BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat komplek bagi manusia karena merupakan bagian dari kelangsungan hidup yang terus berkembang. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam mengembangkan potensi manusia agar dapat membentuk kepribadian yang matang secara lahir dan batin, berakhlak mulia, serta bertanggung jawab, selain itu pendidikan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai cita-cita bangsa serta mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasa, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” Pada penerapan pendidikan diperlukan upaya-upaya terencana dan konkret berupa kegiatan pembelajaran bagi siswa yang dirancang sedemikian sehingga mampu mengembangkan kompetensi, baik ranah kognitif, aektif, maupun psikomotorik ( Muslich, 2009:22 ) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu mata pelajaran yang di ajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia salah satunya di
1
2
Sekolah Dasar, mengingat pentingnya pendidikan dalam menentukan kemajuan bangsa, maka diperlukan pendidikan yang berkualitas, khususnya pada mata pelajaran IPA. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik dalam merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih berkualitas dan terarah pada penguasan konsep IPA demi menunjang kegiatan sehari-hari siswa dalam masyarakat. Pendidikan IPA diharapkan dapat membangun motivasi siswa dalam mempelajari individu dan alam disekitarnya. Pembelajaran IPA memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas serta menjadikan siswa mampu berfikir kritis, kreatif dan bersikap ilmiah. Menurut Trianto (2008 : 70) berpendapat bahwa pembelajaran IPA secara umum sebagaimana termaktub dalam taksonomi bloom diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Pengetahuan yang di maksud yaitu pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam tidak jarang ditemukan kesulitan, kesulitan tersebut dapat ditinjau dari kelemahan pembelajaran IPA yang lebih menekankan pada aspek menghafal sejumlah konsep (kognitif), dan kurang menekankan pada penguasaan/ pemahaman konsep lingkungan sekitar yang dapat dilakukan dengan pendekatan keterampilan proses sebab IPA merupakan suatu proses dan produk. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan sebaiknya kegiatan pembelajaran IPA lebih
3
diarahkan pada pembelajaran aktif agar guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa maka siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran. Demi
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
khususnya
ilmu
pengetahuan alam tidak terlepas dari cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, guru memegang peranan penting dalam pengajaran salah satunya yaitu cara guru memilih metode dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menurut Pupuh dan M.Sobry (2010 : 55) menyampaikan bahwa pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan diperoleh secara maksimal. Menurut Piaget (dalam Gandesetiawan, 2010:103) usia siswa kelas V sekitar 10 tahun termasuk dalam tahapan operasional konkret, sehingga perlu diciptaka kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dalam belajar IPA diperlukan prinsipprinsip pembelajaran guna menunjang belajar yang efektif dan efisien. Prinsip-prinsip pembalajaran IPA meliputi: prinsip kontruktivisme yaitu kegiatan pembelajaran yang mengaitkan pengetahuan awal dengan struktur kognitifnya, prinsip motivasi yang terdiri dari motivasi instrinsik dan ekstrinsik, prinsip menemukan (inkuiri), prinsip pakem (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan),
prinsip belajar sambil melakukan
(learning by doing), dan belajar sambil bermain. Berdasarkan observasi awal, dengan guru bidang studi IPA pada tanggal 23 Mei 2015 di SDN Pagelaran 01 Kabupaten Malang diketahui
4
bahwa motivasi dan hasil belajar IPA siswa masih rendah salah satunya pada materi alat pernafasan hewan. Pada materi tersebut beberapa siswa belum bisa atau bingung dalam membedakan alat pernafasan hewan contohnya ketika guru memberi pertanyaan mengenai “insang merupakan alat pernafasan apa?” Terdapat beberapa siswa yang menjawab kurang benar ada yang menjawab cacing, serangga, dan burung. Kesalahan yang paling mendasar yaitu ketika siswa menyebutkan bahwa insang merupakan alat pernafasan manusia. Selain itu dalam pelaksanaan belajar mengajar guru lebih sering menggunakan metode pemberian tugas. Adapun kelemahan dari metode tersebut yaitu bahwasanya jika tugas yang diberikan terlalu monoton dan sulit akan membuat siswa merasa bosan serta menyita waktu siswa untuk kegiatan lainnya sehingga aktivitas dan motivasi siswa kurang optimal. Hal ini dapat terlihat pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung pasif dalam hal tanya jawab disamping itu terdapat beberapa siswa berbicara dengan temannya, ada yang lebih fokus pada gambar di buku paket, dan ada beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Permasalahan yang terjadi di atas berakibat pada nilai rata-rata siswa. Berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data dari 18 siswa terdapat 61% siswa belum mencapai KKM dan sisanya hanya 39% yang mencapai KKM, dari target KKM yang sudah ditentukan yaitu 70. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang mencakup RPP, silabus, dan bahan ajar sudah sesuai dengan kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum 2006 atau KTSP yang menggunakan pendekatan
5
PAIKEM. Namun pada kenyataannya dalam penyampaian pembelajaran guru kurang menerapkan pendekatan PAIKEM tersebut, sehingga berakibat pada suasana pembelajaran yang membosankan, monoton dan berpusat pada guru. Seharusnya pembelajaran tidak berpusat pada guru melainkan pada siswa, maka metode yang digunakan adalah metode yang lebih banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Rendahnya hasil belajar siswa sangat berkaitan dengan motivasi siswa, seperti kurangnya semangat siswa ketika belajar, siswa terlihat pasif, serta siswa kurang percaya diri dalam penyampaikan pendapatnya. Berdasarkan observasi peneliti menemukan bahwa motivasi siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal pada diri siswa yaitu rendahnya kemauan siswa untuk belajar, dan faktor eksternal kurangnya perhatian dari orang tua, lingkungan tema sebaya serta cara guru dalam menyampaikan pembelajaran yang kurang memotivasi siswa dalam belajar Pemilihan metode yang tepat ketika mengajar secara tidak langsung akan mempengaruhi motivasi anak dalam belajar.
Menurut Wahyuni
(2009:3) keberadaan motivasi dalam proses belajar merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi seluruh aspek-aspek belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru memiliki pengaruh yang sangat besar karena dituntut harus mampu menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Untuk memecahkan masalah yang sudah dijelaskan di atas, peneliti ingin menerapkan metode gallery walk berbasis PAIKEM yang bertujuan
6
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Metode gallery walk berbasis PAIKEM merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Selain meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, metode gallery walk berbasis PAIKEM juga memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerjasama antar kelompok serta menyampaikan hasil pameran diskusinya kepada kelompok lain, sehingga siswa mampu mengeluarkan pendapatnya dan menerima kritikan serta saran dari kelompok lain. Adapun kelebihan dari metode ini yaitu: (1) menyenangkan, (2) semua peserta didik terlibat aktif, (3) adanya semangat untuk menjadi yang terbaik sehingga motivasi peserta didik tinggi, (4) dapat mengingat konsep secara tidak langsung, (5) efektifitas waktu terutama untuk materi yang cakupannya luas, (6) mengasah keterampilan bersosialisasi. Alasan lain peneliti mengambil judul tentang metode galley walk berbasis PAIKEM yaitu agar siswa mampu mengingat apa yang telah dipelajari, hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Silberman (2007:274) bahwa galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari selama ini. Alasan tersebut disampaikan karena pembelajaran yang melibatkan fisik dan otak akan membuat
siswa
lebih
mudah
mengingat
daripada
siswa
hanya
mendengarkan secara teori atau penjelasan dari guru. Berdasarkan uraian di atas, untuk mengatasi masalah yang timbul di sekolah dapat diterapkan penggunaan metode yang aktif dan
kreatif.
Sehingga peneliti mengambil judul “Peningkatan Motivasi dan Hasil
7
Belajar IPA Melalui Metode Gallery Walk Berbasis Paikem Kelas V SDN Pagelaran 01 Pagelaran-Malang.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana penggunaan metode gallery walk berbasis PAIKEM untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA kelas V SDN Pagelaran 01 Kabupaten Malang? 2. Bagaimana motivasi dan hasil belajar IPA melalui metode gallery walk berbasis PAIKEM kelas V SDN Pagelaran 01 Kabupaten Malang?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui dan mendiskripsikan penggunaan metode gallery walk berbasis paikem agar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA kelas V SDN Pagelaran 01 Kabupaten Malang.
2.
Mengetahui dan mendiskripsikan motivasi dan hasil belajar IPA melalui metode gallery walk berbasis PAIKEM kelas V SDN Pagelaran 01 Kabupaten Malang
8
D. Hipotesis Tindakan Penerapan
metode
gallery
walk
berbasis
PAIKEM
dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V SDN Pagelaran 01 pada mata pelajaran IPA dengan materi alat pernafasan hewan dan fungsinya. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Membantu guru dalam menambah pengetahuan tentang macam–macam metode pembelajaran. Serta dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam mengolah proses pembelajaran di kelas 2. Bagi Siswa Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran IPA pada materi alat pernafasan hewan dan fungsinya serta meningkatkan motivasi, kemampuan peserta didik dalam bekerja sama 3. Bagi Peneliti Lain Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metode gallery walk metode gallery walk berbasis PAIKEM dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA, selain itu juga dapat dijadikan acuan penelitian pada metode yang sejenis.
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Agar penelitian ini dapat terarah, maka diperlukan ruang lingkup dan keterbatasan masalah. Adapun ruang lingkup dan keterbatasan masalah dalam penelitian ini yaitu, peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA pada
9
materi alat pernafasan hewan melalui metode gallery walk berbasis paikem pada siswa kelas V SDN Pagelaran 01 Pagelaran-Malang
G. Definisi Istilah Definisi istilah ini digunakan agar tidak terjadi kesalah pahaman penjabaran istilah dalam judul. Adapun batasan istilah adalah sebagai berikut : 1. Metode gallery walk Menurut Silberman, (2007:264) Metode gallery walk atau galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari. 2. Model pembelajaran PAIKEM PAIKEM merupakan
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang dignakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Jauhar,2011:150). 3. Hasil belajar Hasil belajar menurut Sudjana (2006 : 2) adalah perubahan tingkah laku pada peserta didik yang telah terjadi melalui proses belajarnya. 4. Motivasi Motivasi menurut Wahyuni (2009:11) merupakan salah satu komponen yang penting dalam belajar, namun seringkali sulit untuk diukur.