BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang ketat dan perubahan orientasi pendidikan, b) perguruan tinggi dituntut menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan diluar bidang studinya, c) memerlukan kemampuan generik atau transferable skill, dan d) kurikulum lama berdasarkan SK. Mendikbud No. 056/U/1994 masih berbasis content (Dewajani, 2006 ). Perubahan ini tampak sesuai dengan 4 pilar pendidikan learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Kurdi, 2009). Salah satu metode dalam SCL yang telah diterapkan pada beberapa fakultas kedokteran di Indonesia sesuai dengan arahan dari Dikti adalah Problem Based Learning (PBL) (Kurdi 2009). PBL adalah pendekatan instruksional yang menggunakan kasus untuk dipecahkan dengan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam kelompok kecil didampingi oleh tutor (Uden & Beaumont, 2006; Cantillon & Wood, 2010). Dengan kasus yang diberikan, mahasiswa dipacu untuk menentukan learning objective nya sendiri (Cantillon & Wood, 2010). Beberapa manfaat yang ditawarkan dari metode pembelajaran dengan PBL adalah meningkatkan pemikiran kritis mahasiswa (Ozturk et al, 2008), mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, keterampilan berkomunikasi (Azer, 2005), self directed learning¸ mengembangkan clinical reasoning (Azer,
3
4
2005; Abdalla & Gaffar, 2011), dan kemampuan untuk bekerja dalam sebuah tim (Abdalla & Gaffar, 2011). Agar mendapatkan manfaat dari PBL, ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah tutor dan dinamika kelompok (Abdalla & Gaffar, 2011 ). Tutor berperan sebagai fasilitator, menstimulasi mahasiswa agar belajar mandiri dan memastikan bahwa setiap mahasiswa dalam kelompok terlibat dalam proses. Tutor tidak menyampaikan pengetahuan secara utuh tapi menggali pengetahuan
mahasiswa dengan mengajukan
pertanyaan
dan menuntun
mahasiswa pada bahasan yang spesifik (Rideout & Carpio,2001 cit Yuan et al. 2011). Tutor yang baik adalah tutor yang tertarik dengan apa yang dipelajari mahasiswa (Uden & Beaumont, 2006). Pemahaman tutor dan keterampilan menjadi seorang fasilitator PBL menjadi penentu kesuksesan PBL (Uden & Beaumont, 2006). Sebuah model dikembangkan oleh Gijselaers
& Schmidt (1990). Mereka mengembangkan
model untuk mengetahui variabel-variabel yang menjadi kunci dalam pelaksanaan PBL. Variabel tersebut adalah kinerja tutor, pengetahuan awal, kualitas skenario, waktu belajar, dinamika kelompok, prestasi dan ketertarikan. Mereka melakukan penelitian untuk menghubungkan variabel-variabel tersebut. Salah satu hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan adanya hubungan antara kinerja tutor dengan dinamika kelompok (p<0,01). Penelitian lain dilakukan oleh Mete & Sari (2008) yang dilakukan pada 21 mahasiswa keperawatan
menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa
mengekspresikan pandangan mereka terhadap apa yang seharusnya dilakukan
5
tutor seperti menjaga kontak mata, memberikan informasi yang benar, memberikan pertanyaan yang tepat saat sesi PBL. Sebagian besar mahasiswa juga menyatakan bahwa tutor mempunyai pengaruh yang kuat dalam menciptakan atmosfer kelompok. Mahasiswa mengatakan, “ There are some students who don’t actively participate in discussions. I’m one of those inactive participants and I feel anxious when tutors ask me questions. For me, students rather than tutors can help such students. Only the group can resolve this problem.’’ Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Istadi (2010) juga membuktikan bahwa kinerja
tutor berpengaruh terhadap keefektifan proses tutorial PBL.
Penelitian yang dilakukan pada 223 sampel menunjukkan hasil bahwa kinerja tutor, kepercayaan tentang hubungan di antara anggota kelompok dan perilaku belajar kelompok memiliki pengaruh sebesar 54 % terhadap keefektifan kelompok. Dua penelitian di atas membuktikan bahwa bagaimana seorang tutor melakukan perannya dapat mempengaruhi keefektifan proses PBL. Telah disebutkan bahwa tugas tutor adalah memastikan setiap mahasiswa dalam kelompok PBL terlibat dalam
proses diskusi dengan kata lain
memfasilitasi dinamika kelompok (group dynamics). Penelitian yang dilakukan oleh Mete & Sari (2008) menunjukkan bahwa mahasiswa menyatakan tutor memiliki pengaruh yang besar dalam mengatur jalannya diskusi. Mereka ingin tutor menciptakan lingkungan belajar dimana setiap orang mendengarkan yang lain, mahasiswa yang
tidak
dominan bisa dikendalikan.
aktif ikut berpartisipasi dan mahasiswa yang
6
Lingkungan yang kondusif dan terjaga dinamikanya dapat mendukung adanya pembelajaran yang kolaboratif (Cantillon & Wood, 2010) sehingga pengetahuan yang didapat akan lebih kaya bila setiap mahasiswa mengajukan pendapat. Dinamika kelompok yang bergantung kepada anggota kelompok, penanganan masalah, pengaruh tutor, dan kolaborasi kelompok akan memastikan bahwa setiap anggota akan berpartisipasi secara efisien dan efektif sehingga bisa memperbaiki kerja tim (Abdalla & Gaffar, 2011; Francis 2011). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai PBL yang efektif ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kinerja tutor. Selain itu, dinamika kelompok juga mempengaruhi keefektifan PBL karena dengan berjalannya dinamika kelompok yang baik akan menghasilkan suasana pembelajaran yang kolaboratif.
Dinamika kelompok dipengaruhi oleh
kemampuan tutor dalam menjalankan perannya sehingga posisi tutor dalam menjalankan tugasnya menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam proses PBL. Hasil studi pendahuluan terhadap 9 orang mahasiswa di PSIK FK UGM menyatakan bermacam-macam pendapat. Dua dari sembilan mahasiswa menyatakan secara jelas bahwa dinamika kelompok tutorial yang mereka ikuti kurang baik. Pernyataan R12 mengenai dinamika kelompok tutorialnya. “…ada kelompok yang menurut saya sih dinamikanya kurang, jadi ada yang cuma habis jawab pertanyaan tu ada yang ya udah jawab, jawab tidak ada yang eee apa ya diskusi lebih lanjut lagi apakah ada yang tanya lagi ataupun
didiskusikan lebih lanjut,…. Dan biasanya pun kalo
didiskusikan lebih lanjut itu ada yang malah menyeleweng gitu lho kemana-mana..”
7
Sedangkan masalah kinerja tutor, semua mahasiswa dari 9 responden setuju apabila tutor mempengaruhi jalannya diskusi kelompok tutorial mereka dengan meluruskan tema pembelajaran dan memberikan feedback. Sembilan mahasiswa memberikan pendapat yang berbeda-beda tentang kinerja tutor. Bila disimpulkan secara ringkas, tutor kadang mengabaikan diskusi, bermain HP atau laptop apabila dosen sangat sibuk, tidak peka terhadap permasalahan kelompok dan tidak termotivasi untuk menjalankan perannya sebagai tutor. Pernyataan T12, “ …kebanyakan sih kayak penutornya tu kayak udah bosen gitu lho jadi mereka cuman ya dengerin kadang malah ditinggal main HP atau main laptop kalo Bapak atau Ibuknya lagi sibuk atau memang harus deadline ngerjain kerjaannya,...” Penelitian pernah dilakukan oleh Setyarini (2005) di PSIK FK UGM mengenai peran tutor terhadap jalannya diskusi terutama penilaian peran tutor dalam memberikan pemahaman seven jumps. Hasil dari penelitan ini adalah peran tutor dalam memberikan pemahaman seven jumps kepada mahasiswa tidak baik (58 %). Murdhiono (2005) juga melakukan penelitian di PSIK FK UGM mengenai hambatan mahasiswa dalam melakukan diskusi. Hal yang menghambat diskusi yaitu : 1) Diskusi tidak seimbang (64,3%), 2) tidak membawa referensi (14,2%), 3) kurang menguasai bahan (14,2%), dan 4) tidak ada interaksi antar angggota (7,1%). Sedangkan hambatan dari tutor yaitu: 1) tutor terlambat/tidak datang (50%), 2) tutor tidak peduli terhadap jalannya diskusi (42,8%), 3) tutor terlalu mengintervensi (35,7%), 4) tutor menganjurkan pemakaian bahasa asing (14,2%).
8
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM masih belum baik dengan berbagai alasan yang telah disebutkan sebelumnya. Begitu pula dengan kinerja tutor belum sepenuhnya baik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM dan mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja tutor terhadap dinamika kelompok tutorial sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi terhadap jalannya diskusi tutorial. Selain itu, belum pernah ada penelitian khusus di PSIK FK UGM yang mengukur seberapa besar pengaruh kinerja tutor terhadap dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM.
B. Rumusan Masalah Bagaimana hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM berdasarkan persepsi mahasiswa? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui bagaimana hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM berdasarkan persepsi mahasiswa. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran umum proses tutorial di PSIK FK UGM b. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kinerja tutor di PSIK FK UGM c. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kondisi dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM
9
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang proses tutorial. 2. Praktis a. Bagi instansi: menjadi bukti ilmiah untuk bahan evaluasi terhadap proses tutorial di PSIK FK UGM demi perbaikan program tutorial dan menentukan kelemahan serta kelebihan dari tutor. b. Bagi mahasiswa: mengetahui kekurangan dinamika kelompok mahasiswa sehingga bisa meningkatkan motivasi mahasiswa. c. Bagi tutor: mengetahui kekurangan dalam menjalan perannya sebagai tutor sehingga bisa meningkatkan keterampilan dalam menjalankan tugas sebagai tutor d. Bagi peneliti: dapat memberikan informasi mengenai bagaimana hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok.
10
E.
Keaslian Penelitian
Tabel .1 Keaslian Penelitian NO 1
JUDUL
PENULIS
Persepsi Tutor Yulistini, Terhadap Kinerjanya 2007 dan Hubungan dengan Dinamika Kelompok Tutorial di Fakultas Kedokteran Andalas Padang
METODE
HASIL
PERSAMAAN
PERBEDAAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik non eksperimental dengan melakukan analisis regresi linear. Dalam penelitian ini, responden penelitian adalah tutor yang bertugas dalam kegiatan tutorial dan mahasiswa sebagai penilai dinamika kelompok tutorial. Hasil kuesioner tersebut dilakukan uji korelasi Pearson-r. Selain itu hubungan
Dengan analisis regresi linear, didapat nilai r 2 =0,026 dan berdasarkan analisis pearson-t koefisien korelasi r = 0,079. Kinerja tutor hanya dapat memprediksi 0,6% variasi dinamika kelompok tutorial. Dalam penelitian ini kinerja tutor tidak dapat digunakan untuk memprediksi dinamika kelompok yang difasilitasi. Kinerja tutor tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan dinamika kelompok tutorial.
a. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kinerja tutor dengan dinamika kelompok. b. Menguji dua variabel yang sama yaitu kinerja tutor dan dinamika kelompok tutorial. Dinamika kelompok tutorial di ukur menurut persepsi mahasiswa.
Kinerja tutor penelitian yang dilakukan Yulistini menggunakan kuisioner adaptasi skala dari De Grave, et al.(2003), sedangkan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner adaptasi skala dari Dolman dan Ginns (2005) yang dialihbasakan oleh Yani Istadi (2011). Responden adalah tutor dan mahasiswa.
11
2
korelasi antara kedua variabel berdasarkan tahun akademik dan latar pendidikan tutor dengan uji korelasi Spearman-rho. Penelitian dilakukan diFakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Faktor-faktor Istadi, 2010 Penelitian ini yang Dianggap menggunakan sebagai metode kuantitatif Prediktorterha dengan analisis dap korelasi dan Keefektifan regresi berganda. Kelompok Penelitian ini tutorial dilakukan di Problem Fakultas Based kedokteran Learning UNISSULA (PBL) angkatan 2008.
Ada hubungan positif dan signifikan antara keefektifan kelompok dengan kinerja tutor, kualitas masalah, dimensi kepercayaan tentang hubungan di antara anggota-anggota kelompok, dan perilaku belajar kelompok. Kualitas masalah dan motivasi bukan merupakan faktor prediksi terhadap keefektifan kelompok.
Salah satu variabel dari penelitian Yani Istadi adalah kinerja tutor. Menggunakan pendekatan kuisioner.
Tujuan penelitian : penelitian Yani Istadi bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang dianggap sebagai prediktor terhadap keefektifan kelompok tutorial Problem Based Learning (PBL). Sedangkan peneliti ingin mengidentifikasi hubungan antara kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial.
12
3
Nursing Mete, Sari Penelitian ini students’ (2007) merupakan expectations penelitian from tutors in kualitatif. Peneliti PBL mengambil 21 and effects of responden yang tutors’ dibagi menjadi tiga behaviour on kelompok. Setiap nursing kelompok terdiri students atas 7 responden. Setiap kelompok dilakukan focus group interviews.
Untuk meningkatkan keefektifan kelompok tutorial, faktor kepercayaan tentang hubungan di antara anggota-anggota kelompok, perilaku belajar kelompok, dan kinerja tutor perlu ditingkatkan. Hasil penelitian yang Satu variabel yang sama Tujuan penelitian : menggunakan metode yaitu kinerja tutor Samiya mete,et al meneliti kualitatif kepada 21 tentang apa yang mahasiswa diharapkan mahasiswa menunjukkan : dari tutor dan meneliti a. Harapan kepada pengaruh perilaku tutor tutor meliputi 7 terhadap motivasi klasifikasi yaitu mahasiswa. Sedangkan karakteristik peneliti ingin mengetahui individu, hubungan kinerja tutor memberikan dengan dinamika pertanyaan, kelompok tutorial. keahlian, memberikan informasi, dinamika kelompok, memberikan
13
umpan balik dan evaluasi. b. Mahasiswa melaporkan bahwa perilaku tutor mempengaruhi motivasi mereka dan kesuksesan PBL.