1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengambilan darah kapiler lewat tumit bayi adalah prosedur yang biasa di lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan cenderung mengalami hipoglikemi dan ikterus sehingga hampir semua bayi kurang bulan membutuhkan pemeriksaan darah pada awal kehidupannya (Barker, 1995). Lenclen & Carbajal, 2007 pada suatu jurnal melaporkan bayi yang dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) mengalami prosedur nyeri 115 x dalam waktu 2 minggu (Badr et al.,2010). Sementara Anand (2005) melaporkan dari semua bayi yang dirawat bayi kurang bulan berisiko terpapar dengan prosedur nyeri berulang selama di NICU dengan atau tanpa manajemen pengurang rasa nyeri. Pengambilan darah yang dilakukan di bangsal perinatologi kadang dilakukan dengan pengambilan darah vena atau pengambilan darah lewat tumit. Committee on Fetus and Newborn American Academy of Pediatrics, 2000 menyebutkan bahwa manajemen nyeri paling efektif adalah dengan mencegah, membatasi atau menghindari prosedur nyeri sebisa mungkin. Jika prosedur itu benar-benar dibutuhkan dapat diminimalkan dengan beberapa cara, salah satu yang penting adalah mempertimbangkan pemilihan metode yang paling kecil menimbulkan respon nyeri.
2
Pengalaman rasa nyeri pada awal kehidupan neonatus dipercaya akan menyebabkan rasa nyeri kronik saat dewasa (Shah & Ohlsson, 2008). Serabut syaraf aferen mentransmisi rangsang nyeri ke medulae spinalis dimana modulasi terjadi pada cornu dorsalis (Jain et al., 2006). Pengalaman nyeri berhubungan dengan terapi selama di NICU akan merubah sirkuit nyeri syaraf bayi secara permanen
(Hermann et al., 2006) sehingga menyebabkan peningkatan
morbiditas, mortalitas dan bertambahnya lama perawatan di NICU (Koeppel, 2002). Efek nyeri yang tidak ditangani dengan baik berakibat pada jangka pendek yaitu gangguan pola tidur, semakin rewel dan peningkatan denyut jantung. Efek jangka panjang dapat berupa respon yang berlebihan terhadap nyeri sewaktu imunisasi rutin, kecemasan, perubahan sensitifitas nyeri, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, gangguan kemampuan sosial dan tingkah laku merusak diri (McVey,1998). Beberapa cara farmakologik maupun non-farmakologik dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri akibat tindakan medis pada bayi (Stevens et al., 2004). Pada beberapa penelitian pada bayi cukup bulan yang pernah dilakukan menyebutkan nyeri akibat prosedur pengambilan darah kapiler dapat dikurangi dengan mempertimbangkan pengambilan darah vena (Shah & Ohlsson, 2008). Namun penelitian tahun 2009 yang dilakukan Sathathasivam et al menunjukkan bahwa skor nyeri pada kelompok vena dan kapiler tidak berbeda bermakna sehingga belum ada kesepakatan tentang tindakan pengambilan darah mana yang lebih dipilih pada bayi cukup bulan. Keuntungan pengambilan darah vena antara lain mengurangi risiko hemolisis sampel, jumlah darah yang diambil lebih banyak
3
dan lebih sedikit menimbulkan respon nyeri (Shah & Ohlsson, 2008). Kerugian pengambilan darah vena yaitu dibutuhkan tenaga yang berpengalaman untuk melakukan pengambilan darah. Di sisi lain keuntungan pengambilan darah kapiler lewat tumit adalah mudah dilakukan walaupun oleh perawat yang kurang berpengalaman.
Kerugian
pengambilan
darah
kapiler
tumit
selain
ketidaknyamanan prosedur pada ini, dimungkinkan juga terjadi osteokondritis, ekimosis dan hemolisis sampel (Shah & Ohlsson,2008). Walaupun bayi kurang bulan lebih sering menjalani pengambilan darah (Larsson et al., 1998), penelitian menggunakan subyek bayi kurang bulan masih kurang dibandingkan bayi cukup bulan.
Beberapa standar digunakan untuk
mendeskripsikan rasa nyeri yang dialami bayi baru lahir (Khurana et al., 2005). Untuk penelitian ini digunakan standar penilaian nyeri berdasarkan Premature Infant Pain Profile (PIPP) (Stevens et al., 1996; Stevens et al., 2000) yang dikatakan cukup valid dan reliabel untuk mengukur nyeri pada bayi kurang bulan (Johnsdottir et al., 2005). B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka masalah yang diajukan adalah : 1.
Tindakan pengambilan darah vena dan kapiler yang sering dilakukan pada bayi kurang bulan menimbulkan respon nyeri.
2.
Belum dapat diketahui prosedur pengambilan darah yang menimbulkan nyeri paling ringan pada bayi kurang bulan.
4
C. Pertanyaan penelitian Apakah pengambilan darah kapiler tumit bayi kurang bulan lebih nyeri dibandingkan dengan pengambilan darah vena? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Membandingkan respon nyeri bayi kurang bulan pada pengambilan sampel darah kapiler tumit dan vena. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui respon nyeri akibat tindakan pengambilan sampel darah kapiler tumit bayi kurang bulan. b. Mengetahui respon nyeri akibat tindakan pengambilan sampel darah vena bayi kurang bulan. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini bagi ilmu pengetahuan adalah dapat mengetahui perbedaan rasa nyeri yang ditimbulkan oleh tindakan medis pengambilan darah vena atau kapiler bayi, khususnya bayi kurang bulan, sehingga bisa menjadi acuan pemilihan
dalam
melakukan
pengambilan
darah
sesuai
indikasi
dan
mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Bagi praktis klinis hasil penelitian dapat ditetapkan prosedur tindakan yang sesuai antara kebutuhan darah yang diambil dengan tingkat rasa nyeri yang ditimbulkan kedua tindakan pengambilan darah yang berbeda (vena dan kapiler), sehingga prosedur pengambilan darah tidak atau hanya sedikit meninggalkan trauma rasa nyeri pada bayi.
5
Bagi pasien dan orangtua pasien penelitian ini berguna untuk menghindari paparan rangsang nyeri yang seharusnya tidak dialami terutama di awal kehidupannya, sehingga tidak mengakibatkan hipersensitifitas nyeri saat dewasa. F. No
Peneliti/ Tahun
Desain
1
Shah et al., Randomised (1997) Controlled Trial (RCT) Canada
2
Larsson et al.,, (1998) Swedia
3 Eriksson et al., (1999) Swedia
4
Ogawa et al., (2005) Jepang
RCT
RCT
RCT
Keaslian Penelitian Partisipan/ Perlakuan
Hasil dan Kesimpulan
Mean skor Neonatal Infant Pain Bayi cukup bulan dibagi Scale (NIPS) selama pengambilan 2 kelompok, Kelompok darah pada kelompok kapiler lebih kapiler = 14, kelompok tinggi secara signifikan p<0,001 vena = 13 Pengambilan darah kapiler lebih nyeri Pengambilan darah dibanding vena untuk pemeriksaan glukosa atau bilirubin Durasi tangis kelompok vena lebih Bayi cukup bulan dibagi pendek (82 vs 270 detik). p<0,001 menjadi 3 kelompok, Median skor Neonatal Facial Coding Kelompok vena = 50, Scale (NFCS) kelompok vena lebih Kelompok lancet kecil = kecil secara bermakna dibanding 50, kelompok lancet besar kelompok kapiler lancet kecil = 50 (p<0,02). Median skor NFCS Pengambilan darah untuk kelompok vena lebih kecil secara pemeriksaan bermakna dibanding kelompok kapiler phenylketonuria lancet besar (p<0,0005) Pengambilan darah kapiler lebih nyeri dibanding vena. Bayi cukup bulan dibagi 4 kelompok, kelompok pungsi vena = 30 dengan glukosa oral 30% dan 30 subyek tanpa glukosa oral, kelompok kapiler = 30 dengan glukosa oral 30% dan 30 subyek tanpa glukosa oral. Pengambilan darah untuk pemeriksaan darah rutin
Pemberian sukrosa oral pada bayi cukup bulan yang akan dilakukan pemeriksaan darah rutin Kelompok vena tanpa sukrosa oral = 25, dengan sukrosa oral = 25, kelompok kapiler dengan sukrosa oral = 25, tanpa sukrosa oral = 25
Antara kelompok yang diberi glukosa oral : Median durasi tangis antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna (12,9 vs 11,6 detik); skor PIPP antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna (3,9 vs 3,3). Antara kelompok yang tidak diberi glukosa oral : Median durasi tangis lebih besar pada kelompok kapiler (57,3 vs 26,8 detik) p=0,0041; mean skor PIPP secara bermakna lebih tinggi pada kelompok kapiler (8,4 vs 6,0) p=0,0458 Pengambilan darah kapiler tumit lebih nyeri dibanding vena pada kelompok yang tidak diberi glukosa oral. Antara kelompok yang diberi sukrosa, skor NFCS lebih tinggi pada kelompok kapiler dibanding vena (median 58 vs 23) p<0,001 Sukrosa oral menurunkan skor NFCS antara kelompok kapiler (median 58 vs 47) p<0,01 dan cenderung menurunkan skor nyeri antara kelompok vena (median 23 vs 2) p < 0,1 Skor NFCS kelompok vena tanpa sukrosa lebih rendah secara bermakna
6
dibanding kelompok kapiler dengan sukrosa (median 47 vs 23) p<0,01 Pengambilan darah kapiler lebih nyeri dibanding vena. 5 Sathathasivam et al., (2009) Malaysia
RCT
Median skor NFCS kedua kelompok Bayi cukup bulan dibagi tidak berbeda bermakna p=0,882 2 kelompok, Kelompok Mean durasi tangis kelompok vena vena= 30 lebih panjang (27,5 vs 7 detik) Kelompok kapiler = 30 p<0,001 Pengambilan darah untuk pemeriksaan Respon nyeri pengambilan darah kapiler dan vena tidak berbeda glukosa bermakna sehingga untuk pemeriksaan glukosa darah lebih dipilih pengambilan darah kapiler.
Penelitian untuk mengukur respon nyeri dengan skor PIPP untuk pemeriksaan biokimiawi pada bayi kurang bulan belum pernah dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu peneliti ingin membandingkan respon nyeri antara tindakan pengambilan darah vena dan kapiler tumit pada bayi kurang bulan.