . penyangga kawasan itu yang pertama untuk pintu masuk. Kedua lagi karena dia desa penyangga semua aktivitas dalam kawasan itu udah pasti Desa Menua Sadap ini yang masuk kedalam kawasan karena dia lebih dekat gitu. Nah kenapa kami melaunching sebagai dusun wisata karena itu tadi supaya masyarakat yang ada di menua sadap dapat menikmati hasil dari kawasan itu sendiri. Jadi keberadaan taman nasional bisa mendapatkan dampak hasilnya karena ada taman nasional di dalam nah dilaunching lah Dusun Sadap ini supaya masyarakat bisa membawa tamunya, mengguidenya, tinggal di homestaynya dan hasilnya dari situ karena keberadaan itu tadi taman nasional itu tadi. Untuk kesejahteraan masyarakat karena desa adalah penyangga kawasan atau pintu masuk ke kawasan paham ya!!!