BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa saat ini diharapkan menjadi sosok manusia yang berintelektual tinggi sehingga menjadi sumber daya yang berkualitas, namun pada kenyataan masih banyak dijumpai belum dapat
memenuhi tuntutan kebutuhan
pembangunan disegala bidang dan aspek kehidupan bangsa dan negara sekarang. Seorang mahasiswa diharapkan semakin bergairah dan termotivasi untuk mencapai sukses secara maksimal dengan tujuan memperkaya diri secara optimal. bahwa mahasiswa yang berorientasi pada pengejaran keberhasilan, akan menilai tinggi hasil yang maksimal dan memandang kemampuan sebagai suatu yang selalu ditingkatkan. Mahasiswa termasuk dalam usia remaja 18-21, usia tersebut berada pada masa remaja akhir, dimana pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya. Usia remaja sangat rentan dengan keadaan lingkungan dan pergaulan. Pada era sekarang ini remaja telah
terkontaminasi
dengan
perkembangan
jaman
dan
tehnologi.
Perkembangan teknologi tidak berarah ke perubahan yang positif malah menjadikan remaja menuju ke hal-hal yang negatif yang membentuk pribadi dan motivasi belajar yang kurang baik bagi remaja. 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Sebagian besar mahasiswa yang hidup di lingkungan kampus mempunyai satu tujuan yang sama yaitu menuntut ilmu, menjadi pribadi yang lebih baik, mendapatkan gelar sarjana, mempunyai keahlian di bidang pendidikan yang digeluti dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi setelah tamat dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Banyak pilihan universitas yang bisa dimasuki, baik itu di dalam kota maupun di luar kota, sehingga menyebabkan para mahasiswa harus jauh dari orang tua dan keluarga mereka. Di tempat menimba ilmu yang jauh dari tempat tinggal mereka, banyak tantangan yang harus dipenuhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Masalah-masalah yang dialami mahasiswa pun tidak hanya itu, banyak yang lain misalnya : dalam hal pembelajaran di kampus yang dirasa sangat membosankan, lingkungan kos yang tidak mendukung untuk belajar dan mengembangkan diri, dan sulitnya membagi waktu antara kuliah, mengerjakan tugas, dan organisasi sehingga sering membolos kuliah dan tidak memiliki motivasi untuk belajar akan berakibat pada nilai mahasiswa menjadi turun drastis. karena motivasi sangat dibutuhkan bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan motivasi mahasiswa dapat melakukan segala aktivitas yang berhubungan dengan dirinya yang dapat mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (Lepper,2005). Mahasiswa yang mempunyai banyak permasalahan seperti itu, biasanya karena kurang menyadari arti tanggung jawab, kedisiplinan, komitmen dan resiko yang akan mereka hadapi pada masa yang akan datang. Sedangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
untuk masa yang akan datang para lulusan dituntut untuk semakin berkompeten dan profesional di bidangnya masing-masing. Kriteria pekerjaan dan persaingannya pun akan semakin ketat. Kondisi seperti di atas membuat para mahasiswa mengalami banyak tekanan karena berbagai tuntutan yang harus mereka hadapi sehingga motivasi mereka menjadi menurun. Kadang-kadang mereka sering mengabaikan kewajiban utama mereka di bangku kuliah yaitu belajar. Perlunya kesadaran dan motivasi yang tinggi untuk menyadarkan permasalahan tersebut. kesadaran diri itu tentunya timbul dari dalam diri mereka sendiri. (Mayasari,2011). Biasanya mahasiswa yang seperti itu bingung harus memprioritaskan mana yang lebih penting. Ketika mahasiswa menghadapi berbagai macam masalah yang ada, seringkali mereka lari dari kenyataan dan bahkan menghindarinya, sehingga masalah yang mereka alami pun tidak dapat terselesaikan dengan baik dan bahkan tidak ada jalan keluarnya sama sekali karena mahasiswa tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikannya. (Ginsbrug&Bronstein, 2005). Rendahnya motivasi belajar mahasiswa kerap menjadi permasalahan dari rendahnya kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi. Pada kebanyakan peguruan tinggi swasta, faktor ini bahkan menimbulkan persoalan dilematis, karena dengan rendahnya motivasi belajar, sebenarnya tidak mungkin mahasiswa dapat menguasai bahan pembelajaran dengan baik, namun harus diluluskan demi kelangsungan perguruan tinggi tersebut. Praktek seperti ini menjadi aman dan langgeng, karena secara tidak langsung didukung oleh kebanyakan mahasiswa yang tujuan utamanya adalah kesarjanaan, dan bukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
untuk menguasai ilmu pengetahuan. Masyarakat indonesia diperkirakan akan semakin rasional, sehingga lulusan perguruan tinggi kelak tidak lagi dipandang dari gelar kesarjanaan yang disandangnya, melainkan dari isi kepalanya. Gelar kesarjanaan tidak lagi menjadi tujuan utama seseorang dalam mengikuti pendidikan tinggi, melainkan penguasaan ilmu pengetahuan. (Eccles & midgley,2005) Dewasa ini, seiring dengan pertumbuhan jumlah perguruan tinggi yang pesat,
maka
tingkat
persaingan
diantara
perguruan
tinggi
dalam
memperebutkan calon mahasiswa, juga menjadi semakin ketat. Hanya tersedia satu jalan bagi perguruan tinggi yang ingin bertahan dalam persaingan tersebut, yaitu melalui kualitas lulusan yang dihasilkannya agar dapat diterima di dunia kerja dan masyarakat umum. Tetapi lain halnya dengan perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi negeri tidak harus memperebutkan dan bersaing dalam mendapatkan calon mahasiswanya. Kualitas lulusan yang dihasilkan pun semata-mata tidak hanya untuk mengejar gelar kesarjanaan, tetapi benar-benar menekankan pada kemampuan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Untuk mencapai kemampuan tersebut dibutuhkan motivasi belajar yang baik. Dan dalam perguruan tinggi negeri mahasiswa yang sudah masuk dalam jurusan tertentu sulit untuk pindah hal tersebut dapat dilihat jika mahasiswa yang memiliki motivasi intrinsik yang sangat kuat maka akan tetap bertahan. Winkel (2004) mengatakan bahwa motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga mahasiswa yang termotivasi cenderung memiliki banyak energi untuk melakuan kegiatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
belajar. banyak perguruan tinggi memiliki fasilitas pembelajaran yang sangat memadai, namun semua itu tidak berarti apa-apa bagi penciptaan sarjana yang berkualitas jika tidak dibarengi dengan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswanya. Tidak adanya motivasi belajar, mahasiswa akan tetap malas belajar meski fasilitas belajar dikampusnya sangat mamadai. Motivasi menurut Harter (2006) menggambarkan sebagai suatu konsep yang dipakai untuk mendeskripsikan perilaku dalam diri seseorang yang menyebabkan timbulnya serta mengarahkan perilaku tersebut dengan didasarkan adanya suatu tantangan, rasa ingin tahu, serta penguasaan independen. Motivasi mencakup beberapa goal yang memberikan dorongan dan arahan dalam bertindak. Dalam motivasi, diperlukan aktivitas-aktivitas fisik dan mental. Aktivitas fisik memerlukan usaha, ketekunan, sedangkan aktivitas mental mencakup tindakan kognisi sebagai perencanaan, pengulangan, organisasi, pengawasan, pembuat keputusan, serta pemecahan masalah. Harter (2006) membagi motivasi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang atau dorongan untuk terlibat dalam suatu aktivitas demi aktivitas itu sendiri. sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang atau dorongan untuk terlibat dalam suatu aktivitas sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. apakah karena adanya stimulus atau rangsangan, suruhan atau bahkan paksaan dari orang lain, sehingga dalam kondisi demikian seseorang mau melakukan tindakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Motivasi intrinsik biasanya lebih bertahan lama dan efektif dibandingkan motivasi ekstrinsik. Dan ada beberapa aspek motivasi menurut Harter yaitu tantangan, rasa ingin tahu, penguasaan independen, pekerjaan yang mudah, guru menyenangkan, dan ketergantungan pada dosen. Motivasi intrinsik mendorong mahasiswa belajar untuk memenuhi rasa ingin tahu (Harter & Connel dalam Pintrich & Schunk,2005). Selain itu mahasiswa yang memiliki motivasi intrinsik terdorong untuk mengerjakan suatu tugas atau aktivitas dikarenakan adanya perasaan menyenangkan (enjoyable) yang dirasakan, aktif berpartisipasi dalam tugas, tidak adanya reward materi dan aktivitas diluar tugas . Sedangkan motivasi ekstrinsik mendorong mahasiswa yang mengikuti pembelajaran untuk mendapatkan hal lain di luar kegiatan belajar itu sendiri (Woolfolk,1995). Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa menurut Harter diantaranya : kompetensi yang dimiliki individu, afek dalam kegiatan belajar yang dilakukan, dan Pengajaran Selama proses pembelajaran, dosen hanya memberikan arahan dan pengendalian. Harapan Dosen tinggi untuk kemajuan mahasiswa, waktu maksimum yang dihasilkan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akademis, dan ada upaya-upaya dosen untuk meminimalisasi pengaruh negatif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain dalam proses pembelajaran yang berpusat pada dosen, mahasiswa akan pasif dalam proses pembelajaran. (Grasha,2005)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Gaya mengajar seorang dosen dalam kelas tampak menjadi ciri utama dari dosen tersebut. Gaya mengajar dosen akan menunjukkan sikap dosen tersebut kepada mahasiswanya. Fungsi dosen yang paling utama adalah memimpin mahasiswa, membawa mereka ke arah tujuan yang jelas. disamping orang tua, dosen
harus
menjadi
contoh
bagi
mahasiswanya.
Mahasiswa
akan
memperhatikan gaya mengajar dosen bahkan mencontoh dosennya. Hal ini akan menjadi pancingan apakah mahasiswa tertarik dengan dosen dan pelajaran yang disampaikan. Pengaruh cara mengajar dosen terhadap mahasiswanya sangat besar, Faktor-faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati misalnya memegang peran penting dalam interaksi sosial (Gerungan dalam egen & kauchak,2004). Gaya mengajar dosen memerlukan variasi sehingga tidak hanya menggunakan satu macam gaya saja yang nantinya akan membuat siswa menjadi bosan.
Dosen memiliki peranan penting dalam menumbuhkan
motivasi belajar para mahasiswanya melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengalaman dan kemampuan dosen kepada mahasiswa secara individual. Menurut Grasha gaya mengajar dibagi menjadi 5 yaitu gaya mengajar Ahli (Expert), Autoritas Formal (Formal Authority), Model Personal (Personal Model), Fasilitator (Facilitator), dan Delegasi (Delegator). Hasil peneliatian yang dilakukan oleh Aneela Sheikh dan Nasir Mahmood (2014) dengan judul pengaruh gaya mengajar terhadap motivasi siswa mata pelajaran bahasa inggris di tingkat menengah. Subjek dalam penelitian ini semua guru bahasa inggris di SMA swasta di Lahore dan semua siswa di SMA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
lahore. Dan hasil penelitian ini total Total 110 siswa direkrut untuk penelitian ini, siswa perempuan yang paling termotivasi oleh gaya ahli, di mana siswa sebagai laki-laki yang paling termotivasi oleh gaya otoritas formal, tetapi kedua jenis kelamin yang sangat termotivasi oleh gaya delegator sebagai gaya memotivasi sekunder. Gaya fasilitator paling termotivasi kedua jenis kelamin. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aneela Sheikh dan Nasir Mahmood menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara Gaya pengajaran yang berbeda terhadap tingkat motivasi siswa. Berdasarkan masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut masalah ini, agar dapat melihat adakah hubungan antara gaya mengajar dosen dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa di Universitas X. Penulis akan menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul “Hubungan Antara Gaya Mengajar Dosen dengan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa di Universitas X”. B. Rumusan Masalah Setelah dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini masalah dirumuskan menjadi : 1) “Adakah Hubungan antara Gaya Mengajar Dosen dengan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa di Universitas X” ? C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dikemukakan tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
1. Untuk Mengetahui Hubungan antara Gaya Mengajar Dosen dengan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa di Universitas X. D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi institusi psikologi pendidikan, bahwa gaya mengajar dosen yang efektif akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan yang berkaitan dengan gaya mengajar dosen dan motivasi belajar.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Bagi mahasiswa diharapkan memberikan informasi bahwa dengan gaya mengajar dosen yang efektif akan meningkatkan motivasi belajarnya di kelas. b. Bagi Dosen Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dosen untuk mengetahui bahwa gaya mengajar dosen berhubungan dengan motivasi mahasiswa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
c. Bagi Peneliti (1)
Untuk memperdalam ilmu yang diperoleh secara teoritik
(2)
Dapat memperoleh pengalaman-pengalaman langsung dalam meneliti mahasiswa dan memberi dorongan kepada peneliti lain untuk penelitian yang sejenis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/